Home / Romansa / Mantan Istri CEO Dingin / 100. Pim disayang

Share

100. Pim disayang

Author: missingty
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Namun, alih-alih sesuai dugaan para wali murid yang ada di ruangan itu, senyuman Shane justru muncul kembali setelah melihat wajah Primrose, dan hal itu langsung menghancurkan ekspektasi para wali murid yang tak ingin anak Helena sekolah di sana.

Gadis kecil itu bahkan berteriak lantang. “Shane!”

Semua mata memandang pelukan hangat yang diberikan Shane Digory pada gadis cilik itu. Manik coklat hazelnut bertabrakan dengan iris hijau zamrud Helena, sebelum Shane kembali menatap Primrose dan meninggalkan Helena dengan kesan dingin.

“Bagaimana keputusan Anda?” tanya Shane melihat ke kepala sekolah itu.

“Sa-saya sesuai keputusan awal akan memberhentikan Primrose dari sekolah ini karena-.” Mada menelan salivanya, ia yang biasanya bersikap tegas ternyata bisa ketakutan juga menghadapi Shane Digory. “urusan keluarganya membuat ketenangan sekolah ini terganggu.”

“Saya keberatan atas keputusan yang Anda berikan pada Pim. Ini merupakan pelanggaran pertamanya, dan Anda sudah mau mendepak anak di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mantan Istri CEO Dingin   101. Kenyataannya

    “Nyonya Grace!” potong Ibu Mada ketika Grace meneriakkan bantahannya. “Masalah sudah selesai.”Suasana yang tadi cair kembali tegang akibat Grace, sampai akhirnya Shane buka suara kembali. “Baik, kurasa masalah ini sudah selesai. Bahkan anak-anak lebih pintar menyelesaikan masalahnya ketimbang orang tua,” sindir Shane sambil menggendong Primrose. “Aku akan menanggung biaya pengobatan untuk anak-anak yang terkena pukul Pim.”Grace tertawa keras meremehkan, ia tahu Shane Digory tapi tampaknya benar-benar tak tahu seberapa hebat pria itu. “Suamiku direktur rumah sakit Salt Lake, kau tak perlu repot-repot untuk melakukan hal itu! Entah kau siapa, tapi kami memiliki banyak uang dari rumah sakit itu.”Shane tersenyum tipis. “Kurasa dengan kelakuanmu, aku tak perlu repot-repot mencari alasan untuk menghentikan kerja sama dengan rumah sakit Salt Lake.” Grace langsung bungkam dengan mata terbelalak. Bukan hanya Grace yang merasa ancaman itu, semua orang yang berada di dalam ruangan itu juga

  • Mantan Istri CEO Dingin   102. Berbohong

    Helena nyaris kehilangan kata-katanya terlebih ada Shane di cafe itu dan sedang mendengar percakapan ini. Di sisi lain ekspresi Barbara juga sangat menghakimi Helena. “Kenyataannya tidak begitu. Jangan berbohong bukankah begitu Mama mengajarimu” lanjut Helena. Ia merasa bersalah pada Primrose, ia mengajar anaknya jangan berbohong padahal dia sendiri baru saja berbohong. Setelah berkata itu, Helena melirik ke arah Shane, lelaki itu terlihat tidak menyimak pembicaraan Helena dan sedang berbicara dengan Jasper. Hal itu membuat Helena lega. Namun, Barbara yang juga tahu kenyataannya terlihat menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa akibat ucapan Helena, tapi ia tahu ia tak boleh ikut campur dalam hal ini. “Pim minta maaf, Ma,” ucap Primrose menahan tangis. Helena langsung berlutut agar manik matanya sejajar dengan iris coklat hazelnut milik Primrose. ‘Mama lah yang salah, Pim.’ Raut wajah Helena juga ikut tampak menahan tangis sebelum menarik Primrose ke pelukannya. “Maafk

  • Mantan Istri CEO Dingin   103. Kebenarannya

    Helena langsung mematung di tempatnya, wajah cantiknya pias karena terkejut akan apa yang diucapkan Shane. ‘Ia tahu!’ Apartemen kecil itu terasa semakin sempit dengan ketegangan yang menggelayut di udara, dua sosok manusia saling berhadapan. Sebuah atmosfer yang tegang dan hening menyelinap di antara mereka, memenuhi ruangan dengan keheningan yang menusuk. Helena memalingkan wajahnya dari Shane, ia tak berani menatap manik coklat hazelnut yang selalu terlihat sangat menakjubkan itu, menurutnya. Di sudut ruang tengah apartemen itu, Shane Digory berdiri dengan postur tegak, tatapannya tajam dan tampak menyala. Terlihat Shane menahan diri untuk tidak mengungkapkan amarahnya dengan segera, tapi gesekan itu jelas terlihat dalam cara dia menatap perempuan berambut hitam di hadapannya. Sementara itu, Helena juga berdiri dengan ekspresi, wajahnya mencerminkan kebingungan dan ketakutan. Ia sedang menyusun kata-kata untuk mengekspresikan apa yang ada di pikirannya yang kalut tanpa harus mempe

  • Mantan Istri CEO Dingin   104. Ancaman Shane

    Manik mata Helena langsung membulat, ia bergetar mendengar ucapan serupa ancaman yang baru saja dilontarkan Shane Digory. Hal yang paling Helena takuti sepanjang hidupnya. Helena langsung memukul dada bidang lelaki tinggi besar itu. “Kau tak akan pernah bisa memisahkan aku dengan Pim!” jerit wanita berambut panjang itu dengan wajah memerah. Sontak Shane langsung menggenggam pergelangan tangan Helena, menahan wanita itu dari memukul tubuhnya. “Dan kau kira kau bisa memisahkan ayah dengan anaknya, Helena?” Wajah Helena masih merah padam dan menatap Shane dengan ekspresi marah. “Aku tak akan membiarkan kau membawa anakku!” Helena masih berusaha mencegah apa yang dikatakan Shane, ia sekarang mendorong lelaki tinggi besar itu, tentu usaha yang sia-sia karena Shane tak bergeser seujung jari pun. “Aku akan melaporkanmu atas tindak pidana penculikan Shane jika kau berani coba-coba melakukannya!” Helena seakan lupa, orang yang ia hadapi adalah seorang Shane Digory. Shane nyaris tertawa

  • Mantan Istri CEO Dingin   105. Pim tahu!

    “Pim,” panggi Helena dengan terkejut. “Ka-kau tidak tidur?” Helena langsung mendekat ke anak gadisnya, berusaha mencoba tersenyum sambil bertanya-tanya dalam hati. ‘Apa Pim mendengarnya?’ Namun, Helena sepertinya sudah tahu dari mata bocah kecil itu yang memerah menahan tangis. “Pim… .” Primrose menahan isak tangisnya ketika mendekati ibunya. “Ma… mama bohong sama Pim?” tanya Primrose dengan suara bergetar. Helena mengembuskan napasnya, berusaha melepas rasa sesak yang sekarang malah mengikat kencang di dadanya. Ia kembali tak sanggup berkata apa pun. Iris coklat hazelnut dan rambut abu gelap milik Primrose seakan mengingatkan Helena dengan kejadian tadi ketika ia bertemu dengan mantan suaminya. Shane begitu mirip dengan Primrose dan mereka sama-sama memiliki ekspresi kecewa yang tercetak jelas di wajah masing-masing. “Kau adalah orang yang paling kupercaya, Helena. Diantara semua orang.” Helena terbayang wajah Shane ketika berkata seperti itu karena ekspresi yang anak semata wa

  • Mantan Istri CEO Dingin   106. Hilang

    Malam hari berganti dengan fajar dengan sekejap mata. Helena nyaris tak bisa tidur semalaman. Ia sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk dirinya dan gadis kecilnya yang akan bersiap pergi meninggalkan kota ini dengan segera. Kota Salt Lake masih sangat tenang pagi itu, waktu memang terasa lebih lambat untuk di mulai di kota kecil yang terkenal jarang penduduk itu. Berbeda dengan Digory Valley tempat Shane tinggal di dalam istana megahnya. Shane mengaduk kopi paginya yang dibawakan awal hari itu oleh Jasper dengan wajah yang tak jauh beda ketika asisten pribadinya itu menjemputnya dari apartemen Helena kemarin sore. Wajah tampan Shane masih masam. Jasper jadi sedikit ragu menyampaikan laporan paginya yang biasa ia lakukan saat bos besarnya itu sedang sarapan. “Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Shane menyadari asisten pribadinya terlihat gundah. “Saya ingin menanyakan tentang persiapan pesta pernikahan yang sudah dilakuan, Tuan Shane. Venue dan segala tentang pernikahan yang s

  • Mantan Istri CEO Dingin   107. Musuh lama

    Bergegas Helena pergi ke cafe walau tadi ia berharap orang terakhir yang ia temui pagi ini adalah mantan suaminya tapi sekarang harapan itu berbalik. Helena benar-benar ingin bertemu Shane Digory. Namun, cafe itu masih sepi tak ada jejak kedatangan Shane Digory seperti biasanya. ‘Apa ia membawa Pim dan meninggalkan kota begitu saja.’ Pikiran Helena mulai berkecamuk tak menentu. Ia mulai menuduh Shane membabi buta dengan kesedihan yang sarat di matanya. Helena mencoba menghubungi Jeremy sesaat setelah di cafe. “Jeremy, maaf aku menghubungimu sepagi ini, tapi apa kau tahu nomor telepon Shane?” Terdengar suara mengantuk di ujung sambungan dan wajah Helena berubah dengan raut kecewa saat Jeremy menjawab, “aku tak punya. Kau kira aku siapa Helena. Tapi bukankah kau-.” Helena langsung memotong pembicaraan Jeremy. “Apa kau tak bisa memintakan nomor Shane pada Jasper?” Alih-alih menjawab Jeremy malah bertanya balik.“Kau tak punya nomor Tuan Shane? Bukankah kalian-.” Helena terdengar s

  • Mantan Istri CEO Dingin   108. Perintah Athena

    Helena menghembuskan napas kesal. “Apa yang harus aku lakukan?” Athena tersenyum licik. “Aku senang kau cepat tanggap.” Wanita berambut merah itu kemudian memerintahkan ke arah anak buahnya. “Panggil wartawan kesini segera.” Alis Helena langsung bertaut tapi ia belum sempat bertanya apa pun saat Athena berbalik melihatnya sembari berkacak pinggang. “Kau harus mengatakan persis sesuai apa yang aku inginkan. Tak peduli dengan nama baik, yang terpenting adalah anak itu kan bagimu?” Helena tak menjawab pertanyaan basa-basi Athena. “Cepat katakan apa maumu, aku ingin segera bertemu anakku!” “Baiklah- baiklah tenang dulu, brengsek,” umpat Athena sambil menyeringai. Ia kemudian melihat Helena yang berdiri di hadapannya dari ujung kaki hingga ujung rambutnya dengan pandangan meremehkan. “Setelah itu kau harus pergi dari kota ini, menghilang jauh! Kabar baiknya aku akan membiayai kepergianmu sekaligus kebutuhanmu selama ya-.” Athena tampak menimbang-nimbang sebentar. “Satu minggu.” Wanita

Latest chapter

  • Mantan Istri CEO Dingin   Epilog

    “Tes… Tes… satu, dua, tiga, tes, tes. Pim di sini.” Pim ketuk-ketuk dulu microphone ini ya. Kedengaran tidak? Pim mau cerita, ini ada kaitannya sama mainan baru, Pim. Kemarin Shane kasih ini diam-diam ke Pim ini. “Kamera buat ngerekam. Jadi sekarang Pim akan buat Vlog tentang keseharian Pim!” Pim semangat banget bicara di depan kamera. Sebentar, coba Pim ketok-ketok dulu kamera ini. Sudah jalan belum ya? Oh oke sudah baik. Mari kita rekaman lagi. “Hai selamat datang di Pim Vlog.” Sebentar Pim mikir dulu mau bilang apa lagi. “Okeh, terus apa lagi ya? Oh ya! Di Pim Vlog akan menceritakan-.” Cerita apa ya? Pim mau cerita apa ya? Mama nikah sama Shane? Rumah baru? Kamar baru? Boneka baru yang banyak? Tinggal di kota besar terus kemarin lewat toko kue yang warnanya merah muda. Duh mana duluan ya yang Pim ceritakan? Coba minta usulan Mama ah! “Mama, Mama!” Pim berlari-lari kecil ke dapur. Pasti Mama lagi di dapur. Kata Mama mau buat makan malam sih tadi. “Kenapa, Sayang?” Mama nany

  • Mantan Istri CEO Dingin   130. TAMAT.

    Helena menautkan keningnya. “Tapi masih banyak masakan yang harus aku buat lagi pula bukankah banyak waiters di depan?” Jam makan siang baru saja dimulai, pesanan silih berganti tak henti-henti masuk ke dalam dapur. Helena juga turut sibuk menyiapkan hidangan untuk para pelanggan. Jeremy menggeleng kencang. “Tolong, hanya kau yang bisa melakukannya.” Helena menoleh ke arah pegawai lain yang berada di dalam dapur. Wajah semua orang tampak tidak keberatan, bahkan salah satu chef senior berkata, “tolong bantu Tuan Jeremy saja Nyonya Helena. Disini biar aku yang mengatasi.” Helena menangguk dan mengikuti Jeremy keluar dapur. “Memangnya ada apa, Jeremy?” tanya wanita berambut panjang itu masih bingung. “Itu, Tuan Besar Shane Digory. Ia -seperti biasa- ingin dilayani olehmu,” jelas Jeremy dengan senyuman lebar. Helena langsung terlihat kesal. Ia mengira terjadi sesuatu yang begitu darurat. Tapi bagi Jeremy dan semua pegawai lain, kehadiran Shane Digory adalah sesuatu yang darurat d

  • Mantan Istri CEO Dingin   129. Tamu Penting

    “Nyonya Helena!” sambut Jeremy dengan nada riang sambil membuka pintu cafe. Ia memakai kemeja merah muda dan celana bahan berwarna coklat kopi yang senada dengan keseluruhan warna bangunan di belakangnya. “Aku sudah menunggumu dari tadi.” Helena masih terpaku di tempatnya dan tak memperdulikan kedatangan Jeremy. Lelaki itu akhirnya mengikuti arah pandang wanita itu. “Nama yang norak ya?” Jeremy kemudian menyemburkan tawanya setelah mengatakan hal itu, tak lama sampai ia sadar Helena menatapnya tajam. “Ah, maafkan aku Nyonya Hel, tolong jangan laporkan pada suamimu. Aku masih harus mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahanku dengan Barbara.” Helena langsung tertawa pelan. “Kalau begitu cepatlah kalian menikah agar kau lebih sadar.” “Tapi kulihat Tuan Shane semakin tak waras karena menikah Lihat aku tak menyangka ia akan memilih nama senorak itu. Dan kurasa hanya itu kekurangan cafe ini, semua sangat sempurna, dari bangunan, suasana, rasa masakan, promosi, dan para pengunjung sa

  • Mantan Istri CEO Dingin   128. Shane Mati

    Lelaki tampan itu akhirnya mengekori kembaran dengan ukuran mininya itu menunggu di meja makan. Helena kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mulai memasak sekaligus merapikan keadaan dapur yang berantakan. Shane tak bisa melepaskan tatapannya pada sosok wanita itu. Helena terlihat sangat luar biasa saat ini. ‘Cara ia menjepitkan rambutnya begitu seksi.’. “Ckck. Kau harus ingat ini, Shane.” Primrose merapatkan tubuhnya pada pria tinggi besar itu. “Jangan pernah membuang-buang makanan. Terakhir kali aku melakukannya, Mama membuatku menulis tulisan ‘aku menyesal’ sebanyak tiga lembar halaman folio dan Mama tak banyak bicara selama tiga hari.” Shane langsung menghela napasnya dengan berat. “Jadi aku melakukan kesalah lagi?” Ketimbang hukuman menulis tiga lembar halam folio, Shane lebih sedih ucapan Primrose yang mengatakan kalau Helena makin irit bicara selama tiga hari. ‘Aku ingin mendengar wanita itu bercerita padaku.’ Helena menghentikan obrolan ayah dan anak itu saat menghi

  • Mantan Istri CEO Dingin   127. Masakan Shane

    “Shane,” panggil Helena. Seketika laki-laki itu menoleh dengan wajah sangat terkejut, bahkan sutil di tangannya ikut terjatuh. “Kau sudah bangun, Helena?” Shane terlihat gugup sambil berusaha menyembunyikan ponselnya yang ia taruh di atas meja counter dapur. “Apa aku terlalu ribut hingga kau terbangun?” Helena memiringkan kepalanya, tapi tubuh besar Shane sudah menutupi layar ponselnya. ‘Seorang wanita ya? Kenapa aku berpikir setelah Athena ia tak memiliki wanita lain? Tunggu, kenapa aku harus peduli? Apa karena ia mengungkapkan rasa sukanya denganku kemarin jadi aku berharap lebih?’ “Helena…,” panggil Shane mengembalikan kesadaran wanita itu dari lamunannya. “Tunggu saja di ruang baca. Apa kau butuh sesuatu di dapur? Aku akan mengantarkanmu.” Helena langsung tersadar penyebab dia buru-buru ke dapur karena ada bau gosong yang sekarang mulai perlahan menghilang karena alat penghisap asap yang berada di atas kompor. “Tidak, aku hanya mencium bau masakan tadi-.” “Kau sudah lapar?” Sh

  • Mantan Istri CEO Dingin   126. Video Call dengan Wanita Lain

    “Hah!” Helena bergumam terkejut. “Apa maksudmu?” “Apa kau tidak tahu, aku sudah dipindah-tugaskan ke cabang Digory Valley cafe itu. Begitu juga Barbara.” Helena menelan salivanya. ‘Ini pasti semua ulah Shane. Selain memindahkan sekolah Pim ke sini, ia bahkan memindahkan penempatan kerja orang tua sahabat-sahabat Pim, hingga mereka juga ikut pindah sekolah ke Digory Valley bersama dengan Pim. Astaga, pria itu benar-benar berniat kami berada di sini. “Baiklah aku akan ke cafe Shiny yang berada di Digory Valley untuk bekerja besok.” Jeremy tertawa. “Maksudmu bekerja sebagai owner dan mengawasi kami kan?” “Hentikan candaanmu. Aku masih anak buahmu, Jeremy,” bantah Helena serius. Selang beberapa lama panggilan ponsel itu Helena akhiri. Jeremy masih tak serius menganggapnya akan kembali bekerja -benar-benar bekerja sebagai waiters. ‘Aku dan Shane Digory tak ada kaitannya. Sama seperti dahulu, pernikahan ini sama seperti dahulu, kan?’ Ketika malam hari, Helena mendapat panggilan dari

  • Mantan Istri CEO Dingin   125. Mau Adik

    Helena masih tak bereaksi apa pun, ekspresinya terlihat dingin di mata Shane. “Kau tak percaya ya?” Shane tak menunggu jawaban Helena, ia langsung melanjutkan perkataannya. “Aku pun tak percaya, aku tak percaya telah jatuh cinta padamu sejak hari itu. Hari terakhir kita bertemu. Dan sejak hari itu aku selalu menunggumu, Helena.” Helena tertawa sinis dengan pelan. Aku mengambil apa yang kau berikan padaku, Shane. “Jangan buat kesalahan yg sama dua kali, Shane. Kita pernah berumah tangga dan itu gagal, atau lebih tepatnya hancur berantakan dengan sangat parah. Apa bedanya dengan sekarang?” “Saat itu aku bahkan tak berusaha sama sekali.” Shane membalas perkataan Helena dengan penuh tekad. “Sekarang berbeda Helena. Aku akan berusaha, aku akan merubah apa yang terjadi dulu.” Helena mengangkat alisnya. Luka yang ia dapat dari laki-laki di hadapannya sudah terlalu dalam. “Percuma jika hanya salah satu saja yang berusaha. Karena kurasa aku tak sanggup berusaha lagi bersamamu.” Shane sad

  • Mantan Istri CEO Dingin   124. Menungguku?

    Helena awalnya berpikir kalau Shane sudah lama tak menempati bangunan ini, tapi tak ada setitik debu pun di setiap furniture yang ada. ‘Kukira ia tak tinggal disini, karena setahuku Athena tak suka bangunan tua bergaya klasik seperti rumah ini. Apa ia bisa membujuk Athena dan akhirnya tinggal berdua di sini?’ Helena melangkah menuju rak buku yang memenuhi dinding ruang tengah rumah itu. ‘Bahkan urutan buku yang ku susun tak berubah.’ Seulas senyum muncul di wajah wanita cantik itu. “Beberapa pembantu menyusun kembali urutan bukunya, tapi tak ada yang seperti kau lakukan hingga membuatku nyaman membacanya kembali,” celetuk Shane yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Helena. “Kau tinggal di rumah ini?” Helena tak dapat menutupi rasa penasarannya. Shane tersenyum. “Ya, terutama setelah tahun-tahun awal kita bercerai,” jawab Shane sambil perlahan berjalan mendekat ke arah Helena. “Aku berpikir kau akan kembali setelah pergi begitu saja tanpa berkata apa pun hari itu, hari dimana ki

  • Mantan Istri CEO Dingin   123. Rumah Kita

    Jasper tersenyum. “Betul, Tuan.” Shane tak pernah menceritakan apa pun isi hatinya pada orang lain. Tapi kali ini berbeda, lelaki itu tak tahu harus berbuat apa pada Helena. “Apa yang harus kulakukan, Jasper?” Jasper terkejut, majikannya itu tak pernah bingung dalam menentukan sikap tapi kali ini ia benar-benar terlihat putus asa. “Apa ini berkaitan dengan Nyonya Helena?” “Ya,” jawab Shane terdengar pelan. “Ketika tadi pagi saya menemuinya, Nyonya juga terlihat tak kalah terlukanya dengan Anda, Tuan Shane.” Shane langsung menegakkan punggungnya, karena terkejut sekaligus tertarik dengan informasi yang Jasper sampaikan. “Kenapa? Bukankah ia membenciku- ah ya tentu saja aku pantas dibenci olehnya. Ia tak mungkin memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padanya kan?” Jasper menoleh ke arah Tuannya. “Anda akan membiarkan hal ini berjalan seperti ini, Tuan?” Shane tersenyum menangkap maksud Jasper. “Tidak. Tentu saja tidak!” Tapi pundak Shane langsung turun kembali. “Tapi aku t

DMCA.com Protection Status