All Chapters of Mantan Istri CEO Dingin: Chapter 121 - Chapter 130
132 Chapters
120. Kamar Tidur Cuma Satu
Shane langsung mengeluarkan ponsel dari kantong jas putihnya. Ia mencari nama kontak dan tak lama memencet tombol video. “Seseorang ingin bicara denganmu,” ucap Shane sambil menyodorkan ponselnya pada Helena. Wanita cantik dengan rambut hitam panjang itu terlihat ragu dan bingung sebelum mengambil ponsel milik suaminya itu. “Helena!” seru Jeremy di ujung panggilan. Terlihat ia sedang berada di dalam pesawat. Jeremy menggeser kamera ponselnya ke samping, ke tempat Primrose duduk. Gadis kecil itu tersenyum lebar karena diapit oleh Barbara dan Tatiana. Para wanita itu seakan sedang melayani apa pun yang Primrose inginkan. “Kalian dimana?” tanya Helena bingung melihat suasana di panggilan video dengan Jeremy. “Kami sedang menaiki pesawat pribadi milik Tuan Shane,” jawab Jeremy. “Mama!” panggil Primrose, setelah itu ponsel Jeremy berpindah tangan. “Shane mengajak kami berlibur ke pulau Rhee malam ini! Keren sekali kan! Kami bahkan menaiki jet pribadi ke sana!”Helena menoleh ke arah S
Read more
121. Tempatmu bukan disini
Helena langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku pakai kamar mandi duluan ya.” Shane tersenyum melihat istrinya yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Segera lelaki tampan itu juga membersihkan diri di kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur. Shane sedang bersiap di ranjangnya. Ia memuji pegawai hotelnya yang sudah membangun suasana romantis di kamar hotel itu dengan sangat baik. Alunan lagu instrumen romantis perlahan terdengar dari piringan hitam yang tergesek gramophone, di sudut-sudut ruangan terdapat lilin-lilin dengan aroma terapi menenangkan tak lupa buket-buket bunga berjajar rapi di atas buffet dan kelopak bunga mawar bertebaran dimana-mana secara acak di dalam kamar itu. Sungguh sangat romantis, hingga membuat siapapun di dalam kamar itu merasa nyaman dan intim. Shane menunggu Helena di atas kasur kamar tidur. Ia sedang memeriksa laporan bisnis perusahaannya dari layar ponselnya saat ia menyadari Helena belum juga datang ke kamar tidur itu padahal waktu sud
Read more
122. Kau jijik padaku, kan?
“Pim… ,” panggil Helena masih dengan mata tertutup dan meraba-raba seseorang di sampingnya. “Kau harus bersiap-siap pergi sekolah.” Shane tersenyum melihat dadanya disentuh oleh Helena. Alis wanita itu bertaut ketika ia merasa ada yang aneh dari tubuh seseorang yang ia kira anak gadisnya. “Shane!” jerit Helena ketika sadar sepenuhnya dan melihat sosok yang tertidur di sampingnya. “Bagaimana aku bisa berada di kasurmu?” tanya Helena sambil melihat lelaki di sampingnya itu dengan was-was. Shane tersenyum sambil menaikkan sebelah alisnya. “Kau lupa?” Helena mengangguk. Seingatnya semalam ia tak mabuk hingga lupa diri. Dirinya hanya terlalu mengantuk dan berakhir tidur di sofa. ‘Bagaimana bisa pagi ini aku berada di ranjang Shane. Dan ia tidak marah?’ “Kau melompat ke ranjangku, Helena.” Manik mata Helena langsung membulat mendengar pernyataan Shane hal itu malah membuat lelaki itu semakin semangat untuk melanjutkan tipuannya. “Bahkan kau-.” Shane menggaruk tengkuknya yang tida
Read more
123. Rumah Kita
Jasper tersenyum. “Betul, Tuan.” Shane tak pernah menceritakan apa pun isi hatinya pada orang lain. Tapi kali ini berbeda, lelaki itu tak tahu harus berbuat apa pada Helena. “Apa yang harus kulakukan, Jasper?” Jasper terkejut, majikannya itu tak pernah bingung dalam menentukan sikap tapi kali ini ia benar-benar terlihat putus asa. “Apa ini berkaitan dengan Nyonya Helena?” “Ya,” jawab Shane terdengar pelan. “Ketika tadi pagi saya menemuinya, Nyonya juga terlihat tak kalah terlukanya dengan Anda, Tuan Shane.” Shane langsung menegakkan punggungnya, karena terkejut sekaligus tertarik dengan informasi yang Jasper sampaikan. “Kenapa? Bukankah ia membenciku- ah ya tentu saja aku pantas dibenci olehnya. Ia tak mungkin memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padanya kan?” Jasper menoleh ke arah Tuannya. “Anda akan membiarkan hal ini berjalan seperti ini, Tuan?” Shane tersenyum menangkap maksud Jasper. “Tidak. Tentu saja tidak!” Tapi pundak Shane langsung turun kembali. “Tapi aku t
Read more
124. Menungguku?
Helena awalnya berpikir kalau Shane sudah lama tak menempati bangunan ini, tapi tak ada setitik debu pun di setiap furniture yang ada. ‘Kukira ia tak tinggal disini, karena setahuku Athena tak suka bangunan tua bergaya klasik seperti rumah ini. Apa ia bisa membujuk Athena dan akhirnya tinggal berdua di sini?’ Helena melangkah menuju rak buku yang memenuhi dinding ruang tengah rumah itu. ‘Bahkan urutan buku yang ku susun tak berubah.’ Seulas senyum muncul di wajah wanita cantik itu. “Beberapa pembantu menyusun kembali urutan bukunya, tapi tak ada yang seperti kau lakukan hingga membuatku nyaman membacanya kembali,” celetuk Shane yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Helena. “Kau tinggal di rumah ini?” Helena tak dapat menutupi rasa penasarannya. Shane tersenyum. “Ya, terutama setelah tahun-tahun awal kita bercerai,” jawab Shane sambil perlahan berjalan mendekat ke arah Helena. “Aku berpikir kau akan kembali setelah pergi begitu saja tanpa berkata apa pun hari itu, hari dimana ki
Read more
125. Mau Adik
Helena masih tak bereaksi apa pun, ekspresinya terlihat dingin di mata Shane. “Kau tak percaya ya?” Shane tak menunggu jawaban Helena, ia langsung melanjutkan perkataannya. “Aku pun tak percaya, aku tak percaya telah jatuh cinta padamu sejak hari itu. Hari terakhir kita bertemu. Dan sejak hari itu aku selalu menunggumu, Helena.” Helena tertawa sinis dengan pelan. Aku mengambil apa yang kau berikan padaku, Shane. “Jangan buat kesalahan yg sama dua kali, Shane. Kita pernah berumah tangga dan itu gagal, atau lebih tepatnya hancur berantakan dengan sangat parah. Apa bedanya dengan sekarang?” “Saat itu aku bahkan tak berusaha sama sekali.” Shane membalas perkataan Helena dengan penuh tekad. “Sekarang berbeda Helena. Aku akan berusaha, aku akan merubah apa yang terjadi dulu.” Helena mengangkat alisnya. Luka yang ia dapat dari laki-laki di hadapannya sudah terlalu dalam. “Percuma jika hanya salah satu saja yang berusaha. Karena kurasa aku tak sanggup berusaha lagi bersamamu.” Shane sad
Read more
126. Video Call dengan Wanita Lain
“Hah!” Helena bergumam terkejut. “Apa maksudmu?” “Apa kau tidak tahu, aku sudah dipindah-tugaskan ke cabang Digory Valley cafe itu. Begitu juga Barbara.” Helena menelan salivanya. ‘Ini pasti semua ulah Shane. Selain memindahkan sekolah Pim ke sini, ia bahkan memindahkan penempatan kerja orang tua sahabat-sahabat Pim, hingga mereka juga ikut pindah sekolah ke Digory Valley bersama dengan Pim. Astaga, pria itu benar-benar berniat kami berada di sini. “Baiklah aku akan ke cafe Shiny yang berada di Digory Valley untuk bekerja besok.” Jeremy tertawa. “Maksudmu bekerja sebagai owner dan mengawasi kami kan?” “Hentikan candaanmu. Aku masih anak buahmu, Jeremy,” bantah Helena serius. Selang beberapa lama panggilan ponsel itu Helena akhiri. Jeremy masih tak serius menganggapnya akan kembali bekerja -benar-benar bekerja sebagai waiters. ‘Aku dan Shane Digory tak ada kaitannya. Sama seperti dahulu, pernikahan ini sama seperti dahulu, kan?’ Ketika malam hari, Helena mendapat panggilan dari
Read more
127. Masakan Shane
“Shane,” panggil Helena. Seketika laki-laki itu menoleh dengan wajah sangat terkejut, bahkan sutil di tangannya ikut terjatuh. “Kau sudah bangun, Helena?” Shane terlihat gugup sambil berusaha menyembunyikan ponselnya yang ia taruh di atas meja counter dapur. “Apa aku terlalu ribut hingga kau terbangun?” Helena memiringkan kepalanya, tapi tubuh besar Shane sudah menutupi layar ponselnya. ‘Seorang wanita ya? Kenapa aku berpikir setelah Athena ia tak memiliki wanita lain? Tunggu, kenapa aku harus peduli? Apa karena ia mengungkapkan rasa sukanya denganku kemarin jadi aku berharap lebih?’ “Helena…,” panggil Shane mengembalikan kesadaran wanita itu dari lamunannya. “Tunggu saja di ruang baca. Apa kau butuh sesuatu di dapur? Aku akan mengantarkanmu.” Helena langsung tersadar penyebab dia buru-buru ke dapur karena ada bau gosong yang sekarang mulai perlahan menghilang karena alat penghisap asap yang berada di atas kompor. “Tidak, aku hanya mencium bau masakan tadi-.” “Kau sudah lapar?” Sh
Read more
128. Shane Mati
Lelaki tampan itu akhirnya mengekori kembaran dengan ukuran mininya itu menunggu di meja makan. Helena kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mulai memasak sekaligus merapikan keadaan dapur yang berantakan. Shane tak bisa melepaskan tatapannya pada sosok wanita itu. Helena terlihat sangat luar biasa saat ini. ‘Cara ia menjepitkan rambutnya begitu seksi.’. “Ckck. Kau harus ingat ini, Shane.” Primrose merapatkan tubuhnya pada pria tinggi besar itu. “Jangan pernah membuang-buang makanan. Terakhir kali aku melakukannya, Mama membuatku menulis tulisan ‘aku menyesal’ sebanyak tiga lembar halaman folio dan Mama tak banyak bicara selama tiga hari.” Shane langsung menghela napasnya dengan berat. “Jadi aku melakukan kesalah lagi?” Ketimbang hukuman menulis tiga lembar halam folio, Shane lebih sedih ucapan Primrose yang mengatakan kalau Helena makin irit bicara selama tiga hari. ‘Aku ingin mendengar wanita itu bercerita padaku.’ Helena menghentikan obrolan ayah dan anak itu saat menghi
Read more
129. Tamu Penting
“Nyonya Helena!” sambut Jeremy dengan nada riang sambil membuka pintu cafe. Ia memakai kemeja merah muda dan celana bahan berwarna coklat kopi yang senada dengan keseluruhan warna bangunan di belakangnya. “Aku sudah menunggumu dari tadi.” Helena masih terpaku di tempatnya dan tak memperdulikan kedatangan Jeremy. Lelaki itu akhirnya mengikuti arah pandang wanita itu. “Nama yang norak ya?” Jeremy kemudian menyemburkan tawanya setelah mengatakan hal itu, tak lama sampai ia sadar Helena menatapnya tajam. “Ah, maafkan aku Nyonya Hel, tolong jangan laporkan pada suamimu. Aku masih harus mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahanku dengan Barbara.” Helena langsung tertawa pelan. “Kalau begitu cepatlah kalian menikah agar kau lebih sadar.” “Tapi kulihat Tuan Shane semakin tak waras karena menikah Lihat aku tak menyangka ia akan memilih nama senorak itu. Dan kurasa hanya itu kekurangan cafe ini, semua sangat sempurna, dari bangunan, suasana, rasa masakan, promosi, dan para pengunjung sa
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status