Grace yang berada di sisi wanita itu tersenyum dengan tangan terlipat. Ia merasa lega bukan hanya dirinya saja yang menginginkan Helena pergi dari sekolah ini.“Tapi ini tidak adil,” bantah Helena memohon kebijakan Mada. “Aku bahkan belum tahu duduk permasalahannya.”Sarah, sebagai wali kelas Primrose angkat bicara. “Pim memukuli tiga temannya, Nyonya Helena.”“Lihat anakku terluka hingga separah ini, apa kau tak tahu perbuatan kasar anakmu,” serang Grace. “Dia memukul begitu parah, hingga pipi anakku memerah.”“Dia juga memukulku!” bantah Primrose yang membela diri, sambil memeluk paha ibunya. “Kenapa kalian berkelahi?” tanya Helena pada putri kecilnya, mencoba menenangkan Primrose. Primrose langsung menatap wajah ibunya. “Itu karena mereka-.” Primrose menghentikan ucapannya. Ia melihat ke arah luar ruang guru, terlihat beberapa wartawan mengintip dari balik jendela dan pintu. Seakan mencuri dengar, siap merekam dengan peralatan yang mereka miliki. “Pim?” panggil Helena pada anakn
Read more