Home / Romansa / Janda Kesayangan Brondong Kaya / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Janda Kesayangan Brondong Kaya: Chapter 91 - Chapter 100

119 Chapters

91. Pelecehan

Haura sesekali mengipasi bagian selangkangannya, dia merasa sangat panas dan pedas. Jadi wanita itu sudah tidak tahan lagi untuk menyiramkan air ke sana, berharap kalau rasanya berkurang."Tan, di mana kamar mandi? Aku mau nyiram ini, siapa tahu rasanya berkurang." Haura menunjuk organ intimnya yang terasa panas."Itu di sana, masuk aja." Elisa mengarahkan ke arah pintu yang berada di dalam kamar.Haura yang sudah berada di ambang pintu kamar tamu, dia hanya perlu beberapa langkah lagi untuk menuju kamar mandi. Dengan cepat janda cantik itu terus melangkah masuk ke dalam, dia melepaskan semua pakaian bawahnya supaya dia bisa menyiram dengan leluasa."Duh kok masih panas, ya?" Haura gelagapan karena merasa masih panas, padahal dia sudah menyiramnya beberapa kali.Elisa yang merasa penasaran dengan kresek yang dipakai membungkus pakaian Haura segera memeriksanya. "Astaga! Ini bekas cabe, mana masih ada cabenya tiga biji!" Elisa geleng-geleng kepala melihat tiga biji cabe yang jatuh.Eli
Read more

92. Rindu ibu

Niko memandang remeh Dean, dia sangat yakin kalau lelaki muda tersebut tidak akan bisa memasukannya ke dalam jeruji besi. Lantaran Dean masih sangat muda, apalagi kekasih Haura itu tidak memiliki uang seperti dirinya. Mungkin ayah Dean memang kaya, namun apakah Rangga akan mau membantu sang anak.'Mana mungkin dia bakalan jeblosin aku!' batin Niko masih terus meremehkan.Dean tidak berkata apa-apa, dia memilih diam dan mengajak Haura untuk pergi dari sana. Karena dia sangat yakin, kalau lelaki itu pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal untuknya."Kayaknya emang benar dia gak akan masuk penjara. Karena dia kan punya banyak uang, pasti bisa nyewa pengacara buat bebasin," gumam Haura pelan.Sekarang kedua sepasang kekasih itu sedang berada di dalam mobil untuk menuju pulang, tetapi Haura malah memikirkan hal yang tidak-tidak lantaran dia merasa takut kalau mantan suaminya akan membalas dendam saat keluar dari sana."Tenang, semua biar aku yang urus. Kamu cukup diam aja," ucap Dean
Read more

93. Nikah!?

Hari ini Haura terlambat bangun, dia tidak sadar kalau sedang menginap di rumah Dean. Awalnya dia berpikir tidur di rumahnya, tetapi nyatanya dia salah. Alhasil janda cantik itu bergegas berlari ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah, lalu baru melangkahkan kaki menuju dapur.Haura merasa segan kalau menginap di rumah orang lain Haura bangun terlambat, dia merasa harus membantu walau pun itu adalah bantuan kecil. Namun saat di dapur, semua orang malah sudah duduk di kursi untuk menyantap hidangan yang sudah tersaji, hanya Elisa yang berdiri seperti ingin menemuinya ke kamar."Maaf, Tante. Aku bangun kesiangan," ucap Haura merasa bersalah, dia meremas pakaiannya karena memberikan kesan tidak baik kepada keluarga Dean."Enggak masalah. Ayo sini duduk makan bareng sama kamu." Elisa melambaikan tangannya supaya Haura mendekat.Haura ragu untuk mendekati, tetapi senyuman manis dari Elisa membuatnya tanpa sadar melangkahkan kaki untuk mendekati ibunya Dean. Elisa menyambut hangat dirinya,
Read more

94. Yirra

Kedua sepasang kekasih itu saling pandang, mereka menatap satu saka lain dengan tatapan bingung dan termasuk tidak percaya dengan apa yang didengar."Kenapa kalian kayak gitu? Apa enggak mau ke jenjang lebih serius?" Elisa melipat tangannya di dada, dia menatap intens kedua kekasih itu."Bukannya begitu, Ma. Ini terlalu cepat deh," sahut Dean ragu. Dia bahkan tidak tahu bagaimana perasaan Haura sekarang, apakah janda cantik itu mau menikah dengannya.Elisa beralih menatap Haura, janda cantik itu terlihat terdiam saja tanpa ada niat untuk menimpali percakapan mereka. "Kamu gimana, Haura? Apa kamu gak mau serius sama Dean?"Haura ragu ingin menjawab, dia kembali menatap Dean yang sedang sama sepertinya. "Aku terserah Dean aja, Tante. Kalau dia mau, ya aku mau," gumam Haura lirih."Nah Dean dengar sendiri kan?" Rangga menatap anak semata wayangnya."Kalau kalian udah ngomong kayak gitu, aku nurut aja gimana baiknya,""Loh kok kamu malah gitu, jadi cowok harus tegas dong! Iya bilang iya,
Read more

95. Pasrah

"Kalau kamu ke sini mau buat rusuh, lebih baik pulqng aja, Yirra!" bentak Dean yang tidak terima tunangannya dihina."Ada apa ini ribut-ribut?" Rangga datang bersama dengan sang istri, mereka mendekat karena mendengar ada keributan."Tante, Om! Ini masa sih orang udah tua kayak cewek ini jadi tunangan Dean? Ya seharusnya aku dong, lebih muda dan jelas cantik." Yirra membusungkan dadanya dengan sombong.Elisa menatap sinis kepada Yirra, dia merasa kalau wanita muda yang ada di depannya sekarang sangat tidak tahu sopan santun. Padahal sedang bertamu di rumah orang, tetapi tidak menunjukan rasa hormat sama sekali kepada pemilik rumah."Terus apa?" Elisa bersedekap dada, dia menarik-turunkan alisnya menatap wanita muda itu."Loh kok Tante gak ngerti sih maksud aku? Ya jelas batalin aja pertunangan ini, lebih baik Dean sama aku aja," jawab Yirra tidak tahu malu.Haura tertawa kecil mendengar itu, dia menatap Yirra dengan tatapan mengejek. Membuat wanita muda itu menjadi kesal dengan diriny
Read more

96. Enakkan?

Haura terus menatap dengan tatapan penasaran, jantungnya terus berdebar karena menantikan cerita apa yang akan diceritakan oleh Rangga kepadanya. Apakah sesuatu yang buruk? Itu adalah pertanyaan yang memenuhi kepalanya.Rangga menarik napasnya terlebih dahulu, lalu mulai menceritakan tentang semua kenakalan yang Dean lakukan. Entah beberapa kali dia membawa para wanita muda ke dalam hotel bahkan ada yang sampai hamil, membuat orang tuanya tidak terima dengan apa yang Dean lakukan. Alhasil membuat lelaki muda tersebut dilaporkan ke polisi oleh kedua orang tua wanita itu.Haura tertegun, pantas saja Elisa dulu menyebutkan kalau Dean adalah anak yang sangat dimanjakan oleh sang ayah. Rupanya inilah yang dimaksudkan oleh Elisa, dia sekarang sudah mulai mengerti."Jadi kalau kamu enggak mau sama anak kamu, kami enggak masalah." Perkataan Rangga membuat Elisa menjadi menggelengkan kepalanya pelan. "dia harus tahu sebelum terlambat loh, Ma!"Dean hanya bisa memilih pasrah, dia tidak bisa mel
Read more

97. Terkena!

Yirra mendekati Dean, lalu memapah lelaki itu dengan susah payah ke kamar tidur tamu yang berada di lantai bawah. Tentu saja beberapa kali Dean meronta, tetapi karena dia sedang terpengaruh efek obat yang membuat tubuhnya terasa lemas dan kepala yang terasa pusing, membuat Dean menjadi kehilangan tenaga.Rasanya dia sangat sulit untuk melawan Yirra yang adalah seorang wanita, padahal dia adalah lelaki. Tentu saja wanita akan kalah dengan lelaki, tetapi ini dia tidak memiliki tenaga apa pun. Belum lagi rasanya seperti terkena tegangan listrik rendah setiap kali Yirra menyentuh bagian tubuhnya."Kamu tenang aja, aku cuma bakal berikan kamu sesuatu yang indah. Jadi kamu bakalan puas, enggak bakalan kesakitan." Seringai tipis terukir di bibir Yirra yang manis.Sekarang mereka sudah sampai di kamar, Yirra mendorong Dean dengan kasar sampai lelaki itu jatuh ke ranjang. Wanita tersebut laku menatap Dean dengan tatapan menggoda."Tenang saja. Kamu harus sama ngalamin nasib kayak aku ini, jadi
Read more

98. Jujur.

Perkataan dokter itu terus terngiang-ngiang di dalam pikiran Dean, membuatnya menjadi terus-menerus melamun. Hingga melupakan kalau ada Haura di samping dia sekarang."Kamu sakit, Dean?" Haura meletakkan tangannya di atas dahi Dean, tetapi lelaki itu malah menepisnya membuat janda cantik tersebut mengerutkan dahinya."Eeh, maaf! Aku capek karena nyiapin skripsi, jadi mungkin enggak bisa datang dilu ke toko sampai lulus. Enggak masalah kan?" Dean menatap Haura lekat.Haura melihat wajah lelaki itu yang terlihat sangat kelelahan, dia menganggukkan kepalanya pelan. "Iya enggak masalah! Kamu kan bentar lagi lulus, jadi wajar kalau sibuk. Aku pun enggak mau bebani kamu dengan bantuin aku terus."Dean tersenyum kecut, dia merasa sangat bersalah kepada janda cantik yang berada di samping. Padahal lelaki tersebut sedang berbohong, karena dia sekarang menutupi tentang apa yang sebenarnya dirinya sendiri pikirkan. Memang sulit, tetapi semakin sulit kalau menceritakan semuanya."Kalau begitu aku
Read more

99. Dunia terasa runtuh

Wajah Dean memucat mendengar perkataan Haura yang terdengar bergetar, dia menutup mulut sang wanita dengan satu jari telunjuknya. "Bentar, kayaknya aku butuh beberapa waktu beberapa menit untuk nyiapin diri sebelum kamu mengatakan sesungguhnya,"Haura menatap sang kekasih heran, tetapi dengan cepat dia menyingkirkan hari telunjuk Dean dari mulut. "Kalau aku enggak ngatakan sekarang, kapan lagi? Jadi aku harap kamu mau dengerin dulu apa yang mau aku katakan sampai habis!"Dean mengangguk pasrah, dia akan menerima apa pun yang sang kekasih katakan. Entah mau berpisah atau tidak, Dean akan berusaha lapang dada."Aku berterima kasih karena kamu udah jujur. Tapi apa kamu bisa bicarakan suku ke aku kalau mau ketemu sama cewek lain? Karena kita sudah diikat oleh cincin tunangan ini, jadi kamu enggak bisa lakuin apa pun sembarang kayak kemarin itu!" gerutu Haura menatap tajam sang kekasih."Iya, aku paham apa yang aku lakukan salah. Cuma aku kira dia emang benar enggak akan ganggu hubungan ki
Read more

100. Meminta maaf

Rangga langsung ingin berdiri untuk memberikan pelajaran kepada sang anak, tetapi Elisa dengan cepat menahan. Gigi Rangga terus bergemerutuk, menahan perasaan amarah yang membara di dalam dada.Sedangkan Dean menutup wajahnya dengan kedua belah tangan, takut kalau sang ayah akan benar-benar memukul."Kamu kenapa bisa kayak gitu? Kamu lakuin sama siapa? Kayaknya enggak mungkin sama Haura, apa kebiasaan lamamu itu masih kamu pakai?!" Rangga memberondong pertanyaan kepada Dean, dia sekarang merasa frustasi atas apa yang anaknya lakukan.Mungkin kalau tidak sefatal ini Rangga tidak akan merasa marah, tetapi ini sampai terkena penyakit kelamin membuat dirinya sangat malu menghadapi Haura. Janda cantik itu pasti merasa sangat marah dan kecewa mengetahui yang tunangannya lakukan.Elisa hanya diam membisu, tidak tahu harus menanggapi apa tetapi hatinya terasa sangat hancur mengetahui hal ini. Ingin berteriak dan memaki Dean, sayang hal tersebut percuma dilakukan kalau semua sudah terjadi."In
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status