All Chapters of Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

Bab 21. GOOD GIRL

“Aku akan membunuhmu setelah ini, Deniz!” teriak Marissa dengan terengah-engah. Ia tidak memperhatikan arah jalan, gadis itu terus berlari hanya menggunakan insting.Meski terasa kehabisan napas. Mereka berusaha untuk menyelamatkan diri dari kejaran anak buah, Kevin. Marissa dan Deniz melewati sebuah gang kecil tanpa menghiraukan genangan air di beberapa bagian jalan.“Y-Ya! kamu boleh melakukan apapun padaku jika kita selamat,” Deniz tetap menggenggam tangan Marissa, ia tidak melepaskan sedetik pun.Dengan lincahnya Marissa berhasil melompati sebuah pipa yang tergeletak di tengah jalan. Ia mengangkat gaunnya tinggi-tinggi. Dengan lihainya ia berusaha mengimbangi langkah lebar dari sang miliarder yang kini membawanya pergi—Deniz Ansel Ghazy.“Shit! Tutup mulutmu, Deniz!” bahkan Marissa tidak menyadari jika saat ini kedua kakinya tidak mengenakan sepatu. Yang ada dalam pikiran gadis itu hanyalah lari, lari dan lari sejauh mungkin.“Hei! Berhenti disana!” teriak salah satu pria yang mas
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 22. SEORANG ANAK UNTUKKU

Marissa menundukkan kepala, dahi gadis berusia 27 tahun itu berkerut seiring dengan kedua alisnya yang menyatu. Ia melihat rembesan darah pada perban yang membungkus luka di tangan, Deniz.“Kenapa?” tiba-tiba saja Deniz membuka mata setelah ia berhasil terpejam beberapa saat.“Ah, tidak. M-Maaf sudah mengganggu,” Marissa menarik diri, ia kembali duduk di sebelah pria itu.“Aku tertidur? Sudah berapa lama? Apa kita masih di jalan?” rentetan pertanyaan itu diajukan Deniz sambil membetulkan letak duduknya.“Y-Ya. Kita masih di jalan,” jawab Marissa sambil melihat sekeliling. Ia menajamkan penglihatannya ke arah luar jendela mobil.“Hem, syukurlah. Apa kamu baik-baik saja?” Deniz melihat Marissa seperti orang yang linglung.“Kamu terluka?” Deniz menyentuh ujung bibir Marissa yang terlihat lebam, ada tetesan darah yang hampir mengering.“Awh!” pekik Marissa saat jari Deniz menyentuhnya dengan tba-tiba. Marissa segera memundurkan wajahnya untuk menjaga jarak.“Sorry. Sakit, ya?” Deniz sedik
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Bab 23. SINGA BETINA

“Dari mana kamu tahu jika aku sudah tidak tinggal di penthouse?” Marissa membawa secangkir kopi untuk rekan kerjanya, Joshua.“Deniz yang memberitahumu?” ia meletakkan cangkir keramik berwarna hitam glossy di depan pria berambut keriting tersebut.Joshua memanyunkan bibirnya, lalu mengedikkan bahu. Pria muda berpostur 175 centimeter dan berperawakan kurus itu lebih fokus menyeruput kopinya daripada menjawab pertanyaan dari, Marissa.“Kamu itu, di sini mau numpang sarapan apa mau ngasih info sih?” Marissa mendengus kasar, lalu ia mengalihkan pandangan ke arah kolam renang. “Memangnya apa yang ingin kamu ketahui, Marissa? Lihatlah si tampan itu, dia sudah memperlakukanmu dengan baik.” Ujar Joshua meletakkan cangkirnya kembali di atas meja.“Ck ….!” mulut Marissa berdecak, ia memutar bola matanya dengan malas.“Mereka akan menikah,” Joshua pun membuka suara. “Mantan tunanganmu itu, sudah menghamili adikmu.” Joshua kembali melanjutkan kalimatnya, ia menoleh dan memanyunkan bibirnya den
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 24. KESEPAKATAN UNTUK BALAS BUDI

“Jangan meracuni otak, Joshua! Dia teman baikku,” Marissa menyilangkan kedua tangannya, ia menatap Deniz yang mengekor di belakang tubuhnya sejak kepergian Joshua. “Siapa? Aku? Ngapain ….?” elak Deniz yang menyangkal ucapan istrinya. Deniz melihat gadis itu lebih manis dari biasanya, skinny jeans dipadu dengan atasan lengan pendek sangat pas di tubuh Marissa yang ramping. “Dia anak baru kemarin, Sayang. Aku mengenalmu lebih lama darinya,” goda Deniz yang kini duduk di tepi ranjang berukuran king. Desain kamar tidur yang bertemakan Amerika klasik itu terlihat sangat nyaman, apalagi Deniz menyediakan satu set meja kerja untuk Marissa. Siapa tahu, gadis itu merindukan perusahaan konstruksinya. Marissa bisa menumpahkan jiwa working holicnya di sana sewaktu-waktu. “Ish, sayang ….? Mana ada sayang di sini?” ia mendecih, lalu melengos ke arah lain. “Ngomong-ngomong, bagaimana kondisi ayahmu? Sudah lama kamu tidak menjenguknya setelah ….” Marissa menghentikan ucapannya, ia melihat perubaha
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Bab 25. JALANG TERIAK JALANG

Derit pintu berbunyi tanda bergeser, seorang pria muda masuk ke dalam ruangan bersuhu dingin."Kamu," kata-katanya tidak dilanjutkan, tapi wanita yang melingkarkan kain rajut di bahunya itu langsung beranjak dari tempat duduk.Deniz tidak menjawab, ia tetap melanjutkan langkahnya memasuki ruang ICU. Meski ia sangat tahu, jika Nichole tidak pernah menerima kehadirannya. Diam-diam pria muda itu pun mengkhawatirkan kondisi ayahnya. Perdebatan terakhir yang terjadi di antara mereka, membuat tuan Ghazy mendapatkan serangan jantung mendadak dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Hingga saat ini, kondisi tuan Ghazy masih belum sadarkan diri."Apa kamu puas? Apa kamu puas telah menyakiti ayahmu sendiri? Dasar, pembunuh!" cecar Nichole yang menumpahkan kekesalannya saat melihat Deniz datang menjenguk suaminya. Nichole memperlihatkan kebencian pada putra tiri dari pernikahan suaminya yang pertama."Tahan, Sam!" ujar Deniz sambil merentangkan tangan kirinya untuk menghadang pengawal pribadinya b
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

Bab 26. TAHAN DULU NONA CANTIK

BRAK!Marissa terkejut saat mendengar suara keras seperti barang terjatuh atau memang sengaja dibenturkan. Ia menoleh ke sekeliling, ia melihat suaminya datang dengan wajah ditekuk.“Kenapa? Ada apa? Kenapa kamu datang langsung marah-marah?” Marissa beranjak dari tempat duduk, ia meletakkan sebuah majalah fashion yang baru saja dibacanya.“Deniz, aku sedang bertanya padamu.” Marissa mengerutkan dahinya. Ia berdiri memandang Deniz yang berjalan melewatinya begitu saja.“Sial. Ada apa lagi sih? Kenapa tidak ada ketenangan sedikitpun di keluarga ini?” Marissa bermonolog dengan dirinya sendiri.“Huft, masa aku harus mengejar dan menenangkannya? Memangnya aku ini perempuan apaan?” ia merasa gamang, digaruknya kepala bagian belakang yang tidak gatal.Bibirnya memberengut, “Aduh, aku bingung ….” Marissa meremas jari-jari tangannya. Ia mondar mandir di depan kursi sofa yang panjang setengah melengkung. Sesekali ia menengok ke arah kamar, pintu itu masih tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 27. TEMANI AKU MALAM INI

“Nona muda. Anda sedang apa di situ?” suara bariton itu membuat Marissa berjingkat. Ia pun menoleh ke asal suara. “Mark? Kamu mengagetkan saja,” Marissa mengelus dadanya. Ia menghembuskan napas dengan perlahan saat mengetahui salah satu pengawal Deniz tengah menyapa dirinya. “Mark, bisakah kamu membantuku? Dia, emh, tuan muda ….” Marissa menggerakkan tangannya dan diarahkan pada tubuh Deniz yang sudah tertelungkup di atas meja. “Dia mabuk, Mark.” Ujar Marissa dengan cemas, ia meremas tangannya yang terasa semakin dingin. “Oh, begitukah?” Mark melongok ke arah dalam ruangan. Ia mendapati tuan mudanya sudah dalam keadaan mabuk berat. “Aku tidak tahu kalau dia suka minum,” Ujar Marissa saat Mark berhasil memapah tubuh, Deniz. Pria muda itu melingkarkan sebelah tangan Deniz ke belakang lehernya untuk mempermudah Mark membawa tubuh tuannya ke dalam kamar. “Tidak, Nona. Selama saya mengenal tuan muda, baru kali ini saya melihatnya seperti ini.” Marissa mengerutkan dahinya, ia memanda
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Bab 28. KEMBALIKAN KEGADISANKU!

Marissa memaksa untuk membuka kelopak matanya yang masih terasa berat. “Engh, aduh ….” Erangan kecil itu keluar dari mulut, Marissa. Kepalanya berdenyut, hingga ia harus memejamkan mata kembali agar rasa sakitnya sedikit berkurang. Ia mulai mengumpulkan kesadarannya satu per satu, Marissa langsung bangkin dari tidurnya dan duduk tepat di tengah ranjang. “Apa yang sebenarnya sudah terjadi?” ia menatap sekeliling dengan pandangan kosong. Wajahnya yang bingung terlihat lucu saat melihat kondisi ranjang yang seperti baru terkena gempa.“Oh, shit!” ia membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan ketika menjumpai noda di atas sprei berwarna putih tulang.“Apakah semalam dia dan aku, ….” Marissa bermonolog dengan dirinya sendiri saat bercak darah yang sudah mengering itu terpampang nyata di depan matanya.“Aaaa __ tidak mungkin, tidak mungkin.” Kepalanya menggeleng dengan cepat. Ia tidak bisa membayangkan jika semua tebakannya adalah --- benar.Perlahan ia menoleh bayangan dirinya pada pa
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 29. MENCURI START

Pria itu terusir dari kamarnya sendiri. Ia kini berjalan ke arah kantornya setelah melewati lobi dan masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai atas. Kali ini Mark menemaninya, setelah kemarin malam ia dikawal dengan Sam. “Mana dokumen itu?” todong Deniz setelah ia sampai di depan meja kerjanya.“Permisi, Pak. Boleh saya masuk?” seorang perempuan muda berusia 25 tahun membuka pintu setelah ia mengetuk beberapa kali.“Silahkan,” jawab Deniz yang masih berdiri di samping meja kerjanya. Ia memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana sambil menatap Ryn sekretarisnya berjalan mendekat.“Ini semua berkas yang Anda minta, Pak.” Ryn meletakkan tumpukan dokumen yang diperlukan oleh atasannya di atas meja.“Apa ini, Ryn?” Deniz meraih sebuah benda berukuran sepanjang tiga sentimeter yang turut diserahkan Ryn pada tumpukan dokumen.“Flashdisk itu untuk Anda pelajari lebih lanjut, Pak. Jika hanya mengandalkan dokumen ini saja, saya rasa Anda akan sedikit kesulitan untuk mengurus kasus ini.”
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 30. PEREMPUAN HINA

“Dasar gadis hina! Tak tahu diri, beraninya kamu menampakkan batang hidungmu di depanku.” Tangan Nichole, ibu sambung Deniz dipegangi oleh Mark saat hendak melayangkan pukulan ke arah Marissa. “Karena kamu, keluargaku jadi berantakan. Apa alasanmu datang ke sini hah?! Apa belum puas kamu membuat suami dan anakku menderita?” belum puas Nichole meluapkan amarahnya. Ia pun mengacungkan jari telunjuknya dengan ekspresi sengit. Sementara itu, Marissa hanya bisa berdiri terpaku di depan pintu masuk kamar pasien. Di dalam sana, tubuh Deniz terbaring dengan luka tembak serius tepat mengenai dadanya. Bodohnya Marissa, ia tidak bisa melihat atau menemani sang suami dalam kondisi kritis. “Cukup, Nyonya Besar! Jangan sampai membuat keributan lebih dari ini,” Mark pun melepaskan cekalan tangannya saat Nichole sedikit lebih tenang. Wanita paruh baya itu memendam emosi dengan sangat. Nampak dadanya naik turun seirama dengan pergolakan hatinya. Belum usai masalah pelik yang dihadapi dengan suaminy
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status