Semua Bab Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder: Bab 11 - Bab 20

97 Bab

Bab 11. (Se) BELUM MENUJU KLIMAKS

“Deniz, ah! Hentikan ….” napasnya terengah-engah. Marissa tidak diberi kesempatan untuk bergerak sedikitpun. Kimono yang semula menutup rapat tubuhnya, kini telah terlepas entah ke mana. “Oh, shit ….!” umpat Marissa saat melihat sebagian tubuhnya sudah terpampang nyata di hadapan suaminya.“Yakin mau menghentikan kenikmatan ini, Nona?” bisik Deniz setelah berhasil mengaduk-aduk perasaan Marissa.Entah sejak kapan kedua anak manusia itu sudah berada di atas kasur yang empuk. Kepala pria itu kembali merangsek pada dua aset berharga milik, Marissa. Sementara tangannya yang nakal meremas dengan gemas.“D-Deniz, Ahhh ….” desahan itu kembali menghiasi ruangan. Berganti dengan adu napas yang berderu layaknya pelari marathon.Deniz memberinya jeda sejenak, ia melihat Marissa kelabakan dengan aksinya. Pria itu menyunggingkan senyuman di sudut bibir, lalu menarik diri dari hadapan Marissa. “T-Tapi kenapa ….?” Marissa berusaha menstabilkan diri. Ia melihat Deniz perlahan menjauh darinya setela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-20
Baca selengkapnya

Bab 12. GADIS ABSURD

“Selamat pagi, Nona. Oh, maaf! Sepertinya hari sudah beranjak siang, Maafkan saya sudah mengganggu waktu istirahat Anda.” Seorang pelayan membuka kain gorden yang menutupi jendela tepat berada di sampingnya. Gadis berambut coklat keemasan itu membuka kelopak matanya yang terasa masih berat. Ia melihat bayangan seseorang tengah mondar-mandir di dalam ruangan yang tidak seberapa luas tersebut.“Jam berapa sekarang?” tanya Marissa dengan memicingkan kelopak matanya. Rupanya ia tertidur di kursi sofa semalam suntuk. Kejadian kemarin serta perdebatannya dengan Deniz, membuat tubuh dan otaknya benar-benar lelah. Marissa menggeliat, ia merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Pelayan tersebut menghentikan langkahnya, ia pun berdiri di hadapan Marissa dengan tegap. Perempuan berusia kisaran 45 tahun tersebut melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanan, lalu mengangkat wajahnya kembali.“Tepat jam 11 siang, Nona!” jawab pelayan tersebut tanpa basa-basi.Marissa langsung berdi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya

Bab 13. TERLALU POLOS

"Makan dulu!" Deniz mengangsurkan satu sendok berisi sup hangat pada, Marissa."Aku bukan anak kecil, Deniz. Aku bisa makan sendiri." Marissa sedikit menjauhkan wajahnya untuk menghindari suapan dari pria itu. Ah, ralat! Pria yang sudah menjadi suaminya dalam waktu semalam.“Bagaimana mau makan, jika tanganmu terlalu sibuk dengan layar ponsel?” sindir Deniz yang meletakkan sendok tersebut ke dalam mangkuk.Tidak ada sahutan dari arah, Marissa. Gadis itu tetap menunduk sambil membalas pesan pada seseorang.“Aku menyempatkan pulang dan kamu lebih sibuk dengan ponselmu? Lagi chat sama siapa sih?” Deniz memperhatikan dengan wajah tak suka. Apalagi Marissa terkesan acuh dengan kehadirannya saat ini.“Aku harus ke kantor,” tiba-tiba Marissa beranjak dari tempat duduknya.“Apa?! Jangan gila!” cegah Deniz yang kini ikut berdiri sebelum istrinya benar-benar nekat pergi.Marissa berjalan menuju meja rias. Ia merapikan rambutnya, kemudian mengikat dengan sebuah karet. Gadis itu memagut dirinya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

Bab 14. DASAR PENIPU!

BRAK!Marissa menggebrak meja dengan cukup keras. Ia melemparkan beberapa lembar pas photo yang didapatnya dari sang suami—Deniz.“Apa maksud kalian sebenarnya, hah? Bukankah kamu sudah menerima banyak uang dari suamiku? Kenapa kalian masih berada di sini? Ini kantorku, kalian tidak punya hak di sini.” Marissa yang merasa tidak terima memberondong Kevin dengan beberapa pertanyaan. Ia butuh penjelasan lebih detail, kenapa Kevin dan Joanna menduduki kursi dalam perusahaan miliknya.Kedua orang itu menatapnya tanpa rasa takut. Bahkan Kevin dengan santainya menopangkan kedua telapak tangannya di dagu. Sementara itu Joanna, adik angkatnya itu berdiri dengan manja di samping kursi yang diduduki oleh Kevin.“Hai, Marissa. Senang bertemu denganmu kembali. Selamat atas pernikahanmu, maaf kami tidak bisa memberi sambutan yang baik.” Joanna mengulas senyuman, sebuah senyuman yang penuh kemunafikan.“Duduk dulu! Baru datang, kenapa harus marah-marah?” sambung Kevin dengan paras tanpa bersalah sed
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-24
Baca selengkapnya

Bab 15. CERAI?

“Dasar perempuan jalang! Kenapa kau robek dokumen itu, hah?!” seru Joanna yang sudah kalap. Ia menghampiri Marissa, lalu menampar pipi kakak angkatnya tersebut dengan cukup keras. Wajah Marissa sedikit terpelanting ke arah kanan mengikuti pergerakan tangan, Joanna.“Shit!” umpat Marissa sambil memegang pipi kirinya yang terasa nyeri.“Hei! Jangan lancang!” Deniz mendorong tubuh Joanna agar adik iparnya tersebut tidak kembali menyakiti istrinya.Kevin menangkap bahu Joanna agar tubuh perempuan itu tidak terjatuh. Lalu ia pun berdiri di depan, sehingga posisinya kini saling berhadapan dengan Deniz.“Sebelum aku bertindak kasar pada kalian. Pergi!” tunjuk Kevin yang mengarah sengit pada dua orang di hadapannya itu.Kevin bersiap untuk memerintahkan security yang dengan siaga menunggu perintah darinya. “Bukankah sudah jelas? Perjanjian di awal masih berlaku, aku sudah tekankan berulang kali padamu.” Ia menatap tajam ke arah, Marissa.“Uang dan perusahaan ini tidak mampu menutupi semua hu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-25
Baca selengkapnya

Bab 16. MENANTU PURA-PURA

“Kenapa kalian tiba-tiba menghubungiku? Aku pikir, Kalian sudah lupa jika memiliki putri sepertiku.” Marissa menghela napas dengan berat, ia menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi.Nyonya Sawyer alias ibu dari Marissa, siang ini menghubunginya dan ingin bertemu di suatu tempat. Kini mereka sudah duduk melingkar pada satu meja di sebuah restoran ternama. “Kenapa dia ada di sini?” sungut tuan Sawyer sambil melirik tak suka ke arah, Deniz.“Dia suamiku, menantu Ayah.” Jawab Marissa tanpa perlu basa-basi.“Suami pura-pura,” gumam tuan Sawyer menimpali ucapan dari putrinya.“Ayah, jangan mulai deh!” tepis Marissa yang tidak menginginkan pertemuan kali ini berantakan karena ulah orang tuanya yang belum bisa menerima kehadiran, Deniz.Nyonya Sawyer berusaha menenangkan suaminya, ia menepuk pelan punggung tangan tuan Sawyer. Tapi tetap saja, pria paruh baya itu terlihat menahan emosinya di dada. Sehingga nampak napasnya seolah sedang memburu tak tenang. “Deniz terluka. Apa Ayah tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Bab 17. AKU MEMINTA HAKKU MALAM INI

“Ayo pergi!”Deniz menarik tangan Marissa tanpa aba-aba. Gadis bermata coklat itu terkejut, ia pun beranjak dari tempat duduknya. “T-Tapi ….” Marissa berusaha untuk menarik diri, ia menoleh pada kedua orang tuanya yang bertampang sama dengannya—bingung.“Kamu masih mau menerima kehadiran mereka? Setelah apa yang dilakukannya padamu?” ia mencekal pergelangan tangan Marissa dengan erat. Dipandangnya wajah sang istri dengan ekspresi penuh tanda tanya.“Apa?!” Marissa melebarkan kelopak matanya, pandangan mereka tertahan hingga beberapa detik. “Mana bisa begitu? Dia putri kami, kamu tidak bisa berbuat semaumu. Lepaskan dia! Atau aku akan memanggil petugas keamanan di sini,” ujar tuan Sawyer mengarah pada, Deniz.“Dia istriku! Seharusnya dia menurut dengan apa yang aku inginkan sekarang,” jawab Deniz yang menyangkal perkataan kedua orang tua, Marissa.“Kau! Beraninya kau membantah semua ucapanku,” tunjuk tuan Sawyer yang memicu perhatian sekitar kembali.Banyak pasang mata memperhatikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Bab 18. KEJUTAN

DUG!Tubuh Deniz terjengkang ke belakang. Pria yang tidak siap dengan serangan mendadak dari Marissa itu terhuyung hingga jatuh ke bawah lantai. Deniz memegang area sensitif di sekitar dua pangkal pahanya. Ia merasakan sakit yang begitu menyengat hingga ke puncak ubun-ubun."Kamu," jari telunjuk Deniz diacungkan pada Marissa yang kini merubah posisinya. Gadis berambut coklat keemasan itu duduk di atas ranjang dengan menutup mulutnya yang terbuka lebar.Kamar bergaya modern minimalis itu terkesan luas dengan kaca jendela yang dibiarkan terpampang pada sebaris sudut ruang. Sinar matahari leluasa menerobos masuk melewati sela gorden dan kini menimpa pada sebagian sisi tubuh, Marissa. Terlihat siluet indah menempa dinding tembok, menggambarkan situasi perasaan Marissa kala itu. “S-Sorry,” Marissa merasa tidak enak hati, ia melihat Deniz tengah mengelus bagian belakang tubuhnya yang terasa sakit.“M-Maaf soal yang itu. A-Aku tidak mencantumkan hal itu dalam tawaran pernikahan kita. Sunggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

Bab 19. MISI DI BALIK PESTA

“Sebenarnya, apa arti pernikahan yang kamu inginkan? Kenapa kamu mempermainkan aku seperti ini?” Deniz pun tak mau mengalah, ia menyerang balik istrinya hingga tidak bisa menjawab. “D-Deniz, kenapa kamu jadi sensitif seperti ini?” Marissa tertawa kecil, ia menggeleng pelan. Seperti dugaan Deniz, Marissa benar-benar mempermainkan perasaannya. “Jika kamu masih menganggapku, pakai gaun itu! Ada kejutan untukmu,” Gadis itu mengernyit, ia melirik ke arah gaun yang dimaksud oleh suaminya. Tapi sebuah kejutan yang dikatakan oleh Deniz, membuat Marissa memajukan tubuhnya yang semula bersandar di sofa yang empuk. “Kejutan? Untukku ….?” Marissa menunjuk dirinya sendiri, tepat di depan dada. *** Keduanya berjalan saling beriringan. Marissa melingkarkan tangannya pada lengan, Deniz. Semua mata tertuju pada pasangan yang nampak serasi itu. Mereka membelah barisan para tamu yang seolah tumpah ruah di bawah gemerlapnya sorot lampu dan iringan musik klasik. Deniz menepuk pelan punggung tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

Bab 20. PELAN-PELAN DONG!

“A-Apa maksudmu? K-Koruptor?” wajah Marissa terangkat dengan kedua alisnya yang saling bertautan.“Kau. Jangan sembarangan bicara!” tunjuk Deniz dengan ekspresi yang tidak menyenangkan.“Tau apa kamu, Deniz? Kamu hanya orang luar yang sok tahu mencampuri urusan kami,” balas Kevin dengan menunjuk balik pada pemuda di hadapannya itu.Pesta di malam itu, seharusnya berjalan dengan meriah. Sebuah pesta yang seharusnya menjadi pesta terindah dalam hidup, Marissa. Ya! Hari ini seharusnya menjadi pesta pernikahan dirinya dengan Kevin, andai saja dia tidak menangkap basah pria itu berselingkuh dengan adik angkatnya sendiri.“Aku tahu, meski kalian menyembunyikan kebenaran itu di sarang semut sekalipun.” Jawab Deniz dengan sorot mata yang dingin. Ia memasukkan sebelah tangan ke dalam saku celana. Deniz menegaskan pada mantan tunangan istrinya, jika ia tidak akan membiarkan mereka menyembunyikan apapun. Deniz akan mengejarnya untuk mengembalikan kehormatan istrinya.Prok, prok, prok ….Tepuk t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status