Share

Bab 15. CERAI?

Author: Purple Rain
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Dasar perempuan jalang! Kenapa kau robek dokumen itu, hah?!” seru Joanna yang sudah kalap.

Ia menghampiri Marissa, lalu menampar pipi kakak angkatnya tersebut dengan cukup keras. Wajah Marissa sedikit terpelanting ke arah kanan mengikuti pergerakan tangan, Joanna.

“Shit!” umpat Marissa sambil memegang pipi kirinya yang terasa nyeri.

“Hei! Jangan lancang!” Deniz mendorong tubuh Joanna agar adik iparnya tersebut tidak kembali menyakiti istrinya.

Kevin menangkap bahu Joanna agar tubuh perempuan itu tidak terjatuh. Lalu ia pun berdiri di depan, sehingga posisinya kini saling berhadapan dengan Deniz.

“Sebelum aku bertindak kasar pada kalian. Pergi!” tunjuk Kevin yang mengarah sengit pada dua orang di hadapannya itu.

Kevin bersiap untuk memerintahkan security yang dengan siaga menunggu perintah darinya. “Bukankah sudah jelas? Perjanjian di awal masih berlaku, aku sudah tekankan berulang kali padamu.” Ia menatap tajam ke arah, Marissa.

“Uang dan perusahaan ini tidak mampu menutupi semua hu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 16. MENANTU PURA-PURA

    “Kenapa kalian tiba-tiba menghubungiku? Aku pikir, Kalian sudah lupa jika memiliki putri sepertiku.” Marissa menghela napas dengan berat, ia menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi.Nyonya Sawyer alias ibu dari Marissa, siang ini menghubunginya dan ingin bertemu di suatu tempat. Kini mereka sudah duduk melingkar pada satu meja di sebuah restoran ternama. “Kenapa dia ada di sini?” sungut tuan Sawyer sambil melirik tak suka ke arah, Deniz.“Dia suamiku, menantu Ayah.” Jawab Marissa tanpa perlu basa-basi.“Suami pura-pura,” gumam tuan Sawyer menimpali ucapan dari putrinya.“Ayah, jangan mulai deh!” tepis Marissa yang tidak menginginkan pertemuan kali ini berantakan karena ulah orang tuanya yang belum bisa menerima kehadiran, Deniz.Nyonya Sawyer berusaha menenangkan suaminya, ia menepuk pelan punggung tangan tuan Sawyer. Tapi tetap saja, pria paruh baya itu terlihat menahan emosinya di dada. Sehingga nampak napasnya seolah sedang memburu tak tenang. “Deniz terluka. Apa Ayah tidak

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 17. AKU MEMINTA HAKKU MALAM INI

    “Ayo pergi!”Deniz menarik tangan Marissa tanpa aba-aba. Gadis bermata coklat itu terkejut, ia pun beranjak dari tempat duduknya. “T-Tapi ….” Marissa berusaha untuk menarik diri, ia menoleh pada kedua orang tuanya yang bertampang sama dengannya—bingung.“Kamu masih mau menerima kehadiran mereka? Setelah apa yang dilakukannya padamu?” ia mencekal pergelangan tangan Marissa dengan erat. Dipandangnya wajah sang istri dengan ekspresi penuh tanda tanya.“Apa?!” Marissa melebarkan kelopak matanya, pandangan mereka tertahan hingga beberapa detik. “Mana bisa begitu? Dia putri kami, kamu tidak bisa berbuat semaumu. Lepaskan dia! Atau aku akan memanggil petugas keamanan di sini,” ujar tuan Sawyer mengarah pada, Deniz.“Dia istriku! Seharusnya dia menurut dengan apa yang aku inginkan sekarang,” jawab Deniz yang menyangkal perkataan kedua orang tua, Marissa.“Kau! Beraninya kau membantah semua ucapanku,” tunjuk tuan Sawyer yang memicu perhatian sekitar kembali.Banyak pasang mata memperhatikan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 18. KEJUTAN

    DUG!Tubuh Deniz terjengkang ke belakang. Pria yang tidak siap dengan serangan mendadak dari Marissa itu terhuyung hingga jatuh ke bawah lantai. Deniz memegang area sensitif di sekitar dua pangkal pahanya. Ia merasakan sakit yang begitu menyengat hingga ke puncak ubun-ubun."Kamu," jari telunjuk Deniz diacungkan pada Marissa yang kini merubah posisinya. Gadis berambut coklat keemasan itu duduk di atas ranjang dengan menutup mulutnya yang terbuka lebar.Kamar bergaya modern minimalis itu terkesan luas dengan kaca jendela yang dibiarkan terpampang pada sebaris sudut ruang. Sinar matahari leluasa menerobos masuk melewati sela gorden dan kini menimpa pada sebagian sisi tubuh, Marissa. Terlihat siluet indah menempa dinding tembok, menggambarkan situasi perasaan Marissa kala itu. “S-Sorry,” Marissa merasa tidak enak hati, ia melihat Deniz tengah mengelus bagian belakang tubuhnya yang terasa sakit.“M-Maaf soal yang itu. A-Aku tidak mencantumkan hal itu dalam tawaran pernikahan kita. Sunggu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 19. MISI DI BALIK PESTA

    “Sebenarnya, apa arti pernikahan yang kamu inginkan? Kenapa kamu mempermainkan aku seperti ini?” Deniz pun tak mau mengalah, ia menyerang balik istrinya hingga tidak bisa menjawab. “D-Deniz, kenapa kamu jadi sensitif seperti ini?” Marissa tertawa kecil, ia menggeleng pelan. Seperti dugaan Deniz, Marissa benar-benar mempermainkan perasaannya. “Jika kamu masih menganggapku, pakai gaun itu! Ada kejutan untukmu,” Gadis itu mengernyit, ia melirik ke arah gaun yang dimaksud oleh suaminya. Tapi sebuah kejutan yang dikatakan oleh Deniz, membuat Marissa memajukan tubuhnya yang semula bersandar di sofa yang empuk. “Kejutan? Untukku ….?” Marissa menunjuk dirinya sendiri, tepat di depan dada. *** Keduanya berjalan saling beriringan. Marissa melingkarkan tangannya pada lengan, Deniz. Semua mata tertuju pada pasangan yang nampak serasi itu. Mereka membelah barisan para tamu yang seolah tumpah ruah di bawah gemerlapnya sorot lampu dan iringan musik klasik. Deniz menepuk pelan punggung tangan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 20. PELAN-PELAN DONG!

    “A-Apa maksudmu? K-Koruptor?” wajah Marissa terangkat dengan kedua alisnya yang saling bertautan.“Kau. Jangan sembarangan bicara!” tunjuk Deniz dengan ekspresi yang tidak menyenangkan.“Tau apa kamu, Deniz? Kamu hanya orang luar yang sok tahu mencampuri urusan kami,” balas Kevin dengan menunjuk balik pada pemuda di hadapannya itu.Pesta di malam itu, seharusnya berjalan dengan meriah. Sebuah pesta yang seharusnya menjadi pesta terindah dalam hidup, Marissa. Ya! Hari ini seharusnya menjadi pesta pernikahan dirinya dengan Kevin, andai saja dia tidak menangkap basah pria itu berselingkuh dengan adik angkatnya sendiri.“Aku tahu, meski kalian menyembunyikan kebenaran itu di sarang semut sekalipun.” Jawab Deniz dengan sorot mata yang dingin. Ia memasukkan sebelah tangan ke dalam saku celana. Deniz menegaskan pada mantan tunangan istrinya, jika ia tidak akan membiarkan mereka menyembunyikan apapun. Deniz akan mengejarnya untuk mengembalikan kehormatan istrinya.Prok, prok, prok ….Tepuk t

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 21. GOOD GIRL

    “Aku akan membunuhmu setelah ini, Deniz!” teriak Marissa dengan terengah-engah. Ia tidak memperhatikan arah jalan, gadis itu terus berlari hanya menggunakan insting.Meski terasa kehabisan napas. Mereka berusaha untuk menyelamatkan diri dari kejaran anak buah, Kevin. Marissa dan Deniz melewati sebuah gang kecil tanpa menghiraukan genangan air di beberapa bagian jalan.“Y-Ya! kamu boleh melakukan apapun padaku jika kita selamat,” Deniz tetap menggenggam tangan Marissa, ia tidak melepaskan sedetik pun.Dengan lincahnya Marissa berhasil melompati sebuah pipa yang tergeletak di tengah jalan. Ia mengangkat gaunnya tinggi-tinggi. Dengan lihainya ia berusaha mengimbangi langkah lebar dari sang miliarder yang kini membawanya pergi—Deniz Ansel Ghazy.“Shit! Tutup mulutmu, Deniz!” bahkan Marissa tidak menyadari jika saat ini kedua kakinya tidak mengenakan sepatu. Yang ada dalam pikiran gadis itu hanyalah lari, lari dan lari sejauh mungkin.“Hei! Berhenti disana!” teriak salah satu pria yang mas

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 22. SEORANG ANAK UNTUKKU

    Marissa menundukkan kepala, dahi gadis berusia 27 tahun itu berkerut seiring dengan kedua alisnya yang menyatu. Ia melihat rembesan darah pada perban yang membungkus luka di tangan, Deniz.“Kenapa?” tiba-tiba saja Deniz membuka mata setelah ia berhasil terpejam beberapa saat.“Ah, tidak. M-Maaf sudah mengganggu,” Marissa menarik diri, ia kembali duduk di sebelah pria itu.“Aku tertidur? Sudah berapa lama? Apa kita masih di jalan?” rentetan pertanyaan itu diajukan Deniz sambil membetulkan letak duduknya.“Y-Ya. Kita masih di jalan,” jawab Marissa sambil melihat sekeliling. Ia menajamkan penglihatannya ke arah luar jendela mobil.“Hem, syukurlah. Apa kamu baik-baik saja?” Deniz melihat Marissa seperti orang yang linglung.“Kamu terluka?” Deniz menyentuh ujung bibir Marissa yang terlihat lebam, ada tetesan darah yang hampir mengering.“Awh!” pekik Marissa saat jari Deniz menyentuhnya dengan tba-tiba. Marissa segera memundurkan wajahnya untuk menjaga jarak.“Sorry. Sakit, ya?” Deniz sedik

    Last Updated : 2024-10-29
  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 23. SINGA BETINA

    “Dari mana kamu tahu jika aku sudah tidak tinggal di penthouse?” Marissa membawa secangkir kopi untuk rekan kerjanya, Joshua.“Deniz yang memberitahumu?” ia meletakkan cangkir keramik berwarna hitam glossy di depan pria berambut keriting tersebut.Joshua memanyunkan bibirnya, lalu mengedikkan bahu. Pria muda berpostur 175 centimeter dan berperawakan kurus itu lebih fokus menyeruput kopinya daripada menjawab pertanyaan dari, Marissa.“Kamu itu, di sini mau numpang sarapan apa mau ngasih info sih?” Marissa mendengus kasar, lalu ia mengalihkan pandangan ke arah kolam renang. “Memangnya apa yang ingin kamu ketahui, Marissa? Lihatlah si tampan itu, dia sudah memperlakukanmu dengan baik.” Ujar Joshua meletakkan cangkirnya kembali di atas meja.“Ck ….!” mulut Marissa berdecak, ia memutar bola matanya dengan malas.“Mereka akan menikah,” Joshua pun membuka suara. “Mantan tunanganmu itu, sudah menghamili adikmu.” Joshua kembali melanjutkan kalimatnya, ia menoleh dan memanyunkan bibirnya den

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 97. BUKAN KANGEN BIASA

    Kenapa tangan Marissa begitu gemetar saat ia menerima setumpuk berkas yang diberikan oleh Sam — bodyguard mantan suaminya. “Kau bercanda, Sam?” Marissa mengangkat wajahnya setelah ia mematung sekian detik. “Tidak. Mana ada bercanda dalam kasus yang saya tangani Nona,” jawabnya sambil menopangkan kedua tangannya di ujung meja. Sam menatap Marissa dengan tajam, ia tahu jika perempuan itu belum siap dengan gebrakan baru yang dirancang olehnya bersama Deniz. “Aku tidak bisa menerimanya,” sahut Marissa dengan cepat. Ia meletakkan kembali beberapa map yang baru saja dibacanya dengan kasar. Kali ini sasaran kemarahannya ditujukan pada meja kerja Deniz yang dinilainya sebagai meja terkutuk. “…. Nona sudah di sini tidak bisa mundur lagi,” ujar Sam tidak memindahkan pandangannya. “Lho, kok maksa sih? Aku bisa menolak ‘kan? Lagian, imbalan sebesar ini pasti kerjasama yang ditawarkan oleh tuanmu juga nggak main-main resikonya, iya ‘kan?” Marissa membalas tatapan Sam dengan memicingkan kedu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 96. SALAH SASARAN

    Kenyataannya sampai sore menyapa, Marissa tidak meninggalkan tempat duduknya. Ia masih di posisi yang sama saat pria itu dibaringkan pada tempat tidur berukuran large. “Huft ….” Marissa menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan. Ia memainkan jemarinya yang terasa semakin dingin di suhu ruang normal. Marissa berusaha untuk bersikap tenang, meski bola matanya tidak lepas memindai jarum infus dan alat perekam detak jantung sedari tadi. Satu jam yang lalu ….“Dia akan baik-baik saja, percayalah ….” ucap dokter Sunny sambil menepuk pelan bahunya. Dokter keluarga tersebut seakan ingin membesarkan hati Marissa yang saat ini tak ubahnya sedang terjun payung tak tentu arah. “Sejak saat itu, kesehatan tuan muda Deniz semakin memburuk.”Marissa menunduk dalam-dalam, ia menghela napas agar perasaan yang membuat dadanya begitu sesak hilang sudah.“Apa tidak ada alternatif lain agar suami oh maaf, agar tuan Deniz bisa pulih kembali?” Yang ada dadanya semakin sesak dengan realita yang a

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 95. RAPUH

    “Silahkan masuk, Nona.” Sam membuka pintu sebuah ruangan, ia mempersilahkan Marissa masuk ke dalamnya. Perempuan berpostur semampai tersebut terlihat begitu tegang. Selama dalam perjalanan ia menerka-nerka seperti bermain dalam sebuah teka-teki. Kira-kira apa yang telah membuat dua orang kepercayaan keluarga Ghazy tersebut datang menemuinya kembali setelah sekian lama menghilang. Marissa masuk ke dalam ruangan dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada senyuman di bibirnya, hanya suara hak sepatunya yang menggema di sepanjang lorong. Tepat di menit ke lima, ia berhenti di depan seseorang yang tengah duduk di kursi sofa yang cukup mewah. Sepertinya pria di hadapannya ingin sekali menyapa, ‘Hai, apa kabar?’Tapi situasi tidak mendukungnya menjadi pejantan tangguh seperti dulu, bahkan nyalinya berubah menciut setelah melihat kondisi Marissa jauh lebih baik setelah bercerai dengannya. Satu kata yang pantas ditujukan pada sosok Deniz saat ini, menyedihkan! “Kamu tidak bertanya keadaan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 94. HARI BARU UNTUK MARISSA

    Pagi buta Marissa bergegas, ia menyiapkan semua bahan baking untuk diolah menjadi roti gandum yang lezat. Ia sudah berdiri di depan sebuah meja panjang stainless yang berada di dapur belakang, “Mario, apa kamu sudah cek semua bahan?” tanya Marissa yang sudah mengenakan apron berwarna gelap.Pria muda dengan kisaran usia 19 tahun itu menoleh, ia memegang satu buah paprika berwarna merah. “Saya rasa sudah Madam,” “Bagus,” Marissa mengangguk kecil. Tampak terlihat di wajahnya begitu sumringah, ketika mendapati usaha yang telah ditekuninya kembali berjalan lancar sejak satu tahun yang lalu.Marissa pun kembali melanjutkan aktivitasnya untuk menakar semua adonan sesuai tekstur yang diinginkan. “Jam 7 tepat kita akan membuka toko, apa kalian bisa melakukannya dengan baik?” “Ya, Madam,” jawab Kay, gadis berusia 17 tahun yang sedang magang di tempat Marissa. Lebih tepatnya, Marissa mempekerjakan Kay secara paruh waktu untuk membantu membayar tunggakan biaya sekolahnya.“Aku bisa mengandalka

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 93. MEMILIH JALAN MASING-MASING

    “Kalau aku sudah tidak dibutuhkan di sini, aku akan pergi.” Marissa beranjak dari tempat duduknya, ia menggenggam tas yang semula diletakkan di atas meja. “TUNGGU!” cegah Deniz dengan suara yang lantang.Marissa menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh tanpa melihat ke arah Deniz. Ia meremas tas yang semula digenggamnya dengan erat, sampai di mana Deniz telah mengarahkan kursi roda yang didudukinya ke hadapan Marissa. “Ikut denganku,” kata Deniz tanpa menengok ke belakang, ia menjalankan kursi roda miliknya secara otomatis. Wajah pria itu terlihat pucat, keadaannya tak jauh berbeda dengan Marissa. Ia lebih terguncang dari yang terlihat, hanya saja Deniz terlalu pandai menyimpan rasa sakit hatinya. “Memangnya ada apa?” gumam Marissa dengan sendirinya. Tapi tidak ada jawaban dari Deniz, pria itu terus saja menjalankan kursi roda miliknya menyusuri lorong rumah sakit.Marissa diam sejenak, ia mematung sambil melihat kepergian Deniz yang bersikap dingin dari awal pertemuan mereka. Lal

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 92. PERASAAN BERSALAH

    “Tidakkk ….!” Teriakan itu terdengar sangat pilu. Marissa bersimpuh di bawah lantai dengan posisi memeluk dirinya sendiri setelah ia histeris beberapa saat.“Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain.” Sambung dokter Andrew yang telah mengerahkan tenaganya untuk mempertahankan nyawa Elizabeth selama 5 tahun ini.Marissa mengira, jika suster memanggilnya karena operasi pencangkokan yang dijalani oleh putri dan mantan suaminya telah selesai. Tanpa disangka, dokter Andrew membawa berita yang membuat semangat yang tersisa pada dirinya telah luluh lantak saat itu juga.“M-Marissa,” suara Ruth terdengar bergetar.Ia meraih tubuh Marissa dengan segera, tapi rasa kecewa yang telah menyelimuti hatinya membuat Ruth terpaksa ikut bersimpuh di sampingnya. Sementara itu, dokter Andrew pergi meninggalkan mereka tanpa permisi. Dokter paruh baya tersebut membiarkan Ruth dan Marissa meraung di dalam ruangan kerjanya. Ia merasa bersalah karena upaya yang dilakukannya sejauh ini berakhir dengan

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 91. JANGAN CENGENG

    “Menjauhlah dariku!” bentak Marissa saat ia mengangkat kaki kanannya.“Aduh!” Deniz memekik, kedua tangannya memegang bagian pangkal paha. Rupanya tendangan Marissa tepat mengenai sasaran dan membuat pria itu menjauh.“Jaga sikapmu, Deniz. Keluar dari ruangan ini dan biarkan aku mengenakan bajuku,” usir Marissa dengan tegas.“Tapi kemarin kamu,” “Apa? Kemarin ya kemarin, kalau sekarang— tidak!” mata Marissa melotot saat menjawab pertanyaan dari mantan suaminya tersebut.“Kenapa jual mahal begitu?” gerutu Deniz sambil mendesis menahan rasa sakit.“Cukup, Deniz! Kemarin adalah kesalahan, jangan harap kamu mendapatkannya kembali.” Ujar Marissa dengan tampang marah.“Sudah berapa pria yang kamu layani?” akhirnya pria itu bisa berdiri dengan tegap, ia menatap Marissa dengan wajah cukup sengit.Plak!Tamparan keras dari Marissa melayang tepat di pipi kiri Deniz. Wajah pria yang tidak siap dengan tindakan Marissa tersebut sedikit bergeser ke arah kanan. “Kau sudah tahu jika aku melakukan i

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 90. MASIH BERJODOH

    “Kalian memang berjodoh,” cibir Ruth setelah melihat Marissa datang bersama Deniz. “Si*alan kamu,” umpat Marissa dengan lirikan pedas. Ruth tersenyum tipis, ia berdiri di sisi tembok sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Kenyataannya seperti itu, jangan marah. Kalian memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” sambung Ruth yang masih saja menggoda Marissa.“Hanya kebetulan bertemu, jangan berekspektasi terlalu tinggi.” Marissa mengelak.“Masih saja kamu berbohong, Marissa.” Ruth menggeleng pelan.“Tentang apa? Jangan mengada-ada,” Marissa menghempaskan bobot tubuhnya di atas kursi, perjalanan sepanjang hari ini membuat dirinya benar-benar letih.“Kamu masih mencintainya bukan?” Ruth sedikit memajukan wajahnya sambil mengedipkan sebelah mata.Pluk,Marissa melempar kotak tisu yang ada di atas meja, untung saja Ruth bisa menghindar. Perempuan berambut cepak tersebut tertawa puas karena berhasil menggoda sahabatnya.“Joshua meninggal,” tampak jelas jika Marissa begitu

  • Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder   Bab 89. PERJANJIAN PRA NIKAH

    “T-Tes DNA? A-Apa maksudnya ini?” “Lebih tepatnya, yang ada di hadapanmu saat ini adalah— hasil tes DNA.” Bruk, Dokumen yang ada dalam genggaman Marissa pun terjatuh begitu saja. Mendadak kakinya tidak bisa berdiri dengan sempurna, sehingga Marissa sedikit limbung dan hampir saja terjatuh. ***Marissa tidak berani mengangkat wajahnya, ia memilih untuk menghindari kontak mata dengan Deniz yang saat ini ingin menelannya hidup-hidup. “Gadis kecil yang ada di rumah sakit itu adalah putriku bukan?” jari telunjuk Deniz diarahkan dengan asal ke belakang dengan mimik muka yang serius. “Kenapa kamu menyembunyikannya dariku, Marissa?” lanjut Deniz yang mau tidak mau harus menginterogasi Marissa tentang keberadaan Eliza di tengah-tengah mereka. “A-Aku,” lidahnya benar-benar kaku, Marissa bingung hendak memulai jawaban dari mana. “5 tahun Marissa, dan kamu …. Argh ….!” Deniz sedikit menjauh dari Marissa yang mematung, ia mengacak rambutnya dengan kasar untuk melampiaskan perasaan kesalnya

DMCA.com Protection Status