Semua Bab Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder: Bab 51 - Bab 60

97 Bab

Bab 51. TANPA JEJAK

“Anda tuan yang ….” jari telunjuk Deniz mengarah pada Alex yang telah menunggu kedatangannya. Tepat pukul satu siang, Alex sampai di kota Ankara pusat. Di mana perusahaan keluarga Ghazy berdiri di salah satu jajaran gedung megah ibukota Turki. Perusahaan manufaktur terbesar itu merajai banyak cabang di hampir seluruh permukaan bumi. Bisa dibilang saat ini Alex sedang berhadapan dengan seorang miliarder ternama.“Alex. Panggil saja Alex, tuan ….” jawab Alex saat menoleh. Ia berdiri di depan jendela besar, lebih tepatnya Alex berada di lantai 3 salah satu ruangan khusus yang disediakan untuk menerima tamu secara privat.“Deniz. Deniz Ansel Ghazy,” ujar Deniz sambil menjabat erat tangan Alex.“Silahkan duduk!” ujar Deniz dengan sopan.“Hem, ya. Terima kasih tuan,” Alex mengulas senyuman—tipis.Pria yang bekerja pada salah satu bareskrim itu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tidak ada yang mencurigakan, semua terlihat normal di mata manusia biasa. “Boleh saya tahu, anda mendapatkan n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 52. SOK JAGOAN

Cairan infus menetes perlahan melewati selang kecil yang terpasang di punggung tangan kanannya. Bantuan oksigen bersih pun dikerahkan agar perempuan itu bisa menyambung hidup. Alex menatapnya dari balik kaca ruang ICU. Ia mendengus kasar sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku mantel.“Syukurlah kalau dia baik-baik saja.” Gumam Alex sambil berbalik.“Sore Tuan Alex,” sapa dokter Ramon membuat Alex terkejut dengan kedatangannya yang secara tiba-tiba.“Oh, selamat sore Dok.” Jawab Alex yang mampu mengendalikan diri kembali.“Sedang menangani kasus?” tanya dokter Ramon dengan senyuman tipis.“Ya, begitulah ….” ujar Alex yang sekilas menoleh ke arah samping, di mana Marissa sedang terbaring di atas bed pasien.“Apa Dokter mau memeriksanya?” ibu jari Alex mengarah ke belakang, tepat di mana ruangan Marissa berada.“Tidak-tidak, aku mau ke ruang laborat. Ada sesuatu yang harus aku urus. Kamu tahu sendiri Alex, jika aku ….” jawab dokter Ramon dengan canggung, kalimatnya pun menggantun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

Bab 53. SEORANG PERWIRA

Pucuk senjata itu masih menempel di salah satu pelipis Sam. Tampak keringat sebesar biji jagung menetes perlahan dari arah keningnya. Ia dalam posisi setengah duduk di bawah lantai, kedua lututnya bertumpu pada lantai yang berdebu.“Jadi kamu mencoba untuk membodohiku? Rupanya kamu tidak bisa aku percaya,” kata Joanna yang entah sejak kapan berubah menjadi seorang psycho.“Perempuan terhormat tidak akan melakukan ini Nona,” ujar Sam yang telah mengangkat kedua tangannya hingga ke belakang kepala.“Berani kamu menentangku? Kamu tidak sayang dengan nyawamu?” Joanna menoyor kepala Sam dengan tangan kirinya.Sedangkan Miriam, wajah wanita itu tampak pucat. Ia berdiri di sudut ruang tanpa bisa melakukan apapun. Tubuhnya gemetar sejak Joanna menodongkan senjata api kepadanya. Apalagi saat Joanna tahu jika Sam hendak melakukan pemberontakan.“Kevin. Pria yang sudah kau rebut dari nona Marissa, apa dia tahu jika sebenarnya kamu tidak hamil?” DUG!Joanna memukulkan pegangan senjata itu tepat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Bab 54. MISTAKE

BRUK!Sam mendorong kasar tubuh Joanna hingga tersungkur di bawah lantai. Perempuan muda itu dibawanya dalam keadaan terikat. Saat Sam membuka lakban yang melekat di mulutnya, Joanna pun berteriak dengan histeris.“Sialan kau!” wajahnya begitu murka dengan riak penuh amarah.Sementara itu, Deniz dan Mark terlihat bagai patung hidup. Mereka tidak menyangka telah kedatangan tamu istimewa siang ini. Sam dan Miriam yang dinyatakan telah tewas, tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka dengan kondisi segar bugar.“Diamlah! Atau aku bungkam kembali mulutmu dengan ini,” gertak Sam pada Joanna yang saat ini berada di antara rivalnya.Seketika itu juga Joanna terdiam. Ia melihat sekeliling dengan tatapan yang sengit. Bisa-bisanya ia terjebak dengan perangkapnya sendiri yang menginginkan orang kepercayaan Deniz tunduk kepadanya hanya karena iming-iming uang.“Katakan padaku, ada apa ini sebenarnya?” tanya Deniz yang berdiri tepat di hadapan mereka. “Kau—Joanna?” imbuh Deniz dengan menautkan kedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Bab 55. MARISSA!

Ia melihat pendar yang dipantulkan oleh lampu sorot di pinggir jalan melalui jendela mobil. Rahangnya mengeras sejak ia menemui kenyataan, jika orang yang disangka telah meninggal kini datang berhadapan dengannya. Deniz menopangkan salah satu telapak tangan di sisi wajahnya agar pemandangan di luar sana bisa terekam secara baik pada memorinya.“Mark, kita putar balik!” perintah Deniz saat ia tersadar dari lamunannya.“Tuan muda?” Mark mengerutkan dahinya saat ia melihat sang miliarder dari balik kaca spion.“Kita menuju ke kantor Alex,” tatapan Deniz begitu dingin, ia memainkan jarinya seolah tengah melakukan sesuatu“Kepala penyidik?” Mark memperjelas dengan tebakannya.“Ya,” jawab Deniz dengan cepat.“Apa Tuan mengetahui sesuatu?” Mark berusaha mencari tahu. Pria itu sekali-kali meliriknya dengan arah fokus berkendara ke depan.“Not yet,” jawab Deniz dengan helaan napas yang terdengar sangat berat.Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya, Mark mengarahkan setir mobil ke arah kan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 56. KEHILANGAN

Baru saja ia akan keluar dari rumah bibi May, tapi langkahnya terhenti karena seseorang melayangkan tinju tepat di wajahnya. Sam terjengkang ke belakang, ia memegang hidungnya yang terasa panas dan nyeri bercampur menjadi satu. Saat ia melihat telapak tangannya, ada noda bercak darah di sana. Rupanya hidung Sam terluka hingga ia merasa sedikit sesak saat bernapas.“T-Tuan Muda,” ucap Sam saat kedatangan tamu yang tidak diundang.Wajah Deniz memperlihatkan garis tegasnya, pria itu sangat marah. Dan saat bertemu dengan Sam, ia meluapkan emosi dengan cara menghajar pengawal pribadi yang sempat dipercaya olehnya.“Bisa-bisanya kau berkhianat denganku,” ujar Deniz dengan geram, ia maju perlahan dengan kepalan tangan yang kuat.“B-Berkhianat? A-Apa maksud Tuan Muda sebenarnya?” Sam bingung, belum sempat ia meneruskan rasa berdukanya akibat kehilangan orang-orang yang dicintai, kini ia harus berhadapan dengan Deniz yang menuduhnya sebagai seorang pengkhianat.“Di mana Marissa kau sembunyikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

Bab 57. HOLY SHIT!

“Hei, kau!” tunjuk Kevin yang menghentikan langkah Deniz ketika melintas di depannya.“Apa-apaan kau?” ujar Deniz dengan bola mata melebar saat tangan Kevin tiba-tiba meraih kerah kemeja yang dikenakannya.“Kau masih bertanya kenapa?” balas Kevin dengan sorot mata yang tajam.“Keluarkan Joanna, atau ….” ancamnya tidak main-main kali ini.“Atau apa?” jawab Deniz dengan santai.“Aku punya banyak bukti tentang kejahatan yang kalian lakukan? Masih mau mengelak?” lanjutnya dengan kepala sedikit dimiringkan.Kevin terdiam, ia memindai wajah Deniz yang balik menyerangnya tanpa ragu. Hingga beberapa detik kemudian tidak ada balasan dari Kevin, Deniz pun tersenyum kecut kepadanya.“Jadi, singkirkan tanganmu dariku!” kata Deniz sambil menghentakkan ujung jas yang kini terlihat sedikit berantakan.Kevin mengurai diri, ia mengeraskan rahangnya tanpa kata. Dari cara pandang pria itu, banyak yang hendak disampaikan olehnya tapi …. “Kalian sudah datang?” tanya Alex saat ia bergabung dengan mereka.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 58. SO SWEET

“Sudah aku sarankan padamu. Jangan menyatukan mereka dalam satu pertemuan,” Grace berjalan tergesa di samping Alex.“Siapa kau, kenapa berani mengaturku?” tanya Alex tanpa menoleh.“Aku istri sekaligus rekan kerjamu,” jawab Grace dengan cepat.“Cih!” mulut Alex mencebik.Mereka berjalan menuju lobi rumah sakit, keduanya datang dengan mobil yang berbeda. Grace langsung berlari kecil menyusul Alex yang tampak acuh kepadanya.“Kita hanya berdua?” kepala Grace menoleh ke sekeliling, tapi tidak menjumpai siapapun yang dikenal.Alex tetap melanjutkan jalannya, seakan ia tidak peduli apapun tentang perempuan yang masih berstatus istrinya itu. Hingga Alex menghentikan langkah di depan ruang pasien bernomor 30D, ia merogoh ponsel yang diletakkan pada saku mantel. Pria itu terlihat menscroll layar telepon genggam dengan serius.“Kenapa berhenti?” kedua alisnya bertautan.“Bisa diam nggak sih?” Alex mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ke dalam saku.Alex yang merasa terganggu pun berbalik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 59. SELAMAT DATANG DI KELUARGA GHAZY

“Anda tidak bisa memindahkan saksi tanpa izin Tuan Ghazy,” Alex mencoba untuk menghalangi niat Deniz untuk membawa pulang istrinya.“Dia istriku, aku berhak melakukan apa saja padanya—termasuk menyelamatkan nyawanya.” Jawab Deniz dengan tatapan tajam.Mendengar keributan kecil di dalam, Mark menerobos masuk ke dalam kamar pasien dan meninggalkan Grace di luar dengan tampang heran. “Hei, hei, tunggu! Aku belum selesai bicara denganmu Tuan.” Ujar Grace yang merasa diacuhkan.“Tuan muda,” Mark sudah berdiri di antara mereka berdua.Tangan Deniz menghalangi Mark agar pria muda itu tidak bertindak ceroboh. Mark mengangguk tanda mengerti, kemudian ia berdiri menepi dan mengamati keduanya dalam diam.“Dia akan menjadi saksi, jika kondisinya sudah pulih Tuan Alex.” Lanjut Deniz menuturkan.“Tidak bisa selama dia dalam pengawasan kami,” Alex bersikukuh.“Istriku baru saja kehilangan bayinya, Tuan.” Tunjuk Deniz agar hati Alex sedikit dilembutkan.“Tapi di sini saya menjalankan tugas Tuan,” ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 60. MAAFKAN MAMA NAK

Ada perasaan hangat saat segaris sinar masuk melalui celah gorden jendela. Ia menggerakkan jari tangannya secara perlahan, Marissa merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk. “W-What, what, what the ….” ia terkejut saat benar-benar telah siuman setelah sekian lama tertidur.“Hei, tenanglah! Kamu sudah aman bersamaku,” Deniz yang sejak semalam berjaga di samping tempat tidur, langsung sigap menenangkan istrinya. Marissa terbangun dengan posisi duduk, perempuan itu seolah merasakan trauma mendalam. Ia kesusahan saat mencoba untuk menstabilkan frekuensi napasnya, hingga peluh sebesar biji jagung membanjiri sebagian wajah Marissa.“Minumlah!” Deniz mengangsurkan segelas air putih.Semula ia menyambutnya dengan ragu, saat ia menoleh ke arah Deniz Marissa pun minum hingga habis separuh. “A-Aku di mana?” tanya Marissa sambil melihat kedua telapak tangannya yang masih utuh, salah satu punggung tangan itu masih tertancap jarum infus guna memulihkan kesehatannya.“Home,” jawab Deniz dengan singk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status