All Chapters of Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder: Chapter 31 - Chapter 40

97 Chapters

Bab 31. TENDANG SAJA ANU NYA

“Kamu,” Kevin sudah mencengkeram lengan, Marissa. Perempuan muda itu tidak gentar sedikitpun, ia berbalik menatap Kevin. Meski ia menahan rasa sakit saat tangan Kevin menyakiti kulit lengannya secara langsung.“Marissa!” teriak seseorang dari arah depan. Marissa langsung menoleh, ia sangat tahu siapa pemilik suara itu.Kevin mengurai cengkramannya, ia pun bersikap biasa saat ada orang lain datang ke arah mereka. Ia membetulkan letak jasnya agar terlihat rapi, Kevin berpura-pura mengalihkan pandangan ke tempat lain. “Ekhem,” Kevin berdehem untuk menutupi sikapnya yang terbilang sedikit kasar pada, Marissa.“Hai, Jo!” sapa Marissa saat Joshua sudah berada di dekatnya.“Sudah lama?” tanya Joshua sedikit terengah-engah. Sepertinya pria muda berpostur kurus itu habis berlari kecil menembus waktu.“Tidak juga. Bisa kita segera pergi?” Marissa langsung menodong Joshua untuk segera membawanya pergi dari hadapan, Kevin.“Oh, Pak Kevin.” Joshua berusaha bersikap sopan, ia menyapa Kevin dengan
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 32. DOKUMEN LAMA KELUARGA SAWYER

BRAK!“Keluar!” suara gebrakan itu berasal dari arah samping mobil. Sekumpulan pria berbaju rapi sudah mendekat ke arah mobil yang telah dikendarai oleh, Joshua.“M-Marissa,” pria itu gemetar, ia menggenggam kemudi mobil dengan sangat erat. Tangannya tiba-tiba berkeringat dengan suhu ruang dingin.“Tenanglah!” ujar Marissa yang mengintai kondisi sekitar.“A-Apa yang harus kita lakukan?” Joshua panik, bola matanya bergerak tak tenang.“Tunggu di sini!” Marissa melepas sepatu berhak tinggi yang ia kenakan, lalu ia turun dari dalam mobil.“M-Marissa. Apa yang kamu lakukan, hah? Bahaya, Marissa.” Cegah Joshua dengan ekspresi bingung bercampur takut.Perempuan itu berdiri tegak di samping pintu mobil setelah keluar dengan membawa sebelah sepatunya. “Siapa kalian? Ada perlu apa menghentikan perjalanan kami?” Marissa menunjuk pria-pria itu dengan high heels yang ada di tangannya. Ia menatap sengit pada kawanan pria tersebut tanpa takut sedikitpun.“Kau, tidak perlu tahu siapa kami. Kami han
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 33. PEREMPUAN MASA LALU

“Untuk sementara kita di sini dulu, Marissa.” Ujar Joshua yang telah menghentikan kendaraannya di sebuah rumah yang bertempat di pedalaman. Marissa memperhatikan sekeliling, ia menajamkan penglihatannya. “Di mana kita, Jo?” tanya Marissa tanpa menoleh.“Dulu aku sering berkemah di sekitar sini, dan gubuk itu adalah milik ayahku.” Joshua menunjuk ke arah rumah yang berdiri secara non permanen. Bangunan rumah itu didominasi oleh kayu balok dan dinding bata di sebagian sisinya. Terlihat begitu estetik dan teduh di mata, Marissa.“Ooo, ….” Marissa mengangguk tanda mengerti, lalu ia memanyunkan bibirnya sambil meremas pucuk berkas yang masih ada di tangan.“Sudah lama aku tidak datang ke sini. Maaf jika kondisinya sedikit kotor, ayo turun!” ajak Joshua saat membuka pintu mobil.Marissa termangu sebentar, lalu ia pun membuka pintu mobil meski saat ini dirinya diliputi perasaan bimbang. Kakinya yang tidak mengenakan sepatu sebelah, membuat Marissa harus berjinjit sedikit untuk menghindari d
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Bab 34. RENCANA BALAS DENDAM?

“Pfttt, ….!” Semburan air keluar dari mulut Joshua saat Marissa bercerita tentang kekasih suaminya, Deniz. Ia mengambilkan selembar tisu pada temannya itu dengan wajah yang terpasang cemberut. “Untung saja aku tidak tersedak,” ujar Joshua sambil meletakkan gelas di atas meja makan.Marissa diam, tidak menyahut. Ia memilih untuk menghempaskan bobot tubuhnya pada sebuah kursi. Wajahnya lebih ditekuk dari biasanya. Buru-buru Joshua menghentikan lawakannya saat melihat perubahan gestur pada sahabatnya itu.“Memangnya, yang mengejar kita tadi ada hubungannya dengan Deniz?” tanya Joshua yang kini berdiri di depan kabinet dengan tangan menyilang di dada.“Tidak. Aku rasa tidak, Deniz tidak ada hubungannya dengan ini.” Ujar Marissa dengan memijat pangkal hidungnya.“Lantas? Perempuan yang ada di telepon milik Sam itu?” Joshua masih menerka-nerka.“Dia baru muncul, Josh. Deniz saja tidak pernah menceritakan soal hubungannya,” tutur Marissa dengan enggan.“Bisa saja Deniz menutupinya darimu _
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 35. MAKAN TUH----SIALAN!

“Tapi dia suamiku, Ma!” bentak Marissa pada ibu sambung Deniz yang sedari kemarin menghalangi untuk bertemu.“Mama tidak tahu bagaimana perasaanku? Terlepas restu atau tidaknya dari kalian—dia. Lelaki di dalam sana adalah, suamiku.” Tunjuk Marissa pada dirinya sendiri setelah ia menunjuk ke dalam ruangan ICU. Ia berusaha melunakkan suaranya setelah dirasa sedikit terpancing emosi.Nichole Aprodhite, wanita berusia 50 tahun itu langsung bungkam. Ia menatap tajam pada Marissa yang sedang memperjuangkan haknya. “Biarkan dia masuk,” suara berwibawa itu muncul dari arah berlawanan. Marissa berputar dan mendapati ayah mertuanya sudah di belakang tubuh dengan menggunakan kursi roda. Tuan Ghazy nampak belum pulih benar kondisinya, namun saat ia mendengar putra pertamanya terlibat dalam masalah. Mau tak mau pria itu harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat.“Tapi Sayang, ….” Nichole merajuk, ia bersikukuh tidak mengizinkan Marissa untuk bertemu dengan Deniz—sekalipun.“Biarkan saja,
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 36. BERISIK!

“Nona, aduh! Apa yang Nona lakukan barusan? Dia, perempuan itu. Aduh, ….” Mark menggerutu sepanjang perjalanan menuju ke dalam kamar di mana Deniz saat ini dirawat. “Kenapa? Apa kamu takut?” ujar Marissa dengan enteng, ia berjalan seperti biasanya tanpa rasa bersalah. “B-Bukan begitu, Nona. Tapi nona Catherine terluka,” jawab Mark yang sepertinya mencemaskan perempuan tak tahu malu itu. “Bisa-bisanya dia menemani suami orang. Sedangkan istrinya ini masih—sehat dan benar-benar masih hidup.” Kira-kira seperti itulah kekesalan Marissa pada sosok perempuan bernama Catherine tersebut. “Kamu mengkhawatirkan pelakor itu, Mark?” selidik Marissa yang mulai tidak nyaman dengan sikap sang pengawal. Marissa menghentikan langkahnya, ia menatap Mark dengan tampang tak suka. Bahkan kini kedua alisnya saling bertautan dengan lirikan yang cukup sinis. “T-Tidak, Nona. M-Maafkan saya,” ujar Mark dengan menundukkan kepala. “Sialan kau! Kau tidak bisa berbohong padaku, Mark. Buktinya—ini!” Marissa m
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 37. DEG!

Roll Royce berjenis Phantom itu berhenti tepat di depannya. Marissa mengernyitkan dahinya sejenak, perlahan rasa penasaran itu pupus ketika seseorang turun dari dalam mobil mewah tersebut.“Bagus. Aku tidak perlu capek-capek mencarinya,” gumam Marissa dengan bibir dimanyunkan.“Hai, Marissa! Kita bertemu kembali, apakah ini adalah kebetulan yang sudah direncanakan oleh Tuhan pada kita?” dengan angkuhnya Kevin memulai sapaan itu saat melihat seseorang yang dikenalnya.“Jangan menyeret nama Tuhan di sini, Kevin! Kau tidak pantas untuk itu, meski hanya sekedar menyebut.” Sahut Marissa dengan culas.“Oh, begitukah menurutmu? Sorry deh,” Kevin memanyunkan bibirnya.“Marissa, ayo cepat pergi! Kenapa pula dia ada di sini?” Joshua datang menghampiri saat melihat kemunculan Kevin di tengah-tengah mereka.“Apa kau sedang mengantarkan, Joanna?” sapanya hanya untuk sekedar berbasa-basi. Ekspresi Joshua berubah semakin tidak mengenakkan, ia tidak ingin ada perseteruan di saat hati Marissa sedang k
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 38. TAWARAN KERJA SAMA

PLAK!Tamparan keras itu mendarat tepat di pipi, Kevin. Marissa merasa dijadikan boneka permainan oleh mantan kekasihnya itu. Sehingga niat semula pergi meninggalkannya pun diurungkan dan berakhir dengan sebuah tamparan.Kevin yang terkejut dengan aksi brutal dari Marissa pun mengepalkan sebelah tangannya. Ia mencoba untuk tidak membalas apa yang sudah dilakukan oleh perempuan itu, meski ia merasa harga dirinya sedikit terinjak. Lama kelamaan perempuan itu seperti tengah melonjak dengan sifat pongahnya.“Lelucon apalagi yang kau rencanakan? Aku tidak tertarik sedikitpun,” ujar Marissa dengan mengacungan jari telunjuknya di depan hidung mancung, Kevin.“Dengarkan! Aku tidak main-main, Marissa. Dia adikku dan kau baru saja menghajarnya,” gertak Kevin yang masih memegang pipi kirinya.“Persetan denganmu atau dengannya. Adikmu itu, dia yang telah memulainya. Catherine, telah menggoda suamiku.” Kali ini jari telunjuk Marissa beralih pada dada, Kevin.“Kamu harus membayar semua ini, dia kes
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

Bab 39. KEPUTUSAN YANG SALAH

“Gila! Apa yang sudah kamu pikirkan, Marissa? Mengajaknya kerja sama yang pada akhirnya akan merugikan dirimu?” Joshua menampakkan taringnya saat mereka sudah duduk di dalam mobil. Joshua yang merasa tak tenang pun berusaha mengajak Marissa berbicara saat mobil berhenti di sebuah tikungan lampu merah. Joshua melihat perempuan itu bungkam, hingga menguras kesabarannya yang sia-sia saja mengorbankan waktu demi membela Marissa.Perempuan itu menghela napas dengan perlahan, tapi tidak sekalipun ia membalas tatapan Joshua. Entah apa yang sedang dipikirkannya, seolah ia kini dalam sebuah tekanan yang cukup berat. Marissa memalingkan wajahnya keluar jendela mobil, ia menyilangkan kedua tangan di dada. Dan Joshua merasa terabaikan dengan sikapnya.“Jika bukan Kevin pelakunya, lantas siapa?” belum ada tanggapan dari Marissa, tapi sebisa mungkin Joshua mengajaknya berkomunikasi dengan baik.“Apa kamu punya musuh selain, Kevin?” tanya Joshua dengan sangat hati-hati.Baru saja Marissa menoleh, t
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 40. CRASH!

Krak!Ada bunyi ranting yang jatuh, atau lebih tepatnya terinjak oleh sesuatu. Di gelapnya malam, tidak akan ada satupun yang menyadari kejadian alam tersebut. Semuanya terjadi secara alami tanpa dibuat-buat, bagai hembusan semilir angin yang membawa sihir bagi sebagian anak manusia.Seperti halnya, Marissa. Ia yang telah meminum obat sebelum memutuskan untuk bergelung dalam selimut, ia tidak pernah memikirkan sesuatu yang janggal di luar sana. Apalagi tempat yang kini menampungnya tidak banyak diketahui banyak orang. Perempuan itu terlihat sangat lelah, bahkan untuk berpikir saja ia tidak mampu.“Tetaplah diam di situ pria manis. Jangan berisik!” suara seseorang memecah keheningan malam yang sempat berisik beberapa saat lalu. Di tangan kanannya berputar sebuah cutter pada sela-sela jari. Benda itu berkilat saat tertimpa cahaya di remangnya malam.Joshua, sudah duduk di bawah ranjang dengan posisi tengkurap. Sementara kaki dan tangannya telah terikat dengan tali panjang. Mulut pria be
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status