“Udah siap belum lo, Cil.”Rafka mengetuk kamar Dea karena seperti yang dijanjikannya hari ini ia akan mengajak keponakannya itu ke rumah Sarah.“Iya, udah siap, Om,” sahut Dea begitu membuka pintu kamarnya.“Umur gue baru 24, tapi udah lo panggil, Om. Mending lo panggil gue Kakak aja. Malu gue dipanggil Om sama lo kalau di depan orang lain.”“Enggak bisa, soalnya udah kebiasaan dari kecil,” tolak Dea berjalan mendahului Rafka menuruni tangga. “Udah Om jangan banyak omong, mending kita cepet berangkat.”Rasanya Rafka ingin menjitak kepala Dea, tetapi sayangnya tak bisa karena setibanya di lantai bawah, ia dan Dea bertemu dengan Maya.“Mau kemana, cucu kesayangan Oma?” tanya Maya saat melihat rapinya penampilan Dea.Begitu melihat Omanya Dea pun berlari untuk memeluk Maya. “Dea diajak pergi sama Om Rafka, Oma. Boleh, ‘kan Dea pergi?” “Tentu boleh, Sayang,” jawab Maya mengusap lembut pipi Dea. “Kamu jaga Dea baik-baik, Raf. Jangan sampai Dea sedikit pun.”“Giliran sama Dea sikap Mama l
Read more