Lea menarik napas dalam-dalam, rasa pening yang menyergap kepalanya belum sepenuhnya hilang, tapi berusaha ia tahan karena tak ingin merusak kebersamaannya dengan Chava. Belum lagi harum butter yang mendadak membuatnya mual. "Kenapa, Le?" Chava mengusap bahu adik sepupu suaminya. "Kamu sakit?" Beberapa kali memergoki Lea menutup mulut, juga tubuhnya yang berkeringat membuat Chava curiga. "Enggak apa-apa, Kak. Kayaknya masuk angin soalnya dua malam nggak bisa tidur.""Kenapa? Mikirin Bang Riko yang ikut Mas Sakti ke luar kota? Kan cuma sehari di Bandung, Le. Oh, ya. Malam keduanya tentu saja begadang untuk hal lain, iya kan?" Chava terkekeh sedang Lea tersenyum kecut. Seandainya saja Chava tahu alasannya tak bisa tidur, bahkan semalam dia hanya tidur satu jam lebih. Lea memang pemikir, dia tak bisa tidur jika ada hal kecil yang mengganjal di hatinya. "Dapat oleh-oleh apa dari suami, Kak?" Sengaja Lea mengalihkan pembicaraan agar tak melulu ingat tentang kejanggalan suaminya. "Bias
Last Updated : 2024-02-03 Read more