Chava merapatkan sweater yang membungkus tubuhnya, hujan lebat membawa titik air menciptakan hawa dingin. Malam makin meninggi, di menit ke lima belas sejak kepergian Sakti, lelaki itu masih belum juga mengirimkan pesan. Ingin rasanya Chava menghubungi suaminya lebih dulu, tetapi ia takut tindakannya akan menggangu konsentrasi Sakti. Pada akhirnya, dia terus berjalan mengitari ruang tengah sebab gelisah menunggu kabar. "Duduk, Nak. Oma yang lihat jadi pusing sendiri kamu mondar-mandir begitu. Duduk dulu, minum. Atau mau Oma temani tidur?"Chava dengan cepat menggeleng. "Mau di sini saja, Oma. Nunggu kabar dari Mas Sakti.""Selagi dia pergi sama Riko, bisa dipastikan suamimu akan baik-baik saja." Tangan Sinta gemetaran saat berusaha meraih Chava dan memintanya untuk duduk. "Kamu tau, Le. Calon suamimu pergi ke mana?" "Ih, Oma apaan, sih! Ya mana Lea tau, memangnya Lea ada dua puluh empat jam nempel sama dia apa?" Yang ditanya malah mencak-mencak. Chava terkekeh. Adik sepupu suamin
Read more