All Chapters of Diduakan Suami, Diratukan Duda Miliarder : Chapter 101 - Chapter 110

159 Chapters

101.

"Berapa kali harus aku bilang, nggak usah kamu bikin kue-kue itu lagi. Semua uangku kamu yang pegang, kalau kurang tinggal ngomong. Aku akan bekerja lebih keras lagi."Sore itu sepulang dari kediaman Sakti, Riko yang disambut tumpukan toples kue kering di dapur tak bisa menahan diri lagi. Dia tak mau istrinya kelelahan bekerja sementara dia sendiri sanggup memberikan apa saja yang diinginkan Lea. Sepanjang hidupnya Riko bekerja keras, banyak uang yang berhasil ia kumpulkan dan sebagian dalam bentuk properti dan investasi kecil-kecilan sebelum Sinta memberinya satu anak perusahaan untuk dikelola. Riko memastikan Lea tak kekurangan uang, tapi gadis itu memaksa sewaktu meminta izin mengambil orderan kue kering. Tiap kali Riko menolak, Lea akan merajuk dan menggunakan senjata pamungkas untuk menekannya. Apalagi jika bukan soal ranjang. Pria lemah akan hal yang satu itu. Sebulan berlalu sejak kesalahpahaman yang terjadi antara Riko dan Lea, hubungan mereka perlahan membaik. Riko menepati
Read more

102.

Lea membalas senyum suaminya sebelum Riko kembali membenamkan kepala di dadanya. Pria itu baru saja mengakhiri panggilan telepon, menyimpan ponsel yang sempat menyita perhatiannya dari sang istri. Tidak! Hari ini Riko sudah putuskan untuk menghabiskan waktu bersama Lea, demi untuk mengganti waktu yang tersita karena belakangan ini pria itu sering pulang larut malam. Lea sendiri tak ingin mengacaukan suasana romantis yang sudah susah payah dibangun suaminya. Sengaja dia diam karena ingin suaminya berinisiatif menceritakan tentang apa yang baru saja didengarnya dari anak buah pria itu yang ditugaskan untuk menjaga Nelly. "Tomo bilang perempuan itu sudah sadar."Lea tersenyum, akhirnya suaminya memilih terbuka dengannya. Artinya, kesalahan pria itu benar-benar dijadikan pelajaran agar tak terulang di kemudian hari. "Kak Riko mau ke sana?""Buat apa? Aku sudah janji mau temani kamu seharian ini, mumpung libur. Sudah lama kita nggak keluar.""Tapi dia sudah sadar, ada baiknya kalau ki
Read more

103

"Ikut aku ya?"Lea yang tengah memoles wajahnya dengan krim pun menoleh. Seingatnya hari ini suaminya sudah mulai kembali bekerja, lantas mau mengajaknya ke mana?"Ke mana, Kak? Bukannya Kak Riko harusnya kerja?""Iya, kamu temani aku kerja."Makin bingung saja Lea dibuatnya. Selama ini jangankan menghabiskan waktu berdua, berbicara pun sekadarnya. Ajakan Riko kali ini tentu saja membuat gadis itu terperangah."Aku di rumah saja, Kak. Lumayan mau coba resep kue baru. Kalau ikut Kakak nanti yang ada ganggu konsentrasi kerja lagi.""Yakin mau di rumah saja?""Lah kan biasanya aku juga di rumah."Riko memeluk istrinya dari belakang. Kelopak matanya terpejam saat aroma tubuh Lea sampai di indera penciumannya. Ada rasa tak rela melepas wanita itu demi tuntutan pekerjaan. Mendadak senyum lebar tersemat di bibir pria itu. Di usianya yang sudah kepala tiga, Riko merasa kasmaran seolah dirinya adalah kawula muda. Padahal, jarak usianya dengan Lea terpaut cukup jauh, dua belas tahun. Akan teta
Read more

104.

"Kemana anak ini, dihubungi nggak diangkat." Riko kembali mendial nomor istrinya. Telah lebih dari tiga kali panggilannya tak kunjung diangkat, Riko tak bisa pulang tanpa mendengar suara Lea terlebih dulu. Semenjak hubungannya dengan Lea membaik, Riko selalu menyempatkan untuk menghubungi istrinya sebelum pulang sekadar menanyakan wanita itu ingin dibelikan makanan apa, atau yang lainnya. Namun, kali ini sudah setengah perjalanan pulang wanitanya itu tak juga memberikan kabar. Riko mulai berpikiran yang tidak-tidak. "Lebih cepat lagi, Bar!" titah pria itu, sementara dirinya kembali sibuk dengan gawai hendak menghubungi anak buahnya yang dia tempatkan untuk berjaga di rumah. Belum sempat Riko menelepon, satu panggilan masuk lebih dulu menyapanya. Dahi Riko berkerut melihat nama yang berkedip di layar, tukang kebun rumahnya. "Halo, Pak. Ada apa?" Tanpa pikir panjang Riko mengangkat panggilan tersebut. Pikiran buruk tak bisa dicegahnya mengingat pria tua yang telah beberapa tahun me
Read more

105.

Riko tersenyum saat tatapannya dan Lea saling bertemu sesaat setelah istrinya itu tersadar. Kantuk yang sempat memberatkan kelopak mata kini sirna. Belahan jiwanya membuka mata, kebahagiaan datang menyelimuti pria itu. Didekapnya tubuh Lea dengan erat. Riko kecupi kening istrinya bertubi-tubi. "Kak!" Tetiba saja Lea memekik. Ia juga mendorong tubuh suaminya menjauh. Kilas ingatan akan kejadian sebelum dirinya jatuh pingsan kembali menari di depan mata. "Ada apa, Lea?" Riko kaget mendapat penolakan istrinya, tetapi kebahagiaan yang meluap dalam dada membuatnya kembali berkeinginan merengkuh tubuh itu. "Jangan peluk aku, Kak! Aku sudah kotor!" Lea menangis histeris sembari menggosok tubuhnya seakan berusaha menghilangkan noda yang melekat di sana. "Kamu ini ngomong apa, Sayang?""Jangan sentuh! Aku sudah kotor, Kak. Maafkan aku." Lea kembali menepis suaminya. Bahkan sengaja ia mendorong Riko untuk menjauh. "Aku diperkosa, Kak. Aku sudah berusaha melawan tapi dia memukulku, dia juga
Read more

106.

Sepekan berlalu sejak kejadian itu, selama itu pula Riko menghabiskan waktunya untuk mengurus permasalahan yang ada. Bolak-balik rumah sakit demi memastikan Lea dan yang lainnya mendapatkan perawatan terbaik. Pergi ke kantor polisi untuk memberikan keterangan, ia juga masih sempat menjalankan tugasnya di tengah padatnya aktivitas. Waktu dua puluh empat jam sehari terasa kurang. Walau lelah mengungkung raga, tetapi Riko menjalaninya dengan hati gembira. Baginya, Lea menjadi yang utama dalam hidupnya. Kebahagiaan wanita itu adalah kebahagiaannya juga. "Akhirnya kamu diperbolehkan pulang juga.""Padahal aku nggak apa-apa, Kak. Hanya luka kecil tapi kamu maksa buat dirawat.""Aku nggak mau nanggung resiko. Lebih baik tinggal lebih lama di rumah sakit demi meyakinkan kondisimu daripada terjadi sesuatu di kemudian hari." Pria itu membantu istrinya berkemas. "Bi Asih ikut pulang juga, kan?" Suami Lea itu mengangguk. "Jangan pecat dia ya, Kak? Aku sudah anggap bibi seperti keluarga sendiri
Read more

107.

Riko dan Lea saling beradu pandang. Lea memutusnya lebih dulu dengan membuang muka. Wajahnya mencetak senyum kecut. Sekeras apa pun usahanya untuk menyelamatkan rumah tangganya, kenyataan menamparnya. Membuatnya tersadar kalau pernikahannya tak lagi sama setelah kehadiran orang ketiga. "Ditungguin tuh sama mantan istri." Sengaja Lea menekan dua kata terakhirnya, berharap suaminya mengerti kalau keputusan besar yang diambilnya dulu adalah kesalahan fatal yang sampai kapan pun akan menorehkan kenangan buruk dan tak bisa dilupakan begitu saja. "Kamu kok ngomongnya begitu, Yang?""Terus aku harus ngomong apa? Kenyataannya dia memang mantan istri kamu, Kak.""Aku sudah cerita sama kamu alasan aku menikahinya, aku juga sudah jujur sama kamu kalau aku dan dia nggak pernah sekali pun terlibat kontak fisik selayaknya suami istri. Ayolah, Le aku sudah minta maaf dan berusaha menebus kesalahanku." Suara Riko melemah. Ia berdiri canggung tanpa melakukan apa pun, serba salah. Mau berbicara lag
Read more

108.

Lea berjalan anggun mendekati Nelly. Ketukan sepatu hak tingginya bertalu, semilir angin yang menerbangkan rambutnya nyatanya membuat wajah cantik itu semakin terlihat memukau. Pembawaannya anggun dan tenang tak mencerminkan usia muda yang identik meledak-ledak. "Berhenti! Mau apa kamu kesini, hah? Belum puas kamu menguasai Mas Riko? Setelah aku kehilangan bayiku, kamu bahkan masih saja serakah.""Yang kamu bicarakan itu suamiku, Mbak. Soal anakmu, aku turut berduka. Aku berdo'a semoga apa yang menimpamu bukanlah sebuah balasan dari Tuhan atas apa yang pernah kamu lakukan di masa lalu." Lea tersenyum miring. "Tutup mulutmu! Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Aku sedang mempertahankan hakku.""Hak yang mana? Kamu sudah bercerai dengan suamiku, jangan lupakan itu! Apalagi setelah kehilangan bayi dalam kandunganmu, sudah tidak ada lagi yang bisa kamu jadikan sebagai alasan untuk menjerat suamiku."Nelly terbahak. Tawanya lepas seolah apa yang baru saja dikatakan Lea a
Read more

109.

Orang bilang, hadiah dari Tuhan tak selalu dibungkus dengan kebahagiaan. Ada yang harus menapaki jalan terjal terlebih dulu, diiringi air mata dan perjuangan berdarah-darah. Setiap manusia terlahir dengan jalan hidup yang berbeda-beda, tetapi sejatinya mereka sama. Sedang sama-sama berjuang. Hembusan angin yang menerbangkan rambut Lea menyadarkan perempuan itu dari lamunannya. Sengaja ia membuka sebagian kaca jendela, menatap pemandangan yang terlihat berkejaran menjadi hiburan tersendiri setelah sebelumnya ketegangan meliputinya. "Lea! Bocah sundal! Perempuan sialan! Aku bersumpah aku nggak akan pernah memaafkanmu. Aku bersumpah aku akan merebut Mas Riko darimu. Dengar itu baik-baik, Le."Makian dan sumpah serapah Nelly yang sempat Lea dengar sebelum dia pergi dari tempat itu masih terekam jelas. Murkanya, kobaran api penuh kebencian di mata wanita itu menandakan seberapa besar kebencian Nelly terhadap dirinya. Seperti dugaan Lea, Nelly melakukan itu semua hanya untuk menggertak s
Read more

110.

Riko tersenyum melihat foto yang dikirimkan Asih padanya siang ini. Potret istrinya yang tengah tergolek pulas di sofa sambil memeluk bantal dengan layar televisi yang masih menyala. Wajah yang sedikit memucat itu terlihat kelelahan, namun tetap terlihat cantik. Lea merajuk karena Riko tak menepati janjinya untuk sarapan di abang bubur ayam yang biasa mangkal tak jauh dari komplek perumahan. Pria itu tergesa karena ternyata ada pertemuan penting di perusahaan yang tak bisa diwakilkan, lalu siangnya Riko juga masih harus turun tangan langsung mengantar kolega bisnis Sakti kembali ke hotel. Karena merasa jengkel terus diabaikan, puncaknya Lea sama sekali tak membalas setiap pesan yang dikirimkan Riko pada wanita itu. Pun panggilan teleponnya tak pernah diangkat. Jadilah dia meminta Asih untuk mengawasi istrinya dan rutin berkabar."Lea sehat, Bang? Sudah lama aku nggak ketemu dia." Sakti meraih cangkirnya di meja, dia baru saja kembali setelah menjumpai rekan kerjanya di salah satu res
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status