"Kemana anak ini, dihubungi nggak diangkat." Riko kembali mendial nomor istrinya. Telah lebih dari tiga kali panggilannya tak kunjung diangkat, Riko tak bisa pulang tanpa mendengar suara Lea terlebih dulu. Semenjak hubungannya dengan Lea membaik, Riko selalu menyempatkan untuk menghubungi istrinya sebelum pulang sekadar menanyakan wanita itu ingin dibelikan makanan apa, atau yang lainnya. Namun, kali ini sudah setengah perjalanan pulang wanitanya itu tak juga memberikan kabar. Riko mulai berpikiran yang tidak-tidak. "Lebih cepat lagi, Bar!" titah pria itu, sementara dirinya kembali sibuk dengan gawai hendak menghubungi anak buahnya yang dia tempatkan untuk berjaga di rumah. Belum sempat Riko menelepon, satu panggilan masuk lebih dulu menyapanya. Dahi Riko berkerut melihat nama yang berkedip di layar, tukang kebun rumahnya. "Halo, Pak. Ada apa?" Tanpa pikir panjang Riko mengangkat panggilan tersebut. Pikiran buruk tak bisa dicegahnya mengingat pria tua yang telah beberapa tahun me
Baca selengkapnya