All Chapters of Diduakan Suami, Diratukan Duda Miliarder : Chapter 111 - Chapter 120

159 Chapters

111.

Lea menyeka sudut matanya, lelehan bening masih tak jua berhenti mengalir apalagi begitu ia selesai menelisik ruangan tempat di mana dia duduk bersama Riko saat ini. Batin Lea nelangsa, ayahnya menempati rumah bedeng biasa. Bangunan setengah permanen yang dinding kayunya bolong di beberapa bagian. Atap pun terdapat lubang di mana-mana, bisa dibayangkan betapa repotnya mereka ketika turun hujan. "Diminum, Le. Maaf, seadanya." Mayang meletak cangkir di meja, sepiring tempe goreng balut tepung turut serta menjadi pendamping. Tak ada wajah congkak, wajah dengan riasan tebal yang selalu memandang rendah orang lain. Pun dengan pakaian yang melekat di badan, hanya daster biasa menggantikan pakaian mewah yang identik dengan wanita itu di masa lalu. Mayang yang dilihat Lea saat ini benar-benar telah berubah. Bukan lagi Mayang yang dulu masih mengusik rumah tangga Sakti, kakak sepupunya. "Terima kasih." Lidah Lea kelu untuk memanggil wanita yang lebih pantas menjadi kakaknya itu dengan sebu
Read more

112.

"Astaga!" Riko melotot melihat mesin penunjuk waktu, sepanjang tiga puluh dua tahun usianya, ini adalah pagi terburuk yang dialaminya. Dia bangun kesiangan. Biasanya bangun pukul lima pagi saja sudah membuatnya kalang kabut, ini matahari mulai meninggi dia bahkan baru mengucek mata. "Yang, bangun, Yang! Kita kesiangan." Pria itu mengusap bahu istrinya sekilas sebelum ia turun untuk mengutip helaian kain yang berakhir tragis di lantai. Pergulatan panas semalam membuat Riko lupa diri, sedikit memaksa dia meminta Lea melayaninya sampai menjelang pagi. "Sayang, bangun!" Kali ini Riko menyambar handuk dan gegas ke kamar mandi. Keluar dari sana dengan masih memakai jubah mandi, Riko melihat istrinya masih pulas bergelung di bawah selimut. Sengaja ia menyingkat ritual mandinya karena tak mau semakin terlambat tiba di kantor. Ada rapat umum pemegang saham pukul sepuluh nanti dan Riko tak bisa absen. Untungnya semalam dia sudah mengabari Dimas untuk siaga mengawal Sakti. "Yang, kamu sakit
Read more

113.

"Apa! Bagaimana bisa? Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" Riko yang baru saja ke luar dari ruang rapat gegas mengambil kunci mobil di meja kerjanya. Pria itu berlarian sampai menarik perhatian beberapa orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Asih mengabari kalau Lea tiba-tiba jatuh pingsan. Ketakutan semakin nyata menyadari kebodohannya meninggalkan istri padahal Riko tahu betul Lea sedang kurang sehat. "Bar, kabari Rita, aku belum sempat pamit pulang tadi. Kasih tau aku nggak balik lagi ke kantor, suruh dia mengurus pekerjaanku hari ini." Riko membuang asal ponselnya di jok samping tanpa menunggu sahutan Bara. Dia sampai meninggalkan pria yang setia mendampinginya saking panik takut terjadi sesuatu yang buruk pada Lea. Sementara itu di rumah. Lea membuka matanya pelan, indera penciumannya kental akan aroma minyak kayu putih. Pandangannya yang semula gelap, berangsur terang kemudian menjadi jelas. Wajah penuh kecemasan Asih yang pertama kali dilihatnya. Wanita tua itu menangi
Read more

114.

Riko hanya pasrah ketika istrinya terus menerus menolak bantuannya. Cukup lama Lea mengurung diri di kamar mandi, wajah piasnya membuat Riko khawatir, tapi untuk kesekian kali Lea menghindarinya. "Minum dulu, Yang. Aku minta Bi Asih bikin air jahe lemon buat kamu."Pria itu bisa sedikit bernapas lega, Lea mau menerima uluran tangannya mengangsurkan cangkir kemudian mulai menyesap cairan keruh di dalamnya. "Kita ke dokter saja ya, tadi ngapain saja di kamar mandi lama sekali?"Sunyi. Lea sama sekali tak berminat untuk menyahut. Dia menarik selimut dan malah berbaring membelakangi suaminya. Tubuhnya terasa lemah, nyeri di kepalanya juga membuatnya enggan membuka mata. "Lea. Maafin aku, Yang. Kamu salah paham. Jangan marah lagi ya, aku minta maaf."Lea masih bertahan dalam kebisuan. Memejamkan mata mengarungi pulau mimpi lebih menarik minat Lea saat ini. Hasratnya yang sempat meninggi beberapa saat lalu, seketika sirna tak berbekas usai mendapat penolakan dari sang suami. Rasa kesalny
Read more

115.

Riko menerima bantal dan selimut yang diberikan Lea padanya, tapi pria itu masih berdiam diri di tempat, tak berminat pergi dari sana. Demi apa pun, dia ingin selalu berdekatan dengan istrinya biarpun terus didiamkan wanita itu. Sikap judes dan dingin Lea sama sekali tak Riko pedulikan. Kehamilan Lea memang belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi Riko terlanjur bahagia. Tugasnya saat ini hanya perlu merayu istrinya agar tak lagi marah, barulah mereka bisa membahas perihal kehamilan itu. "Yang, nggak perlu di kamar sebelah, kan? Di sini saja. Kalau kamu nggak mau dekat sama aku, aku bisa tidur di bawah, kok.""Enggak! Aku mual lihat muka kamu, Mas."Riko pikir istrinya bersikap begitu karena marah gara-gara salah paham dengan penolakannya, tapi ternyata kata Asih sikap Lea karena bawaan bayi."Ayolah, Yang. Kali ini saja, kumohon. Nanti aku pijat, aku peluk, mau aku ceritakan sesuatu atau mau makan sambil kusuapi?""Ya sudah kalau nggak mau pergi, aku yang akan tidur di kamar sebela
Read more

116.

Lelah yang semula menyelimuti raga musnah, pun dengan kantuk yang tetiba lenyap. Selesai menghubungi Adam tadi, Riko terjaga sepenuhnya. Ia dekap tubuh Lea, rasa takut kehilangan wanita yang sangat dicintainya itu membuatnya tak tenang. Wajah polos yang tampak pulas itu terlihat sangat kelelahan. Tak pernah bosan Riko memandangnya. Pun dengan kecupan di dahi mewakili perasaan pria itu saat ini. "Aku sungguh sangat mencintaimu, Lea. Untuk pertama kalinya aku takut kehilangan."Riko tumbuh dewasa hanya dengan ayahnya karena sang ibu telah lebih dulu berpulang ketika dirinya masih sangat kecil. Kasih sayang dan perhatian selama ini Riko dapatkan dari Asih, pelayan setia yang mengabdi sejak ayahnya masih menjadi bujangan sampai tutup usia. Selain Asih, Riko hidup seorang diri. Dia menjalani kehidupannya dengan datar, sampai kemudian pernikahannya dengan Lea merubah segalanya. Rasanya Riko baru saja memejam ketika samar dia dengar bunyi gaduh yang bersumber dari kamar mandi. Riko terhe
Read more

117.

"Mas, bangun." Mayang mengguncang pelan bahu suaminya. Wajah yang mulai dihiasi kerutan itu tampak kelelahan, awalnya Mayang tak tega jika harus membangunkan suaminya. Akan tetapi ketukan di pintu yang terdengar beruntun membuatnya penasaran dengan tamu yang berkunjung di tengah malam buta begini. "Mas, bangun dulu." Kali ini tangan Mayang beralih mengusap rahang Hendra. "Ada apa?" Lelaki paruh baya itu menggeliat kemudian mengucek matanya sebelum mengubah posisinya menjadi duduk. "Anak-anak nggak rewel, kan?""Bukan. Tata sama Melodi sudah tidur. Mas dengar itu, dari tadi ada yang ngetuk pintu, Mas. Aku takut mau bukanya. Kira-kira siapa yang namu tengah malam begini?""Sebentar, aku periksa dulu."Mayang menyusul suaminya. Pria yang pertama kali dikenalnya begitu royal, berkharisma dan gagah itu kini tampak kurus dan tak terawat. Uang memang memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang. Mayang melihat sendiri bagaimana orang hidup tanpa uang. Dia sendiri menjadi salah satu
Read more

118.

Tepat pukul tiga pagi buta, kendaraan roda empat yang ditumpangi pasangan suami istri itu memasuki gerbang. Riko tak langsung turun begitu mematikan mesin mobil. Ia pandangi wajah cantik istrinya yang masih pulas di jok samping, sengaja Riko menyetingnya agar Lea leluasa tidur. Selesai menyantap sepiring penuh nasi goreng Jawa buatan papanya, keduanya langsung berpamitan pulang. Mayang membawakan sekantong penuh bakso goreng dan manisan pepaya buatannya. Lea memakannya di tengah perjalanan sebelum akhirnya dia mengantuk karena kekenyangan. Kelopak mata Lea terbelah, wajah lelah Riko menjadi pemandangan pertama yang dilihatnya. Ia kaget menyadari posisi mereka yang masih berada di mobil, sementara matahari mulai menampakan diri. "Ya ampun, aku ketiduran sampai pagi di sini. Mas, bangun. Sudah siang."Riko meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Badannya yang tinggi tegap serasa disiksa lantaran beberapa jam tidur di dalam mobil. Hari sudah terang ketika dia melirik ke luar. "Sudah si
Read more

119.

"Cukup!" hardik Riko yang seketika menghentikan dua pria yang terlibat perdebatan sengit. Bara dan Dimas tak berhenti saling menyalahkan, saling tuding dengan pembahasan yang membuat kepala Riko berdenyut. Dia mungkin bisa terima seandainya sosok yang dijadikan perdebatan anak buahnya bukanlah istrinya. Fakta bahwa Bara dan Dimas memiliki ketertarikan pada Lea, rasanya membuatnya nyaris terkena serangan jantung. "Aku akui aku memang suka pada Non Lea. Dia cantik. Kami seumuran, dia benar-benar mempesona," ungkap Dimas secara terang-terangan. Tak sedikit pun ada rasa takut mengakui itu di depan Riko. Atasan sekaligus suami dari wanita yang digandrunginya. "Tidak tau malu!" Bara kembali menyerang rekannya. "Cih! Lalu kamu sebut dirimu apa? Kamu bahkan sudah menyerupai bayangan yang tak pernah bisa lari dari Pak Bos. Jangan munafik, kamu sendiri juga jatuh cinta pada Non Lea.""Tapi aku tidak pernah bersikap kurang ajar dengan terus memandangi fotonya. Aku ...,""Baguslah. Akhirnya k
Read more

120.

Lea mengerutkan kening saat suaminya tak kunjung menyusulnya ke meja makan. Wanita itu membangunkan suaminya sampai dua kali, Riko meminta tambahan waktu dengan dalih masih ngantuk dan kelelahan. Setelah kali kedua memasuki kamarnya, Lea kembali ke sana untuk urusan perut. "Suamimu mana, Non? Tumben sudah siang masih belum keluar juga, memang dia nggak kerja?""Barusan sudah aku bangunkan, Bi. Mungkin kelelahan semalam sepertinya Mas Riko nggak bisa tidur." Lea mendorong kursinya, meninggalkan piring yang masih menyisakan beberapa potongan kecil buah segar. "Aku coba susul lagi, Bi. Takut keperluannya ada yang kelupaan."Selimut telah terlipat rapi di atas bantal saat Lea tiba di kamar. Gaduh air yang membentur lantai kamar mandi menandakan kegiatan di dalam sana yang masih belum usai. Sekali lagi Lea memastikan tak ada yang kurang dengan keperluan suaminya. Ketika tangan Lea terulur hendak mengambil bungkus vitamin di nakas, tak sengaja dia menatap layar ponsel suaminya yang menya
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status