Riko menerima bantal dan selimut yang diberikan Lea padanya, tapi pria itu masih berdiam diri di tempat, tak berminat pergi dari sana. Demi apa pun, dia ingin selalu berdekatan dengan istrinya biarpun terus didiamkan wanita itu. Sikap judes dan dingin Lea sama sekali tak Riko pedulikan. Kehamilan Lea memang belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi Riko terlanjur bahagia. Tugasnya saat ini hanya perlu merayu istrinya agar tak lagi marah, barulah mereka bisa membahas perihal kehamilan itu. "Yang, nggak perlu di kamar sebelah, kan? Di sini saja. Kalau kamu nggak mau dekat sama aku, aku bisa tidur di bawah, kok.""Enggak! Aku mual lihat muka kamu, Mas."Riko pikir istrinya bersikap begitu karena marah gara-gara salah paham dengan penolakannya, tapi ternyata kata Asih sikap Lea karena bawaan bayi."Ayolah, Yang. Kali ini saja, kumohon. Nanti aku pijat, aku peluk, mau aku ceritakan sesuatu atau mau makan sambil kusuapi?""Ya sudah kalau nggak mau pergi, aku yang akan tidur di kamar sebela
Baca selengkapnya