Semua Bab Petaka Di Lorong Kampus: Bab 41 - Bab 50

104 Bab

Bab 41. Kamu Kenapa Seno?

Pagi hari Renata di kejutkan dengan banyaknya orang berkerumun di gedung fakultas teknik.“Ada apaan sih? kok rame banget?”Karena penasaran Renata pun ikut bergabung di kerumunan itu, dia bertanya pada beberapa orang yang ada di dekatnya, dan mendapat informasi bahwa ada seorang pria di temukan dalam keadaan pingsan di lorong gedung tersebut , pria tersebut di temukan dengan tubuh yang hampir beku karena dingin, namun masih bernapas. Sesaat kemudian Renata mendengar sirine ambulan kian mendekat.Renata masih belum bisa melihat wajah orang yang sedang di gotong menggunakan tandu untuk di bawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan, dia hanya melihat orang-orang saling berbisik satu sama lain.Setelah mobil ambulan pergi meninggalkan area kampus, kerumunan mahasiswa pun membubarkan diri, walaupun masih ada sebagian yang tetap berkumpul dan bergosip.“Ada apaan sih? Ko rame banget?” tanya Renata pada salah satu mahasiswi yang masih berkerumun.“Oh..kamu baru dateng ya? Itu tadi ada dosen k
Baca selengkapnya

Bab 42. Damar?

 “RENATA”Renata tersentak kaget mendengar suara orang berteriak memanggil namanya. Dengan gerakan refleks dia menoleh dan melihat Dylan sedang menatapnya sambil terus berjalan menghampirinya.“Apa yang kau lakukan disini? apa kau tidak melihat garis polisi disana itu? itu tandanya tak ada yang boleh masuk”Pelan Renata menegakan kepalanya dan berdiri. “Kak Dylan sendiri ngapain masuk kesini? Emang ga liat ada garis polisi?”“Kamu itu ngeyel banget sih! Ditanya malah balik nanya”Renata melirik ke arah Seno sebentar, dia takut amarah Seno tersulut seperti biasanya jika berada di dekat Dylan. Namun dilihatnya Seno diam dan tenang, tak ada tanda-tanda kemarahan di wajahnya. Renata pun bernapas lega.“Maaf Kak Dylan... aku duluan ya, kelas kan di liburkan untuk mahasiswa teknik, jadi aku mau pulang sekarang”Renata berjalan tergesa melewati Dylan, namun terhenti karena tang
Baca selengkapnya

Bab 43. CCTV Yang Tidak Berfungsi

“Mas Damar, apa yang terjadi? Kenapa mereka bilang bahwa mereka menemukan mas dalam keadaan pingsan di kampus?”Wendi menghampiri ranjang pasien dan duduk di sisi ranjang, Damar mencoba untuk bangun dan duduk dengan di bantu Wendi.“Mereka bilang apa aja tentang mas?”“Katanya mas dianiaya seseorang, terus di kampus juga jadi banyak polisi, gedung fakultas teknik di tutup garis polisi atas perintah Pak Bram, menurutku itu terlalu berlebihan”“Itu kan justru bagus sayang... dia selalu mendengarkan dan menuruti perkataanku, dia percaya sepenuhnya padaku” Damar menjawil hidung Wendi dan tersenyum dengan mata yang mengerling nakal menatap Wendi.“Mas... ini di rumah sakit, jangan aneh-aneh”“Tapi mas kangen sama kamu, kenapa sih sekarang kamu menghindari mas terus?”“Bukan begitu mas, aku kan sudah semester akhir, sebentar lagi skripsi, aku sibuk”“Sibukmu itu sampai tak punya waktu buat mas”Wajah Damar dibuat cemberut dan berpura-pura ngambek pada Wendi.“Ga lucu ah mas... nanti gilira
Baca selengkapnya

Bab 44. Aku Bukan Hantu

“Jadi semua cctv pada hari Seno meninggal tidak berfungsi?”Renata tak habis pikir kenapa dihari Seno meninggal semua cctv tidak berfungsi, apakah ini sudah terencana dengan rapih?“Aku juga tidak tau akan hal itu Re, semua orang menyalahkanku, mereka semua menuduh aku yang telah menyebabkan Seno bunuh diri” jawab Dylan.“Tapi kenyataanya Seno tidak bunuh diri kak, seseorang membunuhnya, atau bisa dikatakan seseorang menyewa beberapa preman untuk membunuh Seno”“Iya Re, sekarang aku pun yakin bahwa kematian Seno karena dibunuh, hanya saja... bagaimana cara kita membuktikanya?”“Apa Kak Dylan tidak merasakan keanehan saat tertidur pulas?”“Aku saat itu berpikir mungkin aku kelelahan secara fisik dan mental, karena habis tanding basket dan juga pikiranku masih bergelut tentang kehamilan Yasmine”“Tapi meskipun begitu... harusnya Seno tau kalau ada Kak Dylan di dalam mobil kan? untuk apa dia menelpon kalau bisa mengetuk jendela mobil Kak Dylan?”“Kau benar Re, mobil kami terparkir berse
Baca selengkapnya

Bab 45. Kesal

“Itu tidak mungkin Re, mobil dalam keadaan terkunci dari dalam, sebelum pulas aku ingat sudah mengunci semua pintu, dan hanya menyisakan jendela yang sedikti terbuka”“Kak Dylan tidur di kursi pengemudi?”“Tidak, aku tidur di kursi penumpang sebelah kursi supir, tapi mobil dalam keadaan terkunci, dan mesin pun dalam keadaan mati”Tiba-tiba Seno terduduk lemas di lantai, di hadapan Dylan. Renata langsung berlari menghampirinya.“Seno, kamu kenapa kenapa? Apa yang terjadi? Apa kamu merasa sakit lagi?”Kepala Seno yang tertunduk hanya menggeleng lemah. “Tidak Rena, hanya saja aku berharap ada yang terjadi padaku setelah berdekatan dengan Dylan, tapi tak ada yang kurasakan”Mendengar semua penjelasan Seno, membuat Renata menarik napas lega. Dylan yang menyaksikan betapa Renata mengkhawatirkan Seno, merasa iri pada Seno.“Bahkan ketika sudah meninggal pun kamu masih bisa membuat seorang gadis langsung berlari kearahmu saat dia sedang berbicara denganku” gumamnya yang masih bisa di dengar
Baca selengkapnya

Bab 46. Jujur Pada Dylan

“Auramu menggelap Rena, apa kau baik-baik saja?”“Aku hanya kesal, selebihnya aku baik-baik saja, kau mau kemana?” Renata menatap Seno yang berdiri.“Aku harus harus kembali, kau bisa mencariku di tempat biasa jika kau memerlukan aku”Renata hanya diam menatap tubuh Seno yang perlahan menghilang, sedangkan Dylan yang tau bahwa Renata sedang berkomunikasi dengan Seno hanya memandangi Renata yang menatap ke tempat kosong di depanya. Ada terselip perasaan bersalah saat tadi dia berbicara sedikit keras pada Renata. Dylan tak bermaksud untuk membela Yasmine, hanya saja dia selalu mendengar orang-orang membicarakan hal miring tentnag Yasmine dari dulu, teman-temanya banyak yang memperingatinya untuk berhati-hati pada Yasmine yang terlihat selalu meminta ini itu padanya, sedangkan Dylan merasa hal tersebut wajar karena dia merasa Yasmine mencintainya, hanya saja dia merasa belum ada kepastian dari Dylan.“Maaf jika tadi aku sedikit emosi Re, aku sama sekali tak bermaksud untuk mendebatmu,
Baca selengkapnya

Bab 47. Perubahan Sikap Nadia

Keesokan harinya, fakultas teknik melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa, Damar sudah memberikan keterangan pada pihak polisi kalau apa yang di alaminya diakibatkan oleh penyakitnya. Renata memarkirkan mobilnya dan berjalan memasuki gedung fakultasnya.“Kamu ada kelas pagi juga? Tau gitu tadi kita bareng aja berangkatnya”Tiba-tiba Dylan sudah menjajari langkah kaki Renata.“Kak Dylan? Bikin kaget aja”“Kamu jalan sambil ngelamun sih, jadi ga sadar kalau ada orang yang jalan disampingmu dari tadi”“Masa sih? Aku ga ngelamun kok, cuma lagi fokus aja ke depan”“Saking fokusnya jadi ga sempet melihat seseorang yang jalan di sampingmu”Renata melirik jengah ke arah Dylan yang dianggapnya ambigu, dia terus melangkahkan kakinya menuju kelas.“Renataaa”Dari kejauhan Yoke sudah berteriak memanggil nama Renata dengan suara cempreng andalanya.“Aduh Ke, lo bisa ga kalo ga usah pake tereak manggil orang?” semprot Renata saat langkah kaki Yoke sudah sampai di dekatnya.“Ya ampun Re, g
Baca selengkapnya

Bab 48. Gosip Dari Kantin

“Nah kan, lo liat sendiri kan Re, emang gue beban banget ya? Sampe-sampe Nadia menjauh gitu?”“Ngga sih Ke, gue rasa bukan karena itu, pasti ada sesuatu” Renata merangkul pundak Yoke, berusaha menghiburnya. “Ya udah, kita ke kantin yuk?” lanjutnya.“Emang lo ga ada kelas?”“Ada sih, tapi gampanglah itu, lagian gue juga ada yang mau di omongin sama lo?”“Mau ngomong apa?”“Makanya kita ke kantin”Renata langsung menggandeng lengan Yoke agar mengikutinya melangkah menuju kantin.“Re, itu kan Kak Wendi, dia mau kemana? Ko bawa rantang gitu?”Renata menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Yoke, di lihatnya Wendi sedang berjalan menuju ke kantin, hanya saja di tanganya membawa sebuah rantang susun.“Mungkin dia mau makan di kantin, tapi bawa makanan sendiri Ke”“Ayo kita gabung saja Re, siapa tau masakan Kak Wendi enak”Mereka berdua pun mengikuti Wendi yang berjalan tergesa dari belakang. Sesampainya di kantin Wendi langsung memesan makanan dan meminta ibu kantin untuk menempatkanya di ranta
Baca selengkapnya

Bab 49. Suami Camelia Yang Sebenarnya

Seminggu telah berlalu, Damar pun sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan sudah kembali mengajar di kampus. Sedangkan Nadia semakin menjauhi Renata dan Yoke. Sikap Nadia yang mendadak berubah itu membuat banyak pertanyaan dalam benak Renata, dia bertekad untuk mencari tau perihal penyebab berubahnya Nadia.Wendi terlihat sering menyendiri di perpustakaan, membuat Renata kesulitan untuk bertanya padanya. Berkali-kali renata mencari cara agar bisa berkomunikasi dengan Wendi maupun Nadia, namun keduanya seperti selalu menemukan cara untuk menghindar.Di sisi lain Dylan selalu berusaha mencari jalan untuk terus dekat dengan renata. Seperti siang ini, Dylan sengaja menunggu Renata di depan kelasnya, dan langsung menghampiri begitu yang ditunggunya melangkah keluar dari pintu kelas.“Kak Dylan?”“Re, kamu ada waktu kan? bisa ikut aku sebentar?”“Kemana?”“Kita ke rumah kakaknya Yasmine, kamu ga keberatan kan?”“Ke rumah Kak Camelia?”“Kamu kenal?”“Aku sudah beberapa kali datang kes
Baca selengkapnya

Bab 50. Api Yang Membakar

Renata merasa serba salah dalam menengahi permasalahan Dylan dengan Damar, yang menurut Renata adalah kecemburuan akan kasih sayang seorang ayah. Dylan sudah pasti merasa kesal dengan sikap ayahnya yang selalu membela Damar. Akhirnya Renata hanya menanggapinya dengan mengangkat bahu. Mungkin karena Renata juga adalah anak tunggal, jadi dia mengerti bagaimana perasaan Dylan ketika tiba-tiba ayahnya berbagi kasih sayang dengan orang lain yang dianggap anak olehnya. Namun Renata tak habis pikir mengapa Damar ikut membenci Dylan.Renata juga tak menyangka bahwa suami dari Camelia adalah Damar, selama ini Renata menyangka suami Camelia adalah Bramantyo, karena Camelia pernah mengatakan kepergian Yasmine diatur oleh suaminya.‘Apakah itu artinya Pak Damar yang menginginkan Yasmine untuk pergi dan menetap di luar negeri?’ pertanyaan Renata yang hanya diutarakanya dalam hati saja.“Aku antar kamu ke rumah?” akhirnya Dylan membuka percakapan setelah sekian lama mereka berdua terdiam dalam perj
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status