Fic duduk di atas batu besar, sementara Ellena duduk tepat di depannya. Tangannya meraih Ellena dan memeluknya erat dari belakang, menempelkan dadanya pada punggung Ellena yang hangat. Dagunya menopang dengan lembut di bahu Ellena, sambil matanya menatap jauh ke kebun hijau yang mengelilingi desa mereka. "Apa kamu betah tinggal di desa ini, Lena?" tanya Fic pelan, suaranya lembut dan penuh kekhawatiran. Ellena mengganti posisi, meluruskan kepalanya pada dada Fic yang berdenyut. Tangannya mencengkeram lengan Fic, merasakan kekuatan yang ada di dalamnya. Dengan perlahan, Ellena memutar wajahnya, menatap Fic tepat di matanya. "Aku betah, Fic. Sangat betah," jawab Ellena sambil tersenyum manis. Fic tersenyum lega, mencium sekilas kening Ellena yang mulus. Kedua lengannya melingkar lebih erat, merasakan detak jantung mereka yang saling bergema. "Aku ingin kamu bahagia, Ellena. Hanya itu," gumam Fic sayu, "Jika kamu merasa tidak nyaman sedikit pun, tolong katakan padaku. Karena sejak saat
Read more