Share

Bab 250. Perdebatan sengit.

Glen menghela nafas panjang. Ia melirik jam tangannya, lalu melirik ke arah pintu. Beberapa kali ia melakukan hal itu.

"Bagaimana, Tuan?" tanya Sang Pendeta sekali lagi. Glen belum menjawab, ia menoleh pada Daniah terlebih dahulu. Daniah juga melirik jam. Sudah saatnya. Kemudian, Daniah terlihat mengangguk pelan. "Baiklah. Mulai saja."

"Paman!" Khale bersuara, seolah ingin protes.

"Tidak perlu menunggu Ayahmu lagi," jawab Glen.

"Tuan Glen, tunggu lima menit lagi saja. Bagaimana?" Rimbun yang kini mencoba mencegah.

"Baiklah, kita tunggu lima menit lagi," sahut sang Pendeta. Kini mereka kembali terdiam, semua orang merasa berdebar.

Khale dan Ellena saling menatap. Tangan Khale perlahan meraih tangan Ellena dan meremas lembut jemari gadis itu.

"Tenanglah Ellena, jangan bersedih. Berdoalah, semoga Fic segera datang menggantikan posisiku," bisik Khale. Ellena tertunduk, mengusap air mata yang tak terasa menetes.

___ Berpindah ke tempat lain, sepuluh menit yang lalu. Fic duduk di se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status