Beranda / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Bab 245. Ini pasti hanya jebakan.

Share

Bab 245. Ini pasti hanya jebakan.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu....!" Glen menuding Ken.

"Jadi! Kau yang sudah merencanakan semua ini?"

"Brengsek!!" Glen menarik kerah baju Ken.

Rimbun dan Khale tentu sangat terkejut melihat Glen murka.

Ken sama halnya.

"Tuan Glen. Maafkan kami jika ini lancang. Tolong maafkan kami jika ini membuat Tuan Glen tidak suka. Tolong lepaskan dulu." ucap Ken dengan keterkejutannya.

“Glen.. Jangan seperti ini. Kamu bisa berbicara baik-baik." Daniah mencegah, menarik tangan Glen dari kerah Ken.

“Daniah, dia yang sudah mengkhianati kita! Benar dugaan kita selama ini!"

"Ayah. Tenang lah. Jangan seperti ini, bukankah keputusan ada di tanganku?" kini Ellena yang menahan tubuh Glen.

Sementara Ken Rimbun dan Khale masih kebingungan dengan kemarahan Glen yang di luar dugaan mereka. Mereka sebenarnya sudah menduga jika Glen akan menolaknya, tapi tidak pernah menduga jika Glen akan semarah ini.

"Tuan, sebenarnya ada apa ini?" Ken memberanikan diri untuk bertanya.

"Jika anda menolak lamaran ini tidak masalah. Tapi kenapa kau s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 246. Merumit.

    Sekarang semua sudah berpindah. Rimbun mengantar Daniah ke kamarnya. Sedikit terdengar mengobrol untuk sekedar mengusir kegundahan mereka.Glen dan Ken masuk ke dalam ruangan kerja. Kembali duduk di sana dan saling berhadap hadapan."Apa benar ini perbuatan Ricard? Kalau benar, dia sungguh bosan hidup. Setelah ini aku pastikan dia tidak akan lagi melihat sinar Matahari untuk tahun depan." Ucap Ken."Kenapa harus tahun depan?" Glen mendongak, sedikit heran dengan ucapan Ken."Ya. Karena tahun ini tinggal beberapa bulan, itu untuk kita menuntaskan masalah ini dulu. Baru tahun depan bisa menghukum Ricard."Glen sebenarnya ingin tertawa. Ucapan Ken seperti candaan. Glen jadi teringat, bagaimana kebersamaan dia dan Ken dulu. Tanpa terpisah, tanpa pernah ada perselisihan sedikit pun.Glen menghela nafas. Hampir saja dia bertikai dengan Ken. Mencurigai Ken dan menuduh Ken dalang dari semua kebohongan ini."Tapi kenapa Rimbun tetap mencurigai kakek Fiandi ya?" Ken tiba-tiba bergumam demikian.

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 247. Menjelang hari mendebarkan itu.

    Wajah Fic seketika memerah padam saat Elfa mengatakan sesuatu dengan nafas memburu, seolah-olah baru saja berlari dari jauh saja. "Apa yang kamu dengar itu benar-benar serius, Elfa? Kamu tidak sedang salah mendengar kan?" tanya Ayah dengan ekspresi khawatir. Elfa mengangguk,"Aku juga bingung, Ayah. Malam itu aku habis membeli sesuatu, lewat dekat mobil itu, dan tak sengaja menangkap obrolan dua pria asing yang sedang serius di dalamnya. Aku cukup terkejut mendengar mereka menyebut nama itu, jadi aku memutuskan untuk menguping." Elfa mengelap dahinya, dia terlihat cemas."Kamu mengenal pria itu?" tanya Fic, alisnya berkerut mencoba mengingat wajah pria yang Elfa sebutkan. "Tidak! Tapi aku melihat mereka beberapa kali menemui Tuan Glen," sahut Elfa, lalu keningnya mengerut. "Kamu boleh tidak percaya padaku, Kak Fic. Di dalam rumah itu pun, aku pernah menangkap seorang pelayan pria yang sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya." Elfa menggigit bibirnya, mengingat kejadian itu.

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 248. Mulai beraksi.

    "Tapi aku takut, Khale..." ucap Ellena, gemetar saat mengguncang lengan Khale."Kamu itu takut denganku? Atau takut dengan pernikahan ini sih?" tanya Khale, mencoba menyelami perasaan Ellena. "Takut dengan pernikahan ini, Khal," jawab Ellena dengan suara gemetar."Aku juga takut memikirkan itu, Ellen. Aku penasaran, apa rencana mereka setelah kita menikah?" ungkap Khale dengan wajah cemas. "Aku juga tidak tau, aku juga bertanya-tanya. Mungkin mereka ingin kita bahagia dalam pernikahan yang rukun, damai dan sejahtera. Begitu?" Khale memiringkan wajahnya, berusaha membuat candaan untuk meredakan suasana tegang. "Diam! Kenapa kamu malah bercanda tidak pada waktunya!" teriak Ellena, kesal dan hampir menangis. Khale mendengus, kini bangun dan duduk di samping Ellena. "Setidaknya kita harus bersyukur. Orang itu masih memilih aku yang menikahimu, bukan pria kejam yang tak kamu kenal sedikit pun. Jadi masih sedikit aman." Ellena menoleh, terdiam sejenak, kemudian menghela napas."Kamu ben

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 249. Aku masih ingat, Tuan.

    Kurang dari tiga puluh menit lagi, mereka akan mengucapkan janji suci. Semua sudah siap, hanya tinggal menunggu kedatangan pendeta saja. Tamu-tamu yang terdiri dari orang-orang terdekat telah mengisi bangku-bangku kosong. Dua pria yang sering mendatangi Glen terlihat di ujung sana, mengawasi keadaan. Entah mereka diutus oleh siapa, menjadi tanda tanya besar bagi mereka. Namun saat ini, Glen hanya bisa diam, kali ini dia harus menuruti anjuran Ken sebelum pergi meninggalkan pesta yang seharusnya ia tunggu. Tak lama kemudian, pendeta tiba. Seorang staf WO segera menyambut dan mempersilahkan duduk di tempat yang telah disiapkan. Kemudian, sang staf beranjak menemui pemilik hajat. Beberapa menit kemudian, pasangan calon mempelai berjalan beriringan menuju tempat di mana pendeta sudah duduk. Di belakang mereka, Glen dan Daniah menyertai bersama Rimbun.Dari luar, wajah-wajah mereka tampak bahagia, meski hanya pura-pura menutupi keadaan yang sebenarnya. Khale dan Ellena, yang duduk berdamp

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 250. Perdebatan sengit.

    Glen menghela nafas panjang. Ia melirik jam tangannya, lalu melirik ke arah pintu. Beberapa kali ia melakukan hal itu. "Bagaimana, Tuan?" tanya Sang Pendeta sekali lagi. Glen belum menjawab, ia menoleh pada Daniah terlebih dahulu. Daniah juga melirik jam. Sudah saatnya. Kemudian, Daniah terlihat mengangguk pelan. "Baiklah. Mulai saja." "Paman!" Khale bersuara, seolah ingin protes. "Tidak perlu menunggu Ayahmu lagi," jawab Glen. "Tuan Glen, tunggu lima menit lagi saja. Bagaimana?" Rimbun yang kini mencoba mencegah. "Baiklah, kita tunggu lima menit lagi," sahut sang Pendeta. Kini mereka kembali terdiam, semua orang merasa berdebar. Khale dan Ellena saling menatap. Tangan Khale perlahan meraih tangan Ellena dan meremas lembut jemari gadis itu. "Tenanglah Ellena, jangan bersedih. Berdoalah, semoga Fic segera datang menggantikan posisiku," bisik Khale. Ellena tertunduk, mengusap air mata yang tak terasa menetes. ___ Berpindah ke tempat lain, sepuluh menit yang lalu. Fic duduk di se

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 251. Pesta rasa beda.

    "Fic...!" Ellena kini menjerit ketika menyadari siapa yang muncul ditengah tengah Keyan dan Kimmy itu. Seketika berlari sambil mengangkat Gaun yang ia kenakan. "Fic..!" Ellena menubruk Fic dan memeluknya dengan erat, tangisan Ellena pecah mengisi seluruh ruangan. Membuat Pendeta dan para tamu melompong bengong dan bingung."Maafkan Fic Nona. Fic hampir saja terlambat." Fic pun memeluk Ellena dengan Erat. "Ken, apa kamu berhasil?" Glen bertanya pada Ken. Ken mengangguk dan kini berlutut di hadapan Nathan di susul Kimmy dan Keyan."Aku tadinya tidak pernah menyangka. Tapi setelah istriku terus mengatakan itu, aku jadi curiga dan aku menyelidikinya. Ampuni aku Tuan. Tolong maafkan segala kekhilafan Kakek Mertua ku!" "Jadi... Ini semua...?" Glen membulatkan matanya sekarang. Ken mengangguk, sementara Rimbun langsung mendekat, bersimpuh disisi suaminya dan memeluk Ken. "Ken..""Maafkan aku Rimbun,aku sudah menekan Kakek agar mau membatalkan perjanjian itu. Aku tidak mungkin mengorbankan

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 252. Masih dalam pesta.

    Kimmy menyenggol bahu Keyan dengan pelan. "Lihat gadis itu, apa kamu masih mengingatnya, Key?"Tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Elfa yang sedang berlari-lari kecil di seberang ruangan, Keyan mengangguk pelan. Dalam hati, ia mempertanyakan kenapa gadis itu bisa berada disini dan bisa terlihat begitu akrab dengan Fic? Apa hubungan Gadi itu dengan mereka.Mendadak saat ini, Elfa berhenti lari dan berbalik arah, menuju pintu. "Ayah!" serunya girang, memukul lengan Ayahnya yang baru saja tiba."Kak Fic sudah menikah!" Serunya pada sang ayahnya.Ayah tersenyum lebar, jelas bangga dengan peristiwa tersebut. "Ayo, beri selamat kepada mereka," ajak Elfa, menarik tangan Ayahnya ingin masuk. "Tunggu, Bodoh!" sahut sang Ayah, menahan langkah Elfa sekaligus memukul kepalanya pelan. "Kamu tidak melihat, mereka sedang terharu begitu? Aku kemari juga untuk mengucapkan SELAMAT. Tapi nanti!" Dia menunjuk pada pasangan yang sedang berbagi perasaan bahagia di tengah acara pernikahan.Elfa terse

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 253. Tuan Muda Sialan!

    Sekarang giliran Keyan dan Kimmy. Mendadak, tawa keras Keyan dan Kimmy pecah saat Fic menjabat tangan Kimmy. Kimmy menoleh ke arah Khale sambil menahan tawa, "Khale, apa kamu pernah melihat wajah sangar, Fic?" Tanya Kimmy.Khale tersenyum kecil, "Sudah, waktu dia menghajar aku gara-gara kecelakaan aku tak sengaja memukul Nona Ellena." Keyan terkekeh. "Kami juga sudah! Fic hampir saja menelan kami! Bahkan ayah juga gemetar waktu itu." Mendengar hal tersebut, Ken pun ikut tertawa terbahak-bahak. Fic, yang mulai tersipu, menggaruk kepalanya, "Ah, maafkan aku. Kalian sukses membuat aku panik luar biasa, tadi." Ia teringat kejadian dimana tadi ia sempat memaki mereka habis-habisan dan menantang Ken untuk adu kekuatan. Kimmy melirik Fic dengan mengangkat kedua alisnya, "Itu kejutan untukmu, Fic. Gantinya indah kan?”Ken menimpali. "Sebenarnya aku tidak mau memakai kekerasan sih. Tapi kalau begitu, kami mungkin yang malah kena tangannya kamu, kan?""Benar, Tuan. Mohon maaf atas niat buru

Bab terbaru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 271. Epilog

    Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 270. Tuan Fic

    "Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 269. Aku ini istrimu, bukan lah Nonamu.

    Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 268. Fic, Pria Multitalenta.

    "Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 267. Mau panggil apa coba?

    Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 266. Niat curang Fic.

    "Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 265. Keyan Merana

    Saat ini di kediaman Ken, Khale dan Kimmy melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah dengan langkah gontai. Keyan menyusul dari belakang, tetapi mulutnya tak berhenti mengomel, mengumpat dua kakaknya yang sama sekali tidak menggubrisnya. Ketiga pemuda itu menghempaskan bokong mereka ke sofa dengan kasar, tak peduli dengan tas yang belum mereka taruh. "Aku kesal!! Hari ini aku kesal dengan kalian berdua!" ujar Keyan kesal sambil menunjuk kedua kakaknya."Apa sih anak ini?" balas Khale sambil melotot."Tau tuh!" Kimmy ikut melotot dengan wajah tidak senang.Keyan sudah berdiri, marah, dan menggerakkan tangannya hendak memukul kepala Kimmy, namun ditangkap oleh Kimmy. "Haha.. Keyan rupanya iri kepada kita, Khal. Dia tidak bisa mendekati wanita incarannya, berbeda dengan kita." ejek Kimmy sambil melepaskan tangannya dari Keyan. Khale hanya menanggapi dengan senyuman sinis, menambah rasa kesal Keyan semakin mendalam."Siapa bilang iri? Aku cuma ngerasa tidak dianggap oleh kalian. Kalian s

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 264. Masih bulan madu.

    Mereka baru saja selesai menikmati hidangan makan malam. Fic duduk bersandar di sofa sambil menggelar lengannya ke arah Ellena yang duduk didepannya tanpa jarak. Ellena menyandarkan punggungnya di dada Fic yang hangat. Kedua tangan Fic membelai perut Ellena seolah memberikan rasa nyaman pada istrinya ini, sementara lehernya dielusnya dengan lembut. "Fic, kenapa saat yang tadi itu kamu mendadak menjadi cerewet sih?" Ellena bertanya dengan nada iseng, sambil tangannya asyik mengutak-atik ponselnya.Fic tersenyum kecil. "Siapa yang cerewet? Aku?" dia menanggapi dengan nada bercanda."Padahal kamu sedang kesulitan bernafas, aku hanya peduli dan mencoba mengetahui penyebabnya." Jawab Ellena."Susah bernafas? Memang kenapa, ya? Apa aku menekan tubuhmu terlalu keras? Sepertinya tidak." Fic berkata sambil melanjutkan elusan lembutnya di leher Ellena, tangannya kadang bergerak meraba-raba sekilas membuat Ellena menggelinjang. "Ya... aku tidak tahu. Rasanya sesak saja," jawab Ellena, sambil ter

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 263. Bulan madu versi Ellena.

    Fic melucuti pakaian Ellena. Sekali lagi mengamati tubuh indah itu sambil tangannya bergerak aktif. Menyentuh semua itu tanpa terlewat.Fic menyisir setiap bagian tubuh Ellena dengan bibirnya. Hingga sampai pada Area sensitif. Fic merenggangkan kedua paha Ellena. Dan memposisikan wajahnya. Ellena menggeliat bak cacing kepanasan karena ulah Fic. Meremas kuat rambut Fic hingga berantakan."Fic, berhenti." nafasnya tersengal sengal.Fic mendongak, menatap wajah Ellena yang sudah memerah. Fic tersenyum, menyambar bibir itu. Hanya sebentar, lagi lagi turun perlahan dan kembali lagi ke area sensitif.Ellena menegang, Fic belum berhenti. Masih berada disitu. Fic benar benar ingin membuat Ellena menggelinjang tak karuan. Hingga Ellena menggoyahkan tubuhnya tanda tak sanggup lagi."Ah, Fic. Berhentilah. Ku mohon." Mendorong kepala Fic.Fic akhirnya berhenti , memandangi tubuh yang terus menggeliat itu."Fic. Kamu menyiksaku!"Fic hanya tersenyum, kembali menyerang wajah leher dan dada Ellena,

DMCA.com Protection Status