All Chapters of Berawal dari Taruhan, Berakhir Dipinang CEO Tampan: Chapter 81 - Chapter 90

107 Chapters

Kalah

Ganes baru tiba di kawasan sekitar rumah sakit setelah menerima permintaan pesanan dari aplikasi ojek online yang ia geluti selama beberapa tahun belakangan. Wajahnya yang suram, benar-benar mencerminkan kesedihan yang mendalam.Benar saja. Bahkan semalam suntuk, ia tak bisa terlelap dengan nyenyak. Terlebih, setelah melihat bayangan Rajendra yang tengah duduk di kamar usai menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan diri, terus terngiang di depan mata.Ganes berdiri dengan gusar. Banyak kalimat yang telah ia hapalkan, ambyar kala berada di tempat sesuai janjinya semalam. Padahal, ia sudah menghapal segala kemungkinan jawaban atas pertanyaan Faruk yang akan mencecar nantinya.Dari kejauhan, ia sudah melihat motor Faruk yang bergengsi dengan nada suara yang tinggi. Ganes menoleh ke arah lain seakan-akan ia tak ingin bertemu dengan sang atasan.Sayang, Faruk telah melihat Ganes terlebih dulu. Ia telah berhenti, memarkir motornya tepat di samping Blacky. Dibukanya helm full face, lalu m
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Cukup Bodoh

Ganes membeliak. Ia menggeleng dengan pelan, lantas mencoba menjauh dari Faruk sejenak. Diedarkannya pandang ke segala penjuru arah, lantas berhenti tepat pada kaca jendela bangunan yang terlihat dari luar rumah sakit mata.Betapa terkejutnya Ganes saat melihat postur tubuh Rajendra yang berdiri dengan tatapan setajam elang dari kejauhan. Ganes menelan ludah. Diraihnya tangan Faruk, lalu membalik badan. "Dia melihat kita, Ruk. Di sana. Di jendela ruang kerjanya."Tentu saja, pernyataan Ganes membuat Faruk langsung menoleh. Beruntung, tarikan Ganes pada tangannya menghentikan niatnya untuk mendongak ke atas."Jangan lihat, please. Dia terlihat marah, Ruk."Mendengar itu, Faruk mengernyit. Ia menatap Ganes yang tampak ketakutan dan salah tingkah. Diangkatnya dagu Ganes untuk melihat, sedalam mana ketakutan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.Bersamaan dengan itu, Faruk juga menerima panggilan dari Rajendra. Ditatapnya sang kawan sembari mengangguk pelan."Ada apa, Pak?"Sebelum Jendra
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Jatuh Cinta

Ganes telah melepas kemeja yang dipinjami oleh sang direktur utama. Jam kerja pun telah ia lalui selama delapan jam sejak Rajendra menghubunginya.Entah mengapa, kecamuk dalam benaknya tak kunjung mereda. Mulai dari banyak kejadian saat pertemuan pertamanya dengan Rajendra, hingga pada ucapan Faruk yang mengungkap betapa bodohnya ia.Ganes berdecak kesal. Diliriknya jam tangan yang melingkar. Padahal, hari sudah senja, tapi Rajendra belum juga keluar dari ruang kerjanya.Mau tak mau, Ganes harus kembali masuk ke ruangan sang direktur utama demi mengutarakan niatnya sebelum mengembalikan kemeja. Meski kikuk, tetapi ia tak lagi punya pilihan."Pak, kemejanya akan saya cuci dulu ba--""Tak perlu."Jawaban Rajendra yang kelewat dingin nyatanya berhasil membuat Ganes menelan ludah. Ia bahkan belum membayangkan ekspresi Rajendra yang sedemikian rupa."Tak perlu dicuci?" tanya Ganes hati-hati. Jawaban yang ambigu membuatnya harus kembali memastikan apa yang diinginkan sang direktur.Rajendra
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Memikirkannya

Ganes terus berdalih. Dalam perjalanan menuju sanggar seni, juga ketika pulang dari pekerjaannya yang kedua kali. Kepalanya dipenuhi banyak tanya dan sumpah serapah.Demi apa pun yang pernah ia miliki selama ini, Ganes tak pernah sekali pun merasakan yang namanya jatuh hati. Oleh sebab itu, ia benar-benar tak tahu apa lagi yang harus dikatakan pada sang kawan kala pertanyaan penuh jebakan ia terima dengan berat hati.Ganes mendesah panjang. Hari itu adalah hari terberat sepanjang sejarahnya. Tentu setelah perundungan usai menyabet juara pertama dan mengalahkan aktris bermodal besar.Untuk pertama kalinya, Ganes terus terngiang oleh sesuatu yang bukan mengenai uang. Tiap detik kala ia bertemu dan bersetatap dengan Rajendra, semua pertanyaan Faruk terus bercokol dalam kepalanya tanpa mau diempas.Keberuntungan bak berpihak pada Ganes saat jam kerja keduanya tiba. Karena seringnya melamun, aksinya saat adegan di perempuan serigala yang dipisahkan dari kawanannya pun berhasil dikuasai den
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Tak Mungkin

Ganes tak lagi memikirkan banyak hal. Ia mulai bekerja pada gedung kesenian di tengah kota usai memantapkan diri untuk tak lagi menoleh ke belakang.Meski kedua matanya tampak sembap sebab menghabiskan banyak waktu untuk menangis kemarin malam, setidaknya tubuhnya masih kuat untuk bekerja dan membersihkan banyak ruangan.Alih-alih berkonsentrasi untuk membersihkan ruangan, Ganes nyatanya malah teringat akan ucapan sang kawan semalam. Ia memang berubah lebih tenang setelah mendengar pendapat sang kawan. Namun, tetap saja ada yang masih mengganjal.Ganes ingat betul, bagaimana Diana memberi tanggapan atas apa yang ia ceritakan. Terlebih, setelah menggeleng sebagai jawaban atas tanya sang kawan mengenai sosok yang terus berputar dalam kepala."Bukan, Di. Bukan itu. Tapi, kumohon jangan katakan pada siapa pun. Kamu bisa menjaga janji, kan?"Diana mencebik. Ia melirik pada kanan dan kiri atas secara bergantian. "Itu bisa diatur dengan berbagai pertimbangan."Ganes mendesah. Ia sendiri tak
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Mengacung

Entah kenapa, pikiran Ganes terus melayang. Ia selalu teringat dengan apa yang dikatakan oleh Indri kala bertamu pagi tadi. Meski demikian, harusnya ia tak ambil pusing sebab ia tahu betul bahwa apa yang dikatakan oleh Indri memang benar adanya.Sayang, pikirannya tak bisa diajak berkompromi barang sebentar. Tetap saja, banyak kecamuk yang sebenarnya tak bisa Ganes mengerti apa kehendaknya.Diliriknya jam yang melingkar, lantas memilih untuk menepi sebab jam istirahatnya telah tiba. Beberapa kali, dua kawan seprofesi memang telah mengajaknya untuk makan siang. Namun, ia memilih untuk menyelesaikan moping di area ujung yang akan digunakan sejam kemudian.Usai demikian, Ganes terus beranjak ke luar. Ia memilih makan di warung tak jauh dari sanggar kesenian. Warung yang berbeda dengan warung yang ia kunjungi jika malam tiba.Saat makan pun, Ganes terus memikirkan tentang debar jantungnya yang meranyah. Tak lupa pula, ucapan Diana mengenai ciri-ciri orang yang tengah jatuh cinta.Betapa g
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

Dijodohin

Ganes mematung di tempat. Ia mengerjap-ngerjap saat melihat telunjuk Rajendra. Alih-alih mencoba menjelaskan, ia masih terdiam. Terlebih, saat gurat wajah Indri tak mencerminkan keterkejutan yang sempat dibayangkan.Indri menderap langkah anggunnya dengan pelan. Dilewatinya Ganes yang masih tak bergerak. Lantas, terus menderap langkah menjauh dari tempat Ganes masih berpijak.Sadar bahwa bukan ia yang ditunjuk Rajendra, Ganes memejam. Ia menghela napas panjang. Entah kenapa, ia merasa begitu gugup tak keruan. Padahal, jika memang benar pun sang direktur telah menunjuknya, bukankah harusnya Ganes merasa bangga?Belum usai keterkejutan Ganes, tepukan pada bahu berhasil membuatnya kembali terkesiap. Ia mendongak, menatap sang direktur yang menyungging senyum penuh kemenangan."Kenapa? Kamu merasa tersaingi dengan kehadirannya?"Pertanyaan Rajendra hampir membuat Ganes meluapkan amarah. Selain nyeri hati, ia juga merasakan sensasi tak biasa. Bak meledak-ledak. Namun, belum juga ia buka su
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Attitude

Ganes telah mengganti pakaian. Wajahnya suram. Kecamuk dalam kepalanya tak berarti apa pun lagi selain dengan kekecewaan yang begitu mendalam.Alih-alih bersiap, gurat wajah Ganes terlihat begitu lesu tak keruan. Ia memilih untuk merebah pada wastafel di kamar mandi.Entah mengapa, sejak mendengar gosip yang berembus mengenai Indri dan Rajendra, Ganes murung tanpa sebab. Meski ia sendiri ingin menyangkal, ia sendiri tak mampu menahan kecewa yang begitu mendalam.Ganes melirik jam. Butuh lebih dari setengah jam lagi untuknya masuk dalam teater, melihat sendiri dengan kedua mata mengenai intimnya kedekatan Indri dan Rajendra.Cepat, Ganes menggeleng pelan. Dihelanya napas panjang sebelum akhirnya bangkit dengan pelan. "Entahlah. Badmood rasanya."Ganes telah keluar dari kamar mandi di ujung lorong. Meski ia ingin keluar, enggan rasanya untuk melewati teater tempatnya berlatih selama beberapa minggu belakangan."Harus gimana aku?"Pertanyaan Ganes benar-benar membuatnya bingung sendiri.
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Mengaku

"Ya, Ganes. Dia adalah pelaku perundunganmu. Dialah yang membuatmu harus membayar mahal atas apa yang tak kau inginkan. Dialah Batari Indri. Tari yang dulu membuatmu begitu sengsara."Terang saja, Rajendra menganga tak percaya. Bukan hanya itu, ia sampai harus menatap Tari dengan begitu lekat. "Apa itu benar, Indri?""Dia pergi ke luar negeri untuk menghapus jejak. Nama Tari tercemar. Itu sebabnya, ia mengganti nama panggilannya dengan nama belakang. Lantas, setelah mengetahui hal ini, apakah kau akan tetap diam di sana, Ganes? Adakah sesuatu yang ingin kau sampaikan?"Ganes terlihat tak percaya. Sisi lain dirinya menggeram. Otot-otot pada sekitar rahang dan lehernya pun mencuat. Napasnya memburu kencang. Terlebih, ia ingat betul bagaimana perundungan itu terjadi seolah-olah baru kemarin ia menjadi korban.Melihat itu, Indri mengelak. Ia benar-benar menggeleng dengan mantap."Bu, itu tidak benar! Siapa yang telah memfitnahku? Aku bahkan tak pernah mengenal perempuan itu! Aku baru bert
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Tetap Pelit Seperti Biasanya

Ganes telah dalam perjalanan pulang. Senyum tak kunjung berhenti terpatri di wajahnya yang rupawan. Nyatanya, hanya dengan meluapkan semua kemarahan yang sempat dipendam bertahun-tahun lamanya, ia merasa begitu lega.Nyatanya, debar dalam dadanya yang meranyah kala pagi tiba, bukan dikarenakan nama Rajendra yang disebutkan, tapi sebab suara Tari yang alam bawah sadarnya kenal baik sebagai pembully di masa silam.Ia telah melewati traffic light terakhir sebelum tiba di bangunan dua lantai yang disewa saat teringat akan kekecewaannya yang mendalam. Ia mengernyit, lantas mencoba menerka-nerka sendiri."Mungkin, karena melihat orang yang mempercayakan peran itu padaku malah mencoba memberikan peran yang sama pada orang lain. Ya, sudah pasti begitu!"Ganes terus melaju setelah lampu berubah hijau. Keyakinannya yang kuat diiringi tekad yang besar rupanya cukup untuk membangkitkan keinginannya untuk maju selangkah lebih jauh sekali lagi. Terlebih, ia telah mengangguk, menyanggupi apa yang di
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status