All Chapters of Berawal dari Taruhan, Berakhir Dipinang CEO Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

107 Chapters

Tetap Hidup

Debuman terdengar begitu keras disusul dengan teriakan dan derap langkah yang tergesa-gesa. Ganes telah melompat turun dari pohon tempatnya meringkuk sebab begitu terkejut kala diteriaki layaknya maling di tengah siang yang terik.Dengan cepat, ia berlari dengan kedua tangan dan kaki. Bukan hanya sosok yang meneriakinya setan yang terlongong-longong di tempat, melainkan semua orang yang melihatnya berlari dengan empat kaki pun turut membeliak tak percaya.Tak ada respons berarti dari orang-orang yang memperhatikan kelakukan Ganes yang tak lazim, selain hanya menelan ludah dan menganga tak percaya. Siapa yang mengira, dari pohon setinggi tiga meter turun seorang gadis yang kemudian berlari dengan kencang ke tengah padang.Sebab itulah, para pengunjung lain mulai berlomba-lomba untuk mendekat demi mengabadikan momen yang langka. Belum lagi mereka yang membawa kendaraan langsung menarik handle gas demi melaju, mengejar Ganes yang larinya terlihat begitu kencang. Di sisi lain, tangan Gan
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Makan Siang

Ganes berjalan dengan pelan. Kedua tangan dan kakinya berkontribusi besar dalam pergerakannya yang tak kalah lincah dari kucing liar yang tengah berada sejajar dengannya. Perlahan tapi pasti, Ganes membidik seekor burung yang tengah mendarat di dekat aliran sungai kecil di tengah padang. Kedua matanya menatap dengan tajam, lalu lidahnya menyapu bibir hingga basah sepenuhnya.Air liurnya telah menetes dengan kuat. Rasa laparnya telah berhasil menguasai jiwa. Matanya menatap lekat, lalu menunduk tepat di dekat burung blekok sawah yang mulai bersiaga.Matahari sedang terik-teriknya saat burung blekok mencoba meminum air dari aliran sungai kecil yang dipenuhi ikan. Dalam sekejap mata, Ganes yang berada dalam posisi waspada telah melompat, menangkap burung blekok dengan kedua tangannya yang menggenggam dan geliginya yang langsung menggigit leher burung dengan cepat.Tanpa pisau atau apa pun, Ganes menggelengkan kepala kuat-kuat saat sadar bahwa mangsanya telah berhasil ia tangkap. Bukan t
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Sukarela

Ganes terbangun setelah hampir setengah hari terlelap di atas dahan pohon yang rindang. Dengan malas, ia menggeliat, melupakan posisinya yang berada di atas batang cukup besar. Mau tak mau, ia terjun ke bawah dengan bebas.Debuman terdengar jelas. Bukan hanya punggungnya yang kini terasa begitu sakit tak keruan. Melainkan seluruh badannya mulai terasa tak nyaman.Ganes menggeram. Entah bagaimana ia mengekspresikan kesakitannya yang luar biasa. Namun, ingatannya mengulang akan kejadian sore tadi mengenai keraguannya. Bersamaan dengan itu ia jadi teringat salah satu momen sebelum matanya benar-benar terlelap.Ganes ingat betul, bagaimana ekspresi kerbau yang ketakutan tak jauh dari tempatnya meringkuk. Ekspresi ketakutan, amarah, serta kesakitan saat beberapa dari mereka mulai menghujani kerbau malang itu dengan batu.Bukan tanpa sebab. Kerbau malang itu hanya salah jalan. Ia sendirian, mendekat pada sisa tulang belulang buruan yang Ganes tinggalkan sebelumnya. Ia mengendus, lantas meng
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Gembel

Hari telah begitu terik saat Ganes berjalan dengan lunglai. Seluruh tubuhnya kotor tak terkira, sedangkan setelan kulot hitam dan kaus panjang berwarna merah muda harus berubah warna menjadi keabuan.Belum lagi dengan wajahnya yang begitu berantakan. Banyak lumpur dan sisa makanan yang mengelilingi mulutnya berserakan. Rambutnya acak-acakan, kusut tak karuan.Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ganes memilih untuk pulang. Bagaimanapun juga, ia hanya meminta izin untuk tak masuk kerja hingga Senin. Maka, mau tak mau ia harus segera kembali.Tak ada rasa ragu dalam benak Ganes untuk melewati para pelancong yang tengah santai di bawah pohon rindang. Ia hanya ingin pulang, makan dengan nyaman setelah mendapat apa yang diinginkan.Meski beberapa kali pengunjung yang ia lewati harus mengibaskan tangan sebab aroma yang menguar, Ganes enggan memedulikan. Ia tak butuh komentar apa pun dari mereka. Ia lebih butuh makan.Ya. Sejak semalam, setelah menyantap katak bakar, ia belum mendapat mang
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bayangkan

Ganes telah berada dalam perjalanan menuju ke Surabaya. Ditatapnya luar jendela dengan nanar. Mengingat jawaban Rosmana, ia terus memikirkan ibunya.Ganes mulai bimbang. Entah kenapa, ia ingin mencari tahu kembali mengenai sosok sang ibu yang telah lama ia kutuk sebab menelantarkannya sejak masih berusia hitungan jam. Diliriknya jam yang melingkar. Kemungkinan, ia tiba di Surabaya tepat jam delapan, jika tanpa macet menghadang. Lekas, diaktifkannya ponsel yang sebelumnya memang dinonaktifkan.Tanpa diduga, ada lebih dari seratus pesan yang masuk dalam ponselnya. Padahal, belum tiga kali dua puluh empat jam ia menghilang. Namun, kawan-kawan terdekatnya terus mneghantui dengan banyak pertanyaan. Tak terkecuali Faruk dan Diana.Hampir saja Ganes membalas pesan-pesan terakhir dari kedua teman baiknya saat terdapat panggilan masuk dari Diana. Dengan cepat, diterimanya panggilan dengan senyum terkembang. Sayang, salam Ganes pun disela tanpa ampunan."Jancuk kamu iki! Ke mana aja, sih? Niat
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bilang-bilang

Ganes tiba di kediamannya tepat pada waktunya. Jam baru menunjuk ke angka sembilan malam saat ia mencoba membuka pintu pagar. Berapa terkejutnya ia saat dikageti oleh sang tetangga yang merangkul dari belakang dengan sangat hangat."Aku khawatir, Nes! Ayo makan dulu di rumah!"Ajakan Diana berhasil membuat Ganes tersenyum ramah. Diikutinya Diana yang menarik tangan dengan cepat. "Tunggu bentar, Di. Aku mesti ganti baju!"Diana melirik sebentar. Ia berhenti melangkah, lalu mencoba memindai pakaian yang dikenakan sang kawan. Telunjuk dan jempolnya telah membingkai dagu dengan memiringkan kepala, sedang tangan yang lain bersedekap."Tunggu. Aku kayak enggak pernah liat ini baju? Dikata baru, tapi udah kusem. Dikata lama, tapi aku enggak pernah liat. Lagian, ini bukan kamu banget, lo."Mendengar itu, Ganes hanya meringis. Ia menggaruk kepala yang tak gatal saat Diana tak lagi memedulikan pakaian yang dikenakan olehnya."Entahlah. Nanti mesti cerita pokoknya. Ayok, makan di rumah!"Sekali
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Mulaiiii

Ganes mengerjap-ngerjap saat terdengar alarm dari ponselnya yang tengah diisi daya. Baru sekali itu, tidurnya begitu lelap nan nyenyak. Baru kali itu pula ia merasa sangat bersyukur sebab bisa merebah dengan nyaman.Usai membersihkan diri, segera ia pergi menjemput rezeki. Bukan hanya pada rumah sakit ternama di tengah kota, tetapi juga dengan menjadi sopir ojek online barang sebentar.Benar saja. Ia telah mendapatkan permintaan antar dari salah seorang pelanggan. Hanya butuh waktu lebih sedikit dari setengah jam baginya untuk menyelesaikan pesanan, menjemput customer dan mengantarkannya ke tujuan dengan selamat.Ganes melirik jam. Sudah tiba waktunya untuk kembali bekerja. Meski seluruh persendian tubuhnya terasa kaku dan nyeri, tetapi hidup masih terus berlanjut.Blacky telah memasuki kawasan rumah sakit lima belas menit sebelum jam kerjanya dimulai. Sebuah prestasi besar setelah dua Minggu bekerja dengan berbagai drama yang tak pernah diduga.Dengan langkah yang tegap, Ganes yang w
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Alasan

Gema tepukan dari tangan yang dimakan usia, terus terdengar riuh kala jam baru menunjuk ke angka setengah enam. Sedang di tempat lain, ada sepasang mata yang baru saja tiba, tengah terpesona hingga terlongong-longong ketika melihat pertunjukan yang disajikan di atas panggung utama.Ganes menelan ludah. Ia bangkit dari posisinya yang merangkak, lalu meminta maaf secara langsung pada Nyonya Saras."Sebelumnya, maafkan aku, Bu. Aku tau ini terlalu lama. Tapi, mungkin inilah caraku untuk memahami peran yang--"Nyonya Saras menggeleng dengan pelan. Ia telah bersedekap, lalu berdecak seiring dengan gelengan kepalanya ke kiri-kanan."Jangan meminta maaf atas mimikmu yang luar biasa. Aku yakin bukan hanya aku, tapi semua orang yang melihat debutmu akan tercengang dengan ekspresi wajah yang mengerikan itu."Ganes merasa tersanjung sejenak. Ia mengulum senyum sebentar, sebelum akhirnya mengatupkan bibirnya rapat."Tapi, perkataanku tem—"Dengan cepat, Nyonya Saras meraih pundak Ganes pelan. Ia
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Hukuman atau Penawaran?

Ganes telah duduk di hadapan Rajendra dengan kepala yang menunduk dalam-dalam. Ia mati kutu, tak lagi bisa menghindar dari cercaan yang dilontarkan oleh sang direktur utama.Sekali-kali, ia akan melirik pada Nyonya Saras demi meminta bantuan. Sayangnya, sang mentor pun tak bisa berbuat banyak.Ganes menelan ludah susah payah. Ia mengatupkan bibir dengan resah. Pasalnya, bukan hanya tentang karir yang hampir saja ia daki, tetapi juga karena neraka yang kemungkinan akan diciptakan oleh Rajendra sekali lagi."Ini konspirasi besar, Ganes. Kamu menipuku, sekali lagi. Dan ini bukan yang pertama kali. Ada kesempatan dan bantuan dari supervisor yang mungkin bukan hanya sekali. Sekarang, katakan padaku. Hukuman apa yang harus kuberikan padamu atas kesalahan besar ini?"Ditanyai demikian, Ganes pun merasakan angin segar menerpa wajahnya yang kusut tak keruan. Bagaimana tidak. Sudah hampir setengah jam ketiganya duduk berhadapan, tetapi tak ada aksara yang diungkap. Hanya ada energi negatif yang
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Neraka yang Dilihat

Ganes pulang dengan lunglai. Padahal, jam baru menunjuk ke angka delapan. Beruntungnya, ia telah menghidupkan tombol untuk menerima permintaan antar dari aplikasi ojek online yang ia geluti selama beberapa tahun silam.Hanya butuh waktu beberapa menit, ia sudah berada dalam pesanan seseorang. Lantas, diselesaikan sesegera mungkin sebab mood-nya sedang hilang. Bahkan, tips besar yang diberi pun tak mampu membuatnya terhibur barang sebentar.Ganes kembali mengambil pesanan, lalu diselesaikan dengan cepat meski tanpa senyuman. Ia merasa dunianya runtuh begitu saja. Padahal, sudah Jendra jelaskan banyak hal mengenai apa pun yang berkaitan dengan taruhan dan juga pekerjaan yang dipaksa untuk dilepas.Ganes mulai muak. Hampir saja ia kembali mendapat pesanan saat tombol penerimaan digeser ke kiri untuk dinonaktifkan. Ia telah lelah. Jiwa raganya terasa begitu lesu untuk sekadar berburu rupiah.Ganes memilih pulang. Bukan hanya butuh merebah, ia juga butuh udara segar. Bayangan akan kemenang
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status