All Chapters of Berawal dari Taruhan, Berakhir Dipinang CEO Tampan: Chapter 91 - Chapter 100

107 Chapters

Pengakuan Faruk

Ganes telah merebah. Ia benar-benar tak menyangka bahwa hari ini begitu berarti dalam hidupnya. Bukan hanya itu, ia sendiri mulai tenang sebab pencerahan yang diberikan oleh Diana mengenai sikapnya yang berubah-ubah siang tadi.Benar saja. Ia telah memasuki masa menstruasi bulanan. Itu sebabnya, mood-nya naik-turun tak keruan. Terlebih, ia mengenali betul pembuat onar dalam hidupnya di masa silam.Jam sudah menunjuk ke angka sepuluh saat ia hampir memejam. Namun, sekali lagi bayang akan Rajendra hadir di depan mata. Dengan sigap, Ganes bangkit tergesa. Napasnya kembali memburu tatkala teringat akan tatapan Rajendra padanya.Ia ingat betul, apa yang dikatakan oleh Rajendra sesaat setelah Tari pergi dari panggung pementasan. Ia yang hendak menutup pintu yang masih terbuka lebar, dihentikan oleh sang direktur utama."Ini belum berakhir, Nes. Sebelumnya aku memang ingin mengusirmu dengan cepat. Sayang, aku masih ingin melihat penderitaanmu sebelum masa taruhan kita tiba."Ganes berhenti m
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Hampir

Sudah berhari-hari Ganes memilih untuk menepi dari kebimbangan hati. Alih-alih menenangkan diri, ia masih tetap bekerja demi memenangkan taruhannya dua bulan lagi.Sesuai janji, usai mendapat gajinya di bulan kali pertama bekerja, ia akan mentraktir Diana untuk makan-makan. Tak lupa pula, dikirimkannya makanan untuk Faruk sebagai ucapan terima kasih sebab diberi pekerjaan di waktu yang tepat.Sayang, kebaikan Ganes dinilai lain oleh Faruk. Sekali lagi, ia harus menelan ludah susah payah saat mengetahui niat sebenarnya dari makan siang yang dikirimkan.Lantas, keduanya kembali membentang jarak. Tak ada candaan atau guyonan yang bisa mereka lempar meski dari kejauhan. Tak ada pesan singkat atau pesan suara yang bisa mereka saling kirim untuk saling menenangkan.Hari sudah hampir senja saat Ganes memilih beristirahat di gudang belakang gedung kesenian. Meski ia telah diperkenalkan pada beberapa seniman pendukung untuk saling bersinergi dalam drama yang akan didebut, tetap saja ia tetap b
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Hancur Sudah

Ganes mondar-mandir di depan kamar perawatan. Ia yang tampak gusar, mau tak mau menggigit bagian bawah bibirnya hingga hampir berdarah.Sesekali, ia akan melongok ke dalam kamar, mencoba memastikan bahwa Nyonya Saras masih baik-baik saja. Terlebih, setelah usaha sang mentor yang menyelamatkannya dari marabahaya.Beruntung, letak strategis gedung kesenian tak membuat banyak pihak kelimpungan. Ambulans yang dihubungi bisa langsung tiba lima menit kemudian. Lantas, membawa Nyonya Saras untuk dirawat sebab mengalami sesak napas hebat.Pintu kamar ruang UGD telah terbuka. Ganes terburu-buru mendekat, mempertanyakan keadaan sang mentor utama."Ibu Saras hanya sesak napas. Mungkin, dia terkejut akan sesuatu dan merasa shock. Itu saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."Pernyataan sang dokter jaga, berhasil membuat Ganes meluruh ke lantai. Ia menangis sejadi-jadinya usai mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan pertama yang diberikan.Ganes bangkit dengan pelan. Ia hendak masuk saat m
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Harga Diri yang Hilang

Ganes masih diam seribu bahasa meski Nyonya Saras mengajaknya bicara. Keduanya telah tiba di sebuah rumah yang cukup besar di tengah kota tepat sebelum jam menunjuk ke angka delapan malam.Ganes yang masih terkejut dengan fakta yang ada hanya bisa mengunci mulut rapat-rapat. Tak ada yang bisa ia katakan selain kekecewaan yang lebih dalam dari sebelumnya.Melihat sang murid yang masih enggan bicara, Nyonya Saras memilih membuatkan wedang rempah. Ia sendiri merasa begitu terkejut dengan pengakuan Rajendra. Akan tetapi, yang lebih ia takutkan adalah mental Ganes menjelang debut kali pertama.Di tanah seluas sembilan puluh meter persegi, rumah split level dengan nuansa minimalis yang ditinggali Nyonya Saras, kedua perempuan beda usia itu sibuk mengeja masing-masing perasaan. Ganes dengan banyak praduga, sedangkan Nyonya Saras menggeprak banyak rempah.Beberapa kali, geprakan Nyonya Saras yang kencang nan keras tak membuat Ganes teralihkan. Sebaliknya, perempuan dua puluh satu tahun itu me
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Tak Ada Kehormatan Tersisa

Ganes menangis sesenggukan. Ia benar-benar tak habis pikir dengan masa lalu sesuram apa yang dialami oleh Rajendra."Bu, a-aku harus minta maaf padanya."Nyonya Saras menggeleng dengan kuat. Ia telah meraih tangan Ganes yang telah memeluk lutut setelah banyak cerita yang ia ungkap."Percayalah, Nes. Dia tak akan suka dengan usahamu yang demikian. Sebaliknya, dia akan marah. Dia akan membenci kita semua. Dia tak suka dikasihani. Dia tak ingin masa lalunya diendus begitu saja.""Tetap saja, aku harus minta maaf atas semua olokan yang pernah kulontar, Bu. A—""Sudah kukatakan sebelumnya, Ganes! Dia pun berhutang maaf padamu. Hanya karena masa lalu, bukan berarti dia bisa menilai banyak orang seperti yang sudah ia alami dulu, 'kan?"Ganes mengangguk, membenarkan. Namun, ia juga tak bisa untuk tetap diam di tempat. "Apa yang harus kulakukan, Bu? Harusnya, aku marah dengan perlakuannya padaku, tapi di sisi lain, aku bersimpati atas masa lalunya yang begitu buruk."Nyonya Saras mengangguk, m
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Faruk

Ganes baru saja tiba di kediamannya. Tawaran untuk menginap di rumah Nyonya Saras ia tolak mentah-mentah. Bukan karena enggan menghargai tawaran mentornya sendiri, melainkan karena ia terlanjur tak enak hati.Alih-alih senang mendengar semua rahasia yang tak diketahui siapa pun di era sekarang mengenai Rajendra, ia malah terus kepikiran. Ada rasa tak percaya tentang masa lalu sang direktur yang tak bisa dibayangkan.Karena masih penasaran, mau tak mau Ganes membuka ponsel pintarnya. Dibukanya laman pencarian demi menemukan fakta yang tertuang. Benar saja. Saat kata kunci Rajendra terketik, puluhan berita dengan deadline mengerikan muncul tanpa mau dijeda.Ganes mengerjap-ngerjap. Ia menelan ludah susah payah. Mendengar caci maki warga dari cerita Nyonya Saras saja, hatinya teriris menyakitkan. Apalagi jika ia harus membaca sendiri, melihat sendiri keawaman masyarakat mengenai harga diri seorang pria.Ganes menangis sesenggukan. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan. Entah b
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Wogirl

"Siapa kamu? Apa yang kamu mau?!"Pertanyaan dengan nada tinggi itu membuat Jean kian menggeram. Perempuan telanjang yang tengah berada dalam posisi siaga meski merangkak itu, menunjukkan gigi taringnya yang tak terawat.Wajahnya yang dipenuhi kotoran, membuat jijik banyak orang. Alih-alih terpantik hasrat dan gelora, para gerombolan yang tengah berkemah, yang berdiri ketakutan sembari mengayunkan balok kayu untuk menghalang-halangi, mereka kian mundur selangkah lebih jauh lagi. Rambutnya yang awut-awutan, yang baunya begitu menyengat, membuat beberapa lalat dan nyamuk berterbangan di atasnya."Apa yang kamu mau?!"Bentakan kian keras sebab Jean, gadis serigala yang terus menggeram itu kian mendekat dengan langkahnya yang terarah. Matanya menatap tajam dengan tatapan kosong demi memindai banyak tempat.Hingga pada akhirnya, saat hidung Jean mengendus aroma lezat nan nikmat yang ada dalam genggaman salah seorang dari gerombolan orang yang ketakutan, tatapannya berubah kian liar. Ia men
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Melanjutkannya

Dr. Shera telah mengobati Jean yang terluka. Sayang, kondisi si Jean yang kehilangan banyak darah sekaligus kedinginan, membuat Jean tak kunjung sadar. Terlebih, kawanan serigala itu sama sekali tak memberi Jean makan dan minum selama terbaring kesakitan. Sudah barang tentu tak ada energi yang bisa membuat Jean kembali pulih lebih cepat.Melihat kondisi Jean yang kian lemah, kawanan serigala pun terus melolong penuh kepiluan. Sudah tiba waktunya bagi mereka berpindah, berburu di tempat baru yang memiliki lebih banyak buruan. Mereka sudah terlalu lama tinggal di sana.Mau tak mau, ketua serigala memutuskan untuk meninggalkan Jean. Membiarkan gadis serigala itu sendirian dalam gua. Bersama kawanan, mereka pergi dari mulut gua dengan gamang.Melihat itu, ilmuwan yang berkemah tak jauh dari gua pun akhirnya melihat kesempatan. Meski angka selamat terbilang kecil, tetapi Dr. Shera tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.Dengan cepat, setelah kepergian kawanan serigala, para ilmuwan datang dan
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Tebak

Terang saja, seluruh penonton menganga tak percaya. Di detik berikutnya, mereka semua bertepuk tangan kian meriah, seolah-olah menyambut baik usaha Ganes yang terus memerankan perannya dengan baik.Butuh lebih dari tiga jam untuk sandiwara teater itu berjalan dengan sempurna. Meski di pertengahan drama, seluruh lampu penerangan padam begitu saja. Namun, para aktor dan aktris itu tetap bersandiwara dengan baik.Walaupun begitu, penerangan dibantu dengan beberapa cahaya lampu sorot tangan. Nyatanya, diesel yang dimiliki pun tak mampu mengangkat konsumsi listrik gedung sebab kurangnya pemeliharaan.Beruntungnya, suasana remang-remang yang tercipta tanpa direncanakan itu berhasil memberi nuansa baru pada drama yang dibintangi oleh sang aktris di debut perdananya. Tepuk tangan kian riuh, bergemuruh saat Ganes dan kawan-kawan tampil di depan panggung, memberi salam terakhir saat Jean berhasil berjalan dengan kedua kaki.Debut Ganes sukses besar. Seluruh orang bertepuk tangan, bersiul, bahka
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Lebih Baik

"Selamat, Ganes! Itu tadi bener-bener luar biasa! Sumpah, aku Sampek merinding pas ada yang nyambukin! Kesel sama si Geral. Sumpah! Udahlah jahat, mau sok jadi orang yang ngadopsi Jean, malah enggak taunya Jean yang udah belajar berdiri diperlakukan kayak binatang lagi hanya demi duit. Setan, emang!"Ganes tertawa saat mendengar apresiasi dari sang kawan. Ia hanya mengangguk, lantas kembali berterimakasih atas kehadiran mereka."Makasih banget, sudah mau jadi bagian dari pertunjukan ini. Makasih, Bu Ros, Emak, Mama sama Mami."Mama, sebutan untuk pengurus panti yang ia kirimi tiket pertunjukan VIP pun hanya bisa mengangkat kedua jempolnya setinggi dada. "Akhirnya, apa yang pernah kamu cita-citakan, apa yang pernah kamu kagum-kagumkan, benar-benar tercapai. Selamat, Ganes."Mendengar itu, kaca-kaca pada kedua mata Ganes pun tercipta. Ia teringat akan sosok Bunda, orang yang terus mendukungnya sejak lama. "Hanya ini yang bisa kubanggakan."Mami menunjukkan gambar yang diambil melalui po
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status