Semua Bab Istri Dadakan CEO Rupawan : Bab 1 - Bab 10

189 Bab

Bab 1 Kesucian Yang Terenggut

"Aahhh sakit.."Terdengar suara desahan perempuan memenuhi ruangan sebuah kamar hotel besar dan mewah dalam suasana temaram. "Ma-maaf Nona, aku tidak bisa menahan gejolak ini..." Pria itu mengeram sembari mengangkat kepala, dengan kedua pelupuk mata terpejam menahan rasa nikmat yang luar biasa. Pria itu menekan Freya dengan kencang, membuat nafasnya saling mengejar satu sama lain dengan pria misterius itu. "Aaahhhh.." Suara desahan itu kembali lolos, kali ini diiringi wajah si wanita yang mendongak ke atas. Merasakan kenikmatan yang semakin menguasai tubuh dan pikirannya. Setelah melewati malam panjang yang penuh bintang, keduanya ambruk dan tak sadarkan diri. Freya yang masih diliputi kesadaran menatap wajah pria itu, pria yang begitu ia kenal. Lalu ia cukup tersentak ketika melihat sebuah kamera kecil ada di dekat daun pintu...Kamera...Namun, kegelapan segera memenuhi kesadarannya tersebut...Malam berganti pagi, cahaya matahari menyinari gordeng dan masuk ke dalam celah-celah
Baca selengkapnya

Bab 2 Skandal Yang Tersebar

Pernyataan tegas Hellian membuat Freya tercengang. Rasanya ia seperti tersambar petir di pagi hari. Ketika tuan Hellian tiba-tiba saja memecat tanpa mendengarkan pembelaan dirinya terlebih dahulu. "Dipecat?!" Freya menggeleng seraya menatap tuan Hellian dengan netra yang berkaca-kaca. Bahkan seluruh tubuhnya seketika terasa lemas, sampai kedua kakinya seakan-akan sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya. Melihat Kathrine yang baru saja datang, membuat Freya mempunyai secercah harapan, berharap Kathrine bisa membantu menjelaskan di hadapan semua orang. "Kathrine kebetulan kamu datang, tolong bantu aku, jelaskan pada tuan jika semalam kita bersama dan aku sungguh tidak tahu bagaimana bisa aku tidur dengan seorang pria," Freya memohon, berharap jika Katrine mau membantunya.Namun nihil, harapan Freya tidak sesuai dengan kenyataan. Katrine malah menyangkal semua pertanyaannya, bahkan wanita itu juga mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa di depan tuan Hellian dan para karyawan di s
Baca selengkapnya

Bab 3 Menikah Secara Diam-diam

"Menikah! Heh, kau ini sudah gila ya? aku mau menerima tawaranmu bukan berarti kau bisa sesuka hati meminta apa pun padaku," Freya menolak dengan nada ketus.Meskipun hanya mendapatkan respon buruk, tapi Damian mencoba untuk tetap tenang dan perlahan mulai menjelaskan niat baiknya. "Nona Freya, saya tahu anda tidak mencintai saya. Tapi apa anda yakin tidak ingin melakukan langkah awal untuk memulihkan image baik pada diri nona lagi? dengan begitu aku yakin orang-orang itu tidak akan berani menghujat tentang kita." Jelas Damian berusaha meyakinkan wanita yang ada di depannya itu. Freya terdiam, ia mulai mencerna semua perkataan Damian memang ada benarnya. Menyandang status seorang istri, setidaknya Freya berpikir jika martabatnya sebagai seorang wanita, perlahan akan mulai pulih kembali di mata semua orang. "B-baiklah, aku mau menikah denganmu. Semua ini aku lakukan demi memulihkan nama baikku. Tidak lebih dari itu, jadi kamu jangan pernah berpikir macam-macam." Freya terpaksa set
Baca selengkapnya

Bab 4 Sebuah Kabar Baik

Damian menggelengkan kepala, ketika melihat Freya masih berdiri mematung. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Apa nona Freya masih meragukan semua ucapan ku? Percayalah aku tidak akan pernah berbohong. Begini saja Jika nona mempunyai satu desain terbaru berikan saja pada ku," pinta Damian dengan mode wajah serius. Freya menyergitkan dahi, ketika Damian meminta hal yang sangat mengejutkan. "Satu desain untuk apa? saat ini aku belum ada, dan aku juga sedang tidak mood untuk menggambarnya. Tapi aku masih menyimpan satu desain dress yang belum pernah aku tunjukan pada perusahaan," Freya baru ingat bahwa ia masih memiliki duplikat sebuah desain dress, dengan cepatnya ia meraih tas selempang lalu mengambilnya. Melihat gambar desain yang ada di tangan Freya, membuat Damian begitu antusias. Dengan cepatnya lelaki itu meraih untuk melihatnya. "Dress ini cukup menarik, selain di ambil dari perpaduan fashion terkenal jaman wanita Yunani kuno, di padukan dengan mode kekinian. Sungguh terliha
Baca selengkapnya

Bab 5 Dipermalukan Saingan

Freya terharu, perasaan di dalam hatinya bercampur aduk. Antara senang dan sedih bahkan rasanya seperti mimpi indah yang sulit untuk di percaya. Namun seketika Freya teringat semua perkataan Damian beberapa hari yang lalu, untuk menunggu kabar baik darinya. "Tunggu, email ini asli apa enggak ya? Kenapa begitu mendadak? Oh iya semalam Damian membawa hasil karya desain ku, apa ini ada hubungan dengan dia?" Freya bertanya-tanya, untuk memastikan perkiraannya kini ia segera menelpon sang suami. Drrttt...drttt..Panggilan terhubung, Freya terlihat begitu antusias. Saat Damian menjawab panggilannya. "Ya, Halo?" Damian memulai topik pembicaraan terlebih dahulu. Freya yang masih merasa gugup, seolah-olah vita suaranya terasa tercekat di tenggorokan, dan bibirnya pun terasa terkunci. Tapi perempuan berparas cantik itu pun tetap berusaha, ia mencoba untuk tetap tenang lalu ia mulai memberanikan diri untuk bertanya secara langsung. "Aku Freya, ada yang ingin aku tanyakan padamu. Tolong jaw
Baca selengkapnya

Bab 6 CEO atau Pangeran Arab?

Ingin rasanya Freya menyumpal mulut kedua orang yang ada di depannya, akan tetapi ia berusaha untuk meredam emosi yang bergejolak di dalam hati, karena tidak mau jika sampai terpancing keusilan mereka, dan pada akhirnya dia sendiri yang akan rugi. "Sabar Freya!" Freya berusaha menghibur diri sendiri dalam hati. Ketika suasana di dalam ruangan itu sudah tidak nyaman, dan membuat Freya semakin tertekan. Tiba-tiba saja terlihat seorang wanita memasuki ruangan seraya membawa map hitam di tangannya. "Nona Freya Anastasya!" Panggilnya.Freya tersontak, begitu juga dengan Khatrine dan Hellian. Mereka semua menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari depan pintu. "I-iya saya," sahut Freya, lalu beranjak dari tempat duduk seraya memeluk erat beberapa berkas. Hellian dan Kathrine menyergitkan dahi, bahkan mereka saling menatap satu sama lain dengan penuh keheranan. Ketika wanita itu memanggil Freya. "Silahkan ikut dengan saya, CEO sudah menunggu anda di ruangannya," ucap wanita itu, yan
Baca selengkapnya

Bab 7 Pria Aneh

"Maaf tuan..." sesal Freya menundukkan wajah, lalu ia segera meninggalkan ruangan itu. Dengan perasaan yang kesal. Setelah Freya pergi, Dave menghela nafas lega. Karena hampir saja ponselnya di lihat. "Untung saja tidak ketahuan," gumam Dave mengusap kasar wajahnya, sembari menyandarkan punggung di kursi kebesarannya, dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh.Dave merasa bersalah, karena ia sudah membentak Freya. Tapi karena terlalu panik. Sampai ia tidak bisa berpikir jernih. "Lain kali, aku tidak boleh ceroboh." Gumam Dave, sembari memijat kening. Setelah keluar dari perusahaan Freya masih merasa kesal, karena tadi di bentak oleh atasan barunya. "Menyebalkan sekali, padahal aku tadi tak sengaja ingin melihat ponselnya, tapi dia malah marah-marah dasar orang aneh," Freya menggerutu. Akan tetapi mengingat sudah di terima di perusahaan itu, membuat rasa kesal Freya berkurang. "Sudahlah, mungkin tadi salahku juga karena ingin tahu privasi orang. Lebih baik aku telepon Damian
Baca selengkapnya

Bab 8 Kenapa Harus Dia?

Wajah Damian terlihat pucat, ketika melihat Freya mencoba untuk meraih ke empat paperbag itu namun..."Tidak usah nona, biar aku saja. Nona pasti sangat lelah karena sudah memasak." Damian menolak dengan nada lembut. Freya mengerutkan kedua alis, ketika melihat sikap Damian yang sangat aneh. Seolah-olah barangnya tidak boleh di sentuh olehnya. "Ya sudahlah, terserah kamu," Freya tidak bisa memaksa. Ia kembali duduk. Setelah Damian berhasil membawa dompetnya lebih dulu. Kini lelaki tampan itu pun memberikan ke empat paperbag itu kepada Freya. "Jangan marah nona ini terimalah, aku harap nona suka dengan beberapa baju yang aku belikan," Bujuk Damian, lalu memberikan.Freya tertegun, saat mendengar apa yang di katakan oleh sang suami. "Apa! baju untukku?" Tanya Freya untuk memastikan dengan penuh selidik. Damian mengangguk, dan membenarkan semua pertanyaan Freya. "Iya, ambil dan cobalah. Bukankah sekarang nona sudah bekerja? Jadi semoga ini bermanfaat."Freya terdiam, melihat Dami
Baca selengkapnya

Bab 9 Wanita Yang Berbeda

Sesampainya di mansion, Kahtrine menepis tangan Hellian dengan sangat kasar. Ketika mengingat Freya mendapatkan kesempatan bagus untuk mempromosikan desainnya. lagi. "Lepaskan tanganku!" Hellian tertegun, ketika melihat sang kekasih yang tampak marah besar. Tapi pria itu berusaha membujuk dan menenangkan hati Khatrine. "Sayang, plis. Jangan marah aku akan berusaha untuk membuat desainmu masuk ke perusahaan Alexander, agar kamu bisa mengikuti ajang festival yang kamu inginkan," ucap Hellian sembari memeluk Kathrine dari belakang. "Selalu saja begitu, aku ingin bukti. Kamu lihatkan kenapa Freya bisa mendapatkan peluang yang aku inginkan? Kenapa semua ucapanmu hanya omong kosong saja." Cibir Kahtrine memutar kedua bola mata malasnya. Hellian berusaha untuk tetap sabar menghadapi Kathrine, meskipun ucapan wanita itu sedikit menusuk hati."Sayang, ayo lah jangan marah lagi aku yakin nanti juga desain kita akan di terima oleh mereka. Lagian sudah lama kita tidak bermain. Bagaimana jik
Baca selengkapnya

Bab 10 Sebuah Email Misterius

"Hey, sampai kapan kamu mau menyuruhku untuk tetap berdiri di bawah air hujan? Apa kamu ingin aku masuk angin dan kedinginan?" tanya Freya menyergitkan dahi, saat melihat Damian yang malah bengong. Damian terbuyar dalam lamunan, lalu segera meminta maaf karena membuat istrinya menunggu. "Nona maaf, saya tadi.." Belum tuntas lelaki tampan itu berkata. Freya lebih dulu meminta untuk segera masuk, karena sudah tak tahan derasnya air hujan. "Ck, ayo cepat, niat payungin aku gak sih? " Freya berdecak kesal. "I-iya nona, mari masuk." Sahut Damian, segera menggandeng sang istri dan memayungi menuju ke dalam. Sesampainya di dalam apartemen, Freya segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan mengganti pakaiannya yang basah kuyup. Sementara Damian, berinisiatif membuatkan minuman hangat jahe merah untuk Freya. Mengingat sifat sang istri yang begitu dingin padanya membuat ia menggeleng. "Sungguh sikapnya begitu cuek dan dingin, jika bukan karena insiden malam itu, Fr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status