Semua Bab Istri Dadakan CEO Rupawan : Bab 11 - Bab 20

189 Bab

Bab 11 Godaan Manis Di Pagi Hari

Pagi hari yang cerah, Freya yang sudah berpenampilan cantik dan rapi, ia sengaja bangun pagi-pagi sekali. Karena hari ini ada beberapa skema desain yang belum ia sempurnakan. Tapi sebagai seorang istri, ia tak lupa melakukan kewajibannya lebih dulu. Dengan menyiapkan beberapa menu makanan untuk sarapan pagi. "Akhirnya selesai juga," gumam Freya, menata rapi dua gelas susu murni dan dua porsi roti bakar, yang baru saja ia panggang tadi. Baru saja Freya menoleh ke arah belakang, dan ingin memanggil suaminya. Tiba-tiba Damian sudah lebih dulu keluar dari kamar mandi. Dengan penampilan bertelanjang dada, yang hanya mengenakan handuk putih di bawah pinggangnya. Melihat sang istri yang sudah berdiri di dekat meja makan, membuat Damian menyapanya terlebih dahulu. "Selamat pagi nona..." Sapa Damian tersenyum, seraya mengibaskan rambutnya yang masih setengah basah. "Aaakkkhh...ka-kamu sudah mandi? Kenapa tidak langsung memakai baju. Kenapa berdiri di depanku dengan penampilan seperti itu
Baca selengkapnya

Bab 12 Sebuah Obsesi

Baru saja Freya berdiri untuk menunggu taksi, tiba-tiba saja ia baru ingat jika ada satu map lagi yang tertinggal di kamar, dan itu adalah map yang sangat penting di mana hasil gambar desainnya yang sudah 100 persen selesai. "Ya ampun, ternyata gambar desainku yang satu lagi tidak ada. Pasti aku lupa memasukannya," Freya terkejut, setelah memeriksa beberapa file yang ia pegang. Sebelum ada taksi yang lewat, kini Freya kembali ke apartemen suaminya dengan langkah yang terburu-buru. Hingga akhirnya sampai di depan gerbang. Namun seketika wanita cantik itu terkejut, saat tak sengaja melihat sang suami yang baru keluar dari apartemen, lalu terlihat seorang pria berpakaian serba hitam yang membukakan pintu mobil untuknya. "Damian! kenapa dia masuk ke mobil mewah? sebenarnya siapa juga pria yang di depannya?" Freya menatap dari kejauhan dengan penuh selidik. Melihat jarum jam yang melingkar di tangan hampir menunjukan jam 6:30. Membuat dirinya tak mempunyai banyak waktu lagi. "Sudahla
Baca selengkapnya

Bab 13 Melakukan Trik Yang sama

Tepat jam 12 siang, Freya yang masih fokus dengan pekerjaannya. Tiba-tiba Mandy datang menghampiri dan memberitahukan sebuah pesan yang telah di sampaikan oleh sang bos. "Nona Freya." Panggil Mandy. Freya pun segera menjeda aktivitasnya sejenak, lalu melirik ke arah sumber suara. "Asisten Mandy ada apa?" Tanya Freya. Lalu menyuruh wanita itu untuk duduk. Dan Mandy yang sudah tidak sungkan lagi, kini ia duduk lalu menyampaikan sesuai perintah."Nona Freya, tuan menunggu anda di mobil. Beliau berharap nona tidak membuatnya menunggu lama." Ucap Mandy. "Apa menungguku? Kenapa tuan Dave menungguku di mobil? bukankah kemarin beliau bilang ingin memperbarui kontrak saja," Freya masih belum mengerti kenapa bosnya tiba-tiba saja menyuruh untuk naik mobil bersama. Sebagai asisten kepercayaan, Mandy pun mencoba untuk menjelaskan pada Freya. Jika ia hanya perlu mematuhi semua perintah bosnya. "Nona Freya, tuan adalah orang yang sangat menghargai waktu. Jadi tenanglah menurut saya nona tida
Baca selengkapnya

Bab 14 Bagai Makan Buah Simalakama

Hellian dan Kahtrine pun saling menatap satu sama lain, ketika Dave Alexander melontarkan pertanyaan pada mereka. "Kebetulan Kahtrine adalah designer yang berbakat dan mempunyai image yang baik, jika tuan berkenan bagaimana jika kita berdua bekerja sama, aku bisa membuat dia bekerja di perusahan anda, dan menurut tuan bagaimana hasil desainnya yang sudah kami kirimkan kemarin pada asisten anda?" Tanya Hellian sembari mempromosikan Kahtrine. Dave hanya memancarkan senyum smrik di balik kacamata dan maskernya itu, saat mendengar semua perkataan Hellian membuatnya sangat konyol. "Heh, image yang baik menurutmu? Apakah menjelek-jelekkan orang di depan atasannya itu bagus dan beretitut?" Tanya Dave yang lagi-lagi menyindir ke dua orang yang mencoba untuk menjilatinya. Hellian dan Kathrine tersontak, saat mendengar perkataan Dave yang terdengar begitu menusuk hati. Begitu juga dengan Freya yang masih berdiri tepat di samping bos barunya. "Apa aku saja ya, yang merasa jika tuan Dave sepe
Baca selengkapnya

Bab 15 Dua Garis Merah

Setelah Freya pulang, ia tampak masih kesal dengan sikap bosnya yang tiba-tiba saja membatalkan untuk menandatangi kontrak tambahan untuk hari ini. "Sungguh menyebalkan, dia sendiri yang mengajak ke restoran dan dia sendiri juga yang membatalkan, mana bicaranya..." Freya menggerutu, ketika mengingat sikap Dave Alexander yang berbuat sesuka hati. Sesampainya di depan pintu, Freya menggesek cardlock lalu masuk dengan tubuh yang tiba-tiba saja terasa lemas dan lesu. "Nona, anda sudah pulang?" Damian segera menghampiri. Freya hanya menganggukkan kepala dengan pelan, saat menjawab pertanyaan suaminya. Melihat wajah cemberut sang istri membuat lelaki tampan itu penasaran, hingga ia memberanikan diri untuk bertanya. "Nona Freya, kenapa? Wajahnya terlihat cemberut seperti itu. Katakanlah apa ada masalah di kantor?" Damian melontarkan beberapa pertanyaan dengan perasaan yang sedikit cemas. Freya menghela nafas panjang, lalu ia sedikit mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hati. Karen
Baca selengkapnya

Bab 16 Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima

Setelah keluar dari apotik, Freya berjalan dengan langkah yang lemas tatapan kedua manik matanya terlihat kosong, bahkan wanita cantik itu berjalan seperti tanpa arah tujuan. "Aku hamil? Di dalam perutku ada janin dari pria yang sama sekali tidak pernah aku cintai? Takdir macam apa ini? Apakah itu artinya aku akan hidup bersama dengan dia untuk waktu yang lebih lama lagi? tidak! Itu tidak mungkin, kenapa-kenapa aku benci semua ini!" umpat Freya meluapkan kekesalan, lalu ia berdiri di balkon apartemen. Tanpa ada orang yang tahu ia ada di sana. Seketika tubuh Freya merosot ke bawah lantai, air matanya mengalir dengan deras. Sungguh ini adalah hal yang tidak pernah Freya bayangkan. Bagaimana bisa, ia sekarang mengandung anak Damian. Sementara awalnya ia menikah hanyalah karena terpaksa, demi hanya ingin balas dendam saja pada Hellian dan Khatrine. Tapi sekarang Freya kembali berada di dalam situasi yang sulit, ia tak tahu apakah harus menerima kehadiran nyawa baru yang ada di dalam pe
Baca selengkapnya

Bab 17 Menjadi Pendiam

Keesokan harinya, Freya perlahan mulai terbangun. Dengan tubuh yang masih lemas bahkan rasa mualnya malah semakin menjadi-jadi apa lagi saat di pagi hari. "Aduh, gawat. Mana hari ini banyak pekerjaan di kantor, tapi kondisi tubuhku seperti tidak memungkinkan," keluh Freya seraya memijat kening. Damian yang belum berangkat kerja pun, kini lelaki itu sengaja memastikan keadaan sang istri terlebih dahulu.Tok...tok.."Nona Freya, apa anda sudah bangun?" Panggil Damian yang masih menunggu di balik pintu. Freya menyergitkan dahi, ketika suaminya itu terus saja memanggilnya di saat moodnya yang sedang tidak bagus. "Ada apa? Masuklah," tanya Freya lalu memberikan ijin sang suami untuk masuk. Damian membuka pintu, lalu ia masuk ke dalam membawakan segelas susu dan beberapa camilan kesukaan Freya. "Nona, dari kemarin malam kamu belum makan apa-apa, sekarang lebih baik makan sedikit. Dan jika tidak enak badan, apa perlu aku meminta ijin pada perusahaanmu?" Tanya Damian yang sengaja menawa
Baca selengkapnya

Bab 18 Sangat Familiar

Setelah memeriksakan diri lagi, Freya menatap obat mual dan beberapa vitamin yang telah di berikan oleh sang Dokter. "Aku harap setelah meminum obat ini nanti, aku tidak terlalu mual dan tetap bisa bekerja," gumam Freya, yang berjalan dengan tergesa memasuki perusahaan baru tempat dirinya bekerja. Semua para karyawan telah sibuk di meja pekerjaannya masing-masing, Freya merasakan sedikit tidak enak hati karena terlambat."Freya, akhirnya kamu sudah datang juga. Kebetulan tuan kemarin berpesan jika beliau ingin kamu nanti ke ruangannya," kata Mandy menyampaikan pesan. "Iya ka Mandy, maaf jika hari ini aku datang sedikit terlambat, tadi aku ada sedikit urusan jadi.." Freya berusaha menjelaskan. Akan tetapi Mandy mendaratkan tangannya di bahu Freya dan menggelengkan kepala."Tidak papa Freya, aku akan memakluminya. Tapi lain kali jangan terlalu sering terlambat, karena CEO tidak suka dengan karyawan yang malas dan sering telat," tutur Mandy mengingatkan. Freya pun mengangguk patuh, d
Baca selengkapnya

Bab 19 Membuat Malu Keluarga

Sepulang dari kantor, Freya masih memikirkan tentang tahi lalat yang ada di leher bosnya, tapi ia berusaha untuk menepis pemikiran yang aneh-aneh dalam kepalanya. "Ck, sudahlah. Mungkin itu hanya kebetulan saja," gumam Freya. Tiba-tiba suara ponsel ya kembali berdering pertanda satu pesan masuk. Dengan cepat Freya membuka pesan itu, lalu ia membacanya. "Nona muda, bibi harap nona jadi pulang hari ini, kondisi tuan masih belum membaik," ucap bi Marni dari dalam pesan. Freya terkejut, karena ia baru ingat jika hari ini dirinya sudah janji ingin menemui sang ayah. Yang sudah beberapa bulan ini tidak bertemu. "Hampir saja lupa, sekarang aku harus bersiap dan pulang dulu," Freya berjalan terburu-buru, lalu segera mencari taksi untuk pulang ke apartemen suaminya lebih dulu. Satu jam kemudian, setelah Freya turun dari taksi dan memberikan ongkos. Kini ia terkejut saat melihat sebuah mobil Mercedez hitam mewah, yang cukup mencuri perhatiannya. "Hm, mobil siapa ini? Mewah sekali," Freya
Baca selengkapnya

Bab 20 Sengaja Memprovokasi

Kedatangan Freya di sambut hangat oleh BI Marni, tidak terkecuali dengan ibu dan kakak tirinya yang tidak pernah suka pada dirinya sejak dari dulu. "Ayo nona, tuan silahkan masuk," sambut bi Marni. Freya tersenyum lalu ia berjalan bersama Damian memasuki rumah sang ayah, Margaretha dan Melisa pun menghadang Freya dengan menatap tidak suka. "Hm, tidak di sangka Freya kau ternyata punya nyali juga pulang ke sini, setelah melakukan perbuatan tidak bermoral itu, sungguh tidak tahu malu," ucap Margaretha mencemooh putri sambungnya itu. "Ibu, dia itu kan wanita nakal dan liar sama persis kaya mendiang ibunya," sambung Melisa yang tak kalah mencibir Freya. Freya menatap tajam pada kedua wanita itu, dengan darah yang mulai mendidih. "Ibu, ka Melisa cukup! Aku tahu kalian benci padaku, tapi jangan pernah kalian menjelekan mendiang ibuku," Balas Freya yang tak terima seraya menahan air mata yang hampir menetes. Bukanya diam, kedua ibu dan anak itu malah semakin memojokkan Freya. "Meman
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status