Semua Bab Istri Dadakan CEO Rupawan : Bab 21 - Bab 30

189 Bab

Bab 21 Sentuhan Lembut

"kau sangat mengecewakan ayah, Freya." Hardik tuan Hermawan, lalu tiba-tiba saja pria paruh baya itu merasakan sakit luar biasa di jantungnya. "Ekh," desis tuan Hermawan, sembari memegang dada. Freya tercengang, ia begitu cemas dan khawatir saat melihat sang ayah yang tiba-tiba merintih kesakitan. "Ayah, ayah kenapa?" Freya segera menghampiri, begitu juga dengan Damian. Tapi niat baik mereka malah di tolak nyonya Margaretha dan Melisa. "Berhenti, kalian jangan mendekat atau pun menyentuh ayah. Terutama kamu Freya, kamu hanya membuat ayah sakit dan membuat keluarga kita malu saja, lebih baik sekarang kalian pergi sana." Usir Margaretha, seraya meluruskan jari telunjuknya tepat ke arah pintu. "Iya, dasar pembawa masalah," sambung Melisa, seraya memutar kedua bola mata malas. Freya yang tidak ingin membuat kondisi ayahnya semakin memburuk, kini ia terpaksa pamit pergi dengan perasaan yang sangat sedih. "Ayah, maafkan Freya. Semoga ayah cepat sembuh." Freya pamit, lalu ia berjalan
Baca selengkapnya

Bab 22 Noda Dalam Hidupmu

Matahari mulai tenggelam, tepat jam 7 malam Freya dan Damian akhirnya kembali ke apartemen. Mereka berdua terlihat sangat lelah terutama Freya. Lagi-lagi rasa mualnya kambuh."Hoek.." Freya berjalan tergesa ke arah kamar mandi, seraya menutup bibir dengan kedua tangannya. Damian menyergitkan dahi, saat melihat istrinya kembali muntah-muntah. Yang membuatnya sangat cemas. Lelaki itu segera menyusul lalu mengetuk pintu kamar mandi. Tok...tok..."Nona Freya! Kamu kenapa? Apakah masih merasa tidak enak badan? Bagaimana jika sekarang kita Dokter," ajak Damian yang setia berdiri di balik pintu, dan sengaja menawarkan diri. Kedua bola mata Freya melebar, lalu ia menjeda aktifitas mencuci wajah dan bibirnya dengan rasa panik yang menyelimuti dirinya. "Pergi ke Dokter? Tidak, aku belum siap jika Damian dan orang lain tahu jika aku saat ini sedang hamil," lirih Freya berbicara sendiri di dalam hati, sembari menggelengkan kepala. Sungguh baginya semua ini sulit untuk ia terima, selain di p
Baca selengkapnya

Bab 23 Merasa Tersaingi

Beberapa hari kemudian, Freya terburu-buru memasuki kantor karena hampir saja terlambat setelah semalam ia begitu sulit untuk tidur. "Untung saja sudah sampai, kalau tidak aku bisa terlambat lagi," gumamnya sembari merapihkan beberapa draft yang dia pegang. Ketika Freya memasuki pintu utama perusahaan, tiba-tiba saja ia tidak sengaja berpapasan dengan kakak tirinya yang baru saja masuk kantor setelah beberapa hari terakhir ini mengambil cuti sakit. BRAK!Kedua tak sengaja berpapasan, hingga membuat kedua bola mata Melisa membelalak, saat melihat adik tirinya tiba-tiba saja ada di perusahaan tempatnya bekerja. "Hey, kau ini mau kemana? Dan kenapa bisa ada di sini?" Melisa menatap dengan penuh selidik dan tidak suka. Karena bagaimana bisa adik tirinya itu bisa ada di tempat ia bekerja. "Ka Melisa tentu saja, aku sini untuk bekerja," jawab Freya. Mendengar hal itu Melisa tercengang, bagaimana bisa Freya bekerja di tempat yang sama dengannya. Sementara ia tidak tahu sama sekali "K
Baca selengkapnya

Bab 24 Menghadiri Pesta

Dave terkejut saat melihat Freya yang baru keluar dari kamar mandi, dalam keadaan wajah cantik yang terlihat sangat pucat. "Freya, apa kamu sakit?" Tanya Dave dengan nada suara beratnya. "Ti-tidak tuan, saya hanya masuk angin saja, terima kasih karena sudah mengijinkan saya untuk memakai kamar mandinya. Kalau tuan tidak ada hal lain yang ingin di sampaikan lagi saya permisi dulu," Freya pamit, lalu ia keluar dari ruangan. Dave hanya terdiam sembari mengerutkan kedua alisnya. Ia merasa jika sang istri tengah menyembunyikan sesuatu darinya. "Sudahlah, mungkin itu hanya perasaanku saja." Dave kembali fokus pada pekerjaannya, yang sudah cukup menumpuk. Setelah Freya keluar dari ruangan bosnya, kini Melisa tak sengaja melihat adik tirinya. "Sial, kenapa dia terlihat begitu dekat dengan bos. Jangan bilang jalang kecil itu mencoba untuk merayu tuan Dave, dasar gatal jelas-jelas dia sudah punya suami, bagaimana pun aku tidak suka melihat dia menempel pada lelaki idamanku," Melisa terlih
Baca selengkapnya

Bab 25 Menjadi Pendamping Wanita

"Aku tidak bohong bu, Freya itu benar-benar bekerja di perusahaan yang sama denganku," seru Melisa tak terima dan meluapkan kekesalannya pada sang ibu. Tentu saja nyonya Margaretha pun ikut terkejut, akan perkataan putrinya yang baru saja ia dengar. "Yang benar kamu Melisa? Ko bisa seperti itu. Bukankah dia punya skandal memalukan, kenapa bisa di terima kerja di perusahaan besar bosmu?" Margaretha menggeleng-gelengkan kepala. Ia begitu tidak suka saat mendengar Freya melebihi Melisa.Tak hanya meluapkan kekesalan saja, Melisa juga bercerita pada ibunya jika Freya terlihat sangat dekat pria yang selama ini dia idam-idamkan. "Ini tidak boleh di biarkan Melisa, walaupun Freya sudah bersuami siapa tahu dia juga ingin mengincar pria kaya seperti bosmu. Lebih baik kamu mencari cara untuk membuat bosmu tidak suka agar memecat jalang itu," ucap Margaretha menyarankan. "Ibu benar, seharusnya aku berpikir tentang hal itu," Melisa tersenyum licik saat mendapatkan sebuah ide untuk mengerjai F
Baca selengkapnya

Bab 26 Membuat Semua Orang Iri

Di sepanjang jalan Freya yang duduk di samping bosnya, ia terus berpikir tentang Dave yang tidak pernah lepas dari masker dan kacamata hitamnya, yang membuat Freya terheran. "Mau pergi ke pesta saja, kenapa tuan Dave tidak pernah melepaskan kedua benda yang selalu ia pakai, aneh sekali. Bagaimana nanti kalau di pesta apa tidak akan menjadi bahkan gosip di sana," Freya meracau dalam hati.Karena baru kali ini ia melihat seorang pengusaha kaya raya, yang sudah sangat terkenal bahkan perusahannya sudah melanglang buana ke berbagai kota dan mancanegara. Memakai style yang cukup aneh. "Kamu sedang memikirkan apa Freya? Aku lihat dari tadi kamu terus melirik ke arahku?" Tanya Dave dengan penuh selidik. "Aahh, tidak tuan. Saya tidak memikirkan apa pun. Tapi saya hanya penasaran saja apakah tuan akan memakai masker dan kacamata hitam itu sampai ke pesta," celetuk Freya yang tanpa sadar keceplosan. Dan mengerutkan kening, saat mendengar perkataan wanita yang duduk di sampingnya. "Apa, kam
Baca selengkapnya

Bab 27 Tidak Biasa

Ketika Freya sedang di wawancarai oleh para wartawan bersama Dave. Melisa menatap nyalang pada adik tirinya dan merasa tak terima karena pria yang ia incar malah menggandengnya sebagai pendamping wanita di pesta amal itu. "Ck, sial. Jalang itu berani sekali menggoda bos. Aku tidak akan membiarkannya melewati malam ini dengan tenang," geram Melisa seraya mengepalkan kedua tangan. Ketika Freya masih di hujam dengan beberapa pertanyaan oleh para wartawan, tiba-tiba saja perhatiannya teralih oleh atasannya. Sosok Dave yang begitu maskulin dengan jambang tipisnya, membuat Freya terkejut. Karena baru kali ini ia melihat atasannya itu dengan penampilan tanpa masker yang selalu membuatnya penasaran. "Ternyata tuan Dave.." batin Freya, entah ia merasa tidak asing. Pada sosok yang berdiri di sampingnya. Hingga membuat Freya sejenak membatu dan menyergitkan dahi. Ketika Freya tengah larut dalam pemikirannya sendiri, tiba-tiba saja beberapa wartawan kembali datang melontarkan pertanyaan lagi
Baca selengkapnya

Bab 28 Permintaan Freya.

Sesampainya di ruangan istirahat, Dave membaringkan tubuh Freya dengan sangat pelan dan lembut. Karena ia tidak mau jika sampai istrinya terluka. "Freya, apa kamu tidak papa?" tanya Dave yang sedikit cemas. "Tidak tuan, saya tidak papa. Terima kasih karena anda tadi sudah menolongku. Kalau tidak..." Freya mengungkapkan rasa terima kasihnya. Namun hampir saja ia keceplosan mengatakan tentang kehamilannya. "Kalau tidak memang kenapa? kenapa kamu terlihat begitu takut. Padahal hanya seorang wanita, apa kamu tidak bisa melawan wanita tadi," bentak Dave yang sedikit merasa sedikit kesal mengingat sikap Freya yang terkadang terlihat sangat lemah dan mudah untuk di tindas. Freya terdiam, entah kenapa ia merasa jika bosnya itu seperti sedang marah kepadanya. Bahkan Freya sedikit aneh dengan sikap pria yang ada di depan matanya itu. "Pria ini kenapa? tiba-tiba saja marah padahal kalau tidak suka menolong untuk apa melakukannya," gerutu Freya dalam hati yang merasa tidak nyaman. Karena su
Baca selengkapnya

Bab 29 Merasa Kehilangan

Setelah sang Dokter keluar, Dave segera menghampiri wanita berjas putih itu dan menghujamnya dengan beberapa pertanyaan tanpa lelaki itu sadari jika dia tampak begitu panik. "Bagaimana keadaan Freya? sebenarnya apa dia punya penyakit yang serius?" Tanya Dave yang begitu penasaran. Dokter Anne menarik nafas dalam-dalam, setelah ia berjanji kepada Freya, jika dirinya tidak akan membocorkan tentang kehamilannya. Kini ia pun terpaksa berbohong pada tuan Dave. "Nona Freya tidak apa-apa tuan, dia hanya sedikit lelah dan masuk angin saja. Jadi tuan tidak usah khawatir," imbuh sang Dokter dengan perasaan yang tidak enak hati. "Begitu ya, apa kamu tidak salah memeriksa?" Dave bertanya untuk yang kedua kalinya, karena ia ingin memastikan dengan tatapan yang penuh selidik pada Dokter kepercayaan keluarganya. Dokter Anne terdiam, sebenarnya jauh di lubuk hati ia merasa bersalah. Tapi di sisi lain sebagai Dokter ia terpaksa harus menjaga privasi pasiennya. "Te-tentu saja tuan, saya tidak boh
Baca selengkapnya

Bab 30 Salah Tingkah

Tepat jam 10 malam, akhirnya Freya sampai di apartemen. Dengan cepat supir pribadi Dave yang segera membantu untuk membukakan pintu mobil. "Silahkan nona Freya, kita sudah sampai," ujar sang supir. "Terima kasih, dan tolong ucapkan juga pada tuan rasa terima kasih saya padanya." Balas Freya. Yang merasa tidak enak hati karena sudah di antarkan pulang. "Tentu nona, saya akan menyampaikan pesannya pada tuan,.Kalau begitu saya permisi." Freya hanya mengangguk, lalu ia berjalan masuk ke apartemen. Karena dari tadi tubuhnya terasa lemas, kepalanya yang terasa pusing dan juga sakit. "Heh, pusing sekali. Apa ini yang di namakan sedang ngidam, rasanya begitu lelah," keluh Freya. Setelah berjalan dan keluar dari lift, akhirnya Freya sampai di depan pintu kamar. Tapi tiba-tiba saja pintunya terbuka lebih dulu karena Damian yang baru saja pulang. "Nona Freya, akhirnya anda pulang juga," sapa Damian, lalu segera membukakan pintu untuk sang istri. Freya menatap Damian dengan netra yang berka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status