Home / Romansa / Istri Muda sang Hot Duda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Muda sang Hot Duda: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

Ke Kantor Suami Lagi

"Ah, sial! Gara-gara Mama, kita jadi susah begini," gerutu Talia yang tidak bisa menyembunyikan kekesalannya sejak keluar dari rumah Ayunda. Wanita berusia 26 tahun itu, sejak tadi menyalahkan ibunya, yang ceroboh hingga dia harus berada dalam keadaan yang tidak diinginkan."Kenapa kamu nyalahin Mama terus sih? Kamu kan juga turut andil," sang Mama yang duduk di kursi belakang dalam taksi yang mereka naiki, tak terima karena sang anak terus menyalahkan dirinya. "Aku memang turut andil, tapi kalau Mama nggak ngungkit soal wajah Ayunda, kita nggak bakalan mengalami nasib kayak gini," Talia yang memilih duduk di dekat supir taksi, kembali menunjukkan kecerobohan Mamanya sebagai bukti kalau tuduhannya itu beralasan."Tapi kamu juga mendukung kan? Kamu lupa apa yang kamu katakan setelah Mama ngomong kayak gitu? Dasar anak tak tahu diri, bukannya nyari jalan keluar malah mojokin orang tua terus!" ketus Ratih berapi-api."Udah sih, Mbak, tenang. Nggak baik, ribut-ribut di sini," Amanda yan
Read more

Rasa Takut

Ayunda masih berdiri di tempat yang sama. Dengan mata menatap dua orang yang sedang berbincang, telinga Ayunda juga mendengarkan semua yang diperbincangan dua orang tersebut. Ayunda hanya bisa menghela nafas untuk menormalkan gemuruh di hatinya, setelah mendengar pembicaraan mereka.Setelah mengetahui fakta tentang alasan dibalik Elang menikahinya, Ayunda juga agak kecewa karena ternyata Elang sudah makan siang dengan wanita yang bersama Elang saat ini. Entah siapa wanita itu, Ayunda tidak ada maksud untuk cemburu. Tapi kali ini Ayunda sudah cukup merasa kecewa."Kalau mau makan di luar, kenapa nggak bilang? Telfon atau apa kek? Terus ini aku masak, yang makan siapa?" gumam Ayunda sambil menatap bekal yang dia tenteng. Agar hatinya lebih tenang serta untuk mengobati sedikit rasa kecewa, Ayunda memilih kembali duduk di tepi ranjang."Mending nonton drakor lagi aja," Ayunda segera meraih remote dan menyalakan televisi."Loh, kok kayak ada suara?" wanita yang sedang ngobrol dengan Elang
Read more

Perdebatan Kecil

"Kenapa diam? Orang ditungguin jawabannya malah bengong," Ayunda tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya kala melihat sang suami tidak kunjung menjawab pertanyaan darinya. Wanita itu bahkan sampi mendengus kasar, kala menyaksikan tingkah suami yang terkejut karena kekesalannya itu."Dahlah, mending aku pulang. Ngapain juga aku di sini," Ayunda bersiap untuk turun dari ranjang, tapi dengan gerakan cepat, Elang langsung mencegah sang istri dengan menahan pergelanngannya."Tunggu dulu, dong. Kita pulang bareng," ucap Elang cepat, "lagian kamu pulang sama siapa? Pak kardi juga pasti sudah pulang jam segini.""Ya cariin taksi kek, atau nyuruh orang kantor buat nganterin," balas Ayunda masih dengan menunjukan kekesalannya sembari berusaha melepas cekalan tangan suaminya. "Orang minta diantarin makan siang, malah makan dengan cewek lain. Mana bohong lagi," gerutu Ayunda sambil melangkah keluar kamar."Bohong kenapa lagi?" Elang nampak frustasi sambil mengikuti langkah istrinya setelah ber
Read more

Sebuah Fitnah

Pada akhirnya Elang memilih mengalah. Dia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sebenarnya bisa dia kerjakan untuk esok hari. Elang memilih menuruti perintah istrinya agar suasana hati sang istri bisa lebih baik, kala mereka tidak lagi berdebat.Sesekali Elang melirik, memperhatikan tingkah istrinya yang nampak sibuk menatap layar ponsel. Elang penasaran, apa yang dilakukan Ayuunda sampai raut wajahnya terlihat begitu serius hanya dengan menatap ponsel. "Paling sedang membaca berita gosip," gumam Elang, lalu dia mengalihkan pandangannya ke layar laptop yang tadi sempat Elang abaikan. Elang berusaha fokus dengan pekerjaan yang tadi sempat terbengkalai dalam beberapa jam.Namun beberapa menit kemudian, fokus Elang terusik kala melihat istrinya bangkit dari duduknya. "Mau kemana?" Elang segera melempar pertanyaan.Bukannya mendapat jawaban, Elang malah dibuat tercengang dengan sikap istrinya kali ini. Wanita itu memilih diam meski tadi sempat menoleh ke arah suaminya. Dengan cueknya, Ay
Read more

Lampu Merah Di Persimpangan

"Ah, sial, kenapa harus ada kamera pengawas segala sih di rumah Elang?" gerutu Ratih begitu keluar dari ruangan sang keponakan. Wanita itu bersama anak dan adiknya sungguh dibuat tak berkutik kala mendapat ancaman yang begitu serius dari sang keponakan. "Gimana ini, Ma? aku nggak mau hidup miskin," Talia merengek membuat bertambahnya rasa panik dalam wajah dua wanita dewasa yang bersamanya. Tentu saja Ratih dan Amanda juga tidak mau merasakan hidup serba kekurangan setelah bertahun-tahun numpang hidup dalam nama besar Altemose."Mama juga. Emangnya Mama mau kembali hidup miskin kayak dulu?" sungut Ratih begitu kesal."Lalu, sekarang kita harus bagaimana, Mbak?" Amanda melempar pertanyaan, seakan menyerahkan semua permasalahannya yang terjadi untuk diatasi oleh kakaknya. "Sekarang harus bagaimana? Apa kamu nggak bisa mikir, hah!" dengan geram Ratih malah membentak Amanda sampai adiknya itu begitu terkejut dengan bentakan sang kakak."Kamu itu bisanya cuma numpang doang sama aku. Gili
Read more

Setelah Sampai Rumah

Untuk beberapa detik, sepasang suami istri itu saling menatap, menyelami dalamnya perasaan dari beningnya bola mata masing-masing. Sampai sebuah suara klakson melengking cukup kencang, membuat mereka harus mengakhiri adegan saling tatap dengan perasaan yang cukup berkecamuk.Keduanya salah tingkah dan sedikit gugup, sampai salah satu diantara mereka tersenyum tipis, sembari kembali melajukan mobil yang dia kendarai untuk melanjutkan perjalanannya.Sepanjang roda berputar, tidak ada lagi pembahasan yang dibicarakan oleh sepasang suami istri tersebut. Hingga mobil itu sampai tujuan, keduanya masih menciptakan rasa hening karena terlalu hanyut dalam pikiran masing-masing.Namun, kala pintu gerbang rumah mereka dibuka, keduanya sempat mengerutkan kening, ketika mata mereka melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumah mereka."Mobil siapa itu, Mas?" Ayunda membuka suaranya dengan melempar pertanyaan. Wajar jika dia bertanya karena dia memang belum sepenuhnya tahu pemilik mobil berwarna
Read more

Ada Yang Mengusik Lagi

Elang mendesah, menormalkan suasana hatinya, yang tadi sempat berkecamuk. Serangkaian kejadian satu hari ini cukup membuat pria itu menggelengkan kepalanya heran. Setelah teermenung beberapa saat sembari melepas kain yang membalut tubuhnya, pria itu beranjak menuju ke arah kamar mandi, untuk menyegarkan diri.Ayunda sendiri juga sudah sibuk dengan kegiatannya di dapur. Dengan dibantu oleh Bi Sari, wanita itu hanya menyiapkan hidangan sederhana dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Tidak membutuhkan waktu lama, hidangan yang sudah matang, kini tersaji rapi di atas meja, dan siap untuk di santap. Ayunda pun tersenyum senang dan wanita itu kembali melanjutkan sisa pekerjaannya.Bersamaan dengan itu pula, Elang mendekat dengan tubuh yang kelihatan segar berbalut sarung kaos putih. Pria itu lalu duduk di salah satu kursi untuk segera menyantap hidangan yang sudah disediakan sang istri."Mas Elang makan dulu apa gimana?" Ayunda yang melihat sang suami datang, langsung menghampiri dengan
Read more

Pelajaran Untuk Orang Tua

Tangan Elang terkepal kuat, matanya menatap tajam pada pria yang kehadirannya sangat tidak diinginkan. Ingin rasanya dia melayangkan kepalan tangannya pada wajah pria itu. Namun semarah apapun Elang saat ini, dia harus bisa menahan diri agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan."Lebih baik kamu pergi dari sini, tidak perlu merepotkan diri, mengatakan hal yang sangat tidak penting, Erik," Elang berkata dengan segala rasa sabar yang dia tahan. Dari nada bicaranya, pria itu benar-benar berusaha menjaga emosi yang bergemuruh cukup dahsyat dalam benaknya."Emang apa salahnya aku memberi tahu istri kamu tentang perbuatan kamu tempo dulu? Apa kamu takut?" bukannya menghormati permintaan si Tuan rumah, Erik malah terus mengeluarkan perkataan yang seakan sengaja memancing amarah Elang supaya meledak.Elang pun menggeleng tak percaya. Pria itu tidak menyangka kalau Erik akan terus bersikap menyebalkan sampai sekarang."Tentu saja kamu sangat salah," dengan lantang, satu-satunya wanita y
Read more

Dua Wanita Berhadapan

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi mata Elang masih terbuka hingga saat ini. Setelah terjadi perdebatan kecil dengan sang istri, pria itu menjadi gundah karena apa yang dikatakan istrinya, membuat pria itu terus memikirkannya.Elang pun memilih turun dari tempat tidur dan melangkah, terus duduk di sebuah sofa. Kemudian, pria itu membuka tas kerjanya yang masih tergeletak di sandaran sofa panjang tersebut. Dari dalam tas kerja, Elang mengambil laptop dan segera menyalakannya."Apa yang harus aku lakukan dengan surat perjanjian ini?" gumamnya, beberapa saat lamanya setelah laptop menyala dan dari dalam layar laptop tersebut, terpampang sebuah surat perjanjian yang siap untuk dicetak.Bukan surat perjanjian kerja dengan pihak lain, tapi yang sedang Elang tatap saat ini adalah surat perjanjian pernikahannya sendiri. Entah kenapa pria itu merasa enggan untuk mencetak surat itu karena Elang sudah merasa nyaman dengan adanya Ayunda selama beberapa hari ini.Wajar jika Elang ce
Read more

Memberi Perlawanan

Ayunda terdiam dengan kening sedikit berkerut. Matanya menatap wanita yang sedang menyeringai, setelah mengatakan sesuatu yang cukup penasaran. Namun, bukannya bertanya balik kepada tamunya, Ayunda malah memilih kembali melayangkan tatapannya pada pohon hias yang tadi sedang dia rapikan.Tentu saja sang tamu yang tadinya merasa senang melihat reaksi Ayunda, wajah seketika berubah tercengang karena apa yang dilakukan Ayunda tidak seperti apa yang dia harapkan. Wanita itu pun mendengus kasar dan menjadi kesal sendiri."Kamu nggak tanya, rahasia apa yang aku ketahui?" karena terlalu tidak suka dengan sikap yang ditunjukan Ayunda, Bella langsung saja melempar pertanyaan untuk memancing kembali lawan bicaranya agar tumbuh rasa penasaran."Bertanya untuk apa?" balas Ayunda diluar dugaan, "aku mau tanya ataupun tidak Mbak Bella bakalan tetap ngasih tahu rahasia bukan? Itu kalau jadi ngasih tahu. Tapi kalau nggak jadi ngasih tahu rahasia itu, lalu apa gunanya Mbak Bella repot-repot menemui s
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status