Home / Romansa / Istri Muda sang Hot Duda / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Muda sang Hot Duda: Chapter 61 - Chapter 70

120 Chapters

Elang Yang Berubah

"Papa!" teriak dua bocah berbeda usia yang kala itu sedang bermain bersama sang asisten ruman tangga di teras rumahnya. Dua bocah itu menyambut kedatangan sosok pria yang sangat mereka idolakan, saat sosok pria itu baru saja keluar dari mobil."Hai, kesayangan Papa, jangan lari-lari, Sayang, Nanti jatuh," pria yang baru saja pulang kerja itu langsung memberi peringatan kepada dua anaknya sembari melangkah cepat agar dua anaknya bisa lekas meraih dirinya dan terhindar dari sesuatu yang dia khawatirkan.Dua bocah kakak beradik itu malah tertawa dan tidak menghiraukan peringatan Ayahnya. Mereka bahkan langsung memeluk pria tersebut begitu mereka sudah saling berhadapan dan sang pria berjongkok menyambut kedua anaknya."Sudah dibilangin jangan lari, kalian ini bandel ya kalau dibilangin," dengan gemas pria itu langsung menyerang dua anaknya dengan memberi ciuman lembut pada pipi keduanya. Anak-anak itu bukannya takut, tapi malah terkekeh dan terlihat sangat bahagia."Udah pulang, Mas?" su
Read more

Sosok Dari Masa Lalu

Petang ini Elang terlihat cukup bahagia. Setidaknya pergi bersama istri dan memenuhi segala yang dibutuhkan istrinya membuaat Elang merasa kali ini keputusannya untuk bekerja keras, ada gunanya juga. Karena hasil dari kerja kerasnya bisa dia nikmati bersama sang istri.Setelah cukup lelah berkeliling dan memasuki hampir semua tempat yang ada di Mall, dengan hasil belanjaan yang cukup banyak juga, Elang dan Ayunda memutuskan singgah di pusat kuliner yang ada di Mall tersebut.Selain untuk istirahat, keduanya juga sengaja mampir ke tempat itu untuk sekalian mengisi perut, agar nanti begitu sampai rumah, mereka tidak perlu makan lagi.Dengan antusias Ayunda melahap beberapa makanan yang sama sekali belum pernah dia santap. Hal itu tentu saja membuat Elang cukup senang mengajak istrinya makan di tempat itu.Namun kesenangan Elang agak terusik, saat tanpa sengaja mata pria itu menatap sosok yang dia kenal, berada tepat di bangku kosong yang ada di belakang tubuh istrinya. Sosok itu menghad
Read more

Pulang Ke Rumah

Untuk beberapa saat, Ayunda sempat tertegun begitu mengetahui fakta tentang pria yang baru saja dia kenal. Ingin rasanya Ayunda bertanya lebih banyak lagi tentang pria itu, tapi melihat raut wajah suaminya yang nampak muram, membuat Ayunda memilih mengurungkan niatnya.Begitu selesai menikmati hidangan yang ada, Elang memutuskan segera pulang. Suasana hati Elang menjadi buruk setelah pertemuannya dengan Erik. Sikap pria itu bahkan tidak sehangat tadi saat mantan suami dari sahabatnya itu belum mengganggu kebersamaan Elang dan istrinya.Ayunda hanya bisa menuruti ajakan suaminya. Wanita itu setuju untuk segera pulang karena memang dia juga sudah bosan berada di Mall. Keduanya segera beranjak menuju tempat parkir mobil setelah semua urusan pembayaran makanan selesai."Kamu tidak ada yang ingin ditanyakan, Ay?" tiba-tiba Elang bertanya saat mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah. Tentu saja Ayunda cukup terkejut karena sejak keluar dari area parkir, mereka hanya diam, tanpa ada pemb
Read more

Obrolan Menjelang Mandi

"Astaga! Kenapa aku lupa menyembunyikan barang beginian?" pekik Elang begitu tangannya memungut benda yang masih berada di dalam kardus, tapi dia tahu isi dari kardus tersebut. Sambil memegang benda tersebut, Elang nengok ke kanan dan ke kiri nampak mencari sesuatu."Nyari apa, Mas?" suara Ayunda yang tiba-tiba menggema sedikit membuat Elang tersentak. Pria itu seketika berbalik badan dan menyembunyikan benda yang dia pegang di belakang tubuhnya."Ngapain di sembunyikan? Orang aku udah lihat barang itu," celetuk Ayunda. Dengan cueknya wanita itu melangkah menuju ke tempat lemari baju miliknya. "Makanya, naruh barang rahasia itu di tempat yang benar-benar aman. Jangan di tempat sembarangan," suara Ayunda kembali menggema dan kali ini nada bicara wanita agak mengejek karena keteledoran suaminya."Siapa yang naruh sembarangan?" Elang langsung tidak terima, "aku kan nggak kepikiran kalau akan ada penghuni lain di kamar ini," kilahnya sembari melangkah menuju ke lemari bajunya sendiri unt
Read more

Salah Paham Lagi

Elang masih terdiam dengan otak yang terus memikirkan ucapan istrinya. Wajah pria itu jelas sekali nampak kebingungan atas apa yang baru saja dia dengar sejak beberapa saat lalu, sebelum istrinya meninggalkan dirinya, duduk sendiri dalam rasa penasaran."Mas Elang nggak mandi?" tanya Ayunda beberapa menit kemudian setelah wanita itu selesai mandi. Dia agak terkejut begitu keluar dari kamar mandi, Matanya masih melihat sang suami, masih duduk di tempat yang sama dalam keadaan termenung."Ya mandi, nanti, sebentar lagi. Kan kamar mandinya tadi lagi di pakai kamu," jawab Elang, yang tadi sempat sedikit kaget kala mendengar pertanyyaan dari istrinya. "Ay, itu tadi maksud ucapan kamu apa sih?" karena masih dihantui rasa penasaran, Elang segera melempar pertanyaan kepada istrinya.Ayunda yang hendak naik ke atas ranjang sempat menghentikan gerakannya sembari menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya. "Maksud ucapanku? Ucapan yang mana?" bukannya pura-pura lupa, tapi Ayunda memang lupa be
Read more

Tentang Perasaan

Hening. Seketika, pertanyaan yang keluar dari mulut Elang, membuat suasana menjadi hening. Ayunda tidak lekas menjawab pertanyaan suaminya karena dia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ditanyakan Elang.Entah jawaban apa yang pas untuk sebuah pertanyaan tersebut. Ayunda cukup berpikir keras untuk menjawabnya dengan meraba hatinya sendiri. Pertanyaan yang terlontar untuknya seakan malah membuat Ayunda terjebak dalam rasa bingung."Kamu itu juga dekat dengan aku, bahkan sudah sah menjadi istriku. Apa itu juga bisa dikategorikan kalau kamu menaruh hati sama aku?" Elang kembali melontarkan sebuah pertanyaan, seakan mendesak Ayunda untuk segera menjawab pertanyaan yang sebelumnya."Emang kita menikah lewat jalur mana? Jalur jatuh cinta dan saling mencintai seperti orang pada umumnya? enggak kan?" akhirnya Ayunda menemukan kata yang tepat untuk membalas pertanyaan suaminya."Kalau bukan karena kasus tanah, aku bahkan tidak pernah kepikiran akan mengenal Mas Elang. Jadi, apa mungkin a
Read more

Pagi Berikutnya

"Mas, sarapan sudah siap," ucap Ayunda kepada sang suami, yang saat itu sedang fokus dengan pekerjaannya. Tatapan Elang seketika teralihkan dari layar laptop begitu suara istrinya, menggema, memenuhi ruangan tempat Elang berada."Ya, sebentar lagi aku turun," balas Elang sambil menatap istrinya yang berdiri memegangi gagang pintu. Ayunda nampak mengangguk. "Baiklah, aku tunggu di bawah," ucapnya, lalu wanita itu segera berbalik badan dan beranjak meningalkan ruangan tersebut setelah mendapatkan anggukan kepala dari suaminya. Begitu tubuh sang istri hilang dari pandangan matanya, Elang kembali mengalihkan matanya ke layar laptop dan juga kembali fokus dengan beberapa tulisan dan angka yang terpampang pada layar laptop tersebut.Setelah menunggu sekitar lima belas menit lamanya, Ayunda yang saat itu hanya bengong di dekat meja makan, akhirnya merasa lega dan senang, begitu melihat tubuh pria yang dia tunggu, mendekat ke tempat dia berada. Ayunda segera bangkit dari duduknya dan bersia
Read more

Teror

"Aku berangkat dulu. Kalau ada apa-apa, secepatnya kabarin aku," kata Elang kepada sang istri begitu mereka berdua sudah sampai di teras depan rumah. Sikap Elang saat ini terlihat sudah tenang, tidak seperti beberapa waktu yang lalu, kala dirinya membaca pesan yang membuat amarahnya tiba-tiba meninggiAyunda pun mengangguk diiringi dengan senyuman. "Mas Elang bawa mobil sendiri atau diantar supir?" tanya wanita itu kala tidak melihat sang supir di dekat mobil yang akan Elang kendarai. "Aku bawa mobil sendiri aja. Pak Kardi biar nanti nganterin kamu kayak kemarin. Apa lagi Mama mau ke sini, takutnya nanti kalian butuh apa-apa, bisa minta tolong Pak Kardi," mendengar alasan Elang yang cukup masuk akal, Ayunda hanya mengangguk saja.Berhubung waktu sudah cukup siang dan tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan, Elang pun memutuskan kembali pamit dan setelah Ayunda mencium punggung tangan suaminya, Elang melangkah menuju ke arah mobilnya dengan hati yang cukup senang dan tenang.Namun
Read more

Melawan Tiga Wanita

Setelah sang suami berangkat kerja, Ayunda disibukkan dengan aktifitas yang tidak terlalu padat. Apa lagi hampir semua pekerjaan rumah, sudah dikerjakan oleh Bi Sari, membuat wanita itu bingung harus melakukan pekerajaan yang mana lagi. Sambil menunggu Mama mertua yang katanya akan datang, Ayunda memilih merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang, sembari menikmati tayangan televisi. Karena waktu juga baru menunjukan pukul sembilan pagi, jadi tidak mungkin Ayunda membuat hidangan makan siang untuk suaminya sepagi ini."Enak ya, yang sudah jadi Nyonya besar, jam segini bisa bermalas-malasan di saat suami sedang sibuk kerja," sebuah sindiran tiba-tiba menggema, membuat Ayunda kaget bukan main. Wanita itu segera saja mengalihkan pandangan matanya ke arah sumber suara dan betapa terkejutnya dia kala matanya menangkap tiga sosok wanita yang dia kenali sudah berdiri dalam satu ruangan.Ayunda seketika langsung bangkit dari berbaringnya dan berdiri untuk menyambut mereka. "Eh, Tante Ratih,
Read more

Sebuah Fakta

"Apa!" pekik Ayunda. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya begitu mendengar sebuah fakta dari salah satu tamunya. "Mas Elang menikahiku karena wajahku sangat mirip dengan mantan istrinya? Mana mungkin?" tanyanya tak percaya begitu saja.Ketiga wanita yang menjadi tamu di rumah Ayunda serentak menunjukan senyum sinis mereka. Jelas sekali kalau mereka sangat bahagia bisa menguak fakta tersebut agar mereka bisa mengintimidasi wanita yang sangat tidak disukai oleh ketiganya."Kalau bukan karena itu, lalu karena apa lagi? Apa kamu pikir kami tidak tahu?" Amanda membalasnya dengan rasa penuh kemenangan. "Kami tentu sangat tahu alasan Elang menikahi kamu karena apa karena kami sangat dekat. Jadi, jangan bermimpi, Elang akan membuka hati untuk kamu karena Elang selamanya akan terus terjebak masa lalu dengan adanya wajah kamu itu."Ayunda terdiam dengan otak yang bekerja cukup keras memikirkan segala hal yang dia alami saat pertama kali takdir membawanya mengenal sosok pria y
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status