Semua Bab Terjebak Dendam Pewaris Arogan: Bab 121 - Bab 130

182 Bab

Monster

Galeri masih sangat sepi ketika Mei Rui memasuki aulanya. Kemarin dia mendapat kabar dari sekretarisnya bahwa karya baru untuk koleksi yang akan dilelang dua bulan lagi telah sampai dan selesai dipajang. Mei Rui penasaran dan ingin memeriksa lukisan-lukisan itu, mengingat nilai transaksinya yang cukup fantastis dan sulitnya sang kreator melepaskannya. Namun, ketika melihat semua lukisan itu, reaksi Mei Rui sangat jauh dari apa yang dia bayangkan sendiri. Mata Mei Rui membelalak—“A-apa ini?”Semua lukisan itu, Mei Rui sangat mengenalnya bahkan hanya dari goresan catnya saja. Semua lukisan yang saat ini terpajang di dinding galerinya ialah lukisan-lukisan Linda.Mei Rui menggila setelah melihatnya. Diturunkannya dan dihempaskannya semua lukisan itu ke lantai sambil berteriak. “A! ... ha! ... bahkan setelah mati pun kau masih terus mengusikku! ... dasar jalang sialan!” Teriakan dan tangisan Mei Rui memenuhi galeri. Para karayawan yang saat ini mulai berdatangan pun pada akhirnya meli
Baca selengkapnya

Politik Pecah Belah

Setelah apa yang terjadi hari ini di kantor Lucas, Mei Rui kembali ke kediaman Li dengan murung. Setelah sekian lama, kini untuk pertama kalinya Mei Rui membenci rumah besar itu.Setibanya di kediaman Li, Mei Rui langsung mengurung diri di kamarnya. Beberapa hari lalu setelah bertengkar dengan Jiang, Jiang memilih untuk pisah ranjang dari Mei Rui, sehingga kini kamar luas itu kini hanya berisi Mei Rui dan barang-barangnya saja.Mei Rui berdiri di depan cermin dan meraba lehernya yang memerah akibat cekikan Lucas. “Jauh lebih baik jika kamu sungguh menghabisiku, Lucas.” TOK! 3xLagi-lagi Mei Rui mendengar pintu kamarnya diketuk untuk kesekian kalinya. “Pergilah, Liu! jangan hiraukan aku!”—Mei Rui mengira itu Bibi Liu, kepala pelayan.“Ma, ini aku, Natasha.”Suara dari balik pintu itupun mengejutkan Mei Rui. Dia tidak pernah membayangkan Natasha akan mengetuk pintu kamarnya.“Pergilah! aku tidak mau diganggu
Baca selengkapnya

Lakukan Saja

Lucas terdiam, kini dia tahu alasan Natasha tiba-tiba marah dan menamparnya. Ternyata, itu semua karena Natasha sudah tahu bahwa yang membawanya ke rumah pelacuran di Macau ialah dirinya.“Kenapa kamu melakukan hal ini, Lucas? kenapa kamu harus membawaku ke tempat seperti itu? kenapa kamu membohongiku? kamu senang sudah mempermainkanku? kamu sama jahatnya dengan Om Adam! kamu ... kamu membuatku kehilangan diriku sendiri!” racau Natasha.Lucas berusaha meraih tangan Natasha yang sejak tadi memukuli dada bidangnya. “Natasha!” panggil Lucas, tapi Natasha enggan berhenti. “Natasha!” panggil Lucas lagi, tapi kali ini dengan intonasi membentak, “stop!” perintahnya.Kedua mata Lucas dan Natasha saling bertemu, terkunci satu sama lain. Natasha mencoba menyelam ke dalam sorot mata itu.Hati Natasha bertanya-tanya, “Orang seperti apa kamu sebenarnya? jahat, atau baik? apa kamu sungguh bersalah dalam hal ini? kenapa kamu membohongiku untuk ini semua? dan, kenapa aku masih begitu menyukaimu di sa
Baca selengkapnya

Pengingkaran

Baru kali ini Lucas merasa kesulitan menjawab pertanyaan. Jika boleh jujur, sebenarnya sudah sejak awal pertemuan ia tertarik pada Natasha. Jauh sebelum Adam mengirim orang untuk mencelakai Natasha di rumah sakit. Waktu itu, merupakan pertama kalinya Lucas datang ke Indonesia, yaitu ketika ia hendak mencari seorang laki-laki bernama Sentanu. Namun, karena terjadi suatu hal yang tidak terduga, Lucas jadi harus rela duduk di depan mini market untuk menunggu mobilnya datang. Karena Kai sedang menerima telepon, maka Lucas berinisiatif masuk sendiri ke mini market untuk membeli minuman. Lagipula di luar panas, akan lebih baik kalau ia menunggu di dalam mini market yang ber-AC.Siapa sangka, ketika Lucas tengah memilih minuman, dia melihat seorang anak berlarian dan menjatuhkan beberapa barang di rak etalase. Seorang ibu lantas menarik anaknya pergi sambil sedikit memarahinya tanpa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan si anak.Pelayan akhirnya datang dan mulai memungut serta mengemba
Baca selengkapnya

Percepatan Rencana

Adam segera bangkit; berjongkok di depan buffet; membuka brankas di dalamnya dan mengambil sebuah ponsel. Dicarinya nomor seseorang yang sebelumnya ia simpan di sana lalu meneleponnya.Setelah penggalian kubur Devada dan mendapati tidak ada jejak jasad di sana, Adam akhirnya tahu bahwa selama ini ia telah dibodohi. Ada kemungkinan besar bahwa Natasha, istri Lucas ialah keponakannya, Devada.Setelah beberapa saat menunggu panggilannya tersambung, pada akhirnya Adam mendengar suara orang yang ia nantikan. “Ada apa kau menghubungiku lagi?” tanya orang di ujung telepon Adam.“Apa kabar, Tuan Jiang?” Dari ruang kantornya, Jiang menjawab, “Aku tidak punya waktu untuk meladenimu, Adam.”Jiang lantas mendengar suara tawa Adam sebagai respon ucapannya. Dia tidak mengerti dengan sikap Adam yang tiba-tiba menghubunginya dan tiba-tiba tertawa seperti itu.“Anda tahu, Tuan Jiang, rupanya takdir tidak mau melepaskan kita begitu sa
Baca selengkapnya

Berita Malam

Setelah hampir satu tahun, pada akhirnya Natasha kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Tempat di mana hampir seluruh hidupnya selama ini ia habiskan.“Selamat datang, Natasha!” sambut Daniel ketika menjemput Natasha di bandara, “are you ready beauty?”“Ck!” decak Natasha sambil tersenyum malu, “Yes I’m, Mr. Natama,” ucapnya yang tidak bisa membalas pujian Daniel.Keduanya lantas keluar dari bandara. Daniel berencana membawa Natasha ke apartemen yang akan menjadi tempat tinggal Natasha selama di Indonesia. Namun, sebelum ke sana Natasha meminta Daniel mengantarnya ke suatu tempat terlebih dahulu.Daniel bertanya, “Mau ke mana?”Natasha menjawab, “Makam mama-papa.”Tidak ada tanggapan, mobil itu langsung melaju ke tempat yang sudah disebut. Sesampainya di pemakaman, Natasha berdiri dan memberi hormat di depan nisan batu besar milik kedua orang tuanya.“Ma, Pa, Devada kembali.” Natasha berdiri cukup lama di sana, dia bercerita lumayan panjang kepada orang tuanya. Sementara it
Baca selengkapnya

Peran Media

“Kamu tahu, ‘kan, kalau Papa bisa melakukan apapun untuk keluarga Li?”Bagaimana bisa Lucas tidak tahu, dia merupakan bagian dari keluarga itu dan sejak kecil sudah diajar habis-habisan oleh sang kakek yang menjadi kepala keluarga, jadi tentu saja ia tahu bahwa nama baik keluarga Li jauh lebih penting daripada perbuatan baik itu sendiri. Lucas tahu dan mengingatnya sampai-sampai ia muak dengan hal tersebut. “Papa tidak perlu memperingatkan, karena Lucas sudah sangat paham dan hafal,” jawab Lucas, “tapi Pa, apa menurut Papa sekarang keluarga Li masih ada?”—keduanya diam—“ah, bicara apa aku,” kata Lucas kemudian, “sudah, lupakan saja pertanyaan konyol Lucas tadi! selama masih ada Papa tentu saja Keluarga Li akan tetap ada.”Setelah berbicara acak seperti itu Lucas lalu tersenyum ke papanya. Jiang yang melihatnya pun tidak dapat menangkap maksud dari sang putra. Sudah tiga puluh tahun lebih, tapi Jiang baru menyadari bahwa ada sorot luka dan kekecewaan di mata Lucas. “Menyedihkan,” uca
Baca selengkapnya

Siang Itu, Tangisnya Pecah

~Pasca kecelakaan kedua orang tua Devada~Sudah beberapa bulan ini Devada tidak keluar dari rumah, dia lebih suka mengurung dan menutup diri dari dunia luar. Hal itu membuat perusahaan Sentanu kehilangan arah karena pewarisnya yang juga sedang tidak tahu arah.Siapa yang akan jernih pikirannya jika dalam satu waktu tiba-tiba kehilangan dua orang yang paling dicintai? tidak ada, kalaupun ada itupun juga memerlukan waktu untuk menjernihkannya. Hal itulah yang saat ini masih Devada lakukan, menjernihkan kembali akal pikirannya setelah kehilangan mama dan papanya.Devada bersyukur karena di masa sulitnya dia masih memiliki keluarga seperti Adam, pamannya yang bisa mewakilinya mengurus perusahaan sang papa. Namun, sayangnya Devada tidak tahu jika ternyata celah itu justru dijadikan Adam untuk menggulingkan posisinya di perusahaan.Berbagai macam cara Adam lakukan untuk bisa mengambil alih perusahaan kakaknya itu. Dia membawa perusahaan Sentanu menuju kesulitan, membuat para investor pergi
Baca selengkapnya

Selamat Tinggal

Setelah tangisnya mereda, kini Natasha hanya duduk diam di bangku taman, tentunya dengan masih ditemani oleh Daniel. Sudah sekitar lima belas menit mereka terdiam seperti itu. “Kalau kamu tidak siap, kita bisa pergi dari sini sekarang, Natasha,” kata Daniel memecah keheningan.Natasha terlebih dahulu menghela napas panjang sebelum akhirnya menolak. “Tidak, aku siap, Kak. Maaf, aku hanya butuh sedikit waktu untuk menetralkan emosiku.”“Tidak perlu terburu-buru, Natasha!” pinta Daniel, “aku bisa membuat alasan kepergianmu dari aula untuk orang-orang di dalam sana, aku juga bisa membuat pertemuan tersendiri dengan mereka, bagiku keadaanmu jauh lebih penting!” jelasnya. Natasha merenungi perkataan Daniel. Dia merasakan perbedaan yang jelas antara Daniel dan Lucas. Jika laki-laki yang di samping Natasha saat ini adalah Lucas, tidak mungkin akan keluar kata-kata seperti itu. Jika itu Lucas, maka ia akan memberi Natasha motivasi agar kakinya jadi lebih kuat untuk berjalan kembali ke aula,
Baca selengkapnya

Keluargaku Hancur

~Sehari sebelum pertemuan anggota forum~“Mama sudah membuat keputusan?” tanya Natasha melalui telepon.“Kenapa kamu begitu ingin tahu keputusanku, Natasha? keputusan apa yang kamu harapkan dariku?” tanya Mei Rui sinis.“Tidak, bukannya begitu, Ma, aku hanya khawatir Mama akan kembali membuat keputusan bodoh.”“Keputusan bodoh seperti apa maksudmu?” Natasha tertawa sebentar sebelum akhirnya menjawab, “Seperti memeprtahankan papa, mungkin?”—Natasha dapat mendengar tarikan napas Mei Rui—“ayolah, Ma, sudah lebih dari separuh usia Mama sudah terbuang sia-sia. Apa Mama sungguh tidak peduli pada diri dan keluarga Mama sendiri, dalam hal ini keluarga Jinan?”Mei Rui tidak senang mendengarnya. Dia putuskan sambungan telepon tersebut. Namun, setelah itu Natasha mengiriminya pesan.Pesan Natasha itu berisi, “Besok siang akan ada pertemuan para pebisnis yang juga akan dihadiri oleh Adam. Aku juga akan hadir di sana. Natasha tunggu keputusan Mama sampai tiba waktu pertemuan tersebut. Natasha har
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status