“Hallo, Kakak Ipar!” sapa Duan—masih dengan duduk di kursi dan hanya mengangkat tangan.Lucas mengabaikan sikap itu dan langsung duduk di kursinya. “Aku terkejut mendapat kunjungan darimu.”Duan tersenyum mendengarnya. “Aku hanya ingin balas budi, dulu Kakak menjengukku ketika di penjara, sekarang aku ingin melakukan hal yang sama.”Lucas tersenyum sinis. Dia sama sekali tidak percaya ucapan Duan. Lucas yakin Duan memiliki maksud lain.“Langsung saja, Duan, katakan apa tujuanmu menemuiku!”Duan tertawa dan kemudian berkata, “Aku selalu suka dengan sikapmu ini, Kak! baiklah, kalau begitu aku tidak akan buang waktu lagi,”—Duan menyondongkan tubuhnya ke depan—“seperti kataku tadi, aku ingin balas budi, aku akan mengeluarkanmu dari tempat ini.”Lucas terdiam, dia cukup terkejut mendengar pernyataan tersebut. Lucas ragu Duan tipe orang yang mau menolong tanpa pamrih tanpa ada maksud lain.“Kali ini apa yang kamu inginkan dariku? kamu tahu, ‘kan, kalau sekarang aku sudah tidak punya apa-apa
Read more