Setelah melewati beberapa kali persidangan yang cukup panjang, pada akhirnya diputuskan bahwa masa hukuman Lucas akan dikurangi setengah dari yang seharusnya. Hal itu tidak lain karena adanya banyak konribusi yang dilakukan Lucas dalam membantu para penegak hukum mencari dan menangkap mafia-mafia kelas kakap di negara mereka.Sementara hukuman Lucas menjadi lebih ringan, di waktu yang sama Jiang Li justru harus menghadapi percepatan waktu eksekusinya, sedangkan hukuman penjara untuk Mei Rui menjadi hukuman seumur hidup dan Lian mendapatkan hukuman dua puluh tahun penjara.Setelah hampir delapan tahun lamanya, akhirnya kini Lucas dapat menghirup udara bebas. Lucas menarik napas sambil menutup mata lalu menghembuskannya ... “Hah!”“Om Lucas!”—lambaian tangan seorang anak laki-laki menyertainya.Lucas menoleh ke sumber suara dan melihat ... “Zihan?” ... keponakannya itu kini sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Lucas tersenyum ke arah Zihan lalu menghampirinya yang saat ini sedang berdir
Meskipun dirinya telah bercerai dengan Lucas dan memiliki anak dari hasil pernikahan kontrak, Natasha sama sekali tidak membenci Lucas apalagi sampai berbohong kepada Ashana tentang siapa papa kandungnya. Hanya saja, dia memang harus sedikit menutupi beberapa hal demi kebahagiaan Ashana sendiri.Beberapa hal yang tidak diungkap oleh Natasha kepada Ashana ialah nama lengkap Lucas, keluarga Li, serta posisi Lucas yang ada di penjara. Sedangkan mengenai perceraian mereka, Natasha bercerita dengan jujur.Selama ini yang diketahui Ashana, papa dan mamanya itu bercerai karena papanya harus bekerja jauh ke tempat yang terisolasi, sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi. Namun, meskipun demikian Ashana tahu kalau mamanya masih sangat mencintai papanya dan masih setia menunggunya.Ashana pernah menuliskan sebuah harapan dan cita-cita di atas gambarannya di sekolah. Di sana ia menuliskan bahwa di masa depan nanti ketika dewasa, hal yang sangat ingin Ashana lakukan ialah pergi mencari sang papa
Memutuskan untuk kembali pada Natasha sebenarnya menjadi pilihan yang tidak mudah untuk Lucas. Banyak sekali resiko dan tantangan di depan yang harus ia pikirkan.Lucas khawatir latar belakangnya mempengaruhi kehidupan Natasha dan Ashana. Dia khawatir kembalinya dirinya bukannya akan memberikan kebahagiaan tapi justru memberi mereka banyak masalah.Perlu waktu beberapa hari bagi Lucas untuk benar-benar meyakinkan diri pergi ke Indonesia menemui Natasha. Pada akhirnya Lucas berpikir bahwa lebih baik dirinya kelak hancur karena memasang badan untuk dua perempuan yang dicintainya, daripada harus jauh lagi dan kehilangan mereka.---Pagi ini, Lucas membuka mata dan langsung disuguhi pemandangan cantik berupa sosok perempuan manis yang kini sudah kembali menjadi istrinya. Tangan Lucas terangkat dan kemudian menyibakkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah itu.“Kamu sudah bangun?” tanya Natasha dengan mata yang masih tertutup. Ternyata, Natasha merasakan pergerakan tangan Lucas.“A
Lucas tahu bahwa entah dia menikah lagi atau tidak dengan Natasha, orang-orang yang tidak suka mengetahui dirinya keluar dari penjara akan tetap menargetkan Natasha dan Ashana. Oleh karena itu, Lucas pada akhirnya mantap dengan keputusannya untuk kembali kepada mereka, agar ia bisa menjaga perempuan-perempuan tercintanya.Hanya saja, memang, Lucas tidak mau melakukannya secara terang-terangan di depan istri dan anaknya. Dia memilih untuk memasang topeng sebagai bapak rumah tangga, sementara di belakang layar ia tetap berkeliaran di ‘dunia hitam’.Mobil Lucas berhenti di parkiran sebuah taman yang berada di tepian sungai ujung utara kota. Tujuannya bukanlah ke taman, melainkan ke salah satu rumah yang berada di deretan bantaran kanal tidak jauh dari sana.Lucas berjalan menelurusi gang dan semua orang yang berpapasan dengannya menatapnya lekat. Ini bukanlah kedatangan Lucas yang pertama ke daerah tersebut, akan tetapi orang-orang di sana masih saja menatapnya sinis.“Kak!”Lucas mengen
Lucas saat ini duduk di dalam kelas, di bangku tempat putrinya biasa duduk. Sementara sang putri kecil, kini tengah berada di halaman sekolah bermain ayunan dengan temannya.“Jadi, sekarang papamu sudah tinggal lagi denganmu, Shana?” tanya Kamila, teman baik Ashana.Shana mengangguk senang—“Hem!”Tiba-tiba sebuah tangan kecil mendorong Ashana dari ayunan hingga Ashana terjatuh. “Aduh!”“Ashana!”—Kamila bangkit dari ayunannya dan membantu Ashana berdiri—“kamu gak apa-apa?” tanya Kamila.“Sakit!”—telapak tangan Ashana terluka tergores pasir. Keduanya lantas sama-sama melihat ke sosok yang tadi mendorong Ashana.“Cellin, kamu kenapa dorong aku?” tanya Ashana.“Anak penjahat itu memang pantasnya didorong sampai jatuh seperti tadi,” kata Cellin.“Maksud kamu apa? aku bukan anak penjahat, ya! mama-papaku itu orang baik.”“Halah, kalau tidak jahat mana mungkin papamu itu dipenjara!”Ashana diam dan mengepalkan tangannya erat. Dia sudah sering diejek Cellin seperti itu, dia juga sebenarnya ta
“Bagaimana hari ini di sekolah Shana?” tanya Natasha saat mengikuti suaminya naik ke tempat tidur.Lucas mengangguk-angguk—“Lumayan seru, tapi aku terkejut hanya aku laki-laki di sana,” jawabnya. “Hahahaha ... apa kamu juga dikerubuti ibu-ibu sama seperti Daniel?”“Hem, mereka sedikit menyeramkan,” ungkap Lucas, “aku cukup takjub karena Daniel bisa bertahan selama dua tahun ini mewakilimu hadir di acara pertemuan wali murid.”Natasha meresponnya dengan tawa. Dia lantas berkata, “Sebenarnya, sebelum Shana sekolah, Daniel juga sering menggantikanku membawa Shana ke rumah sakit untuk imunisasi.”“Oh ya?”—Lucas tidak menduga.“Hem, dia benar-benar seperti papa siaga untuk Shana,” ucap Natasha. Natasha tidak sadar akan perkataannya, hingga ia menemukan raut wajah Lucas yang seperti orang tidak senang. Dahi Lucas berkerut, membuat Natasha tahu bahwa ada yang salah dari ucapannya tadi.“Eh, Lucas, jangan salah paham dulu! maksudku tidak seperti itu.”Lucas langsung tersenyum melihat istriny
Setelah pertemuannya dengan Lucas, beberapa hari kemudian Daniel sungguh menjumpai langsung orang bernama Alexander. “Alexander Thomas?” batin Daniel, “apa dia orang yang dimaksud Lucas?”“Jadi, apa Anda akan menerima ajakan bertemu Tuan Alexander?” tanya sekretaris Daniel.“Iya, atur jadwal untuk kami bertemu!” perintah Daniel.“Baik, Pak!”---Pertemuan Daniel dan Alexander dijadwalkan hari Jumat di sebuah arena golf, dan saat ini dia sedang dalam perjalanan ke sana.Daniel duduk di kursi belakang mobilnya seraya mengusap-usap layar ponsel, tiba-tiba jarinya terhenti ketika tidak sengaja melihat sosial media Natasha. Rupanya, Natasha sedang bersiap untuk liburan bersama keluarganya.Bibir Daniel melemgkungkan sebuah senyum, bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada hati yang terasa sakit di dalam dirinya.“Huh!”—pandangan Daniel beralih melihat ke luar jendela—“oh, sudah sampai.”Daniel memasuki lapangan golf dan menghampiri tiga orang yang tengah bergerombol dengan dit
“Om Kai, kudanya suruh lari yang cepat, dong!” pinta Ashana. “Memangnya Ashana tidak takut?” tanya Kai. Ashana menggeleng—“Gak, Shana, kan, pemberani!” Kai gemas melihat anak Lucas dan Natasha itu. Sungguh tidak punya takut, persis papanya. “Baiklah, kalau begitu pegangan!” perintah Kai yang kemudian menghentakkan kakinya dan tali pegangan, “Hiya!” Kuda pun berjalan lebih cepat setengah berlari. Bukannya kaget atau takut, tawa kesenangan Ashana justru terdengar nyaring. “Kai!” panggil Lucas. Lucas cemas melihat kuda Kai dan Ashana melaju cepat. Dia sudah akan menghentakkan tali kekang kudanya dan Natasha, tapi tiba-tiba tangannya ditahan oleh sang istri. “Lucas, tenang saja!” “Tapi, ....” “Kamu tidak dengar suara tawa Ashana?” Pertanyaan itu langsung membuat Lucas diam dan menghela napas panjang. Benar, putrinya saat ini sedang bersenang-senang. Lagipula Ashana bersama dengan seorang Kai, mantan asisten sekaligus pengawalnya yang terlatih. Ashana pasti akan baik-baik saja.