All Chapters of Aku Bukan Lagi Sugar Baby-Mu: Chapter 111 - Chapter 120

337 Chapters

DITUNGGU SAJA

 Amar: Apa?Reza: aku rasa kau tidak tuli dan kau mendengar apa yang tadi kuminta. Sebuah permintaan sederhana jika kau ingin melanjutkan pertukaran ini maka kau harus memenuhi apa yang kuinginkan.Tidak ada negosiasi lagi Reza sudah mematikan teleponnya membuat kecemasan terlihat di wajah Amar.Kalau aku tidak meninggalkannya sendirian dan aku tidak membawa para bodyguard bermain kartu mungkin ini semua tidak akan terjadi.Sejenak Amar menyalahkan dirinya sendiri yang sudah lalai. Dia tidak menjaga Rania dengan benar.Harusnya dia tidak berpikir semudah itu sampai harus membawa bodyguard meninggalkan pintu kamar Rania.Ini memberikan penyesalan yang besar padanya.
Read more

PISAHKAN MEREKA!

 "Ayah, kau tidak bisa memisahkanku dengan Dicky. Aku sudah bilang aku sangat mencintainya. Dan lepaskan kami. Aku berjanji tidak akan meminta warisan apapun darimu dan yang kuinginkan hanya bisa hidup bersama dengan kekasihku.""Haha, kau pikir di sini kau yang menentukan, Shine?"Tapi tentu saja ayah Shine tidak akan mempermudah keinginan dari putrinya. Ini sudah dua jam berlalu Bagus mengurung mereka di apartemen Dicky sehingga keduanya tidak bisa pergi kemanapun karena ayah Shine membawa pasukannya dan membuat mereka tak bisa berkutik."Ayah, apa salahku padamu? Aku anakmu. Bukankah seharusnya kau memberikan kebahagiaan padaku? Bukan memaksakan kehendakmu.""Hahaha."Pertanyaan Shine malah membuat Bagus terkekeh. Seperti sesua
Read more

TAK SEDERHANA

"Apa Bagus setuju?"Tak ada jawaban yang diberikan oleh pria yang baru saja menutup sambungan teleponnya dengan Bagus.Wajahnya masih terlihat sulit dan kemarahan masih jelas tak bisa ditutupinya."Papa?""Harusnya tidak ada negosiasi seperti ini kalau kau mengamankan rumah sakit serius, Giyan.""Aku sudah mengamankannya Papa. Aku sudah meminta Amar untuk berjaga-jaga tapi dia lengah dan tadi Papa dengar sendiri kan yang dikatakannya? Teman Rania datang dan di sinilah masalahnya timbul. Dia hanya ingin memenuhi keinginan Rania, Amar tak bisa diandalkan.""Amar itu terlalu lemah. Sudah kukatakan dari dulu dia itu terlalu mencintai Rania. Dan ini masalahnya. Kau jadi ikut terkecoh, Giyan."Kemarahan semakin terlihat jelas dari pria yang dipanggil Giyan dengan sebutan papa yang baru saja berkomentar."Ganesha, sudahlah. Anak kita sudah berusaha. Kau tidak bisa menyalahkannya terus-terusan.""Lalu apa menurutmu kesalahan ada padaku?" kembali kesal Ganesha."Aku sudah katakan pada kalian u
Read more

SELAMAT DATANG KEMBALI

"Berarti sekarang kau akan membawaku bertemu dengan Amar dan Neil, lalu mereka akan membarter-ku dengan dua orang teman kalian?""Hmm. Bersiaplah. Ayo kita berangkat sekarang!""Eh, aku ikut Za!"Tidak ada yang mengajak Rania. Reza sebenarnya hanya ingin membawa Rein saja. Tapi Rania tidak mau ditinggalkan."Terakhir kali aku berpisah denganmu malah aku sial. Aku harus menunggu lima tahun untuk bertemu denganmu lagi dan aku juga kehilangan Marsha. Aku tidak mau berpisah denganmu, Za!"Rania memaksa.Tapi ini alasan yang masuk akal. Rania sudah mengingat masa lalunya dan pengalaman itu membuanya trauma."Rania tapi kan di sini ada aku.""Bang Abi, kau tidak mungkin
Read more

TERBUKA

"Rania, kemarilah!" Dan selepas Bagus bicara Giyan mencoba memanggil adiknya dan meminta Rania menjauh dari Reza. "Di tubuh mereka sudah kupasang bom. Jika mereka meninggalkanku maka tubuh mereka akan meledak saat ini juga." "Apa?" Cemaslah wajah Amar ketika mendengarnya dan kini masuk akal kenapa Reza bisa datang sendirian dan hanya bersama dengan dua pengawal yang kini mengarahkan senjata padanya tanpa rasa takut. Kata-kata bom membuat mereka seakan mulai memahami apa rencana Reza. "Dan saat mereka menjauh dariku 5 meter saja. Maka saat itu tubuh mereka m
Read more

SIAPA YANG MENGGAJI MEREKA?

"Lebih baik aku mati daripada aku melihat Rania yang mati!" Amar tidak mau mendengarkan. Dia tahu kalau rencananya ini tidak berhasil. Cuma Amar tetap bersikeras dan kini ekor matanya melirik pada Rania. “Aku tidak tahu Rania. Aku minta maaf padamu karena aku ikut serta dalam menghancurkanmu. Harusnya aku menyelamatkanmu dari dulu dan mengembalikanmu pada suamimu yang kini bersama denganmu. Aku tidak tahu kalau kau benar-benar mencintainya. Mereka sudah menipuku dan aku sangat bodoh di sini karena terbutakan dengan cintaku sehingga membahayakan dirimu." Amar dari dulu memang sangat tulus sekali mencintai Rania. Amar menginginkanny
Read more

KEBAHAGIAANNYA

"Reza, kau!" "Tenanglah." Bagus sudah mau menumpahkan semua kesalnya pada Reza tapi Han sepertinya sudah memiliki sebuah rencana lain. "Tidak akan semudah itu mereka keluar dari ruangan ini. Aku sudah mengantisipasi ini Bagus. Ada mereka yang bekerja hanya denganku dan mereka sudah mengepung ruangan ini." Han memang sudah menyiapkan pasukannya sendiri. "Kau memang partner yang aku butuhkan Han. Kalau tanpa bantuanmu yang membuat backup plan untuk rencana di rumah sakit kurasa waktu itu kita juga tidak akan berhasil."&nb
Read more

BENARKAH KAU TIDAK PERNAH PUNYA RASA PADANYA?

"Kalian berdua tidak apa-apa?" Setelah kepergian Amar, Reza bertanya pada Dicky dan Shine, hanya untuk memastikan saja. "Kami berdua tidak apa-apa. Terima kasih Pak Reza sudah membantu kami." "Kau bisa memanggilku Reza saja dikit. " Dan kini pandangan Reza mengarah lagi pada wanita di samping Dicky. "Apa saja yang diceritakan Bagus padamu?" "Kau adalah kembaranku? Apa kau lahir juga di tanggal yang sama denganku?" 
Read more

BOLAK BALIK

"Reza turunkan aku." Rania mencoba membujuk pria yang kini masih menggendongnya. Tapi Reza dengan wajahnya yang selalu terlihat cool, seakan tak peduli dan terus melangkah menuju ke arah mobil tempat di mana putranya berada. Seharusnya Rania marah tapi yang terjadi dengan hatinya ini berbeda. Malah membuat hatinya berdegup tak tenang. Garis-garis wajahnya terlihat tegas. Dia selalu saja terlihat tampan seperti dulu saat aku pertama kali bertemu dengannya. Itu sudah 11 tahun berlalu. Tapi wajahnya seperti vampire yang tak pernah terlihat tua. Tidak terlalu jauh berbeda dari dulu. Masih sangat tampan sekali. Padahal usianya sudah kepala empat kan? 
Read more

KITA MAU KE MANA?

"Apa maksudmu melihatku begitu?" Aku juga tidak tahu apa maksudku melihatnya begitu. Tapi yang pasti aku gemas sendiri dengan dirinya karena kalau aku bicara lagi pasti dia akan membalikkan lagi kata-kataku. Selalu saja aku yang kalah. Rania sebenarnya menjawab begini di dalam hatinya tapi diam memilih menggelengkan kepalanya dan menunduk. “Yang menjadi masalahku sekarang kau terlihat sangat tampan. Sama seperti dulu Daddy Reza. Dan selalu saja menghipnotisku. Tapi aku merasa wajahku seperti tante-tante. Aku khawatir kalau kau tidak akan menyukaiku lagi. Aku malu sekali dengan diriku sendiri. Apakah warna kulitku berubah? Apakah ada keriput di tanganku? Keriput di wajahku ka
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
34
DMCA.com Protection Status