Semua Bab Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Bab 251 - Bab 260

360 Bab

Bab 251. Rasa yang Mulai Tumbuh

"Apaa? Jadi kita tidur satu kamar?" "Memangnya kenapa? Kita sudah suami istri. Nggak ada salahnya, kan?" sahut Raihan santai tanpa bangkit dari sofa yang ia duduki. "Jadi, kamu mau manfaatin status suami istri kita ini buat ngapa-ngapain aku? Begitu?" Suara Ratu meninggi. "Sepertinya kamu memang mengharapkan aku apa-apain kamu, ya? Maaf ya, aku nggak selera!" Raihan tertawa mengejek. "Raihan!" Ratu melotot karena kesal, lalu kembali masuk ke kamar meninggalkan Raihan yang masih mentertawakannya. Sebelum mandi ia mencari pakaiannya di koper, lalu membawanya ke dalam kamar mandi." Di depan cermin kamar mandi yang cukup besar, Ratu berdiri sambil memperhatikan wajahnya. "Aku memang jelek banget, ya? Sampai Raihan bilang nggak selera sama aku." Ratu mendekatkan wajahnya ke cermin, lalu meraba-raba wajahnya sendiri. "Rasanya aku nggak seburuk itu. Wajah dan kulitku semuanya mulus, rambut dan alisku tebal. BIbirku tipis. Hidungku memang nggak semancung Analea. Wajahku juga nggak sec
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

Bab 252. Hati yang Menghangat

Mata Ratu mengerjap. Ia menoleh ke sekitar ruangan yang kini ia tempati. "Astaga! Kenapa aku ada di kamar ini?" Ratu yang baru saja terjaga, langsung bangkit dan duduk di atas ranjang. Lagi-lagi Raihan memindahkannya ke kamar. Ratu bergidik membayangkan Raihan mengangkat tubuhnya ke kamar ini. Ratu bernapas lega karena pakaian yang ia kenakan masih lengkap. Setelah ia sadari bahwa semua tubuhnya masih aman, ia bergegas turun lalu keluar dari kamar. "Raihan ..." Ratu terhenyak melihat Raihan tertidur pulas di sofa dengan posisi meringkuk. Tubuh besarnya tidak bisa ditampung secara keseluruhan oleh sofa yang ia tiduri. Ratu jadi merasa iba. Ia mendekat, lalu membetulkan letak selimut Raihan yang tadi hampir jatuh. Sesaat ia sempatkan untuk memandang wajah tampan itu lagi. Hatinya kembali berdebar. Namun, ia tidak berani berlama-lama memandangi wajah Raihan. Jangan sampai ketahuan seperti kemarin. Netra Ratu beralih pada jam dinding di ruangan itu. Ia bergegas ke dapur untuk membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

Bab 253. Rencana Sonia

"Bagus, ya! Izin seenaknya, datang terlambat! Kamu pikir ini perusahaan bapakmu, hah?" "Pagi, Bu Sonia." Ratu tetap mengangguk ramah meski Sonia memandang tajam ke arahnya. "Setelah ini aku tunggu kamu di ruanganku!" Sonia memutar badannya dan melangkah pergi meninggalkan Ratu di ruang absen. "Makin lama perempuan itu makin kurang ajar! Sebenarnya dia itu siapa, sih? Kenapa Pak Raihan terus membela dia? Rasanya tidak mungkin Pak Raihan suka dengan perempuan bar-bar seperti dia. Lagi pula aku jauh lebih cantik." Sonia terus bicara dalam hati hingga tiba di ruangannya. Ia duduk di kursi kebesarannya sambil menunggu kedatangan Ratu. Kalau saja ia tidak ingat ancaman Raihan waktu itu, rasanya ia ingin sekali memaki-maki Ratu, bahkan memecatnya dari perusahaan. Sayangnya ia masih takut dengan ancaman Raihan yang bisa menjatuhkan karirnya. Suara ketukan terdengar dari luar. Tanpa aba-aba darinya, pintu itu langsung terbuka. Emosi Sonia semakin memuncak melihat raut wajah Ratu yang da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

Bab 254. Kedatangan Yumaina

"Bagaimana Maina, apa kamu sudah sampai di PT LikeSport?" "Sudah, Bun. Aku sedang menuju ruang direkturnya. Lagian, untuk apa Bunda minta aku keliling ke semua perusahaan Ayah? Bukannya ada Kak Raihan?" Yumaina bicara pelan di ponselnya. "Kamu besok sudah kembali ke Australia. Bunda mau, sebelum kamu pergi, kamu tau dulu kondisi semua perusahaan. Kasian kakakmu sendirian." Suara Salma masih terdengar serak dari seberang sana. "Kenapa Bunda nggak suruh Ratu aja?" tanya Yumaina berbisik. Matanya berkeliling mengitari tempat yang ia lewati. "Ratu sedang menyelesaikan kuliahnya. Dia masih harus belajar banyak. Sedangkan kamu sudah banyak memahami sejak dulu." Yumaina membalas anggukan dari para karyawan yang berpapasan dengannya. Salah satu karyawan yang mengantarnya ke ruang direktur, memberi tanda dengan tangannya secara sopan bahwa mereka telah tiba di ruang direktur. ""Bun, sudah dulu, aku sudah sampai di ruang direktur." Yumaina buru-buru menutup ponselnya dan menyim
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

Bab 255. Calon Pengganti Sonia

"Kamu ... di sini?" Mata Yumaina membulat melihat penampilan Ratu dari atas ke bawah. Ratu mengangguk sambil tersenyum canggung. Ia bingung mau bicara apa. Apalagi saat ini mereka sedang berada di depan Sonia. Ratu khawatir jika Yumaina membuka identitas barunya sebagai istri Raihan. Karena itu Ratu memutuskan untuk segera pergi dari sana. Setelah selesai meletakkan minuman itu, Ratu bergegas pamit untuk keluar. "Saya permisi!" Tatapan Yumaina terus tertuju pada Ratu hingga menghilang di balik pintu. Kepalanya mendadak dipenuhi oleh banyak pertanyaan yang akan ia tanyakan nanti pada Raihan dan sang bunda. Wajahnya jelas sekali diliputi rasa ingin tahu yang begitu besar. Namun ia harus simpan semua itu sementara waktu. Melihat reaksi Yumaina, diam-diam Sonia senyum penuh kemenangan. Ia menduga Yumaina akan semakin tidak suka dengan Ratu. Apalagi kini ia tahu pekerjaan Ratu yang sebenarnya. Sonia geleng-geleng kepala sambil tersenyum sinis ke arah perginya Ratu tadi. "Bu Yumaina p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Bab 256. Apa Aku Cemburu?

"Cieee ... sudah mulai suka ternyata!" Yumaina mulai menggoda Raihan. "Pokoknya jangan lagi bentak-bentak istriku. Dia itu kakak iparmu. Walau usianya lebih muda, kamu wajib menghormatinya." Raihan mulai membuka lagi laptopnya dan meneruskan pekerjaannya. Yumaina tertawa. "Sikapku memang tidak bisa lembut, kak. Tapi hatiku selembut kapas," sanggah Yumaina. "0Ratu juga bukan wanita lembut. Tapi dia unik." Yumaina kembali tertawa, "Sudah mulai bucin rupanya." "Kalau kamu bagaimana? Mana calon suamimu?" Raihan balik menggoda. Tiba-tiba Yumaina diam dengan tatapan kosong."Aku ... belum menemukan pria seperti Om Elkan." "Astaga, Maina! Sejak kecil apa tidak ada pria lain yang kamu suka selain Om Elkan?" Yumaina menggeleng. Ia pun tidak pernah mengerti, kenapa ia sangat memuja pengacara keluarga sekaligus sahabat ayahnya itu. "Sudah, sudah! Jangn diteruskan! Aku pergi. Jangan lupa awasi Sonia, sebaiknya Kakak cari tau semua tentang dirinya!" Yumaina meraih tas yang ada di meja, la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

Bab 257. Takut Kehilanganmu

"Stop di depan warung itu Pak!" Ratu turun dan membayar ongkos taksi. Setelah kepergian taksi yang membawanya tadi, Ratu berdiri di depan warung kopi. Ia bingung, kenapa ia pulang ke kontrakan? Bukan ke apartemen? "Non, Non Ratu! Non kapan datang?" Ratu menoleh dan melihat Sumi tergopoh-gopoh menghampirinya dari arah panti pijat. Tenggorokannya tercekat. Ia merasa bersalah. Sejak tiba di Jakarta ia tidak mengabari Sumi. Bahkan ia tidak memberitahu Sumi tentang meninggalnya Yuda. "Ke-kemarin." Ratu menjawab singkat. Lalu menyamai langkah Sumi menuju gang kecil. "Tuan Raihan mana, Non?" tanya Sumi yang masih tampak bahagia atas kepulangan Ratu.. "Masih kerja," Jawab Ratu singkat. Sumi mengangguk-angguk. Sesampainya di rumah, Sumi langsung menyiapkan makanan untuk Ratu. "Dimakan, ya, Non! Kok bisa pas, kebetulan saya masak lauk kesukaan Non hari ini." Ratu terharu dengan sikap Sumi. Wanita itu tampak sangat tulus menyayanginya. Kenapa Ratu masih belum bisa menerima kenyataan bahw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

Bab 258. Ciuman Pertama

"Kenapa nggak bilang kalau mau ke sini?" Raihan akhirnya bertanya lebih dulu. "Kenapa aku harus bilang? Bukannya aku bebas kemana aja aku mau pergi?" Ratu buru-buru mengalihkan pandangannya ketika menyadari bahwa mereka baru saja saling bertatapan. "Tapi setidaknya kamu nggak bikin aku bingung, Ratu. Aku pikir kamu di apartemen. Aku bisa antar kamu jika ingin ke sini." "Loh, ada Tuan Raihan. Ayo silakan masuk, Tuan!" Perdebatan yang baru saja dimulai akhirnya terhenti oleh kedatangan Sumi. "Apa kabar, Bu Sumi!" Raihan langsung meraih tangan Sumi dan menciun punggung tangannya. Netra Sumi berkaca-kaca mendapatkan sikap Raihan yang begitu santun padanya. Ia tidak menyangka, Raihan yang merupakan seorang pengusaha kaya mau menghormati dan mencium tangannya yang hanya seorang pembantu. "Baik, Tuan. Ayo masuk! Non, sini masuk!" Sumi menepuk pelan lengan Ratu yang ia pikir sedang melamun. Ratu pun masuk dan duduk berhadapan dengan Raihan di atas karpet plastik yang sudah lusuh. "Si
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

Bab 259. Ada Aku Di Sini

Hembusan napas keduanya saling memburu. Suara erangan halus pun terdengar saling bersahutan. Satu tangan kekar Raihan sudah menggenggam leher bagian belakang Ratu yang jenjang. Rambut Ratu yang tidak begitu panjang memudahkan Raihan untuk meraihnya. Sesuatu yang mendorong Raihan sejak Ratu berada di apartemennya seakan menuntut penyelesaian. Apalagi kini Ratu sama sekali tidak menolak setiap sentuhannya. Ratu pun terbuai oleh aroma khas maskulin milik Raihan yang sejak awal nyaris menghipnotisnya. Pesona pria tampan itu berhasil menghilangkan akal sehatnya malam itu. Padahal mereka tau di luar sana warung kopi masih ramai oleh pengunjung. Tiba-tiba saja Ratu tersentak oleh suara tawa para pengunjung warung kopi yang semakin ramai. Seketika itu juga ia mendorong tubuh Raihan yang sedang tak siap. Hingga punggung Raihan terdesak ke pintu mobil."Cari-cari kesempatan terus!" ketus Ratu sambil meraih tisu dan mengusap bibirnya. "Aduh, kamu apa-apaan, sih! Sakit, tau!" umpat Raihan kes
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

Bab 260. Sudah Halal

"Hei, kenapa malah makin sedih? Aku salah apa?" Raihan buru-buru membasuh tangannya, ia jadi bingung, karena hampir semua pengunjung yang berada di sekitarnya menoleh ke meja mereka. "Sini!" Setelah membersihkan tangannya Raihan merengkuh tubuh Ratu dan membawanya ke dalam pelukan. Hatinya lega karena Ratu tidak menolaknya. Karena itu Ia memberanikan diri mengecup puncak kepala Ratu. Berharap memberikan ketenangan pada istrinya itu. Seketika Ratu merasa nyaman berada dalam dekapan tubuh kekar Raihan. Kepalanya bersandar pada dada bidang milik Raihan yang tegap dan menggoda. Perlahan tangisnya pun reda. Raihan merenggangkan pelukannya, lalu menatap wajah Ratu. Ia meraih tisu dan mengusap lembut kedua mata dan pipi Ratu yang basah. "Maafkan aku, jika telah membuatmu sedih!" Raihan berbisik. Hembusan napasnya menyapu hangat wajah Ratu. Netra Ratu mengerjap membalas tatapan Raihan. Lalu ia menggeleng pelan. "Kamu nggak salah. Tapi, akunya aja yang baper," sahut Ratu membuat Raihan te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
36
DMCA.com Protection Status