Semua Bab Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Bab 231 - Bab 240

360 Bab

Bab 231. Berita bahagia

"Ada apa? Kalian kenapa? Apa ada masalah?" Rein yang sejak tadi diam memperhatikan Analea dan Fabian, memandang serius pada keduanya. Maira yang sudah mulai menduga-duga tesenyum samar dengan wajah penasaran "Daad, Mom, aku ... sudah terlambat datang bulan. Dokter bilang ... aku ... sedang hamil." Maira dan Rein saling pandang dengan wajah berbinar. Rein seketika berdiri dan menghampiri Analea. Tanpa ragu lagi pria gagah itu langsung memeluk Analea dengan erat. "Selamat, Sayang! Daddy sangat bahagia." Rein mencium kening putrinya. Fabian yang duduk di samping Analea pun ikut berdiri. Ia turut merasa haru dan bahagia melihat Rein dan Maira sampai menitikkan air mata. "Fabian, kamu harus jaga baik-baik putriku juga ... cucuku. Pastikan keduanya selalu dalam keadaan sehat!" Suara Rein sedikit tegas pada Fabian. "Itu pasti, Dad. Jangan khawatir!" "Rein, gantian, dong! Aku juga mau peluk putriku!" Maira meraih tubuh Analea dari rengkuhan tangan suaminya. Ia pun langsung memeluk Ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Bab 232. Sikap Mencurigakan

"Terima kasih, Sonia. Tapi aku akan mendampingi suamiku selama meeting ini berjalan." Analea menjawab dengan sopan. "Terserah saja. Tapi sepertinya CEO kami tidak akan suka jika ada orang luar yang ikut duduk di ruang meeting ini tanpa ada gunanya."Nada bicara Sonia mulai ketus. Ia tak lagi tersenyum setelah mendengar jawaban Analea. "CEO perusahaan ini, maksudnya Raihan?" Analea menaikkan alisnya. "Tepatnya ..., Pak Raihan!" jelas Sonia seakan tak suka mendengar Analea menyebut nama Raihan tanpa diawali kata Pak. "Oh ya, Pak Raihan." Sekali lagi Analea bicara sambil tersenyum. Beberapa detik kemudian, ruang meeting itu dihadiri oleh beberapa karyawan dari PT LikeSport dan Bina Sanjaya. Sedangkan Analea menyibukkan diri dengan tabletnya. Ia membalas pesan dan email dari para asistennya. Sejak mengetahui kehamilannya, Analea mempercayakan perusahaan pada semua asistennya. Jadi, ia tidak harus datang setiap hari ke kantor. Ia justru memilih untuk mendampingi Fabian bekerja. "Sila
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

Bab 233. Kerja Sampingan

"Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan sesuatu." Raihan berdiri dan memandang ke seluruh karyawan di ruangan itu. "Mulai bulan depan, omzet kita akan meningkat pesat. Selain didukung oleh perusahaan retail PT.Bina Sanjaya, perusahaan kita juga mendapatkan investasi dana yang cukup besar dari PT Anggada Jaya. Untuk itu kami sangat berterima kasih pada Bu Analea sebagai CEO PT Anggada Jaya. Ternyata beliau langsung tertarik menginvestasikan dananya setelah mengikuti rapat ini." Semua karyawan yang hadir bertepuk tangan karena senang. Berbeda dengan Sonia yang duduk di sebelah Raihan. Wajahnya menegang dan memucat. Netranya melebar seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. "Apa? Perempuan itu CEO PT. Anggada jaya?" desis Sonia hingga terdengar oleh Raihan. "Kenapa, Sonia? Ada masalah?" Raihan menaikkan alisnya pada Sonia hingga wanita itu menjadi gugup seketika. "Ti-tidak, Pak. Tidak ada masalah!" Sonia spontan menunduk. Apalagi sekilas ia melihat Analea sedang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Bab 234. Kecurigaan Sonia

"Kamu serius menginvestasikan dana di perusahaan Yuda?" Rein tersenyum lebar pada Analea. Sore itu Analea dan Fabian mampir sebentar di rumah Maira sebelum mereka ke dokter kandungan. Mereka hendak berdiskusi tentang banyak hal mengenai perusahaan. "Serius, dong, Dad. Aku yakin produk mereka kualitas unggul dan akan laris di pasaran dunia. Apalagi ada perusahaan Kak Bian yang ikut andil dalam penjualannya." Analea melangkah mendekati Rein yang baru saja muncul dari kamarnya. "Baiklah. Daddy percaya padamu. Anggada Jaya akan semakin maju di tangan Analea." Rein bicara sambil merengkuh bahu Analea. "Rein, Analea kemarin bertemu Ratu di PT LikeSport. Dia tidak tega melihat pekerjaan Ratu yang sekarang." Maira yang sejak tadi duduk bersama Analea dan Fabian, memberanikan diri bicara tentang Ratu pada Rein. "Hmmm ..." Rein melepaskan tangannya dari bahu Analea, lalu duduk di salah satu kursi. "Menurut Analea, Ratu sudah banyak berubah jadi lebih baik," lanjut Maira. Sementara Analea
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

Bab 235. Mantan Orang Kaya

"Ibu nanya kenapa saya bisa kerja di sini, kan? Apa hal ini juga ibu tanyakan pada semua karyawan di sini?" Ratu mulai terlihat santai dan tenang. "Ngomong nggak usah pakai muter-muter! Jawab saja pertanyaan saya!" Sonia memajukan wajahnya yang semakin geram pada Ratu. "Bu Sonia kenapa, sih? Kok pengen tau banget tentang saya? Apa .... saya ini jadi ancaman bagi kehidupan ibu?' Ratu tersenyum miring hingga membuat Sonia makin meradang. "Kamu itu benar-benar menyebalkan!" umpat Sonia, lalu menoleh ke pintu saat mendengar seseorang masuk ke ruangannya. "Pagi, Bu Sonia, ini berkas yang lbu minta." "Letakkan saja di mejaku!" pinta Sonia pada sekretarisnya. "Maaf, Bu Sonia. Pak Raihan minta ibu segera ke ruangannya." "Astaga! Pak Raihan sudah datang?" Seketika Sonia panik, karena kemarin Raihan memintanya meletakkan berkas itu di meja, sebelum CEO itu datang. "Heh, Khairatun! Urusan kita belum selesai!" Setelah mendelikkan matanya pada Ratu, Sonia bergegas keluar dari ruangannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Bab 236. Maafkan Mama!

"Mama ..." Desisan pelan nyaris tak terdengar dari mulut Ratu. Tubuhnya membeku melihat wanita yang kini berdiri tepat di depannya. Sisi hatinya di dalam sana sangat ingin memeluk wanita cantik itu. Ada rasa penyesalan yang begitu besar Ratu rasakan saat ini. Dulu, ia sering kali membantah ucapan Maira. Dulu, ia sering membuat wanita itu menangis karena kelakuannya. Kini, dadanya begitu sesak mengingat semua itu. Andai saja waktu bisa kembali ke masa lalu, ia ingin sekali membuat bangga Maira dan menjadi anak yang patuh. Berbeda dengan Maira. Wanita paruh baya itu lebih pandai menguasai diri. Meski sempat terkejut dan mematung beberapa saat, ia bisa dengan cepat tersenyum dan mengangguk pada semua yang ada di sana. "Mau bertemu Pak Raihan atau Bu Sonia, Bu?" Wanita yang bertugas sebagai resepsionis langsung berdiri dan mengangguk ramah pada Maira. "Pak Raihan," jawab Maira. Sementara ekor matanya melirik ke arah Ratu yang masih memandangnya lekat. "Oh ya, Bu. Dengan Ibu siapa?" t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Bab 237. Pekerjaan Baru

"Apaa? Sepuluh juta?" Netra Ratu membelalak ketika melihat dana yang baru saja masuk ke rekeningnya. Ia menatap layar ponselnya seakan tak percaya. Saat ini, uang sepuluh juta sangat besar baginya. Sore itu Ratu bergegas menutup ponselnya, lalu berjalan terburu-buru menuju salah satu ruangan di lantai tiga. "Semoga saja dia belum pulang," gumamnya dengan napas terengah-engah. Begitu tiba di depan ruangan bertuliskan CEO, Ratu langsung masuk tanpa mengetuk. "Hei, ada apa?" Raihan spontan berdiri melihat Ratu menerobos masuk begitu saja. Namun untungnya ia tidak lupa menutup pintu itu kembali. "Buat apa kamu transfer uang sepuluh juta padaku?" Ratu berdiri sambil berkacak pinggang di depan Raihan."Astaga Ratu! Kamu bikin kaget saja. Kirain ada apa." Raihan menghempas napas kasar, kemudian kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesaran." Bukannya kemarin kamu bilang sedang butuh uang untuk beli laptop?" "Iyaaa, tapi tidak sebanyak itu. Aku hanya bekerja tambahan, tidak mungkin d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

Bab 238. Temani Aku

"Apa-apaan kamu, Rai!" Ratu semakin mundur hingga punggungnya menyentuh ujung sofa. Ia nyaris berteriak saat wajah Raihan makin tak berjarak dengannya. "Nah, ini dia." Tangan Raihan terulur meraih sesuatu di atas meja yang berada belakang Ratu. "Nggak usah lebay! Aku hanya mau ambil ini." Raihan menyerahkan selembar kertas yang ia ambil tadi pada Ratu. Ratu melotot, ia mendengkus kesal karena merasa Raihan mengerjainya. Raihan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ratu memerah menahan marah. "Kenapa? Berharap aku apa-apain, ya?" Raihan kembali bergeser menjauh dari Ratu. "Ini apa?" Ratu yang terlanjur malu, mengalihkan topik pembicaraan pada kertas yang barusan diberi oleh Raihan. Matanya kembali membelalak melihat tulisan yang ada pada kertas itu. "Dasar CEO gila! Kamu kasih aku kerjaan sebanyak ini?" Ratu membaca ulang tulisan pada kertas itu yang ternyata adalah daftar pekerjaan yang harus ia lakukan setiap sabtu dan minggu. "Hei! Aku sudah bayar kamu sepuluh juta. Asal kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

Bab 239. Tersentuh

"Duduk! Kamu harus ikut makan!" Raihan melepaskan tangannya pada lengan Ratu. Kali ini suaranya lebih lembut, hingga keduanya terbawa suasana. "Hmmm ..., ya udah kalau maksa," gumam Ratu pelan. Kemudian ikut duduk di salah satu kursi meja makan itu. Ratu masih menunggu Raihan menyendok makanan buatannya dengan dada berdebar. Bagaimana jika masakannya tidak enak? Tadi ia juga lupa untuk mencicipinya dulu sebelum dihidangkan. Tatapan Ratu terus tertuju pada sendok dan garpu yang ada di tangan Raihan. "Kenapa liatin aku terus? Ayo makan! Mau aku ambilin juga?" Raihan melepaskan sendoknya lalu meraih satu piring kosong di meja itu. "Eh, nggak usah! Aku bisa sendiri." Ratu merebut piring kosong itu dari Raihan dan mulai menyendok kentang goreng di depannya. Netranya sesekali melirik Raihan yang mulai menyuap capcai ke dalam mulutnya. Ratu menahan napas menunggu Raihan mengunyah lalu berkomentar. Tetapi beberapa detik ia menunggu, Raihan masih tidak berkomentar. Bahkan ia masih terus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

Bab 240. Rasa yang Berbeda

"Seperti inikah rasanya patah hati?" Ratu kembali menekan dadanya yang nyeri. Perlahan ia kembalikan foto itu ke tempat dan posisi semula. "Ternyata selama ini Raihan mencintai Analea. Kenapa semua orang memuja perempuan itu? Kenapa dia selalu bisa menarik perhatian semua orang?" Ratu bergumam sendiri. Menyadari waktu terus berjalan dan mengingat banyak pekerjaan yang masih menunggu untuk ia kerjakan, Ratu bergegas membereskan kamar Raihan meski hatinya sedang tidak baik-baik saja. "Kalau kamu mencintai Analea, lalu ngapain kamu peluk-peluk aku tadi? Ngapain juga kamu selalu bantuin aku? Dasar laki-laki suka pemberi harapan. Untung aja perasaanku belum terlalu dalam. Mungkin aku harus bisa menjaga jarak mulai dari sekarang." Ratu terus bicara dalam hati hingga ia tidak menyadari bahwa sejak tadi Raihan memperhatikan dirinya di pintu. "Ehm ...sudah selesai beres-beresnya?" Ratu terkejut dan langsung menoleh ke arah pintu. "Sudah. Baju ganti kamu juga sudah aku siapkan. Mandi dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
36
DMCA.com Protection Status