All Chapters of Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Chapter 141 - Chapter 150

360 Chapters

Bab. 141. Seharusnya Kamu Tau Diri

"Cantik ...." "Maaf ...?" tanya Analea dengan kening berkerut setelah mendengar Raihan bergumam pelan. "Ah, iyaa, maksudku ... kamu ... wanita paling cantik yang pernah aku temui." Tanpa ragu Raihan bicara blak-blakan pada Analea. "Anda berlebihan." Analea hanya tersenyum tipis menanggapi sikap Raihan yang terlalu terus terang. Sementara Kaisar terkekeh melihat kelakuan Raihan. Pria itu sudah sangat paham dengan sifat Raihan yang merupakan sahabatnya dari kecil. "Mari kita ke ruanganku saja!" Kaisar kembali keluar dari ruangan itu diikuti oleh Raihan dan. Analea. "Bagaimana kabarnya Om Yuda dan Tante Salma?" tanya Kaisar sambil melangkah di samping Raihan. "Bunda sehat. Ayah masih terus kontrol berkala setiap enam bulan." sahut Raihan yang kini langkahnya sejajar dengan Kaisar. Setelah masuk ke ruang Presdir, Kaisar dan Analea duduk di kursi kebesaran mereka masing-masing di ruangan besar itu. Sedangkan Raihan duduk tepat di hadapan Kaisar. Namun netranya tak berpindah pada Ana
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 142. Menjelang kedatangan Fabian

"Sudah ...! Hentikan, Maira ...!" Rein menekan dadanya yang kembali merasa sakit. "Terus aja salahkan aku, Ma! Belain aja terus anak mama yang murahan itu!" Setelah Maira diam, kini Ratu yang bicara semakin keras. "Astaga Ratu ...!" Maira semakin geram. Namun perhatiannya kini kembali pada Rein. Ia khawatir kesehatan suaminya itu kembali menurun. "Asal mama tau, anak kandung mama itu dicerai oleh mantan suaminya karena sudah nggak perawan lagi. Perempuan gang mangkal itu semua murahan dan nggak ada yang perawan. Kak Bian nggak mungkin nikah sama dia, Ma. Dia pasti udah jebak Kak Bian." "DIAAAM, RATU!" Rein kembali berteriak dengan tangan yang masih memegang dadanya. Wajahnya terlihat sangat marah. Namun sesekali ia meringis menahan sakit. Maira telah berada di sampingnya untuk menenangkan suaminya itu. "Apa yang aku bilang ini kenyataan, Dad! Aku bisa bawa mantan suaminya itu ke sini." Ratu masih terus mencoba meyakinkan Rein dan Maira, tanpa peduli dengan kondisi Rein yang kesa
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 143. Lamaran diterima

"Lama banget sih, kamu!" "Maaf, Bang. Tadi di rumah mau ada acara, jadi aku bantu-bantu dulu." Sumi bergegas mempercepat langkahnya ketika mendengar teriakan Alif. "Mana buruan, kamu bawa, kan, uangnya?" Alif menarik tangan Sumi ke sesuatu tempat. Keduanya saat ini berada di sebuah pasar malam tak jauh dari rumah Maira. Alif membawa Sumi ke belakang pasar yang sepi. Satu jam sebelumnya, Alif menghubungi Sumi karena ia sedang butuh uang. Ia tidak berani mendatangi Sumi di sekitar wilayah rumah Maira. Selain ia takut dikenali Maira dan Rein, Alif juga takut jika bertemu Bang Begenk. Sejak penagih hutang itu datang menemui Sumi, Alif tidak lagi sering- sering menampakkan wajahnya. Apalagi di sekitar gang mangkal. "Cuma ada segini, Bang." Melihat uang yang diberikan Sumi tidak sesuai dengan yang ia minta, wajah Alif langsung memerah karena kesal. "Masa cuma segini? Yang benar aja, dong! Kamu kan kerja di rumah orang kaya. Pasti gaji kamu besar. Heh, Sumi! Jangan main-main kamu sam
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Bab 144 Kekecewaan yang Mendalam

"Non Ratu, ngapain di sini? Kenapa nggak istirahat aja di kamar?" Ratu menoleh, lalu ia menatap kesal pada salah seorang asisten rumah tangga yang berada di belakangnya. "Nggak usah ikut campur urusanku. Sana pergi! Cuma pembantu aja berani nyuruh-nyuruh aku!" sentak Ratu dengan suara meninggi. "M-maafkan saya, Non. Tapi ... Non Ratu bukannya ... sedang sakit? Bu Maira bilang Non Ratu besok jadwalnya kontrol ke rumah sakit. Jadi ... sebaiknya tidur lebih awal." Asisten rumah tangga itu bicara hati-hati. "Halaaah. Berisik, lo. Sana pergi! Ganggu aja," sembur Ratu dengan mata mendelik. Asisten rumah tangga itu akhirnya bergegas pergi sebelum Ratu kembali membentaknya. Tak lama kemudian Ratu melihat semua yang ada di ruang keluarga itu bangkit berdiri, lalu berjalan menuju Teras. Mereka berjalan masih sambil bicara dan tertawa hingga Fabian membawa orang tuanya masuk ke dalam mobil. Saat Maira, Rein dan Analea kembali masuk ke dalam rumah, Ratu buru-buru menghindar dengan berjalan
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Bab 145. Ke. Anggada Jaya

"Kenapa diam? Sebaiknya Mbak Sumi terus terang saja. Tadi pergi kemana? Ketemu siapa?" Analea terus mencecar Sumi. Ia menelisik wajah wanita paruh baya itu dengaan teliti. Analea melihat kegelisahan pada raut wajah Sumi. Beberapa menit yang lalu Fabian mengirim sebuah video dari orang kepercayaannya pada Analea. Dalam video itu Ana melihat Sumi ditampar oleh seorang pria gondrong yang belakangan ini sangat mencurigakan. Setelah melihat video itu, Analea semakin yakin bahwa pria itu ada kaitannya dengan tertukarnya ia dan Ratu. "Be-benar, Non. Saya nggak bohong. Saya ketemu ... abang saya di pasar." Sumi kembali menunduk menyembunyikan wajahnya. "Abang?" Analea mengerutkan keningnya. Sumi mengangguk samar lalu membuang pandangannya. "Semakin mencurigakan ...," pikir Analea. Kemudian wanita dengan rambut dikuncir satu itu berdiri dan berjalan menuju pintu. "Ya sudah. Aku tidur dulu, Mbak. Jangan lupa bereskan mejanya." "Iya, Non." Keesokan harinya Rein yang sudah merasa lebih s
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Bab 146. Permintaan Ratu

"Jangan macam-macam Ratu!" Maira menaikkan alisnya saat mendengar Ratu mulai meminta sesuatu. Ratu tersenyum sinis pada Maira. "Kenapa memangnya, Ma? Mama pikir semua ini adil buatku? Milikku direbut begitu saja sama perempuan itu. Hatiku sakit, Ma!" Ratu berteriak sambil menepuk-nepuk dadanya. Melihat Ratu berteriak persis di depan Maira,Analea spontan tersulut emosi. "Stop, Ratu! Yang sopan bicara dengan Mama! Asal kamu tau. Aku tidak pernah merebut apapun darimu!" Analea bicara cukup tegas hingga membuat Ratu terkejut. Ia tidak menyangka Analea bisa bicara setegas itu. "Sudah, sudah! Jangan ribut lagi! Ratu, memangnya apa permintaanmu?" Rein mencoba menengahi. Ratu tersenyum penuh kemenangan. Lalu mendekat duduk di samping Rein. "Daad, aku sudah mau mengalah dan diam saja selama ini. Aku hanya ingin minta ... sebagian dari saham Anggada jaya dan Eternal group menjadi milikku." Mendengar permintaan Ratu, spontan Analea dan Maira saling pandang dengan mata membulat.. Sedang
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Bab 147 Kedatangan Keluarga Raihan

"Kaisar, Ana, usahakan siang ini kalian tidak kemana-mana. Keluarga Om Yuda akan berkunjung ke sini bersama kedua anaknya." Maira tiba-tiba masuk ke ruang kerja Kaisar dimana Analea dan Kaisar sedang berdiskusi tentang pekerjaan. Maira sempat tersenyum melihat kegigihan Analea yang ingin membesarkan perusahaan sang daddy. "Wah, dalam rangka apa Om Yuda dan keluarganya ke sini, Mam? Apa ada hal yang serius?" tanya Kaisar menoleh pada sang mama. "Eh ... itu, Daddy ingin memperkenalkan Ratu pada Raihan. Menurutmu bagaimana?" Maira ikut duduk di samping Analea. "Aku sih setuju aja, Ma. Raihan pria baik walau sering bertingkah konyol. Aku pun belum pernah melihat dia dekat dengan wanita." "Iya, sama seperti kamu. Kerjaaa terus, sampai lupa untuk jatuh cinta," sanggah Maira membuat Kaisar terkekeh."Tenang aja, Ma. Suatu saat nanti aku pasti akan menemukan wanita pilihanku. Pokoknya aku tidak perlu dijodoh-jodohkan seperti Ratu." "Iyaaa, iyaaa," sahut Maira. Analea yang sejak tadi diam
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab. 148. Cemburu

"Maaf, Non Ana. Ada Tuan Fabian di teras." Analea terkejut. Ia pikir Fabian tidak jadi datang. Ia pun hendak bangkit berdiri, namun tiba-tiba Rein menahannya. "Mbak, Fabian dipersilakan langsung gabung di sini saja!" "Baik, Pak." Pelayan itu langsung bergegas kembali ke teras. Tak lama kemudian Fabian muncul dan mengangguk pada semua orang yang ada di ruang makan. Termasuk Raihan yang sedang menatapnya dengan wajah menegang. Analea bangkit berdiri dan menghampiri pria bercambang lebat itu. "Kak Bian ..." "Leaaa ..." Keduanya berdiri saling berhadapan. Tanpa ragu tiba-tiba saja Fabian meraih kepala Analea dan mengecup keningnya. "Kaaak ...!" desis Analea pelan. Ia tidak menyangka Fabian menciumnya di depan kedua orang tuanya juga para tamu. Saat ini wajah Analea bersemu kemerahan serta dadanya berdebar. Fabian sempat melirik pada Raihan yang duduk pada salah satu kursi meja makan. Pria itu masih menatap Fabian dengan tajam. "Ayo Bian, kita makan sama-sama!" ajak Rein sambil
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more

Bab 149. Milikku Selamanya

"A,-anaa?" "Ibu? Ya Allah, ibu sekarang kok dagang?" Analea terkejut. Ternyata pedagang es coklat itu adakah mantan ibu mertuanya. Bu Irma tampak kurus dengan raut wajah semakin tua dan terlihat kelelahan. "Iy-iyaaa, Ana. Hamid sekarang gajinya sudah nggak kayak dulu lagi. Kami juga sudah pindah ke kontrakan yang lebih kecil." Analea memandang iba pada Bu Irma, sampai ia lupa bahwa ada Fabian di belakangnya. "Maaf, Bu. Memangnya ... Nandita ..." "Mereka nggak jadi menikah. Nandita mungkin malu punya suami seorang cleaning service. Nandita juga marah, karena ternyata Hamid masih mencintai kamu, Ana. Kembali sama kami, ya, Ana! Maafin ibu selama ini sudah jahat sama kamu. Ana mau, kan, kembali rujuk sama Hamid?" Bu Irma terus memohon sambil menangis dan membungkuk pada Analea. "Ehm ... ehm ...!" Analea terkesiap mendengar suara Fabian berdehem di belakangnya. "Ah ya, Bu, tapi ... maaf. Aku tidak bisa mengabulkan permintaan ibu. Aku ... sebentar lagi akan menikah. Mmm ... ini c
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 150. Menjadi Manja

"Apa yang diinginkan Kak Bian? Apa dia menginginkan hal itu di sini sekarang? Astaga, mikir apa aku ini?" Analea terus sibuk dengan sesuatu yang ada di benaknya. Saat ini keduanya saling menatap dengan wajah yang sangat dekat. "Lea cantik. Sangat cantik. Aku ingin ... Lea berjanji untuk tidak pernah meninggalkan aku sampai kapanpun." Jemari Fabian terus menyusuri wajah dan leher Analea. Napas pria itu semakin memburu. Analea tak sanggup lagi berkata-kata. Ia hanya mengangguk menatap netra Fabian. Ia paham dengan apa yang sedang dirasakn pria itu. Analea berusaha untuk tidak terpancing. "Aku janji akan membahagiakan Lea. Aku akan selalu jaga Lea. Termasuk malam ini. Walau saat ini aku ingin sekali memiliki Lea seutuhnya. Tapi, aku tetap harus jaga Lea sampai kita menikah." Analea menghela napas lega yang sejak tadi tertahan. Ia pun tersenyum. "Terima kasih, Kak." Tanpa bicara lagi, tiba-tiba saja Fabian mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Analea. Ya, hanya sebuah kecupan. Kare
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
36
DMCA.com Protection Status