All Chapters of Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Chapter 121 - Chapter 130

360 Chapters

Bab 121. Perubahan Sikap Rein

"Mama harap, setelah Ratu pulang ke rumah, kamu juga mau pulang ke rumah ini, Ana." Maira masih sangat berharap pada Analea. Analea hanya tersenyum. Kemudian ia melirik pada Fabian dan memberi kode dengan mengangguk. Fabian pun seakan mengerti dan langsung berdiri. Pria bercambang lebat itu kembali bicara. "Kami permisi pulang dulu. Lain kali saya akan datang kembali untuk membicarakan beberapa hal penting, Pak Rein." ujar Fabian. "Hmm ..." Rein hanya mengangguk samar. "Aku pulang dulu, Ma," pamit Analea. Lalu wanita itu menoleh pada Rein. ia ingin sekali pamit pada pria dingin itu. Namun langkahnya seakan terhalang, karena Rein tampak tak acuh padanya. "Rein ...!" bisik Maira pada suaminya dengan netranya mengerling pada Analea. " Ehmm ... ya? Kalian mau pulang? Hati-hati ...!" Rein tampak salah tingkah. Sesaat ia pun melrik pada Analea yang sedang menghampirinya. "Mmm ... Pak Rein, sa ... ya ... pulang dulu." Analea pamit dengan menganggukkan kepala di depan Rein. "Kamu pan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 122. Kekecewaan Ratu

"Daddy ... ben ... tak ... akuu ...?" Ratu sangat terkejut. Napas wanita itu memburu hingga air matanya keluar berdesakan. Wajahnya memucat. Ia tidak pernah melihat Rein semarah itu padanya. Rein membuang pandangannya dan menghela napas berat. Mengusap kasar wajahnya beberapa kali. Sejurus kemudian ia memutar tubuhnya dan melangkah ke pintu keluar. Rein memilih duduk di ruang tunggu untuk menenangkan pikirannya. "Astaga ...! Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku sampai semarah itu?" Rein bergumam pada dirinya sendiri. Ia benar-benar tidak menyadari sikapnya barusan. Semua terlontar begitu saja. Entah kenapa ia merasa ada yang sakit di dalam dadanya, ketika mendengar hinaan untuk Analea. "Analea ... kenapa sulit sekali untuk memulai dekat dengannya. Dia benar-benar cantik seperti Mairaku. Sebenarnya ada sisi hatiku yang merasakan itu sejak melihatnya. Namun sisi hatiku yang lain berusaha untuk menepisnya. Ah, bodohnya Aku. Ayah macam apa aku ini?" Rein terus melamun. Ia kembali me
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 123. Pengumuman yang mencengangkan

Analea terkejut ketika seorang karyawati tiba-tiba menghampirinya dengan wajah sinis. "Maaf, ada masalah?" Analea menaikkan alisnya saat merespon karyawati itu. "Ya jelas masalah! Kamu udah kasih contoh yang nggak baik sama semua karyawan!" Wanita memakai blazer merah itu melotot pada Analea, sementara tangannya menunjuk wajah Analea. "Oh, ya? Contoh yang nggak baik mana yang anda maksud?" Analea kembali bertanya dengan melipat kedua tangannya di depan dada. "Kamu pikir datang dan pulang seenaknya itu contoh yang bener? Mentang-mentang bisa deketin bos besar, dimanfaatin deh. Jadi seenaknya kamu sekarang!" Analea tersenyum. Lalu geleng-geleng kepala. "Maaf, sepertinya pembicaraan ini nggak ada manfaatnya. Sebaiknya kalian kerja aja yang benar! Jangan sampai kalian dipecat karena sering ngerumpi di jam kerja. Permisi!" Setelah bicara dengan cukup tegas, Analea pun melangkah meninggalkan para karyawati itu menuju lift. "Heh, nggak sopan banget main pergi aja! Dasar anak magang ka
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 124. Pelukan Seorang Ayah

"Apaa? Orang kedua di Eternal Group?" "Orang kedua? Maksudnya apa?" "Sekretaris itu jadi orang penting di Eternal Group?" Terdengar berbagai pertanyaan dari orang-orang yang ada di dalam ruangan itu. Tak hanya para direksi dan orang-orang penting di Eternal Group, Desi pun ikut ternganga dan tak percaya mendengar pengumuman itu. Awalnya ia pikir Analea akan berhenti atau dipindahkan ke kantor cabang, oleh sebab itu dia direkomendasikan untuk menggantikan. Awalnya ia merasa menang karena bisa menggantikan posisi Analea yang memang ia tidak sukai sejak awal. Namun kini ia justru terkejut karena Analea justru naik jabatan. Mendengar banyaknya pertanyaan, Maira melanjutkan kalimatnya. "Ya, benar. Analea sekarang tidak hanya sebagai asisten pribadi dari Kaisar putra saya, tetapi Analea juga memiliki peran penting dalam memajukan perusahaan ini. Terbukti sejak ia bergabung dan membantu beberapa proyek perusahaan kita, Analea cukup kompeten dan memiliki beberapa pencapaian yang luar bi
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 125. Kepulangan Ratu

Rein buru-buru mengusap buliran bening yang nyaris terjatuh dari kelopak matanya. Tenggorokannya tercekat hingga ia kesulitan menelan salivanya. Ia berusaha menguasai diri yang mulai merasakan sesak, dengan menarik napas panjang beberapa kali. "Rein, Analea mana?" Rein nyaris terlonjak ketika Maira tiba-tiba saja masuk dan menanyakan Analea. "Sud-sudah kembali ke ruangannya. Bagaimana? Apa kamu sudah selesai?" Rein berusaha terlihat biasa saja. Meski hati dan pikirannya masih tertuju pada Analea. Maira melihat ada sikap Rein yang sedikit aneh. Namun ia tidak ingin bertanya sekarang ini. "Ya, aku sudah selesai," sahut Maira sambil netranya masih memperhatikan wajah Rein yang sedikit murung. "Kalau begitu kita ke rumah sakit sekarang." Rein bergerak melangkah menuju pintu. "Aku tunggu di lobby!" lanjut pria bule itu lagi tanpa menoleh pada Maira. "Ada apa dengan Rein? Apa terjadi sesuatu antara Rein dan Analea?" gumam Maira pelan. Lalu ia memutuskan untuk mengirim pesan pada Kai
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab. 126. Jangan Kemana-mana

"Daaad ...!" Analea mencoba menahan tubuh Rein yang akan ambruk, dengan cara memeluk tubuh pria itu. Kaisar yang juga berada di ruangan itu spontan juga melompat dan menghampiri Analea. "Daad ..., awaaas!" Kaisar pun berteriak. Ia berhasil membantu Analea menahan tubuh sang Daddy. Perlahan Kaisar dan Analea memapah Rein ke sofa, lalu merebahkannya di sana. "Rein, Rein ... kamu kenapaa?" Maira pun tak kalah panik. Ia mencoba memijit tangan dan kaki Rein. "Hei, minggir! Ini Daddy aku. Kamu itu bukan siapa-siapa di sini!" Tiba-tiba Ratu bangkit dari kursi rodanya dan melangkah menghampiri Analea. Analea yang masih berada di samping Rein hendak bangkit berdiri. Namun ia terkejut karena lengannya dicekal oleh sebuah tangan besar dan lebar. Ia menoleh, ternyata Rein sedang memandangnya dengan tatapan memohon. Wajah pria yang merupakan ayah kandungnya itu sangat pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Pandangan mereka pun bertemu selama beberapa detik."Daddy ... wajah Daddy pucat sekal
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 127. Panik

"Pak, Pak, tolong, Pak!" Kaisar bergegas turun dari mobil menghampiri petugas Unit Gawat Darurat. Kemudian dua petugas datang mendekat dengan membawa sebuah brankar. Dengan dibantu satu petugas, Kaisar membantu Rein untuk berbaring di atas brankar. "Ana ... !" lirih Rein yang netranya tak lepas terus memandang Analea, tatapannya seolah tak ingin Analea pergi jauh darinya. "Ya, Dad. Aku di sini!" Analea kembali menggenggam jemari kekar milik Rein, dan mengikuti brankar yang membawa Rein masuk ke ruang pemeriksaan. Sementara itu Maira menuju bagian administrasi untuk mengisi data-data yang diperlukan. Seorang dokter muda dan perawat datang menghampiri. Mereka mulai memeriksa kondisi Rein. Beberapa pertanyaan juga diajukan dokter pada Rein tentang apa yang ia rasakan saat ini.. "Tekanan darah bapak cukup tinggi. Asam lambung naik. Sepertinya bapak sedang mengalami stres yang cukup serius."Rein hanya diam tak menggubris ucapan sang dokter. Wajahnya tetap dingin dan tak banyak bicara
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Bab 128. Tak Ingin Kehilangan Lagi

"Tolong angkat telponnya, Leaa ...!" Fabian terus mencoba menghubungi ponsel Analea. Tapi yang terdengar hanya nada sibuk sejak tadi. Beberapa kali ia menghela napas berat demi meredam rasa paniknya. "Cepat sedikit, Pak!" perintahnya pada sang supir. "Ya, Pak." Fabian menghubungi orang kepercayaannya agar berjaga-jaga sebelum ia datang. "Pastikan Analea baik-baik saja!" tegas Fabian. "Tapi sepertinya kamar kostnya kosong, Pak." "Apaa?" Informasi dari orang kepercayaannya membuat Fabian semakin panik. "Tetap berjaga! Sebentar lagi saya ke sana." Setelah bicara dengan orang kepercayaannya, Fabian kembali mencoba menghubungi Analea. Namun masih saja terdengar nada sibuk. Tak sampai setengah jam Fabian hampir tiba di rumah kost Analea. Ia melihat sebuah mobil fortuner baru saja berhenti persis di depan rumah kost itu. "Bukankah itu mobil Bu Maira?" Fabian bergegas turun dan menghampiri. Ia mengetuk kaca jendela. "Kak Bian?" Analea membuka kaca mobil dan terkejut melihat ada Fabi
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 129. Segera Nikahi Aku

"Kak Biaaan ...!" Ratu memekik senang melihat Fabian keluar dari mobil. Ia bangkit berdiri dan melangkah menghampiri Fabian. Ia lupa bahwa ia belum sehat betul. Langkah Fabian terhenti melihat kondisi Ratu yang nampak masih lemah dengan kepala yang masih diperban. "Kak Biaaan aku kangeen!" Ratu menghampiri dan langsung melingkarkan kedua tangannya pada tubuh pria bercambang lebat itu. Fabian gelagapan. Ia mengangkat kedua tangannya dengan gugup. Netranya melirik pada mobil Fortuner yang ia tau di dalamnya ada Analea. Namun Analea ternyata menunda untuk turun dari mobil. Hanya Maira yang sudah berdiri di dekat pintu mobilnya. "Setelah melepaskan tangannya yang tadi melingkar pada tubuh Fabian, Ratu meraih lengan kekar Fabian dan menggandeng pria itu melangkah ke dalam rumah.Fabian hanya menurut. Ia tidak tega menolak ajakan Ratu karena melihat kondisi wanita itu. "Ana, ayo turun!" Maira sedikit berteriak memanggil Analea hingga suaranya membuat langkah Ratu terhenti. Ratu menol
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 130. Rahasia Foto Usang Mulai Terbongkar

[ Bang, calon menantu kita orang kaya ] Sumi mengirim pesan pada Alif dengan foto Fabian dan Ratu yang baru saja ia ambil secara diam-diam. [ Pria itu punya kekasih. Jangan sampai dia menikahi wanita lain ]Sebuah balasan pesan dari Alif membuat Sumi terkejut. Siapa kekasih pria bercambang lebat itu? Seketika ia cemas jika suatu saat Fabian meninggalkan Ratu. Tentu tujuan dia dan Alif akan sulit tercapai. "Bagaimana aku akan hidup kaya raya kalau pria itu meninggalkan Ratu?" Sumi termenung sendiri hingga ada suara yang memanggilnya. "Mbak Sumi, tolong antar Analea ke kamarnya!" Suara Maira mengejutkan Sumi. "Hah? Apa?" Sumi terkejut mendengar nama Analea. Ia merasa tidak asing dengan nama itu. "Ini, Mbak Sumi, antar Ana ke kamarnya!" ulang Maira yang datang bersama Analea. "Oh, ya. Mari, Non Ana, kamarnya yang ini !" Sumi menunjuk kamar yang berada persis di sebelah kamar Ratu. Sebelum masuk ke kamar itu, netra Analea sempat bertemu dengan Fabian yang masih berdiri di depan p
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
36
DMCA.com Protection Status