Semua Bab Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Bab 161 - Bab 170

360 Bab

Bab 161. Hasil test DNA kedua

"Apa Om Elkan sudah kasih tau hasil test DNA nya, Kak?" tanya Analea ketika mobil audi hitam milik Fabian yang dikendarai sang supir mulai melaju keluar dari wilayah gedung Anggada Jaya. Fabian menggeleng, satu tangannya meraih jemari Analea, lalu menciumnya. "Nanti ada dokter yang menjelaskan tentang hasilnya. Sekarang kita bertemu Om Elkan di rumah sakit." Fabian menatap Analea penuh damba. Mereka duduk berdua di belakang tanpa menghiraukan sang supir yang ada di depan mereka. "Kak ..." Analea protes karena Fabian tak berhenti menatapnya. Pria itu juga semakin merapatkan tubuhnya. "Aku bisa gila jika tidak segera menikahi Lea," bisik Fabian ke telinga Analea hingga membuat wanita itu meremang.Tangan Fabian yang jauh lebih lebar, meremas jemari Analea yang sejak tadi berada dalam genggamannya. Mendengar ucapan Fabian, Analea tersenyum. Ia menahan diri untuk tidak tertawa dan terdengar oleh supir. Analea merasa Fabian semakin hari semakin mesum dan menggelikan. "Memangnya Kak Bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

Bab 162. Kembal ke Gang Mangkal

"Ratu, nanti kamu pulang naik taksi aja. Aku mau mampir ke suatu tempat dulu!" Sore itu Analea bersiap-siap hendak pulang dari kantor. Ia tidak sabar ingin menjalankan rencana yang terlintas di benaknya sejak kemarin. "Taksi?" Kening Ratu berkerut. Pasalnya selama ini yang orderkan dia taksi dari rumah adalah Sumi. Sedangkan jika sedang di luar, pasti teman - temannnya yang mengantarnya pulang. "Ya. Nggak apa-apa, kan? Tapi awas, jangan kelayapan!" ulang Analea sambil menaikkan alisnya. Ratu mendengkus kesal. Ia tidak mungkin protes. Ia juga tidak mungkin mengatakan bahwa ia tidak biasa memesan taksi sendiri. Analea bisa mentertawakan dirinya dengan senang hati. "Ya, nggak apa-apa," jawab Ratu. Lalu ia menghela napas berat. Hampir setiap saat berhadapan dengan Analea ia harus menahan diri agar emosinya tidak meledak-ledak. Perkataan Alif beberapa waktu lalu tidak pernah ia lupakan. Agar dirinya bisa memperlihatkan bahwa ia pun bisa melakukan hal yang dilakukam Analea. Namun ternya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 163. Mulai Terbongkar

"A-ana, i-itu ... i-tu ... mirip ...." Tubuh Mira bergetar melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. "Kenapa Tante? Tante kenal dengan dia?" Analea bertanya dengan sudut netranya terus mengawasi Sumi yang wajahnya tak kalah panik. Hingga sejurus kemudian wanita berambut sebahu itu memutar tubuhnya hendak kembali masuk ke dalam rumah. "Mbak Sumi! Mau kemana? Kenapa tiba-tiba pergi?" teriak Analea membuat langkah Sumi terhenti. "A-apaa? Itu beneran Sumi? Ja-jadi benar kata orang-orang kalau Sumi m-masih hi-hidup?" Mira bicara terbata-bata memandang Sumi yang menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya. "Tante Mira ragu? Coba aja mendekat!" Analea terus memandang. Sumi yang semakin gugup karena Mira benar-benar mendekatinya. "Sumi! Astaga kamu beneran Sumi! Kamu masih hidup?" Mira mengguncang-guncang bahu Sumi tanpa sadar. Ia sangat terkejut bertemu Sumi yang dikabarkan orang telah meninggal lebih dari dua puluh tahun yang lalu. "Sumi ... kemana aja kamu selama ini? Kenapa nggak pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Bab 164. Rencana Kabur

"Non Ratu?" Mira terkejut melihat Ratu muncul dan menatap dirinya dengan tajam. "Kamu ngapain ke sini?" Pertanyaan Ratu membuat Mira gugup. Karena dulu Ratu pernah membayarnya untuk menjadi saksi tentang asal usul Analea. Waktu itu Mira benar-benar butuh uang hingga ia tidak lagi berpikir panjang menerima tawaran dari Ratu. "Sumi! Kenapa kamu nangis?" Bentakan Ratu membuat Sumi terkejut dan segera menghapus air matanya. Ratu menatap semua yang ada di ruang tamu itu satu persatu dengan tatapan curiga. Jantungnya berdetak cepat melihat Maira seperti tidak peduli dengan kedatangannya. Maira tampak duduk di sebelah Analea dengan posisi sangat dekat. Ada gemuruh di dadanya melihat kedekatan Maira dan Analea. "Ini ada apa sebenarnya, Ma?" tanya Ratu lagi. Kali ini ia memandang Maira dengan rasa kecewa. Lalu pandangannya beralih pada Analea. Ia menatap wanita dengan rambut bergelombang itu dengan penuh kebencian. "Siapa yang bawa perempuan ini ke sini?"Ratu bertanya lagi sambil menunju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Bab 165. Bahaya Mengancam

"Kenapa Tante?" Seketika Analea menghentikan mobilnya di tepi trotoar. "Itu ... itu ada Bang Gondrong!" Mira menunjuk seorang pria yang berjalan ke arah rumah Maira. "Bapak tua yang rambutnya panjang itu?" tanya Analea sambil menoleh pada pria yang ditunjuk Mira. Netranya melebar karena merasa mengenali pria gondrong itu. "Mau ke mana dia? Apa mungkin mau ke rumah Mama?" tanya Analea yang mulai panik. "Tante, bagaimana kalau beli motornya kita tunda besok? Aku khawatir ada apa-apa di rumah." Analea melirik arlojinya. Kemungkinan showroom pun sebentar lagi akan tutup. Mira terdiam. Analea menatapnya dengan tatapan memohon. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya Mira mengangguk. "Besok bener, ya Ana!" Kali ini Mira yang memohon. "Iyaaa, aku janji! Sekarang kita ikutin dulu laki-laki itu." Analea memutar balik mobilnya, lalu kembali melajukan ke arah rumahnya. Satu tangan Analea mencoba menghubungi. Seseorang lewat ponselnya. " Hallo, Ma! Barusan Tante Mira lihat pria yang dip
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Bab 166. Pengakuan

"Ayo, Lea!" Fabian menggenggam jemari Analea dan membawa wanita itu turun dari mobil. Analea melihat Alif dipaksa keluar dari mobil oleh orang-orang kepercayaan Fabian, dan membawanya menuju aula belakang rumah Maira. "Kenapa dibawa ke aula, Kak?" tanya Analea. "Ini semua atas perintah Pak Rein. Lea tidak perlu khawatir. Pak Rein sudah sangat paham dengan hal seperti ini. Semua sudah dia perhitungkan." "Daddy sudah sangat paham hal seperti ini?" ulang Analea dalam hati. Wanita bermata teduh itu mengangguk samar, meski timbul banyak pertanyaan baru di benaknya tentang siapa sang Daddy sebenarnya? Mungkin ia akan tanyakan langsung suatu saat nanti. "Ana, ana! Apa tante ikut ke sana juga?" Mira tergopoh-gopoh menghampiri Analea. Ia melirik sekilas pada Fabian yang menggandeng Analea cukup intim. Wajah Fabian begitu dingin dan sedikitpun tidak menoleh pada Mira. Analea melihat kebingungan pada wajah Mira. "Oh ya, Tante, ini Kak Bian, calon suami aku." "Oo ... iya." Mira mengangguk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-03
Baca selengkapnya

Bab 167. Penyesalan

"Daaad ...! Usir aja mereka, penjarakan sekalian! Aku nggak mau hidup dengan mereka. Aku tetap ingin jadi anak Daddy." Ratu terus bicara sambil terisak. Pelukannya pada Rein semakin erat. Tanpa sadar netra pria bule itu telah berkaca-kaca. Dadanya bergemuruh mendengar tangisan Ratu. Putri yang ia rawat dan ia besarkan dengan penuh kasih sayang. Putri yang ia manjakan dengan setengah mati. Apapun yang diminta oleh Ratu pasti ia berikan. Sekalipun nyawanya harus ia korbankan. Rein selalu menjaga agar Ratu tidak pernah menangis. Karena ia akan terluka jika Ratu sampai menangis. Sebesar itu cintanya pada Ratu. Kini, tiba-tiba saja ia menerima kenyataan bahwa Ratu bukanlah putrinya. Kebenaran yang terungkap bahwa Ratu justru anak dari orang yang paling ia hindari sejak dulu. Ratu bukanlah darah dagingnya. Ratu yang mati-matian ia jaga sepenuh hati sejak bayi, ternyata anak dari orang yang menyebabkan putri kandungnya menderita selama puluhan tahun. Rasa bersalah pun terus kian mendarah d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-09
Baca selengkapnya

Bab 168. Mulai Berubah

"Jangan tangkap mereka, Daad!" Semua orang yang ada di aula itu menoleh pada Ratu dan menatap wanita itu dengan tatapan tak percaya. Sementara tangisan Sumi terhenti, demi ingin memperjelas pendengarannya. Wanita paruh baya itu pun tersenyum samar. Ia menoleh pada Alif tanpa menghentikan senyumannya. "Kamu yakin dengan ucapanmu, Ratu? Kamu ingin mencoba membela kedua orang tuamu?" tanya Rein ragu-ragu. Seakan baru menyadari ucapannya sendiri, Ratu gelagapan dan gugup. "Mm-maksud aku ... mmm-maksud aku, kalau sampai mereka ditangkap, aku khawatir mereka akan menjadi dendam atau lebih jahat, Dad." "Hmmm ... apa kamu mau menjamin mereka?" Rein memandang Ratu dengan serius."A-apa, Dad? M-menjamin?" Wajah Ratu berubah bingung. Ia kembali melirik pada Sumi dan Alif. Ada kebimbangan pada wajahnya. "Ya. Tapi kalau tidak, para polisi ini akan membawa mereka," jelas Rein lagi. Ratu tak lagi bicara. Ia hanya memandangi Alif dan Sumi bergantian. Wajah wanita itu tampak bimbang dan ragu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-18
Baca selengkapnya

Bab 169. Malam Pertunangan

"Bagaimana rencana pertunangan kita?" Raihan bicara tanpa menoleh pada Ratu. Saat ini mereka sedang makan siang bersama di salah satu restoran yang berada tak jauh dari Anggada Jaya. "Kamu atur aja! Aku mau tinggal beres," sahut Ratu yang juga tetap fokus pada menu makan siangnya. "Kedua orang tua kita ingin kita bertunangan sebelum Analea menikah. Berarti minggu depan kita sudah harus bertunangan." Kali ini Raihan mengangkat wajahnya untuk menoleh pada Ratu. Belakangan ini menurutnya Ratu tidak terlalu ketus seperti biasanya. "Kita pakai WO saja. Nanti biar asistenku yang atur semuanya," lanjut Raihan. "Ya, itu lebih baik. Pokoknya, aku tinggal beres," ulang Ratu. "Apa kamu tidak ingin menentukan tema seperti apa yang kamu mau?" Ratu menggeleng. "Terserah aja. Bebas." Kening Raihan berkerut. Ia memandang Ratu yang masih saja tidak menoleh padanya. Wanita itu terus fokus menikmati makan siangnya. "Kamu yakin?" tanya Raihan lagi. "Yakin. Lagipula tujuan pertunangan ini berbed
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-20
Baca selengkapnya

Bab 170. Mengungkap Kenyataan

"Jangan ngomong sembarangan! Enak aja nuduh aku main sama om-om!" sahut Ratu tak terima. Raihan menyeringai, lalu kembali bergumam. "Apes aku! Ternyata dapat barang bekas!" "Raihaaan!" jerit Ratu tertahan. Andai saja para tamu dan keluarganya sudah tidak ada di ruang gedung yang luas itu, mungkin ia sudah protes habis-habisan pada Raihan. "Untung saja pertunangan ini bukan yang sebenar-benarnya," lanjut Raihan lagi hingga Ratu kembali diam. Ia pun menyadari tujuan mereka bertunangan memang hanya untuk menjalankan misi masing-masing. Acara pertunangan Ratu dan Raihan selesai. Saat keduanya sedang di kamar rias masing-masing dan bertukar pakaian, para keluarga masih berkumpul dan berbincang di lokasi acara. "Rein, aku senang. Akhirnya kita bisa berbesan dan menjadi satu keluarga." Yuda menepuk pelan bahu Rein. "Sebaiknya kita percepat pernikahan mereka," tambah Salma. "Tidak, nanti saja setelah Analea dan Fabian menikah," sahut Rein tersenyum melirik pada Analea dan Fabian. Salm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
36
DMCA.com Protection Status