Semua Bab Raja Tahanan Menjadi Papiku: Bab 1 - Bab 10

131 Bab

Bab 1 Julius Bebas

Penjara Gitarama, kutub utara.Penjara ini terletak di bagian paling ujung kutub utara, berada di kedalaman 500 meter di bawah permukaan bumi. Penjara ini khusus ditempati oleh tahanan yang terkejam dan ternama di dunia. Dari dulu sampai sekarang, tidak ada seorang pun yang bisa melarikan diri dari penjara ini.Saat ini, lift perlahan-lahan naik dari bawah tanah menuju ke permukaan daratan. Pintu lift perlahan terbuka dan seorang pria berwajah oriental, mengenakan pakaian yang lusuh berjalan keluar dari sana."Selamat! Anda sudah bebas!" kata seorang pria yang bertanggung jawab untuk mengawasi para tahanan di sini dengan suara yang kasar dan lantang.Seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seksi, melirik ke arah Julius Warren dengan pandangan tenang dan berkata, "Kamu bebas, setelah kamu keluar dari gerbang yang di sana!"Julius Warren melihat gerbang yang ada di depan itu dengan ekspresi yang dilematis sambil berujar, "Kalau aku memang ingin keluar, pasti sudah kulakukan sejak la
Baca selengkapnya

Bab 2 Kepulangan Julius

"Bang!"Suara keras mengejutkan kedua sejoli di tempat tidur.Sang pria menjadi panik dan segera menutupi dirinya dengan selimut. Sementara itu, sang wanita begitu ketakutan sampai wajahnya memucat, dia ikut menarik sprei untuk membentengi dirinya. "Siapa dia? Pengemis?"Melihat Julius mengenakan pakaian lusuh, William terpaku sejenak."Kamu mengatakan akan menungguku sepuluh tahun. Sungguh tidak terpikirkan, padahal baru lima tahun dan kamu telah …."Julius mengepal tangannya dengan kuat sampai terdengar suara gemeretak dari setiap sendi tulang. Urat-urat di dahinya menonjol terlihat memerah menahan emosi. Julius terlihat mengerikan. "Ju … lius?" kata Catherine setelah melihat dengan saksama. "Kamu! Bagaimana bisa kembali?"Julius merasakan denyut jantungnya bergejolak memanas dan sudut mulutnya menyeringai lalu berkata dengan tajam, " Kamu malah bersama dengan bajingan ini? Masih banyak pria yang lebih baik, tapi kenapa kamu malah memilih bersama dengannya?" William setelah meng
Baca selengkapnya

Bab 3

Sandra sangat terkejut dengan kedatangan keenam orang itu. Dalam kepanikannya, dia berkata kepada mereka, "Tunggu sebentar, tunggu sebentar, aku akan segera mengambil uangnya!"Setelah mengucapkan kata-kata itu, Sandra bergegas masuk dan keluar lagi dengan membawa sebuah kantong plastik yang agak usang di tangannya.Di dalam kantong plastik tersebut, terdapat banyak uang kertas 10 ribu, 20 ribu rupiah dan juga banyak koin seribu. Namun, hanya ada sekitar tujuh atau delapan lembar uang kertas berwarna merah."Sial, lagi-lagi uang receh!" Edi, pria bermuka bekas bacok itu geram melihat isi kantong plastik. Dia berkata kepada salah satu anak buah di sampingnya, "Hitunglah itu!""Sampai kapan aku harus menghitung 10 juta ini?" keluhnya. Rekannya agak kesal, tetapi tetap berjalan ke samping dan melakukan tugas yang disuruh."Tunggu sebentar! Kapan ibuku meminjam uang darimu?"Julius berdiri di depan Sandra, memperhatikan situasi ini dengan wajah serius."Oh, aku pikir kamu adalah pengemis
Baca selengkapnya

Bab 4

Ketika Julius kembali, dia melihat Sandra yang mondar-mandir di halaman depan dengan memasang wajah khawatir. Melihat anaknya pulang, Sandra datang menghampiri dengan wajah cemas, meraih tangan Julius dan langsung bertanya, "Julius, apa kamu baik-baik saja? Mereka tidak menyakiti kamu, ‘kan?"Julius merasa hangat hatinya, dia tersenyum kepada Sandra dan menjawab, "Tenang saja, Ibu. Mereka tidak menyakitiku. Aku membawa mereka untuk mengambil uang. Mereka tidak akan mengganggu kita lagi ke depannya!""Benarkah? Kamu tidak sedang membohongiku, ‘kan? Kamu benar-benar punya uang sebanyak itu untuk memberikan kepada mereka? Itu lebih dari 400 juta!" Sandra jelas tidak sepenuhnya percaya pada kata-kata Julius. Bagaimanapun, Julius baru saja keluar dari penjara, bagaimana mungkin dia memiliki uang sebanyak itu?Julius menjelaskan, "Aduh, Ibu, kamu tidak perlu banyak berpikir. Aku bertemu dengan seseorang yang baik di dalam penjara. Ketika aku keluar, mereka memberiku sebuah kartu bank denga
Baca selengkapnya

Bab 5 Teman Senasib Sepenanggungan

"Ayo, masuklah. Aku akan memasak beberapa lauk lagi, " kata Sandra dengan senang hati.Segera, Richard pergi mandi dan Julius menuju ke kamarnya yang luas, banyak hal yang muncul di benaknya. Dia melihat ruangan yang luas, tetapi sangat bersih. Julius merasa sangat nyaman di hatinya. Tentu saja, orang-orang yang paling peduli pada dirinya tetaplah kedua orang tuanya. Tampaknya, mereka juga datang setiap waktu untuk membantu membersihkan.Begitu membuka lemari, Julius menemukan pakaian lama yang dia kenakan tampak usang, tetapi masih terlihat bersih dan rapi. Dalam sekejap, Sandra berjalan masuk dan tersenyum pada Julius sambil berkata, "Kamarmu, kami selalu membantumu membersihkannya. Ngomong-ngomong, pakaianmu mungkin sedikit kecil. Selain itu, pakaian dari beberapa tahun yang lalu pasti sudah lama, kami tidak mengerti fashion anak muda. Ketika berbicara sampai di sini, Sandra melangkah masuk ke dalam dan memberikan uang tiga juta rupiah, dia meletakkannya di tangan Julius sambil berk
Baca selengkapnya

Bab 6 Pendarahan Otak Mendadak

"Julius, beneran kamu tidak mengenalnya?"Richard Warren mengerutkan keningnya ketika melihat Julius tampak kebingungan. Dia tidak percaya ada orang yang memberikan bantuan tanpa pamrih.Julius menggelengkan kepalanya, "Kalian belum pernah melihat tampangnya?"Sandra Anderson menggelengkan kepalanya,"Tidak pernah. Setiap dia datang menghantarkan uang, dia hanya mengetuk pintu dua kali lalu buru-buru pergi. Jika ada kelihatan pun hanya bagian punggung saja. Biasanya dia datang sekitar tanggal 15 atau 16 setiap bulan dengan mengendarai motor listriknya, tetapi waktu kedatangannya tidak tentu, bisa di pagi hari ataupun malam hari."Julius mengangguk dan berkata, "Ayah, Ibu. Kalian tidak usah khawatir, aku akan membalas budi baik orang yang telah membantu kita."Setelah mengatakannya, dia berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Bu, ibu jangan memulung sampah lagi, Ayah juga jangan bekerja di konstruksi lagi. Aku sudah pulang, ke depannya biar aku yang menjaga kalian."Richard tersenyum pahit,
Baca selengkapnya

Bab 7

Natalie Russo tidak menyangka bahwa pemuda di hadapannya berani berbicara dengan nada seperti itu, yang membuatnya merasa agak kesal.Gadis itu kemudian menunjukkan senyuman palsu. "Hehe, obat apa yang kamu berikan pada kakekku sebenarnya? Apakah aku tidak boleh tahu? Ini pertama kalinya aku mendengar bahwa setelah menderita pendarahan otak, seseorang bisa disembuhkan cukup dengan beberapa tusukan sembarangan dan memakan pil!" protes Natalie.Sambil berbicara, Natalie mengangkat tangannya dengan ekspresi meragukan. "Lalu, apakah kamu seorang dokter? Apakah kamu memiliki izin praktik medis? Tunjukkan padaku!" lanjut Natalie.Namun, Julius hanya menggelengkan kepala. "Tidak, tapi sejujurnya, menurutku semua itu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah aku berhasil menyelamatkan nyawa seseorang. Bukankah aku sudah menyelamatkan kakekmu? Atau jangan-jangan, kamu ingin melihat kakekmu mati?" balas Julius.Julius melihat Natalie sebentar, kemudian melanjutkan, "Aku malas untuk menjelaska
Baca selengkapnya

Bab 8

Natalie mengangguk dan membalas kakeknya, "Aku mengerti, Kakek. Aku hanya tidak menyangka bahwa seseorang yang mengenakan pakaian seperti itu ternyata adalah seorang dokter sakti. Sosok seperti dia seharusnya tidak ada masalah keuangan, ‘kan?"Hehe, mungkin bagi seorang ahli seperti dia, ini hanyalah salah satu bentuk kultivasi."Kakek Stewart tertawa kecil. Dia sangat penasaran dengan anak muda misterius bernama Julius ini.“Kultivasi?”Natalie mengernyitkan kening karena bingung."Mengasah batin juga merupakan bentuk kultivasi, menyembunyikan diri dari keramaian. Beberapa ahli mungkin telah memahami banyak hal. Namun pada akhirnya, pemikiran para ahli yang merahasiakan diri seperti itu tidak dapat kita pahami sebagai orang biasa!" Kakek Stewart menjelaskan sambil tersenyum. Dia kemudian melanjutkan dengan rasa haru, "Alasan mengapa Keluarga Russo bisa sampai sekarang juga karena adanya seorang ahli yang membantu kita dulu."Natalie mengangguk dengan serius atas kata-kata kakeknya.
Baca selengkapnya

Bab 9 Merubah Penampilan

"Kartu bank ini, hanya ada sepuluh di seluruh dunia!""Orang yang memiliki aset triliunan rupiah pun belum tentu bisa mempunyai kartu ini!"Wanita itu pun terkejut ketakutan begitu mendengar penjelasan itu. Saking takutnya, pikirannya langsung menjadi kosong.Namun, wanita itu masih tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang pemuda yang berpakaian lusuh, dengan rambut yang acak-acakan dan berpenampilan seperti pengemis, bisa memiliki uang sebanyak itu?Wanita itu mengangkat kepalanya dan berkata pada sang direktur bank, "Hai tampan, apakah kamu tidak salah? Bisa saja kartu ini palsu. Ha ha, mungkin saja kartu ini hanya mirip saja. Apakah menurutmu, orang seperti dia mampu memiliki kartu semacam ini?"Julius segera mengerutkan keningnya setelah mendengar perkataan itu, "Kalau aku tidak layak memilikinya, memangnya kamu layak?"Teringat akan kemampuan bertarung Julius, wanita itu langsung menutup mulutnya. Hanya saja, wanita itu masih merasa kurang percaya.Direktur bank berkata dengan din
Baca selengkapnya

Bab 10 Pria Bajingan

Setelah dipikir-pikir, akhirnya Julius melangkah maju dan mengetuk pintu dengan pelan."Siapa?"Wanita cantik itu mengerutkan kening dan segera berjalan menuju pintu begitu mendengar suara ketukan pintu.Wanita itu memandang ke Julius dengan seksama dan terheran-heran."Hai, siapa kamu?" tanya Julius dengan serius pada wanita yang berparas cantik di depannya."Ha ha. Tuan, kamu datang mencariku, bukankah seharusnya aku yang bertanya siapa kamu?"Wanita itu tersenyum, lalu melipat tangannya di depan dada. Senyumannya terlihat sangat mempesona.Julius mengerutkan kening dan berkata, "Oh, namaku Julius. Aku ingin tahu siapa kamu. Kenapa kamu membantu orang tuaku dan memberikan uang kepada mereka? Kalau kamu temanku, aku tidak ingat ada temen seperti dirimu!"Julius selalu merasa kalau wanita di depannya tidak asing, tetapi Julius benar-benar tidak mengenalinya. Julius pun ingin bertanya dengan jelas, mungkin saja wanita ini teman sekelasnya. Bagaimanapun, sudah begitu lama tidak berjumpa,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status