Share

Bab 10 Pria Bajingan

Penulis: Raja Diam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah dipikir-pikir, akhirnya Julius melangkah maju dan mengetuk pintu dengan pelan.

"Siapa?"

Wanita cantik itu mengerutkan kening dan segera berjalan menuju pintu begitu mendengar suara ketukan pintu.

Wanita itu memandang ke Julius dengan seksama dan terheran-heran.

"Hai, siapa kamu?" tanya Julius dengan serius pada wanita yang berparas cantik di depannya.

"Ha ha. Tuan, kamu datang mencariku, bukankah seharusnya aku yang bertanya siapa kamu?"

Wanita itu tersenyum, lalu melipat tangannya di depan dada. Senyumannya terlihat sangat mempesona.

Julius mengerutkan kening dan berkata, "Oh, namaku Julius. Aku ingin tahu siapa kamu. Kenapa kamu membantu orang tuaku dan memberikan uang kepada mereka? Kalau kamu temanku, aku tidak ingat ada temen seperti dirimu!"

Julius selalu merasa kalau wanita di depannya tidak asing, tetapi Julius benar-benar tidak mengenalinya. Julius pun ingin bertanya dengan jelas, mungkin saja wanita ini teman sekelasnya. Bagaimanapun, sudah begitu lama tidak berjumpa, wajar saja kalau lupa.

Senyuman di wajah wanita yang berada di depannya langsung membeku begitu mendengar nama Julius.

Akhirnya, wanita itu menatap Julius dengan marah. Mata wanita itu memerah dan air matanya mulai mengalir.

Wanita itu memejamkan mata dan menghembuskan napasnya, kemudian membuka matanya kembali dan mengendalikan emosinya.

Wanita itu mendorong Julius ke belakang dan berjalan keluar dari pintu, kemudian berkata pada Yaya yang berada di dalam ruangan, "Yaya, mama ada urusan, mama ingin berbicara dengan paman ini dulu!"

Setelah berkata, wanita itu langsung menutup pintu.

"Apakah kita saling mengenal?"

Melihat reaksi wanita itu, Julius kebingungan. Julius mencoba mengingatnya, tetapi tetap tidak mengetahui kapan dia pernah berjumpa dengan wanita ini. Terlebih lagi, kenapa wanita ini menatap Julius dengan tatapan sedemikian rupa, seakan-akan ingin membunuh Julius?

"Ha ha, aku tidak menyangka kamu akan keluar lebih awal. Aku mengira kamu akan dibebaskan lima tahun kemudian!"

Wanita itu tertawa, seakan-akan sedang mengolok dirinya sendiri. Tiba-tiba, wanita itu mengangkat tangannya dan hendak menampar Julius, "Dasar bajingan!"

Karena refleks membela diri, Julius mengulurkan tangannya dan mencengkeram pundak wanita itu, "Nona, apakah kamu tidak berlebihan? Aku benar-benar tidak ingat kapan kita pernah bertemu, tapi aku bukanlah seorang bajingan. Apakah kamu sudah salah orang?"

"Aku tidak salah orang! Berubah jadi abu pun, aku masih bisa mengenalimu!"

Wanita yang ditangkap oleh Julius itu masih menatap Julius dengan marah, kemudian berkata, "Kamu yang sudah menghancurkan hidupku, namaku Olivia Shane! Kalau bukan karena kamu, hidupku tidak akan sepeti ini! Dasar bajingan tidak bertanggung jawab!"

"Olivia Shane?"

Julis mencoba untuk mengingat nama tersebut, tetapi tidak membuahkan hasil. Julius masih tidak tahu siapa Olivia dan kapan pernah berjumpa dengan Olivia ini.

Namun, wajah Olivia memang terasa tidak asing bagi Julius.

"Nona, aku benar-benar tidak mengenalimu. Aku tidak ingat kapan kita pernah bertemu. Di antara teman sekelasku dan juga orang-orang yang kukenal, tidak ada orang yang bernama Olivia."

Julius melepaskan tangan Olivia, lalu berkata, "Mengenai bantuanmu selama ini kepada keluargaku, beri tahu aku berapa semua biayanya. Aku akan mengembalikannya padamu!"

"Ha ha. Konyol sekali!"

Olivia tertawa dengan wajah kecewa. Dia berangsur-angsur melangkah mundur, air matanya berlinangan, lalu Olivia berteriak, "Julius! Dasar bajingan! Memangnya kamu bisa mengembalikan semuanya? Masa mudaku, semua penderitaanku bertahun-tahun, bagaimana caramu membayar semuanya!"

Julius tidak bisa berkata-kata, tetapi dia dapat merasakan kalau Olivia sedang merasa sangat sedih. Olivia tidak sedang berpura-pura, air matanya itu bukan sandiwara belaka.

"Sekarang kamu terlalu emosional. Aku tidak berbicara denganmu dulu untuk sekarang. Mari kita bicarakan lagi setelah kamu menenangkan dirimu!"

Julius memandang Olivia, tidak tahu bagaimana cara menghiburnya. Akhirnya, Julius pun pergi.

"Hu hu!"

Setelah Julius pergi, Olivia berjongkok dan menangis terisak-isak.

Tak disangka, pintu perlahan dibuka. Putri kecil di dalam ruangan perlahan membuka pintu dan menjulurkan kepalanya.

Melihat Olivia yang sedang menangis, Yaya berjalan keluar dan mengulurkan tangan kecilnya. Yaya menggenggam tangan Olivia dan berkata, "Mama, kenapa kamu menangis? Apakah paman itu sudah mengganggumu? Mama, jangan menangis lagi. Mama …."

Sambil berbicara, Yaya pun juga ikut meneteskan air mata dan mulai menangis.

Olivia mengangkat kepalanya dan menyeka air mata di wajahnya. Olivia pun menyentuh kepala Yaya dan berkata, "Baik, Yaya. Mama tidak menangis lagi, jadi Yaya juga berhenti menangis, ya?"

"Ya!"

Yaya mengangguk dengan patuh.

"Yaya, apakah kamu benar-benar rindu pada papa?"

Olivia memandang putri kecil di depannya dan akhirnya bertanya.

Yaya mengangguk, "Teman-teman yang lain memiliki papa. Yaya juga ingin papa bersama dengan Yaya. Yaya bukanlah anak luar nikah!"

Olivia berdiri begitu mendengarkan kata-kata itu. Olivia pun menghela napas dan berkata pada Yaya, "Yaya, masuklah dan tonton TV terlebih dulu. Papa sebentar lagi akan pulang. Mama akan pergi menjemputnya. Begitu papa pulang, dia bisa merayakan ulang tahun dan makan kue bersamamu, ya?"

"Benarkah?"

Begitu Yaya mendengarnya, matanya yang imut pun terbuka lebar. Dia bertepuk tangan kegirangan dan melompat-lompat, "Bagus sekali, papa akan segera pulang. Apakah papa akan membelikan mainan untukku? Mama!"

"Tentu, papa pasti akan membelikan banyak mainan untukmu!"

Olivia merasa sedih. Olivia sudah berbohong pada putrinya kalau sang ayah sedang bekerja di luar untuk mencari nafkah. Begitu sang ayah pulang, ayah akan membelikan banyak mainan untuk Yaya.

Sepertinya, Yaya sangat mendambakan sosok seorang ayah.

"Baiklah, Yaya. Kamu masuk dulu dan menonton TV di dalam rumah. Mama aku pergi mencari ayahmu!"

Akhirnya, Olivia menyalakan TV untuk Yaya, lalu menutup pintu dan keluar dari rumah.

"Olivia … Olivia? Astaga, siapa dia?"

Julius sedang berjalan dengan wajah kebingungan. Dia menggaruk kepalanya dan tidak dapat mengingat siapa Olivia ini.

"Aku, bajingan?"

Julius tersenyum pahit, kemudian berkata, "Jangan-jangan, aku sudah bertemu dengan seorang wanita tak waras!"

"Julius?"

Tak disangka, tiba-tiba ada sebuah mobil Audi seri A4 berhenti di depan Julius. Begitu jendela mobil diturunkan, seorang wanita berambut pendek menjulurkan kepalanya dan menatap Julius, "Julius, ini benar-benar kamu!"

"Emma?"

Julius tertegun sejenak, kemudian dengan cepat teringat kalau wanita ini adalah teman kuliahnya, Emma Bennet.

Pria yang sedang mengemudikan mobil, juga menoleh ke arah Julius, kemudian tersenyum dan berkata, "Ha ha, Julius! Sudah lama tidak bertemu. Kasusmu sudah menjadi pembicaraan hangat di antara teman-teman sekelas kita. Semua tidak menyangka, murid berprestasi sepertimu akan masuk ke dalam penjara. Aku tidak mengira kalau kamu akan dibebaskan dengan begitu cepat! Tampaknya, kamu sudah bekerja keras sampai hukumanmu diringankan!"

Selesai berbicara, pria itu berpikir sejenak, lalu menambahkan, "Sepertinya sudah lima tahun juga. Ck ck. Aku tidak bisa membayangkan nasibmu selama lima tahun itu! Oh iya, bagaimana dengan makanan di dalam penjara? Apakah enak? Di antara semua teman-teman sekelas, hanya kamu yang pernah merasakannya. Jelaskan pada kami, seperti apa rasanya!"

Bab terkait

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 11 Menjadi Realistis

    "Robert?"Julius memandang Robert yang sedang tersenyum di depannya. Wajah Julius menjadi cemberut dan merasa sedikit tidak senang. Julius pun memaksakan senyumannya dan bertanya, "Ada apa dengan kalian berdua?"Emma tersenyum bangga, "Kamu tidak bisa melihatnya? Kami berdua sudah menikah. Kami menikah tidak lama setelah lulus! Sayang sekali kamu tidak dapat menghadiri pernikahan kami. Tapi, kami mengerti, semua itu karena kamu sedang dipenjara!"Wajah Julius semakin muram. Meskipun kedua orang ini sedang tersenyum, ucapan sarkas mereka jelas ingin merendahkan Julius.Atau mungkin, semua itu karena Julius merupakan murid berprestasi ketika di sekolah, bahkan pernah menjadi ketua OSIS!"Julius, kamu berencana pergi ke mana?"Robert kembali bertanya."Oh, Hotel Grand Paradise!" kata Julius dengan santai."Oh, kamu juga mau menghadiri pernikahan Catherine? Ayo, masuk ke dalam mobil. Kami juga searah!"Robert pun tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir. Meskipun pakaianmu agak tua, aku tid

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 12

    "Ah, masak? Stewart Russo mau mentraktirmu makan?Robert dan Emma berduaterperanjat mendengarnya."Tidak mungkin, ini sudah pasti tidak mungkin terjadi, kamu kira dia itu hanya seorang kakek biasa? Apa kamu tahu siapa dia?"Robert langsung berkata, "Dia itu orang yang bisa membuat keputusan dalam keluarga Russo! Hanya ada tiga keluarga yang merupakan keluarga pejabat di Kota Carazon ini. Mereka asal menghentakan kaki saja, bisa mengemparkan seluruh kota Carazon. Setiap keputusan mereka, bisa mempengaruhi masa depan seluruh kota Carazon. Orang seperti ini mau mentraktirmu makan?Julius berpikir sebentar, kemudian berkata pada Robert, "Bagaimana dengan Keluarga Lafau ini? Apakah mereka sebanding dengan keluarga Russo?Robert langsung berkata, "Apakah kamu bercanda? Keluarga Lafau bahkan tidak bisa dianggap sebagai keluarga terpandang, keluarga Lafau paling-paling bisa dianggap sebagai seorang pengusaha kaya saja. Beberapa tahun terakhir, mereka hampir bisa digolongkan sebagai golongan ke

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 13 – Kondangan

    “Julius, kamu gila? Ada begitu banyak orang, apakah kamu bisa menghadapinya seorang diri? Janganlah kamu mencari masalah!"Emma yang berjalan di samping juga terkejut. Terlepas dari itu, Julius merupakan seorang pemuda yang ceroboh, kalau tidak begitu, dia tidak akan masuk penjara."Oh, Julius, kamu juga hadir? Ini benar-benar tamu langka!"Pada saat itu juga, seorang pria berpakaian jas datang, berkata sambil tersenyum.Julius hanya meliriknya dengan datar, "Hei, Ndut, kamu juga hadir?""Omong kosong, kita semua teman kuliah, tentu saja harus datang untuk menghadiri pernikahan Catherine!”Si endut Anderson dengan wajah yang sangat merendahkan, berkata kepada Julius, "Ngomong-ngomong, dulu kita bersaing untuk mendapatkan Catherine. Dia tidak tertarik padaku dan akhirnya memilih bersamamu. Bukankah kamu merasa bangga waktu itu? Tapi sekarang, bagaimana kamu menjalani hidupmu? Lihat dirimu, berpenampilan seperti seorang pengemis?"Melihat Julius tidak berkata apa-apa, si endut mel

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 14

    Catherine melangkah maju, menatap tajam ke arah Julius sambil berkata dengan tegas, "Julius, kita tidak bisa menikah karena kamu masuk penjara. Mana bisa kamu menyalahkan aku? Kenapa aku harus kembalikan mahar 600 juta itu padamu?"Sambil mengatakan ini, dia melipat tangannya di depan dada dengan sombong. "Aku rasa kamu sudah gila karena tidak ada uang. Setelah keluar dari penjara tanpa uang, kamu datang meminta uang dariku? Heh, selama tiga tahun aku berpacaran denganmu, aku telah menyia-nyiakan tiga tahun masa mudaku. 600 juta itu anggaplah sebagai kompensasi atas kerugian masa mudaku. 200 juta per tahun, itu tidak keterlaluan, ‘kan?""Persetan!"Julius tidak pernah membayangkan bahwa Catherine akan begitu tidak tahu malu.Julius bangkit dengan marah, menatap tajam Catherine dan berkata, "Apakah kamu saja yang punya masa muda? Bagaimana dengan masa mudaku?”Julius membalas sambil melangkah mendekati Catherine."Selama tiga tahun itu, aku membelikan semua yang kamu inginkan. Apakah ak

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 15 Olivia dan Kebenaran Tentang Anaknya

    Keempat pengawal itu menjadi bingung, mereka memalingkan kepala mereka untuk melihat wanita itu.Julius mengerutkan kening dan memutar badannya, ekspresinya berubah menjadi terkejut. "Kamu?"Julius benar-benar tertegun. Wanita yang sebelumnya telah menghina dan menyebutnya sebagai pria bejat saat berada di kompleks perumahan tua itu, sekarang muncul dari antara pengawal-pengawal Keluarga Lafau mengenakan seragam pengantar makanan dengan napas tersengal-sengal. "Siapa dia? Apa dia sudah gila? Apa dia kekasih Julius?"Beberapa tamu acara menjadi bingung sejenak, lalu mulai berbisik-bisik."Siapa dia? Apakah dia salah alamat? Apakah Julius sudah menikah? Dia ingin menipu siapa?"Catherine mendekat dan berbicara kepada wanita di depannya, "Lebih baik kamu tidak ikut campur urusan Keluarga Lafau!"Olivia menatap Catherine dengan heran dan berkata, "Julius sudah bersamamu selama tiga tahun. Bahkan kalau kamu memerlihara hewan peliharaan selama itu pun, pasti sudah ada ikatan perasaan yang k

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 16 Pertemuan Olivia dan Julius

    Kepala Julius terasa berdenyut, benarkah dia mempunyai anak? Bagaimana mungkin bocah kecil gemuk dan sangat imut bernama Monica itu adalah putrinya? "Gadis kecil itu adalah putriku?" tanya Julius sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak dapat memercayai kebenaran ini. Olivia berjalan ke depan Julius. Wanita itu mengertakkan giginya dengan air mata penuh amarah yang mengalir dari sudut matanya, tanpa takut Olivia langsung menampar Julius sambil berujar, "Bajingan! Malam sebelum penangkapanmu itu, apakah kamu benar-benar lupa? Tahukah kamu, bagaimana aku bisa melewati lima tahun ini? Berapa banyak penderitaan yang sudah kulalui?" Kali ini, Julius tercengang oleh tamparan itu, tetapi Julius tidak menghentikannya. Karena, Julius bisa merasakan betapa sulitnya bagi seorang gadis dari keluarga terpandang, diusir dari rumah dalam keadaan hamil dan sampai kelahirannya pun, tidak ada orang lain yang membantunya sama sekali. Dalam kehidupan yang berat seperti itu, Olivia masih menyempatkan

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 17 Aku Punya Seorang Putri

    "Aku punya anak! Aku benar-benar memiliki seorang putri!" Hati Julius sedikit terkejut, itu benar-benar sebuah buah karma yang baik dan sekarang saatnya berbuah. Dia dan wanita ini, mereka berdua mabuk dan melewati satu malam bersama, wanita ini benar-benar hamil lalu memberinya seorang putri yang cantik. Selain itu, Julius dapat melihat Olivia memang wanita yang baik, rendah hati dan kuat. Wanita seperti ini harus dijaga sebaik mungkin oleh Julius. Olivia tidak seperti Catherine, seorang wanita mata duitan yang sombong dan hanya uang yang dipikirkannya. Ditambah lagi, wanita di depannya ini, meskipun dia mengenakan pakaian biasa, temperamen yang melekat pada dirinya ditambah dengan wajah yang hampir sempurna itu, masih tidak bisa menyembunyikan kecantikannya. Hati Julius diam-diam bersumpah, lima tahun ini membiarkan Olivia telah banyak menderita, menjalani kehidupan yang pahit.Mulai hari ini dan seterusnya, Julius akan menebusnya dan memberi tahu pilihan Olivia tidak salah. Juliu

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 18 Kekhawatiran

    "Kenapa masih diam saja? Serang dia!"Arnold melihat para pengawal itu, kemudian berteriak."Aku lihat siapa yang berani?"Melihat para pengawal itu mengambil senjata mereka kembali. Olivia langsung merasa panik dan merentangkan kedua lengannya melindungi Julius, "Aku memang telah diusir dari Keluarga Shane. Tapi, aku masih merupakan bagian dari Keluarga Shane. Kalau kalian berani melukaiku, bersiap-siaplah menghadapi kemarahan dari Keluarga Shane! "Ini …."Para pengawal itu langsung ketakutan.Julius yang berada di belakang merasa lega, lalu melangkah maju dan menepuk bahu Olivia, "Masalah seperti ini, biarlah aku yang menghadapinya. Tenanglah, aku pasti bisa menanganinya!" "Apa yang bisa kamu lakukan? Jangan berlagak!"Kata-kata Olivia langsung membuat Julius terdiam. Arnold yang di samping mengerutkan kening dan akhirnya berkata, "Nona Olivia, aku akan memberimu kesempatan sekarang. Kalau kamu dapat memanggil Keluarga Shane ke sini untuk menjadi perantara bagi anak ini,

Bab terbaru

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 170

    "Um!"Olivia mengangguk lalu melangkah ke samping.Segera, Julius pun pergi mengambil piyamanya dan Olivia juga sudah mempersiapkan piyama, dan tentu saja, pakaian dalam juga disiapkan.“Aku akan mandi dulu, nanti setelah aku selesai mandi, kamu baru mandi!”Olivia mengambil pakaian yang dia siapkan dan berjalan menuju kamar mandi.Kamar ini merupakan kamar yang berukuran besar yang sudah ada kamar mandi tersendiri.Julius menatap sosok badan Olivia yang hampir sempurna, dia pun menelan ludah. Sambil menatap punggung Olivia, dia berkata, "Istriku, bagaimana kalau kita mandi bersama, bisa saling menemani, bagaimana menurutmu? ""Enak aja!"Olivia tidak menoleh ke belakang dan pergi ke kamar mandi sendirian, tak lama kemudian terdengar suara dia menutup pintu.Julius hanya bisa duduk tak berdaya di tempat tidur dan segera mendengar suara derasnya air dari kamar mandi.Mendengar suara di dalam, Julius mau tidak mau menelan ludahnya lagi. Pemandangan di dalam begitu mudah untuk dibayangkan

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 130 Makan di luar

    Namun, Julius menggelengkan kepalanya, "Kalau ingin kembali, maka sebaiknya kamu masih bisa menjadi manajer umum. Jika hanya ingin menjadi seorang manajer biasa, maka Stern pasti akan mencari jalan untuk mencari masalah denganmu dan kemudian kamu pasti akan dipecat!”"Benar juga, orang itu sangat berbahaya!"Felicia mengangguk kepala tanda setuju, tetapi tak lama kemudian dia mengerutkan kening dan berkata, "Tapi aku khawatir Nyonya Margareth tidak akan setuju!""Haha, ada beberapa hal, jika pihak lain tidak punya pilihan lain, maka dia hanya bisa setuju!"Julius tertawa, lalu berkata lagi, "Ibu, jangan khawatir, masalah ini biarkan aku saja yang menanganinya.""Haha, bicara sih gampang, tapi sebenarnya Stern juga tidaklah bodoh. Nyonya Margareth mengatakan, memberinya waktu seminggu dulu. Kalau setelah seminggu kemudian, dia masih belum mendapatkan kuota itu, dia akan datang meminta bantuanmu. Kamu tahu ini menunjukkan apa? Ini menunjukkan bahwa orang yang paling dihargai Nyonya Marga

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 129 Pembalasan Terhadap Stern

    Setelah Julius mengetahui apa yang dipikirkan Felicia dan Lucas, dia sedikit mengernyit.Sejujurnya, uang yang dia miliki sekarang tidak akan pernah habis dipakai, meskipun dia tidak bekerja selama sisa hidupnya. Olivia telah sangat menderita untuknya selama ini dan dia tidak ingin Olivia pergi bekerja lagi.Dia tidak ingin menakut-nakuti Olivia dan hanya mengeluarkan uang 400 miliar yang nominalnya begitu sedikit untuk dilihat oleh Olivia. Dia memberi tahu Olivia bahwa dia memiliki uang juga hanya ingin membuat Olivia merasa tenang.Dia terdiam selama beberapa detik, lalu berkata pada Lucas, "Kalian sangat berharap Olivia kembali bekerja?"Mendengar itu, Hillary yang menahan dirinya langsung berkata, "Omong kosong, bisakah kamu menghidupi kakakku kalau dia tidak bekerja? Kehidupan yang ingin kita jalani adalah kehidupan yang bisa memenuhi kebutuhan apa saja, bukan hidup pas-pasan! Selain itu, orang mana yang keberatan memiliki uang banyak?”Julius melirik Hillary, dia terlalu malas me

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 128 Menyusun Strategi

    Namun sebaliknya, Julius mengatakan ini karena dia mencintai putrinya, ini yang membuat Felicia tidak bisa marah dan tidak menemukan alasan untuk membantah."Jangan jual villanya? Mudah bagimu untuk mengatakannya, tapi bagaimana kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Terlebih lagi, nantinya kamu harus mengatur pernikahan mewah untuk kakakku!"Hillary mencibir, "Kulihat kamu sengaja mencari alasan untuk menundanya sehari demi sehari, bukan? Lagi pula, masih ada waktu lebih dari dua puluh hari, ‘kan?"Kali ini, sebelum Julius berbicara lagi, Olivia langsung berkata, "Dik, kamu jangan khawatir, Julius sudah bilang dia akan memberi Ibu uang sebanyak itu, pasti tidak akan kurang. Kalian cukup menunggu saja sampai uang itu ditransfer ke rekening ibu. Ibu hanya perlu memberikan nomor rekeningnya saja!“Kak, apakah dia benar-benar punya uang sebanyak itu?”Melihat ekspresi percaya diri Olivia, Hillary tiba-tiba merasa sedikit gelisah.Bagaimanapun, Olivia terlalu tenang saat ini. Kalau Juliu

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 127 Jangan Menjual Vila Itu

    "Hillary! Diamlah, jangan diteruskan lagi. Kenapa kamu melampiaskan kemarahanmu pada pengawal-pengawal ini?"Melihat Olivia dan Julius merasa tidak senang, Felicia teringat tujuan kedatangan mereka kali ini, lalu dia tertawa datar dan berkata, "Julius, kamu masih belum lupa 'kan taruhan kita hari itu?"Setelah Julius mendengarnya, dia langsung tertawa, "Iya, tentu saja. Baru dua tiga hari yang lalu saja, 'kan? Ibu mertua sudah tidak sabar menunggu? Tenanglah, 100 miliar sebagai mahar yang telah kujanjikan padamu, dalam waktu satu bulan ini pasti akan aku berikan!"Felicia dengan cepat berkelit, "Kamu salah paham, salah paham. Kita sebenarnya datang, bukan karena masalah uang, tapi karena ada hal yang harus kami bicarakan padamu!""Masalah apa?"Julius mengerutkan kening, menaruh sedikit curiga.Felicia berhenti sesaat, lalu dia berkata, "Taruhan kita tidak berubah, tapi harus tambahkan satu syarat lagi!""Menambah satu syarat lagi? Maksudnya?"Raut wajah Julius menjadi suram, dia berka

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 126 Aku Harap Kalian Jangan Keterlaluan

    "Bicara omong kosong apa kamu?"Aurel Yakobus sangat kesel, mereka sebenarnya bukan orang biasa. Sebenarnya mereka ini berpangkat Letnan atau Jendral. Di masa perang, mereka juga banyak memberikan kontribusi pada bangsa dan negara.Kalau bukan karena Jack Spears sang Dewa Perang yang kali ini secara pribadi mencari mereka, mana mungkin mereka mau datang ke sini hanya untuk menjadi pengawal. Lagi pula, di antara mereka semua, Evy yang paling menonjol dan berparas cantik. Dia tak lain adalah cucu dari dewa perang yang bernama Afonso Bradly, yang juga merupakan salah satu dari empat dewa perang yang sangat terkenal.Setelah Evy mengetahui kakeknya ingin menjodohkan dirinya dengan seorang pemuda, Evy menjadi sangat penasaran dengan pemuda itu.Namun, hal yang membuat Evy merasa tidak senang dan tidak menduganya, pria itu langsung menolak perjodohan itu ke kakeknya, padahal pria itu masih belum melihat paras Evy sama sekali.Ketika Evy tahu pemuda itu hendak mencari pengawal, tanpa berpiki

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 125 Selingkuh dengan Pengawal Cantik

    Keesokan paginya, Julius yang awalnya berencana keluar pagi-pagi untuk pergi mencari beberapa pelayan.Namun, dia tidak menduga, sebelum dia berangkat, Ibu mertuanya Felicia, Lucas dan Hillary sudah datang mencarinya.“Oh, Bu Besan, kalian sudah datang! Duduklah di dalam, duduklah di dalam!”Begitu Sandra melihat orang itu, dia langsung melangkah maju dan menyambut mereka dengan hangat.Meskipun terakhir kali mereka datang, sempat terjadi keributan yang berakhir tidak menyenangkan, tetapi bagaimanapun juga itu adalah keluarga besan mereka. Richard juga langsung menyapanya dengan senyuman, "Ibu Besan, kemarin aku sudah pergi membeli beberapa teh yang enak, nanti aku akan menyeduhkannya untukmu!“Kita semua satu keluarga, kenapa harus begitu sungkan-sungkan!”Ketika Richard mengatakan ini, Felicia merasa sedikit malu, dia langsung sekejap menjawab dengan sungkan.Tanpa diduga, tepat pada saat ini, enam pengawal cantik berjalan keluar dari dalam rumah, ikut di belakang Olivia.“Julius, ke

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 124 Pelayan Tangguh

    Gadis muda itu tersenyum tipis dan bertanya pada Olivia.Olivia sangat terkejut sehingga dia bibirnya merahnya sedikit terbuka dan menutup mulutnya, "Kamu, kamu ini terlalu hebat?""Ya astaga, ini, ini luar biasa. Aku khawatir gajimu tidak rendah!"Richard juga menelan ludahnya, sebelumnya dia merasa kalau masing-masing wanita ini tampak dimanjakan dan mereka tidak terlihat seperti pengawal.Namun sekarang dia melihat kekuatan seperti ini, benar-benar membuat dia terkejut."Ayah, jangan khawatir. Lagi pula seseorang telah membayar semua gajinya. Akan jauh lebih aman jika kamu meminta mereka mengikutimu ketika kamu keluar nanti. Aku juga merasa lega!"Julius tersenyum."Baaam!"Gadis itu meletakkan singa batu itu di tanah dan mengeluarkan suara tumpul, membuat tanah sedikit bergetar.Dia bertepuk tangan, lalu berjalan mendekat, tersenyum pada Olivia dan berkata, "Nyonya Warren, saya yang paling lemah di antara kami berenam. Jika kamu tidak percaya, mintalah mereka semua menunjukkannya p

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 123 Pengawal Wanita

    “Apakah ini Nyonya Warren?”Wanita cantik yang terdepan mengambil langkah maju, tersenyum pada Olivia dan berkata, "Kami adalah pengawal yang diundang oleh Tuan Julius!""Pengawal?"Ketika Olivia melihat wanita cantik ini, ekspresinya tiba-tiba menjadi sedikit aneh. Wanita-wanita ini memiliki sosok yang baik, ada yang berpenampilan manis, ada yang agak menyendiri, dan ada yang terlihat sangat seksi. Mereka tidak terlihat seperti pengawal deh?"Julius!"Olivia mengertakkan gigi dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak."Apa yang terjadi? Istriku, ini, ini ...."Setelah Julius berlari, dia sedikit bingung saat melihat ada beberapa wanita cantik berdiri di sini, semuanya berpakaian seksi dan panas."Ada apa? Bukankah ini pengawal yang kamu pekerjakan? Kamu belum mengenalnya? Buat apa kamu masih berpura-pura?"Melihat ekspresi bingung Julius, Olivia menjadi semakin marah. Dia curiga Julius pasti tidak mencari pengawal, tapi mencari wanita simpanan, ‘kan? Wanita-wanita ini lebih ce

DMCA.com Protection Status