Home / Urban / Raja Tahanan Menjadi Papiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Raja Tahanan Menjadi Papiku: Chapter 31 - Chapter 40

131 Chapters

Bab 31 Lain Kali Kita Pergi Membelinya

Olivia masih merasa sedikit jijik dengan pemuda ini, tetapi begitu memikirkan putrinya dan ketulusan yang terpancar di mata Julius barusan, dia akhirnya tidak punya pilihan selain membiarkan Julius merangkul tangannya dan berjalan ke depan pintu rumahnya.Setelah mengeluarkan kunci, dia pun membuka pintu. Monica masih duduk di sofa usang sambil menonton film kartun.“Mama, apakah Papa sudah kembali?”Melihat Olivia pulang, Monica segera berlari mendekatinya.Julius masuk dan memandangi anak berusia empat tahun lebih di depannya. Ada semacam perasaan familier, mungkin karena hubungan pertalian darah di antara mereka yang membuat hati Julius sedikit bergetar.“Mama, dia, apakah dia papaku?” tanya Monica dengan takut-takut sambil mengengam tangan Olivia. Terlihat jelas kalau Monica masih terlalu asing dengan kehadiran Julius, dia masih merasa takut.Olivia sedikit mengernyit, akhirnya tampak seulas senyuman di wajahnya. Dia berjongkok dan menyentuh wajah Monica, lalu mengangguk, "Ya, Moni
Read more

Bab 32 Hadiahmu Ini Cukup Besar

"Jangan omong kosong!"Olivia mengerling ke arah Julius, dan kemudian berkata, "Jangan menjanjikan apa pun pada gadis ini. Kalau tidak, dia pasti akan terus membicarakannya!""Aku tidak omong kosong!"Julius tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, aku punya uang!""Aku malas meladenimu!"Olivia mengerling ke arah Julius lagi. Menurut Olivia, apa yang sedang dibicarakan Julius pastilah 2,6 miliar yang ditagih dari Keluarga Estherville itu.Segera, keduanya kembali ke hotel bersama Monica. Sesampai di hotel, mereka diantar oleh staf hotel ke kamar VVIP yang mewah.Saat ini, Kakek Stewart dan Natalie sudah memesan makanan dengan semeja penuh.“Kakek Stewart, ini terlalu banyak deh!” kata Julius sambil tersenyum saat melihat hidangan di atas meja di hadapannya."Haha, masakan di sini semuanya enak, aku ingin kamu mencicipinya. Karena aku tidak tahu kamu suka makan apa saja? Jadi aku pesan lebih banyak saja!" kata Kakek Stewart terkekeh."Nona Shane, apakah ini putrimu dengan Julius? Dia m
Read more

Bab 33 Hanya Sekedar Membantu Saja

Bibir ranum Olivia sedikit menganga, dengan ekspresi keheranan di wajahnya. Awalnya Olivia ingin Julius menolak tawaran Kakek Stewart. Lagi pula, hari ini dia bisa duduk di sini dan makan bersama Kakek Stewart juga karena Julius.Tak disangka, Julius ini benar-benar memasukkan kunci itu ke sakunya."Haha, bagus!"Melihat Julius akhirnya menerima hadiah, Kakek Stewart tersenyum dan dengan cepat berkata pada Monica, "Monica, Kakek Stewart juga ingin makan kue. Bisakah kamu berbagi kue denganku?”"Baiklah!" kata Monica sambil tersenyum.Olivia segera mengeluarkan kue tar dari kotaknya, lalu meminta Monica untuk memotongnya menjadi beberapa bagian dan setiap orang mendapat satu potong kue kecil."Gadis ini sungguh manis dan patuh!"Natalie memandang Monica dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh kepala anak itu dengan lembut.“Bibi, makanlah kue!”Monica tersenyum, kemudian berlari kembali ke tempat duduknya."Bagus, bagus, ayo kita makan kuenya dulu!"Kakek Stewart mengangguk sa
Read more

Bab 34 Kejamnya Dunia Nyata

Julius tersenyum tipis, lalu bersulang dengan semua orang, lalu meminum anggur merah di cangkirnya.Saat ini, anggota Keluarga Shane sudah kembali ke rumah.Begitu turun dari mobil, Nyonya Margareth bertanya pada Felicia di sebelahnya, "Felicia, seberapa banyak yang kamu ketahui tentang Julius? Bagaimana dia bisa mengenal orang seperti Kakek Stewart? Selain itu, Kakek Stewart juga dengan hormat, memanggilnya Tuan Warren. Dilihat dari panggilan ini, Sepertinya Kakek Stewart sangat menghormati Julius, ‘kan?"Felicia tiba-tiba tersenyum canggung, "Ibu, bagaimana kami bisa tahu sih? Sebelumnya, Olivia ‘kan menolak mengatakan siapa ayahnya Monica. Kami tidak tahu kalau dialah orang yang menyinggung William lima tahun lalu. Ah, kami juga baru hari ini tahu kalau ayah Monica ternyata pernah mendekam di penjara!”Wanita tua itu mengerutkan kening, akhirnya dia melirik ke Felicia dan Lucas, kemudian berkata, "Kamu juga tahu kalau aturan itu dibuat untuk membatasi orang yang lemah. Saat itu, Jul
Read more

Bab 35 Semuanya Pasti Beres

Nyonya Margareth berpikir sejenak, kemudian berkata, "Mahar sebesar 20 miliar sebenarnya bukan apa-apa. Keluarga Shane juga tidak kekurangan uang ini. Hal terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan Keluarga Mussell. Jika Olivia menikah dan masuk ke keluarga Mussell, itu memang akan lebih baik!" ""Ya, ya, itu dia masalahnya!"Mata Felicia berbinar. Setelah Olivia diusir dari Keluarga Shane, tabungan Olivia di bank semuanya diambil kembali oleh Keluarga Shane.Meskipun Felicia, Lucas dan Hillary masih tinggal di Keluarga Shane, mereka ditekan oleh Stern. Lucas tidak memiliki keterampilan dan hanya bisa bekerja di gudang perusahaan. Padahal gajinya memang sudah tidak tinggi, setelah Stern menurunkan gajinya Lucas, Stern masih mencari berbagai alasan untuk memotong gaji Lucas, sehingga uang yang didapat Lucas tidak banyak.Felicia tidak bekerja. Saat senggang, dia mencari beberapa temannya untuk bermain kartu. Hillary baru saja lulus kuliah dan belum menemukan pekerjaan yang cocok. A
Read more

Bab 36 Sekarung Uang

Bisa dibayangkan ada seberapa buruk raut wajah Felicia saat ini, dia sama sekali tidak peduli dengan proyek apapun itu, dia tidak menginginkan proyek itu sama sekali, dia hanya menginginkan mahar sebesar 20 miliar itu.Nyonya Margareth memandang Felicia, lalu berkata, "Haha, Felicia, aku tidak memintamu untuk segera menolak tawaran Tuan Franz, ‘kan? Tuan Franz, kamu bisa menundanya dulu, kita lihat dulu bagaimana hubungan Julius dengan Kakek Stewart. Jika hubungan mereka sangat baik dan dia dapat membantu kita memenangkan proyek Kota Asoka, kamu dapat mengakui dia sebagai menantumu, ‘kan? Jika hubungan antara dia dan Kakek Stewart biasa-biasa saja, maka kamu dapat membujuk Olivia, lihat apakah dia mau mendengarkanmu. Jika dia tidak mau mendengar, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa.”"Uhm, aku sudah mengerti!"Felicia mengangguk, dia sudah tahu maksud Nyonya Margareth.Hillary berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Nenek, jangan khawatir. Kakakku begitu keras kepala saat itu, terutam
Read more

Bab 37 Nyawanya Tidak Sebanding dengan Harga Rumah

“Kamu ini, apakah kamu benar-benar mau menerima kunci itu? Menurutku kita harus mencari kesempatan untuk mengembalikannya!”Olivia mengerutkan kening sambil berjalan."Mengembalikannya? Ow, aku sudah menerimanya, bagaimana mungkin aku enak hati mengembalikannya lagi?"Julius mengerutkan kening, "Bukan masalah kok. Toh hanya sebuah rumah saja. Dia memberikan pada kita untuk dihuni, jadi kita bisa tinggal di sana. Kebetulan kita juga tidak punya rumah. Tempat tinggal orang tuaku benar-benar sudah terlalu kumuh!""Apa maksudmu ini hanya sebuah rumah? Tahukah kamu betapa mahalnya rumah itu? Itu adalah sebuah Vila di kawasan Vila Cempaka Asri. Nyonya Besar Keluarga Shane, ingin membeli satu unit untuk dihuni pun tidak bisa, karena sudah terjual habis. Dulu kami ingin membelinya, tapi tidak mampu. Sekarang sudah punya uang, ingin membeli vila di sana, tetapi tidak ada yang mau menjualnya!”"Tinggal di vila Cempaka Asri itu tidak hanya melambangkan kekayaan, tapi juga melambangkan status sosi
Read more

Bab 38 Aku Akan Belanjakan Uangmu

“Pakaian di sini cukup mahal, ayo kita pergi ke jalan sebelahnya!”Melihat Julius berencana masuk ke mal besar ini, Olivia segera menasihatinya.Julius menepuk tas yang dibawanya, "Di sini semuanya uang seratus ribuan, harganya ada 2,6 miliar, apa yang kamu takutkan?"Olivia mengerling ke arah Julius, "Bahkan jika kamu punya uang, kamu juga harus berhemat. Kenapa kamu bertingkah seperti orang kaya baru?"Julius tersenyum dan berkata, "Sayang, sebenarnya tidak masalah bagiku apa yang aku kenakan, tapi sekarang aku sudah berbeda. Aku punya istri dan anak perempuan. Aku tidak bisa membuat kalian berdua menderita, ‘kan? Terlebih lagi, aku pun tidak pernah membelikanmu pakaian atau memberimu hadiah. Kali ini, tolong biarkan aku belanja besar-besaran hingga kantong kering!""Puuh!"Olivia langsung terhibur dengan kata-kata Julius dan hatinya terasa sedikit hangat.Dalam lima tahun terakhir, hidupnya memang sulit dan selalu dipandang rendah oleh orang lain. Dalam dua atau tiga tahun pertama,
Read more

Bab 39 Ketakutan Sampai Kakinya Lemas

“Jangan khawatir, beli apapun yang kamu mau!”Julius tersenyum.“Mama, Papa, ayo cepatlah!”Monica melompat-lompat di depan mereka, jelas kalau dia luar biasa senang."Gadis ini sudah lama tidak sebahagia ini!"Melihat Monica di depannya, Olivia juga tersenyum. Dia bisa bertahan sampai sekarang, semua ini karena putrinya.Julius menyeringai dan berkata, "Itu karena dia melihat kedua orang tuanya saling mencintai!""Hush, sejak kapan aku jatuh cinta padamu!"Olivia mengerling ke arah Julius dan mempercepat langkah kakinya.Tak lama, Julius sudah membawa Olivia dan putrinya masuk ke mal."Jangan ke lantai dua!"Melihat Julius berencana pergi ke lantai dua, Olivia buru-buru mengingatkannya."Kenapa?"Julius mengerutkan kening, "Bukankah tulisan di atas menunjukkan kalau lantai dua untuk pakaian wanita?"Olivia kemudian berkata, "Yang di lantai pertama lebih murah, harganya dari beberapa ratus ribu hingga jutaan. Yang di lantai dua semuanya produk bermerek, harganya bisa jutaan, bahkan pul
Read more

Bab 40 Melahirkan Anak untuk Seorang Tahanan

Setelah tersenyum dengan tidak tulus, dia berkata pada seorang pramuniaga wanita muda yang berusia delapan belas atau sembilan belas tahun yang berdiri tidak jauh dari tempatnya, "Devi, kemarilah, aku serahkan pelanggan ini padamu. Kamu anak magang perlu lebih banyak latihan!""Ow, baiklah, Kak Cindy!"Pramuniaga muda itu mengangguk, lalu berkata pada Julius dan Olivia, "Tuan dan Nyonya, selamat siang. Yang ada di sebelah ini, semuanya model baru yang kami jual. Nyonya ini memiliki postur badan yang baik dan penampilan yang baik. Aku pikir dia bisa mencobanya!”Cindy berjalan ke sisi lain dan diam-diam mengobrol dengan dua pramuniaga yang merupakan karyawan lama, "Devi ini benar-benar bodoh. Aku bilang aku menyerahkan pelanggan ini padanya, dia bahkan berani menerimanya. Haha, dia tidak takut kerja sia-sia! "Karyawan lama lainnya berkata, "Sekilas melihat saja sudah tahu kalau itu kaum pekerja kasar. Bagaimana mungkin bisa sanggup membeli pakaian yang dijual di sini! Cindy, kamu jahat
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status