Home / Rumah Tangga / Merebut Hati Suamiku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Merebut Hati Suamiku: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

SEASON 2 || Kehidupan Baru

Pagi ini, Ryon memecat Bruno dengan alasan pengurangan karyawan. Ryon juga memberikan pesangon agar Bruno tidak curiga."Sepertinya ada satu lagi yang bergabung bersama Bruno, jika tidak salah dia adalah seorang pengawas di Bali. Ah, saya harus memeriksa semuanya, termasuk karyawan yang bertugas menjaga akomodasi barang," gumam Ryon.Dia mulai memeriksa data masuk barang, sesuatu yang tidak pernah dia periksa sebelumnya karena bukan tugasnya. Namun, demi memastikan tidak ada anak buah Jamal di perusahaan ini, dia harus melakukannya.Sementara itu, di tempat parkir, Bruno sedang berbicara dengan Jamal melalui telepon, menceritakan tentang pemecatannya hari ini yang jelas membuat Jamal marah."Mungkin kekhawatiran Melati benar, mereka sudah mengetahui rahasia kita!" pekik Jamal di seberang telepon."Saya rasa tidak, Pak. Beberapa karyawan juga telah dipecat seperti saya, dan desas-desus tentang PHK massal sudah menyebar di seluruh kantor," jelas Bruno.Tanpa sadar bahwa staf yang dipeca
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 182 (Gratis)

Setelah Karin pulang, Shaynala masih duduk sendirian di kamarnya, merenung. Dia mengelus perutnya yang masih buncit dengan lembut, sambil memandang ke depan dengan tatapan kosong."Aku hamil?" gumamnya dengan suara pelan.Pikirannya masih kacau dan dia terkejut. Dia telah menghitung jadwal haidnya sejak tadi."Wah, ini terjadi begitu cepat," gumamnya lagi. "Haruskah aku memberitahu Mas Arsen? Atau sebaiknya aku diam saja?"Dia menghela napas dengan keras, lalu menggelengkan kepala."Ah, tidak usah. Aku tidak akan memberitahunya dulu, biar nanti menjadi kejutan. Lagipula, sebentar lagi adalah ulang tahun Mas Arsen," ucapnya sambil tertawa kecil.Shaynala menerima berita ini dengan bahagia, sambil terus memperhatikan perutnya yang masih rata dan mengelusnya dengan lembut."Terima kasih telah datang, Nak. Allah mengirimkanmu ke dalam rahim Mama sebagai penguat hubungan antara Papa dan Mama yang hampir hancur. Semoga, setelah kehadiranmu ... semuanya akan menjadi lebih baik, Nak," bisiknya
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 183 (Gratis)

Kertas itu menunjukkan kecocokan antara DNA Arsen dengan janin yang dikandung Larissa. Tubuhnya yang kekar langsung lemas, dan ia merasakan getaran yang hebat karena menolak fakta ini."Kau sudah memastikan kalau tidak ada yang menyabotase hasilnya, Die? Tidak ada kebocoran di sini, kan?" tanya Arsen dengan suara lemah.Anggukan dari Diego membuatnya semakin memejamkan mata. Oh Tuhan... apa yang harus ia jelaskan kepada Shaynala nanti?"Saya sudah mengecek CCTV rumah sakit itu beberapa kali, Pak. Dan hasilnya tetap sama, tidak ada yang mencurigakan. Bahkan dokter turut mengklarifikasi kalau tes DNA ini dikawal ketat oleh orang-orang kita," jelas Diego dengan napas berat.Arsen tidak mampu menyahut, ia hanya bisa menggelengkan kepala seakan menolak fakta ini."Kata dokter, Larissa dan Bu Kinara sudah pulang sepuluh hari lalu, Pak. Keadaan Larissa baik dan janinnya selamat, tapi saya tidak mengecek ke rumah mereka." Diego melanjutkan ucapannya.Sesekali, Diego akan mendongakkan kepala da
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

SEASON 2 || Kamuflase Kaindra

Arsen dan Diego keluar untuk sarapan setelah menghabiskan banyak waktu di ruang kerja. Arsen terlihat agak diam, sementara Diego turut mengheningkan suara."Kalian baik-baik saja? Kok setelah keluar dari ruang kerja terlihat murung begini?" tanya Shaynala."Ah, kami baik-baik saja, Dek," sahut Arsen. "Ada proyek berat yang cukup menyita pikiran tadi, jadi pembahasannya agak berat. Maaf, ya, kalau kami masih terbawa suasana," jelasnya.Shaynala mengangguk, bertanya-tanya dan mencoba memahami apakah ada kebohongan yang disembunyikan oleh Arsen dan Diego.Namun, akhirnya Shaynala memilih untuk mempercayai mereka meskipun masih ada keraguan di dalam benaknya. Ia tidak ingin memikirkan hal yang berat karena khawatir akan mempengaruhi kandungannya."Aku kira ada apa, Mas," sahut Shaynala dengan senyum tipis.Arsen juga tersenyum. "Tidak ada apa-apa, Dek. Jangan khawatirkan apapun, ya."Pria itu merasa lega melihat istrinya mengangguk, meskipun ia merasa menyesal tidak bisa jujur dengan Shay
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 185

Kaindra segera beranjak ke kamar Melati dan mencari berkas rahasia itu. Lemari, laci nakas, bawah ranjang, semuanya ia buka. Namun, belum juga menemukan berkas rahasia itu.Degup jantungnya naik beberapa kali lipat saat jarum jam terus bergulir. Ia takut Bibi dan Melati sadar sebelum ia mendapatkan berkasnya."Di mana ini?!" pekiknya dengan suara tertahan.Kedua tangannya mencengkram pinggang, mata elangnya terus mencari hingga akhirnya pandangannya tertuju pada meja belajar yang terletak di dekat jendela."Apa mungkin Melati menaruh berkasnya di laci meja itu?" Kaindra melangkah ke dekat meja putih segi panjang itu, tangannya segera mencoba membuka lacinya.Namun, terkunci. Pria itu mengerutkan kening, sekarang bagaimana cara membukanya? Sedangkan ia tidak membawa apa-apa yang bisa digunakan sebagai kunci."Ada saja masalahnya," gerutu Kaindra, tetapi ia tetap berusaha mencari kunci laci itu.Tangannya mengubek-ubek meja belajar itu, sampai akhirnya ia menemukan kotak kecil berisi al
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 186

Perusahaan Starlight | Ruang kerja Aaraf.Pagi ini Ryon menghadap dengan membawa berkas rahasia perusahaan yang kemarin diberikan oleh Kaindra, pria itu juga menunjukkan rekaman CCTV yang telah ia salin dari kediaman Jamal."Kaindra tidak bersalah, Pak. Dia hanya korban fitnah," ucap Ryon saat rekaman CCTV itu berakhir.Ia tahu seberapa berat pengorbanan Kaindra selama ini, menyakinkan Aaraf bukankah hal yang mudah. Apalagi Aaraf sudah terlanjur sakit hati dan menolak bertemu Kaindra.Sehingga Ryon memutuskan untuk menengahi, ia berharap Aaraf luluh. Jadi saat Kaindra datang nanti, sahabatnya itu tidak terlalu kesusahan."Dan saat ini Kaindra sedang menghukum orang-orang itu, Pak. Melati, Jamal, dan satu pria itu sudah masuk ke dalam rencana jebakan yang dibuat oleh Kaindra. Kaindra sudah mencoba bertanggung jawab, Pak," jelas Ryon.Hening! Aaraf masih terus diam.Netranya menatap bergantian ke arah berkas yang ada di dalam map itu dan tablet yang kini sudah mati, meskipun begitu reka
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 187

Jamal langsung dilarikan ke UGD, Melati langsung menghubungi anggota keluarga yang lain termasuk juga Kaindra. Hal itu jelas saja membuat Bruno tidak terima."Kenapa kamu menghubungi Kaindra?""Memangnya kenapa? Dia cucunya Kakek, jadi dia berhak tahu kondisi Kakek," sahut Melati sambil memasukkan ponsel ke dalam saku celana.Pria itu terkekeh. "Kaindra berhak tahu, atau memang kamu saja yang ingin bertemu pria itu?""Apa, sih, Bruno. Kamu nggak jelas banget!"Bukannya tersinggung, Bruno malah terkekeh melihat Melati marah."Aku tahu kemarin Kaindra mengantar kamu pulang, dan dia baru pulang hampir adzan maghrib. Itu lama sekali, Mel. Memangnya kalian ngomongin apa?"Gadis itu tertegun, cukup terkejut karena Bruno tahu semuanya."Kau mengikutiku?" tanya Melati."Iya, aku mengikutimu. Aku hanya ingin memastikan wanitaku tidak dekat-dekat pria lain, tapi sepertinya kemarin kau nyaman dengan pria selain aku, Mel. Apa kau lupa dengan yang sudah kita lakukan di hotel—""Diam, Bruno!" potong
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

BAB 188

Arsen dan Shaynala sampai di pesantren saat jam makan siang, mereka langsung masuk dan disambut oleh Aaraf dan Kayshilla untuk diajak ke ruang makan."Abi dengar dari Ryon, katanya kemarin Jamal Bratayeksa masuk rumah sakit," ucap Aaraf saat keempat orang itu baru menyelesaikan makannya."Sakit apa, Bi?" tanya Arsen."Serangan jantung katanya." Aaraf bangkit dan mengajak putri serta menantunya ke ruang keluarga, mereka berbinar ditemani teh hangat dan makanan ringan. "Ryon juga bilang Kaindra kemarin ada perjalanan bisnis ke Jember, salah satunya bertemu papa kamu, Sen."Arsen mengerutkan kening saat mertuanya membahas tentang Kaindra. Tidak biasanya seperti ini, apa ada sesuatu? Pikir Arsen."Tapi Ryon bilang Kaindra akan segera pulang, dan Abi akan menemui Kaindra nanti kalau dia sudah sampai Kediri," lanjut Aaraf yang semakin membuat Arsen mengernyit bingung.Tidak hanya Arsen saja, tetapi juga Shaynala yang sepertinya menangkap perubahan sang Abi."Kalau boleh tahu, ada urusan apa
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

SEASON 2 || Jamal Meninggal

Kelopak mata Jamal bergetar lirih, Kaindra sedikit memundurkan kursinya ke belakang. Sepersekian detik kemudian mata keriput itu terbuka, mengedar ke sekeliling dan akhirnya menyadari sang cucu kesayangan berada di sampingnya."Ndra ..," ujar Jamal dengan suara lirih.Kaindra tidak menyahut, pria itu segera memencet tombol yang ada di sisi ranjang guna memanggil dokter. Jamal terus menatap ke arah Kaindra, sedangkan yang ditatap hanya diam saja, hingga akhirnya dokter dan perawat masuk untuk memeriksa Jamal.Pria tua itu terus melayangkan tatapan sendu ke arah sang cucu, bibirnya bergerak-gerak seakan ingin mengatakan sesuatu. Namun, suaranya terasa seperti tertelan ke tenggorokan."Kondisi pasien sudah lebih baik dari sebelumnya, Pak. Tapi kami tetap akan mengontrol sampai beberapa jam ke depan, kalau semakin baik maka pasien tidak jadi di rujuk ke rumah sakit besar," kata Dokter."Baik, Dok. Terima kasih banyak," sahut Kaindra.Pria dalam balutan jas putih itu mengangguk. "Jangan di
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

BAB 190

Pemakaman Jamal diiringi isak tangis dari semua anak dan cucunya, tentunya terkecuali Kaindra. Pria itu masih terus mempertahankan raut datarnya di prosesi pemakaman malam ini.Netra elangnya memperhatikan semua anggota keluarga dan anak buah Jamal yang hadir di bumi pemakaman ini, hingga pandangannya terkunci pada satu pria yang tengah menatapnya dengan nyalang.'Bukankah dia yang digosipkan pacarnya Melati dulu?' batin Kaindra dan langsung membuang pandangan ke arah lain.Sementara Bruno terus memperhatikan Kaindra, rahang kokoh itu mengetat saat kemarin gagal menyingkirkan Kaindra. Apalagi beberapa kali ia melihat Melati menangis di pundak Kaindra, hal itu semakin membuatnya geram.'Dia akan segera lenyap di tanganku!' batin Bruno.Acara pemakaman selesai, Kaindra melangkah lebih dulu meninggalkan sepetak tanah basah itu, sementara Melati turut mengekor di belakangnya."Aku ikut mobil kamu, ya, Kak," ucap Melati yang tanpa sadar menarik perhatian Bruno yang berjalan tidak jauh dari
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status