All Chapters of SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT: Chapter 41 - Chapter 50

114 Chapters

Bab 41

'Enak sekali mereka, siang bolong begini nonton Tv sambil rebahan di kursi sofa kesayanganku ditambah bekas makanan berserakan di sembarang arah. Membuat ruangan ini kotor. Dasar jorok!,' batin Nyonya Sonia kesal saat memperhatikan sang besan dan juga Keke sedang asik selonjoran di kursi sofa.Bibi Euis yang sadar bahwa Nyonya Sonia menatap kesal Bu Minah. Bibi Euis langsung menghampiri dan segera menegur Bu Minah."Maaf Bu, saya harap jangan buang makanan di sembarang arah. Apalagi makanan manis takutnya banyak semut.""Ih apaan sih kamu atur-atur kita! Jadi pembantu aja belagu. Lebih baik gosok tuh panci gosong di dapur!" pekik Keke yang tersinggung akan teguran Bi Euis. Sengaja Keke mendorong bahu Bi Euis.Atas perlakuan tidak sopan yang dilayangkan Keke pada Bi Euis membuat Nyonya Sonia yang memperhatikan semakin murka.Namun, Nyonya Sonia tidak melakukan apa-apa. Ia hanya melenggang menuju kamarnya yang berada di lantai atas."Ayo Ke, kita berenang. Cuaca bagus sekali," ajak Bu Mi
Read more

Bab 42 RUMAH MEWAH BIKIN LELAH

Marisa menghela nafasnya dengan pelan. Marisa yang sejak tadi membantu Bibi Euis -pembantu di rumah ini sudah hampir kepayahan. Badannya terasa pegal karena kerjaan yang tak ada hentinya. Rumah yang besar membuat Marisa kasihan bila melihat Bibi Euis wanita yang sudah tidak muda lagi melakukan pekerjaannya sendiri. Marisa meluruskan persendiannya hang sudah terasa pegal, "Bi, aku mau istirahat dulu ya. Aku ngantuk sekali, sudah hampir 2 malam aku tidak bisa tidur Bi," pamit Marisa untuk sejenak merebahkan tubuhnya yang sudah kelelahan.Sesekali mulut wanita muda menguap menandakan ia benar-benar sudah ngantuk."Iya Non, istirahat saja. Lagian 'kan Non disini tuan rumah, ngapain juga sih Non pake acara bantu Bibi segala. Jadi capek 'kan tuh badan. Kalau sudah capek begitu bagaimana malan bertarung panas di atas ranjang bersama Pak Dio, Non," goda Bibi Euis."Ngaco Bibi nih, bicara udah mulai ngawur. Kemana aja Bi," sahut Marisa sambil melenggang ke kamarnya yang berada di lantai atas.
Read more

Bab 43 MAKAN BERSAMA

Marisa dan Bibi Euis sudah menyiapkan beberapa makanan, mulai dari sop iga, daun singkong kesukaan Dio serta sambal terasi dan banyak lagi aneka lauk pauk yang lainnya.Marisa menghela nafasnya dengan tenang. Akhirnya ia sudah menyiapkan semua makanan sebelum suaminya pulang.Namun, karena adzan maghrib telah berkumandang Marisa pun segera melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu sambil menunggu sang suami pulang."Tumben Mas Dio belum pulang? Apa dia ada lemburan?" gumam Marisa ketika baru saja selesai beribadah. Sambil menunggu sang suami pulang Marisa meneruskan dengan membaca Al Quran, beberapa ayat telah selesai ia bacakan."Non, kita makan dulu. Mungkin perut non sudah keroncongan, dari tadi belum makan," sahut Bi Euis dari balik pintu kamar yang masih tertutup rapat."Sebentar Bi," kata Marisa sambil melipat mukena dan menyimpannya. Marisa melirik jam di dinding kamar, dengan jarum jam pendek sudah menunjuk ke angka 7, akan tetapi sang suami belum juga pulang."Bi, Mas Dio
Read more

Bab 44 HASIL YANG TIDAK MEMUASKAN

"Gejala apa Bi? Bikin khawatir aja Bibi," sahut Dio."Sepertinya Non Marisa hamil," ungkap Bibi Euis menebak."Tapi baru saja aku selesai haid minggu kemarin Bi, mana mungkin aku hamil," tampik Marisa."Ih si Non gimana sih. Yang hamil juga bisa loh sambil haid. Malah Bibi dulu waktu hamil Suparman anak Bibi yang pertama. Bibi haid sambil hamil udah 2 bulan malah," papar Bibi Euis menjelaskan.Ada rasa bahagia di hati Marisa mendengar penjelasan Bi Euis, walaupun tebakan Bi Euis belum sepenuhnya benar. "Yang benar Bi, semoga saja benar kata Bi Euis," Dio sumringah dan langsung memeluk istrinya dengan penuh kebahagiaan yang tiada tara.Senyum lepas terukir di Bibir pria beranak satu itu. Hatinya berbunga-bunga dengan sejuta keceriaan."Ada apa ini? Kalian sedang apa berkumpul di dapur seperti itu?" tanya Nyonya Sonia yang datang menghampiri."Bu Marisa hamil," ungkap Dio."Hamil!" Nyonya Sonia terkejut mendengar ungkapan sang putra, "Benarkah?"Ada sedikit kebahagian yang terangkai di
Read more

Bab 45 RINDU RUMAH REOD

"Dio, Ibu minta duit dong semua uang Ibu sudah habis, kamu 'kan sekarang kerja. Pasti kamu banyak duit," kata Bu Minah sambil menengadahkan sebelah tangan."Bu, aku kerja baru saja satu minggu.""Tapi 'kan kamu bos, perusahaan Ayah kamu bukan hanya 1, tapi banyak. Kamu sama mertua aja pelitnya minta ampun. Kalau gak mau ngasih setidaknya Ibu pinjam dong Dio," rengek Bu Minah, layaknya anak kecil yang minta jajan."Nanti sore ya Bu, aku sekarang buru-buru sekali. Ada banyak pekerjaan di kantor," pamit Dio segera melenggang ke arah mobil.Bu Minah yang sedang berdiri di ambang pintu utama tersenyum puas ketika mendengar sang menantu akan memberikannya uang."Janji ya kamu Dio. Awas kalau bohong," teriak Bu Minah lantang.Nyonya Sonia yang memperhatikan ikut kesal pada sang besan, yang minta uang semena-mena tanpa bekerja. "Waw, sudah seperti Nyonya besar ya sekarang. Enak banget mau uang tinggal minta sama anakku, terus kerjaan kamu apa?! Rebahan sambil megang hp, makan yang enak dan ti
Read more

Bab 46 KELAKUAN KANIA DI KANTOR

Dio sedang serius dengan mengetik sesutu di laptop tepat yang tersimpan di hadapannya kini. Dio sedang menyelesaikan pekerjaannya yang sampai sore masih belum usai.Tiba-tiba Kania datang membawa semangkuk bakso kesukaan Dio."Hai Dio, aku yakin kamu pasti lapar 'kan? aku bawakan makanan faforit kamu," kata Kania sambil menyodorkan semangkuk bakso untuk Dio. Kebetulan Kania bekerja di perusahaan Dio, tepatnya Kania menjadi sekretaris Dio."Kania kamu simpan saja makan itu, aku sedang fokus menyelesaikan tugas dulu," ujar Dio. Namun, kania malah membantahnya. Kania menghampiri kediaman Dio yang masih duduk di kursinya. Kania menyentuh bahu Dio dengan perlahan. Tangan lembut itu begitu terasa dingin saat Kania menyentuh mengelus dada Dio. Betapa Dio terperanjat kaget, lalu beranjak dari duduknya, "Kania apa yang kamu lakukan, ini tidak sopan, bagaimana kalau karyawan lain melihat. Memalukan!" ketus Dio amat kesal."Andio Alfareza, aku 'kan tidak melakukan apapun kepadamu, aku hanya k
Read more

Bab 47 NGELANTUR

"Yakin kamu mau pulang sendiri? aku juga bisa kok Mar, antarkan kamu dulu, tapi kayaknya bentar lagi. Tanggung ini kerjaan dikit lagi. Mending kamu pulang di antar taxi onlin aja ya, biar aku yang pesankan," ujar Dio sambil sibuk dengan laptop di hadapannya. Dio begitu fokus ketika ia sedang kerja tanpa menghiraukan sang istri yang masih berdiri, Marisa bersandar ke dinding tembok sambil bersidekap menyaksikan sang suami yang sibuk dengan kerjaannya."Mar,kok kamu gak ngomong sih?" tanya Dio dengan mata menatap layar laptop.Marisa hanya menggaruk kepalanya yang sudah sangat gatal. Ada rasa jenuh mulai merasuki dirinya. Melihat sang suami terus sibuk menghadap layar laptop membuat Marisa pun tidak ada pilihan lain selain pulang."Kamu ngomong sama aku atau sama laptop kamu sih, tuh mata mandangnya ke laptop terus emang mata gak pedih gitu! Padahal 'kan kamu seharusnya lihat aku, aku udah berusaha dandan suapaya kamu betah bila saat memandang aku. Ini boro-boro di pandang di lirik aja k
Read more

Bab 48 JUS JERUK

Membuat badan Marisa oleng takseimbang. Akhirnya Marisa tersungkur jatuh ke bawah. Untung saja tidak ada luka yang parah, hanya saja kakinya kena duri bunga yang berada di taman."Bangun!" ucap seseorang mencoba membangunkan, wanita yang yang tidak di kenal oleh Marisa mencoba membantu Marisa bangkit. Marisa hanya terperangah melihat muka orang yang sama sekali tidak di kenalnya. Wanita itu tampak cantik, putih, bertubuh ideal dan sudah pasti baik, karena sudah mau memmbatu Marisa.Kini reaksi Kania pun jadi ikut berbeda, Marisa terpaku sambil agak terkejut saat kedatangan wanita tersebut. Entah siapa dia, cantiknya luar biasa."Elo! Masih sanggup lo muncul sisini lagi perempuan jalang!" ucap Kania begitu kasar pada wanita tersebut."Itu bukan urusanmu aku berada disini atau dimana! Yang jelas kali ini aku tidak menganggu atau menyakiti siapapun wanita pengkhianat. Ternyata kamu masih hidup ya. Entah sampai kapan kamu akan bertahan hidup," ledeknya kepada Kania dengan begitu angkuh."
Read more

Bab 49

"Bu, aku sudah selesai membuat susu jahenya. Bolehkan aku masuk?" seru Kania di balik pintu.Tak lama kemuadian mertuanya membuka lagi yang kedua kali daun pintu tersebut.Marisa sudah siap tersenyum manis sambil menyangga minuman susu jahe di atas nampan yang di sangganya.Tapi, ada yang sedikit berbeda dengan penampilan sang mertua. Kali ini Nyonya Sonia sudah terlihat rafi dan cantik. "Saya mau pergi! Kamu bikin minuman lama banget, benar-bemar menguras kesabaran saya," ketus Nyonya Sonia menolak kembali minuman yang di sangga Marisa."Tapi Bu, membuat susu jahe alami secara dadakan itu tidak mudah. Aku harus memperlukan banyak waktu, makannya lama,"ujar Marisa membela diri.'Lebih baik saya cari minuman di luar saja," pekik sang mertua sambil berjalan melewati Marisa yang masih terpaku di ambang pintu.Lagi-lagi Marisa harus menelan kekecewaan akibat minuman buatannya tidak di hargai sama sekali oleh sang mertua. Bruk!Tak sengaja tubu samg mertua menyenggol tangan Marisa yang ma
Read more

Bab 50

Sesuai dengan perjanjian kemarin kini Bu Minah sudah siaga berada di balik pintu kamar Dio, menunggu Dio terbangun dari tidurnya dan membuka pintu kamar. Ceklek!Mendadak malah Marisa yang keluar duluan dari dalam kamar."Ibu, ngapai disini?" tanya Marisa heran ketika melihat sang ibu sudah berada di depan pintu kamarnya."Mana suami kamu?""Mau ngapain Bu? Ada perlu apa sama Mas, Dio?""Ibu mau minta uang dari kemarin katanya mau di tranfer hingga sekarang belum masuk juga. Beraninya dia membohongi Ibu. Mentang-mentang sudah kaya," gerutu Bu Minah kesal. "Mana Dia?" Bu Minah akhirnya menerobos masuk kedalam kamar anaknya. "Astaghfirullah," Dio terkejut bukan kepalang saat baru saja keluar dari kamar mandi melihat sang mertua sudah berada di dalam kamar. Apalagi kala itu Dio hanya menggunakan CD saja untuk menutupi kejantanannya.Dio terperangah dan malu, lalu menutupi anunya dengan hanya kedua tangannya. Karena sang mertua sudah berada di hadapannya.Bu Minah pun menutup matanya
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status