All Chapters of SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT: Chapter 21 - Chapter 30

114 Chapters

Bab 21

"Dio! Mana ibu pinjam uang untuk belanja hari ini!," pinta sang mertua kepada Dio yang tak sengaja bertemu di tepi jalan.Bu Minah menengadahkan sebelah tangannya memaksa meminta uang kepada menantunya yang sedang berjualan cendol."Bu, Dio belum juga ada pembeli. Baru juga berangkat," tampik Dio."Heh Dio! Masa iya dari tadi kamu jualan kagak laku-laku sih! Dasar tidak berguna kamu jadi menantu! Bisanya cupa ngebebanin aja. Kalau saya gak belanja tiap hari mau makan apa kamu dan keluarga yang harmonis alias melarat ini! Bikin jengkel saja, kenapa gak ceraikan saja anak saya!" gerutu Bu Minah pada sang menantu.Dio hanya menundukan kepala sambil mencoba tak menggubris gerutu sang mertuanya itu."Iya maaf Bu. Abis mau gimana lagi kalau sekarang Dio memang belum ada pembeli," ungkap Dio sambil mengelap gerobaknya yang terlihat kotor."Kamu itu emang gak bisa diandalkan jadi menantu. Heran aku sama si Marisa, mau maunya menikah sama tukang cendol. Padahal anakku cantik gak sepadan sama s
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 22 MUSIBAH UNTUK DIO

"Apa kamu sudah lupa Mas. Kemarin kamu bilang aku dan Tasya jangan kesini karena panas matahari yang begitu terik! Tapi nyatanya apa?! Hari ini aku tidak kesini tapi kamu malah berduaan sama Kania, Mas," rintih Marisa kecewa."Mar, ini salah paham. Tadi aku dan Kania hanya bercanda saja tidak lebih." Dio menjelaskan."Iya Dio benar Mar. Mana mungkin juga aku bisa cinta dengan sahabat ku. Apalagi Dio sudah punya istri yaitu kamu." Kania mencoba meyakinkan."Bacot! Kalian semua memang pendusta yang hebat! Tepuk tangan yang meriah sudah melukai hati Kakaku ini," sahut Keke kembali memanaskan hati sang Kakak.Marisa melenggang kecewa. Ia pergi menjauh dari kediaman Dio dan Kania serta Keke masih nyerocos tak jelas."Mar!" panggil Dio.Tapi Marisa tak menghiraukan istrinya yang terus berlalu secepat mungkin. Ada rasa cemburu bercampur rasa kecewa dengan sang suami yang telah membohonginya.Andai saja Dio tak melarang Marisa mungkin tak akan sesakit itu.Marisa benar-benar dilanda frustasi.
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 23 DIO KU MALANG

Setelah setengah jam menunggu Paman Angga kembali dengan wajah panik setengah cemas."Paman gimana? Apakah darah Paman dan Dio cocok?" tanya Kania antusias menunggu jawaban."Tidak cocok kania. Ini tidak sesuai harapan Paman.""Apa! Gak cocok! Lantas harus bagaimana dong Paman?""Paman juga tidak tahu Kan, mungkin kita harus cari orang yang golongan darahnya sama dengan Dio. Kalau mengandalkan darah Kak Hadiman rasanya tidak mungkin," jelas Paman Angga sambil menggelengkan kepalanya."Kania, coba kau cek darah kau siapa tahu cocok dengan Dio?" ujar Paman Angga."Mana mungkin Paman. Aku sangat takut dengan jarum suntikan, bahkan dari dulu aku belum pernah memegang atau menyentuh jarum," tampik Kania sambil bergidik."Ayolah Kania, ini untuk kesehatan Dio. Bukankah kau bahagia melihat Dio mu sehat lagi seperti semula. Ayolah siapa tahu cocok dengan golongan darah kau," paksa Paman Angga."Tapi, Paman. Aku takut."Paman Angga terus membujuk Kania yang ketakutan. Setelah beberapa menit akh
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 24 RENCANA JAHAT BU MINAH

Bu Minah nampak celingak celinguk memperhatikan di sekeliling ruangan rumah sakit ini. Entah apa yang ia lakukan, namun sikapnya sedikit mengherankan.Bu Minah memutar knop pintu untuk bisa masuk ke dalam ruangan Dio, saat ini terlihat pria tangguh itu terbaring lemah dan belum sadarkan diri. Kedua mata masih terpejam dan jarum infusan menancap di tangan.Bu Minah melangkah pelan sambil bibirnya mengukir senyuman dengan rasa puas melihat menantu yang sangat dibencinya kini tidak berdaya."Malang sekali nasibmu Dio, belum juga tanganku bertindak, kau sudah tak berdaya seperti ini. Semoga saja kau secepatnya mati," ucap Bu Minah sambil menatap sinis wajah Dio yang masih belum sadarkan diri.Lantaran semua orang sedang tidak ada dan Marisa pun pergi untuk melaksanakan shalat ashar. Bu Minah mempunyai niatan buruk kepada sang menantunya itu.Dengan perlahan tangan Bu Minah mengulur ke arah kabel infusan. Bu Minah memutar penghalang infusan supaya air yang terus mengalir terhalang begitu sa
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 25 KESEMBUHAN DIO

"Hari ini Pak Dio sudah bisa pulang ya Bu," kata perawat sambil memberikan obat kepada Marisa.Marisa hanya berdiam diri dengan pikiran bingung mencerna ucapan perawat itu, "Bisa pulang, memangnya siapa yang sudah membayar biaya berobat suami saya, Sus?""Tadi seorang Bapak paruh baya yang membayar semuanya.""Pak Angga 'kah?""Mungkin Bu, beliau tidak memberitahukan namanya. Dia hanya membayar semuanya biaya pengobatannya Pak Dio. Gitu aja Bu setahu saya.""Ya sudah terimakasih ya, Sus." Marisa melenggang untuk melihat sang suami di kamarnya. Ada perasaan bahagia karena hari ini Dio sudah bisa pulang dan sudah pulih kembali.***"Dio, Paman senang kamu sudah sembuh dan bisa pulang sekarang. Paman harap kamu jaga diri baik-baik, jangan sampai kenapa-kenapa lagi. Takut membuat khawatir kedua istrimu," goda Paman Angga kenapa Dio."Paman ini, kedua istriku siapa. Istriku cuma satu. Aku tidak ingin mengikuti jejak Paman, dan tidak ada di kamus kehidupanku aku berpoligami," tampik Dio."Su
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 26 GERUTU BU MINAH

"Bu aku mohon jagain Mas Dio dulu ya, jangan sampai dia tahu kalau aku akan berdagang cendol menggantikannya hari ini, aku tidak mau kalau Mas Dio kecapean dulu, apalagi dia baru saja mulai pulih," kata Marisa sambil membersihkan wadah."Iya kamu tenang saja, suamimu tidak akan tahu. Yakin kamu mau jualan cendol?""Iya Bu. Kalau gak jualan gimana kita nanti sore makan,"ungkap Marisa terisak."Semoga saja dagangan kamu laris Mar. Andai saja suamimu bukan si Dio mungkin gak akan kesulitan seperti ini."Karena tak ingin mendengan ocehan Bu Minah, Marisa segera mengalihkan pembicaraan, "Aku sudah siapkan nasi sama telur dadar untuk Tasya dan Mas Dio. Aku pergi mulai berjualan dulu, Bu," pamit Marisa seraya menata rapi adonan cendolnya.Terpaksa wanita cantik itu harus menggantikan profesi suaminya berjualan cendol keliling hari ini. Karena beras sudah mulai habis sedangkan Ceu Esroh warung langganannya mana mungkin akan memberi bon lagi lantaran hutang Marisa yang sebelumnya belum terbayar
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 27 BU MINAH BIKIN ULAH

"Ibu, mau kemana pagi-pagi gini udah hedon aja?" tanya Keke pada sang bunda yang sudah terlihat rapi membawa tas besar juga tak lupa memakai mas KW melingkari tangan dan juga lehernya, sudah terlihat bak nyonya berduit."Anak kecil gak usah kope! Masalahnya ini urusan orang tua.""Kepo Bu, bukan kope. Ngomong aja udah kebalik sok sok'an pengen jadi orang tua yang baik dan benar," ledek Keke."Kamu itu, kalau bicara seenak dengkulmu! Sudah ah. Ibu mau pergi ke pasar belanja sayuran," kata Bu Minah sambil melangkah keluar."Wih belanja sayuran pake emas segala, Bu, gimana kalau ada yang rampog," ujar Keke yang sedang duduk di kursi luar teras rumah.Bu Minah tak menggubris ucapan Keke. Wanita paruh baya itu terus berjalan lenggak lenggok sambil sesekali mengibaskan emas KW pada kumpulan ibu-ibu yang sedang beraktifitas di pagi hari ini.Ibu-ibu itu berkumpul mengerumuni gerobak sayur Mang Kasno."Wah. Wah. Wah. Bu Minah pagi-pagi sudah ceria aja tuh, pake emas juga banyak bener daaah. Ma
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Bab 28 HAL MEMALUKAN

Setelah kepergian warga yang mencari Bu Minah. Kania pun kembali masuk kedalam mobil."Gimana Kania sudah aman 'kah? Apa warga sudah tak mencariku lagi?" tanya Bu Minah.Tangan Bu Minah begitu dingin dan gemetar. Alangkah ia sangat ketakutan."Semuanya sudah aman terkendali. Kalau saja tidak ada aku, entah apa yang terjadi pada Bu Minah. Bisa saja sudah di amuk atau di cabik-cabik dengan benda tajam yang mereka bawa," ujar Kania menakuti Bu Minah.Kania duduk tenang sambil menyetir mobil mengantarkan pulang Bu Minah kerumah Dio.Di tengah perjalanan Kania menanyakan tentang perjanjian Bu Minah yang membuat Kania tercengang."Gimana Bu dengan janji yang Ibu ucapkan tadi? Bukankah aku sudah selesai menolong Ibu dari amukan warga, otomatis aku sudah menolong nyawa Ibu. Dan sekarang aku mau Ibu bantu aku memenuhi keinginanku yang belum tercapai," tanya Kania sambil menatap Bu Minah dari kaca spion yang menempel di dalam mobil."Memangnya kamu mau dibantu apa Kania?""Masa sih! Ibu gak tahu
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

Bab 29 JEBAKAN KANIA

"Ini rumah kamu Kan?" tanya Dio seraya turun dari dalam mobil memandang heran rumah Kania."Iya. Ini rumah peninggalan alm. Nenek sama kakek aku dulu. Kita masuk saja ya. Kebetulan gak dikunci juga."Kania membuka pintu sambil masuk kedalam rumah mewah miliknya itu. Dio menghempaskan pantatnya di sopa yang terlihat empuk dan mahal."Aku harus membetulkan AC yang mana Kan?""Dioo, duduklah dulu, biar aku ambilkan minum sebentar. Baru juga sampai kerumah aku. Kayaknya kamu sudah tidak tahan ya," goda Kania.Dio hanya terdiam sambil bola matanya melihat langit-langit rumah Kania."Tunggu saja kamu disini, aku ambilkan minum dulu ya," pamit Kania seraya pergi ke dapur.Di dapur Kania bingung dengan serbuk obat yang diberikan Bu Minah yang harus di masukan kedalam minuman Dio. Kania bingung pungsi obat itu sebenarnya untuk apa. Tanpa basa basi lagi wanita itu langsung memasukan serbuk kedalam minuman Dio. Lalu di aduknya dengan sendok serata mungkin."Nih minum dulu, santai aja lagi," kta
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

Bab 30 PREMAN DURJANA

"Alhamdulillah akhirnya laku semua juga cendolnya," ucap Marisa sambil memegang uang hasil jualan cendol hari ini.Marisa mengambil air aqua dari dalam gerobaknya. Agar bisa menghilangkan rasa dahaga di tenggorokannya.Niat hati akan meminum air tersebut karena sudah kehausan dan penat. Namun, seketika botol aqua tersebut jatuh tak terhingga. Air yang berada di dalam botol tersebut tumpah begitu saja tak tersisa."Astaghfirullah, ada apa ini? Mengapa perasaanku tidak enak," gumam Marisa sambil menatap botol aqua yang sudah kosong, "Semoga cuma perasaanku yang sedang tidak enak, dan tidak ada apa-apa yang menimpa keluargaku," kata Marisa mencoba menepis pikiran buruknya. Perihal perasaan yang tak enak mungkin hanya perasaan wanita itu saja.Kini Marisa kembali melihat uang yang sudah di simpan di dalam tasnya.Tak hentinya istri Dio itu mengucapkan kata syukur sambil senyum sumringah. Setidaknya bisa hatinya merasa lega lantaran bisa membeli beras untuk besok.Kania terperanjat dan seg
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status