Semua Bab SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT: Bab 91 - Bab 100

114 Bab

Bab 91

Akhirnya Dio harus pulang dengan mentah-mentah tanpa memakan makanan yang sudah di penasanya sejak tadi."Kania kalau bisa kamu jangan pernah ajak aku lagi untuk makan di luar, ngapain juga kalau hanya merugikan uangku saja!" Alangkah Dio menggerutu terhadap Kania yang sejak tadi merengek minta pulang dengan tiba-tiba, hanya karena beralasan bajunya yang kotor sebab jus melon yang sengaja ditumpahkan oleh dua wanita tadi."Maafin aku Mas, aku 'kan malu kalau baju aku kotor. Apalagi orang di sana pada merhatiin aku, masa aku dibilang kayak gembel segala Mas," alasan Kania karena tak ingin suaminya curiga bahwa yang sebenarnya terjadi adalah Kania tidak ingin melihat Hendra ada disana, satu ruangan bersama suaminya."Loh sayang, kok kalian pulang marah-marah sih Dio! Kasihan Kania kalau kamu terus menggerutu begitu, kalau Kania cuma minta pulang ya bagus dong, bukankah kamu tidak mau makan di luar katamu tadi?" jawab Bu Sonia membela sang menantu kesayangan."Tau ah Bu! Kesal aku sama Ka
Baca selengkapnya

Bab 92

Esok harinya."Mas hari ini aku mau ikut sama Bi Euis ke pasar, sambil belanja juga sama jajan cilor kesukaan aku," ujarku seraya meminta izin pada suamiku.Pagi ini aku begitu semangat walaupun semalam aku telah menangis. Setidaknya aku telah terbiasa menangis karena ibu mertua dan Kania."Baik sayang. Tapi kamu hati-hati ya, jaga bayi kita jangan sampai kenapa-napa," ujar Dio."Bayi yang mana Mas?" tanyaku heran.Aku mengerutkan dahi sambil memandang wajah suamiku yang semakin tampan itu, jujur saja entah mengapa aku semakin mencintainya. Biasanya juga aku selalu cuek terhadapnya. Namun, kini mendadak berubah seolah-olah ada yang aneh. Karisma suamiku begitu terpancar membuat dada ini berdetak tak karuan, rasanya aku seperti merasakan jatuh cinta lagi sesuai seperti pertama bertemu. Masa iya mau bucin lagi, padahal menikah sudah hampir mau 3 tahun lamanya."Mas duluan berangkat ya sayang," kata Dio sambil mencium pipiku di depan Bi Euis. Membuat Bi Euis yang melihatnya bergidik gel
Baca selengkapnya

Bab 93

"Harusnya aku yang bertanya, siapa kau? Berani mengikutiku, apa kita pernah kenal dan bertemu?" tanya Diki sambil menatap tajam diri ini.Perbuatannya hampir saja membuat jantung ini melayang terbang, untuk aku dengan cekatan menginjak kakinya dengan kakiku secara kencang."Bukankah kamu Diki -adik dari Dio dan anak dari Bu Sonia bukan?" tunjukku.Sungguh pria itu terkejut dengan ungkapanku barusan."Kamu siapa,mengapa kamu tau aku dan semua keluargaku?" tanya Diki sambil tercengang saat mendengan pemberianku barusan."Diki pulanglah, kakamu -Andio mencarimu, dan aku istri dari kakakmu itu," ungkapku bicara apa adanya.Saat mendengar itu badan Diki ketika yang sangar berubah menjadi melemah. Wajahnya tampak memelas, sepertinya da penyesalan yang terpendam di sana."Memangnya Kak Dio sudah menikah lagi? Aku tidak mau pulang," tolak Diki sambil melenggang."Sedah hampir 3 tahun kami menikah. Kenapa tidak mau pulang? Apa alasannya sehingga kamu tidak ingin pulang?" kataku sambil mengikut
Baca selengkapnya

Bab 94

"Selamat Bu Marisa anda dinyatakan hamil. Selamat ya Bu atas kehamilannya, saya ikut senang," ujar Dokter Parida."Apa Bu? Aku hamil?!," Aku Terlonjak kaget saat mendengar ujaran dokter yang saat ini berada di hadapanku. Mas Dio yang saat ini berada di sebelahku juga ikut gembira dengan kehamilan kami. Wajahnya terlihat berseri-seri.Mas Dio menggendong tubuhku yang ideal ini, walaupun terasa berat. Namun, lantaran dirinya merasa senang jadi ia tak menghiraukan beban berat badanku.Alhamdulillah, tak hentinya aku mengucap syukur atas apa yang ku gapai keinginan yang amat susah dijelaskan itu. Siapa sih yang tak ingin mempunyai seorang bayi terlahir dari rahimnya. Mungkin semua keluarga yang sudah menikah menginginkan itu.Aku tak hentinya memeluk suamiku sambil membentuk melengkung bibir ini, setelah sekian lama ku merasakan sesak dan derai air mata yang terasa nyeri kini aku merasakan berbeda sejak tahu kehamilanku. Aku menjadi wanita sempurna untuk suamiku, bahagia aku sangat bahagi
Baca selengkapnya

Bab 95

Setelah kepergian Bu Sonia dan Kania dari kamarku, aku duduk di tepi ranjang mematung sambil memikirkan ternyata kehamilan Kuntadi hanyalah bunga tidur semata.Aku menghembuskan nafas beberapa kali tatkala aku teringat yang tadi kualami ini alangkah terasa nyata. "Aku pikir beneran nyatanya hanya mimpi," gumamku sambil kecewa dengan apa yang terjadi.Ku cari te kehamilan yang tadi siang ku beli, untuk mengetes urine sekarang. Semoga saja impianku bisa jadi kenyataan kalau aku ingin segera mempunyai momongan dan secepatnya menjadi wanita sempurna untuk Mas Dio."Mana ya test pack nya kok gak ada, perasaan tadi aku simpan di atas nakas deh. Di mana ya?" Ku cari-cari tepack di seluruh laci dan basah juga lemari. Namun tak kunjung ketemu."Kok gak ada ya," gumamku sambil mengacak laci dan juga ranjang, takutnya jatuh pada ranjangku.Seketika pikiranku tertuju pada Kania yang tadi lancang masuk ke kamarku. Apa Kania mengambil tespack itu.Aku tertegun sejenak sambil memastikan dugaanku me
Baca selengkapnya

Bab 96

Aku memperlihatkan bukti sebuah tes kehamilan yang saat ini sedang di genggam tanganku begitu erat. Rasanya aku seperti tak percaya dengan semua ini, namun ini nyata adanya. Impianku selama ini telah kenyataan.Aku dan suamiku masih sibuk dengan pelukannya. Tak tersadar bahwa ada Kania juga. Kania melenggang sambil menghentakkan kakinya begitu kencang pada lantai, ia terlihat amat kesal denganku, kehamilannya ini mungkin akan menguntungkan untukku namun akan merugikan Kania. Sebab Dio kini akan lebih menyayangiku yang sedang hamil di banding istri keduanya.Kania masuk kedalam kamarnya sambil menutup pintu dengan begitu kasar.Bred!Suara pintu yang begitu nyaring, istri kedua Dio itu terlihat murka dengan apa yang telah terjadi.Kania ketar-ketir kebingungan dengan apa yang sedang menimpanya saat ini. Kemarin Kania mendengar jelas perbincangan Dio dan Marisa yang akan menceraikan Kania ketika Marisa telah hamil, dan kini semua itu telah kenyataan. Kania tampak tak tenang sambil ia be
Baca selengkapnya

Bab 97

Dio telah menyelesaikan sarapan paginya, kini pria itu beranjak dari duduknya melenggang pelan ke arahku, "Kamu jangan terlalu mendengar omongan orang ya sayang. Biarlah orang berbicara apapun tentang kehamilanku yang penting kamu sehat dengan si utun yang berada di perutmu itu," sahut Dio sambil mencium keningku.Aku bahagia sekali saat pria yang telah menemaniku selama 3 tahun itu kini telah berubah, lebih perhatian dan senantiasa membuat perasaanku tenang.Lagi-lagi Kania yang masih memakan sarapannya mendelikan mata, wajahnya begitu marah saat Dio mencium pipi ini. Ada rasa tidak enak juga, pasti nanti aku yang akan kena dengan ulahnya. Namun, aku tidak boleh takut dengan siapapun terutama maduku sendiri."Dio ibu mau bicara sekarang," sahut Bu Sonia sambil melenggang ke arah ruang utama di iringi dengan langkah Dio yang mengikutinya dari belakang.Alangkah terukir rasa penasaran di dalam lubuk hati ini, tapi tidak mungkin juga kalau aku menguping secara diam-diam. Kania pasti aka
Baca selengkapnya

Bab 98

"Aku berani sumpah Bu, kalau aku sama sekali tidak sengaja mendorong tubuh Kania, tadi dia yang menghalangi jalanku untuk masuk kedalam rumah." Dengan demikian aku mencoba menjelaskan pada mertuaku perihal kejadian yang sebenarnya.Walaupun hasilnya nihil sekali mertuaku tak mau mempercayaiku sama sekali."Lebih baik kamu pergi Dari sini Marisa! Kamu hanya membuat onar saja," sungut Bu Sonia sambil mencoba membangunkan tubuh Kania. Matanya begitu melotot seakan semuanya aku yang salah, padah jelas sekali, aku hanya korban dari fitnahan Kania.Dari pada aku terus berdiam disini, lebih baik aku pergi saja tinggalkan mereka, semuanya hanya percuma, Bu Sonia pasti tidak akan pernah mempercayaiku walaupun sudah kujelaskan, walaupun aku sudah bersimpuh lutut pun, semuanya percuma dan percuma.Aku melenggang ke arah kamarku yang tak jauh dari ruangan utama, kulihat Ayah Hadiman telah siaga di sama sambil menatapku yang sudah mulai berkaca-kaca."Kamu kenapa Mar, kenapa kamu sampai menangis
Baca selengkapnya

Bab 99

"Marisa mana sih? Mana hujan sudah mulai turun deras lagi. Dasar wanita, memang keras kepala. Gak sabaran juga, padahal tinggal nunggu beberapa menit saja," gerutu Dio sambil menyetir mobil matanya fokus pada tepi jalan mencari keberadaan istrinya yang nekat pergi sendiri berjalan kaki.Ada percikan rasa cemas di benaknya lantaran hujan deras mulai luruh dari langit.Saat Dio fokus dengan arah depan jalan, terlihat seorang wanita yang sedang mengayuh sepeda menarik perhatian Dio. Mata tak terkendalikan kini hanya fokus memandang wanita itu yang sekelebat berpapasan.Dio tercengang seketika, sambil matanya melotot.."Kenapa itu seperti Salsa, apa wanita hanya sekedar mirip?" gumam Dio sambil memandang kaca spion untuk mencermati wanita yang barusan berpapasan dengannya.Alangkah rasa penasaran Dio semakin memuncak saat hatinya begitu yakin bahwa yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri adalah Salsa -sang mantan istri.Dio pun tak punya pilihan lain lagi selain memutar balikan arah mobi
Baca selengkapnya

Bab 100

"Duh kok hujan sih, jangan hujan dong. Aku belum sampai ke tempat tujuan. Jangan hujan, jangan hujan," gumamku sambil berjalan tergopoh lantaran hujan yang mulai turun deras.Mataku terus celingukan semoga saja aku menemukan orang yang kukenal. Dan andai orang itu mau menolongku untuk berteduh di bawah derasnya air hujan ini. Baju yang kupakai mulai basah membuat badanku terasa dingin seketika. Keinginanku yang begitu besar tak mampu ku kendalikan hingga aku nekat pergi dari rumah tanpa sepengetahuan Mas Dio.Ku usap wajahku yang tertimpa deraian air hujan ini, badanku sudah mulai menggigil kedinginan, kepalaku juga terasa pening. Aku mohon, jangan sampai aku jatuh disini, di derasnya air hujan ini, aku hanya ingin memeriksa apakah di dalam rahimku ada janin yang sejak lama ku nantikan. Tanganku mulai menyentuh kening yang terasa agak pusing.Tiba-tiba seseorang memayungi ku dari belakang sambil tangannya menyentuh bahuku yang telah basah kuyup karena air hujan."Apa yang sedang ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status