All Chapters of SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT: Chapter 81 - Chapter 90

114 Chapters

Bab 81

Setelah aku pulang dan merebahkan tubuhku yang sudah terasa letih ini di atas ranjang. Teringat dengan perutku yang belum sempat ku isi sempurna. Kasihan juga nasi goreng buatan Bi Euis kalau tidak ku Makan.Akhirnya aku bangkit dari ranjang menuju dapur hanya untuk menepati janjiku tadi pada Bi Euis, yaitu memakan nasi goreng tersebut hingga habis.Saat ku buka tudung saja ternyata nasi goreng itu sudah dingin dan agar mengeras. Tapi tak apalah, semua itu tak membuatku ganti menu lagi."Non, nasi gorengnya sudah dingin. Bibi, buatkan lagi yang baru ya," ujar Bi Euis yang baru saja menghampiriku."Biarin aja Bi, aku sudah terlanjur lapar banget. Jadi lama lagi kalau harus dihangatkan, perutku keburu ngamuk minta makan," tampikku tak ingin merepotkan ya lagi.Setelah ku amati, aku baru tersadar bahwa keadaan di rumah ini sangat sepi dan hening tidak ada suara orang mana pun yang berbicara kecuali hanya suara Bi Euis yang terdengar."Bi orang-orang pada kemana? Kok sepi banget gini kay
Read more

Bab 82

Krieet!Kania membuka pintu lebar ia telah lancang masuk kedalam ruangan pribadiku."Katanya Lo sedang sakit ya? Pantas saja Lo gak ada pas sarapan pagi sama keluarga. Eh semalam gue 'kan sama suami gue makan bareng juga di restoran mewah, Lo tau gak semalam Dio so sweet banget sama gue loh. Bahkan dia menyuapi gue terus sampai habis. Dan asal Lo tau semua yang ngerencanain makan di luar itu Dio. Sengaja sih gak ngajak istri pertamanya karena … gak penting juga katanya. Jadi sekarang yang berarti di hidup Dio itu cuma gue. Jadi … siap-siap aja lon mundur alon-alon kalau Lo gak mau sakit batin Lo semakin parah," ujaran Kania sengaja ingin membuatku merasa kepanasan."Jangan banyak bacot Lo! Ngomong sana sama ember bocor punya Mang Warsini. Eneg gue dengernya, berita apaan kagak bermutu gitu. Denger ya baik-baik Kania sayang wanita cantik sedunia, gue gak akan pernah mau cerai dengan suami gue, biar Lo gak pernah bahagia," dengusku sambil menatapnya dengan penuh kegeraman.Pagi-pagi suda
Read more

Bab 83

"Maaf Kania aku tidak bisa tidur denganmu lagi, malam ini aku akan menemani Marisa sampai sembuh," ungkap pria yang mempunyai istri dua itu.Lelaki itu baru saja pulang dari kantornya karena habis kerja untuk menggantikan sang Ayah yang sudah tidak bisa berjalan lagi.Kania mencoba meraih dasi yang masih melingkar di leher Dio, namun tangan Dio dengan cekatan segera menepisnya, "Kamu tidak usah repot-repot biarkan aku saja yang melepas dasi ini," tampik Dio.Sepertinya ia tidak ingin istri keduanya ikut campur dalam melepaskan benda yang melekat pada tubuhnya sekalipun itu hanya dasi semata.Betapa Dio sangat khawatir dengan istri pertamanya yang saat ini masih belum juga terlihat keluar kamar."Kania apa kamu melihat Marisa mendingan hari ini?" tanya Dio seraya mengambil handuk dari lemari.Marisa menyentuh tangan Dio, wajahnyanya begitu dekat, tatapannya begitu menggoda, "Massa, sebenarnya Marisa emang pura-pura sakit, dia tidak terima karena kamu selalu denganku beberapa malam ini.
Read more

Bab 84

"Gimana Mar, keadaan kamu sekarang?" tanya Ayah Hadiman ketika aku menghampirinya untuk makan bersama keluarga."Sudah agak baikan Yah, hanya asal lambungku saja yang naik makannya aku lemas tidak mau makan," ujarku sambil duduk di dekat Dio. Namun, dia tak sedikitpun melirik bahkan menyapaku sama sekali. Lelaki itu benar-benar marah gara-gara kemarin."Memangnya sudah kamu periksa? Tau dari mana kalau asam lambungmu naik?" Ayah mertuaku mulai bawel. Namun, aku merasakan sedang. Hanya dialah yang selalu perhatian terhadapku."Kamu itu kaya wartawan saja sih banyak nanya! Orang lagi makan juga!" sergah Bu Sonia pada Ayah mertua. Aku hanya tertunduk sambil melihat nasi kok rasa mual itu tiba-tiba hadir lagi. Kalau saja mereka tau mual-mual pasti aku akan di ledek oleh Kania. Apalagi Bu Sonia sudah berharap banyak dulu dengan kehamilanku karena ia ingin segera mempunyai cucu baru.Aku harus menahannya sebisa mungkin, jangan sampai aku terlihat mual atau pusing."Kan kamu kapan sih ngas
Read more

Bab 85

"Pekerjaan apa yang harus ku kerjakan untukmu Kania? Apa aku harus membunuh seseorang? Atau memukuli seseorang, menculik, atau menakuti orang?" tanya pria yang saat ini sedang duduk bersama Kania dengan segelas alkohol yang saat ini sedang di minum Kania."Gue sedang tidak butuh itu semua Hendra," ungkap Kania pada lelaki yang di panggilnya Hendra.Hendra adalah pria yang selalu mengejar Kania pada saat Kania masih kuliah dulu. Rasa cintanya sampai saat ini masih melekat pada Kania. Hendra masih belum bisa menemukan lagi wanita yang diinginkan ya selain Kania."Gampang pekerjaan Lo, sangat nikmat pula," ujar wanita bersuami itu.Kania menikmati segelas alkohol yang saat ini menemaninya, setiap dirinya merasa sedang banyak beban di pikiran dia sering kesini untuk bersenang-senang juga menghilangkan semua masalah yang sedang menghadang.Setelah satu gelas alkohol yang di tangannya habis Kania masih menyucikan botol air keras tersebut kepada gelasnya."Gampang gimana sih Kania? Gue gak n
Read more

Bab 86

Pagi ini aku ingin tubuhku berkeringat walaupun hanya dengan membantu Bi Euih mengepel lantai ruang depan. Kasihan wanita paruh baya itu harus membereskan rumah sendiri. Dari pada duduk manis gak ada akhlak tidak salahnya kalau aku membantu aktifitas Bi Euis, sekalian semoga saja mertuaku jadi baik, ya walaupun baiknya hanya secuil saja untukku.Aku menghela nafas dengan lembut, baru saja mulai mengepel lantai ruang tamu rasanya aku sudah lelah begini. Tidak biasanya aku lemah seperti ini. Apa karena aku jarang melakukan aktivitas yang berat-berat akhir ini?Krieet!Musuhku sudah berada di hadapanku, mungkin baru saja pulang dari bermalamnya di rumah orang tuanya. Kania dengan lancang melangkahkan kaki sembarangan, sepatunya yang kotor sengaja di injakan pada lantai yang sedang ku pel.Hatiku sudah geram, ini memang kelakuannya yang kesekian kali, sudah tak terhitung lagi dia selalu leluasa melakukan hal yang tak sopan."Kania apa yang kamu lakukan. Lancang sekali kaki lo bergerak di
Read more

Bab 87

"Mas kamu sudah janji kalau hari ini mau menjemput adikmu lagi untuk pulang kesini, mumpung sekarang kamu sudah pulang kerja. Ayo kita berangkat sekarang Mas," rengekku ketika aku menagih janji suamiku yang akan melihat keadaan adik laki-laki Mas Dio."Baiklah ayo kita berangkat, tidak punya waktu lagi mumpung waktu masih sore. Sambil jalan-jalan saja sama Tasya."Akhirnya Dio menyetujui keinginanku yang sederhana bagimu namun, terasa berat baginya.Setelah itu aku mendandani Tasya dengan baju bagus dan akupun mengganti pakaianku dengan yang lebih bersih. Entah kenapa aku malas sekali dandan. Dan rasa mualku juga tiba-tiba kini ngilang. Mungkin dugaanku benar kalau asam lambungku sedang tidak sehat kemarin makannya aku mual-mual."Ayo Mar kita berangkat," seru Dio dari balik pintu."Mas kamu kemana sudah rapi begini? Kamu gak ngajak aku apa?" tanya Kania di sela-sela akan keberangkatan kami."Aku ada urusan sama Marisa jadi sekarang aku tidak bisa mengajakmu Kania. Sebentar kok, nanti j
Read more

Bab 88

"Mas hari ini aku mau nagih janji kamu?" tanya Kania wanita yang saat ini sedang bersama Dio, menyambutnya di ruangan utama."Janji apa?" ungkap Pria yang dicintainya itu sangat datar, wajahnya terlihat penat dan lesu."Ya ampun Mas, masa lupa. Baru saja kemarin kamu bilang mau ngajak jalan-jalan aku. Tapi aku gak mau kalau kamu bawa Marisa, kamu cukup bawa Tasya saja," papar Kania sambil melipatkan kedua tangan di dada."Tapi Mas capek Kan kalau harus sekarang.""Tuh Mas, janji kamu tidak bisa di pegang sama sekali ya! Kamu pilih kasih banget, beda sama Marisa, sama dia kamu selalu mau. Marisa minta apapun kamu selalu melaksanakan. Tapi buatku kamu selalu malas dan malas. Kecewa aku Mas." Kania menggerutu kala mendengar keinginannya ditolak begitu saja oleh sang suami.Wajah Kania tampak cemberut sambil sesekali mendelikan mata pada arah suaminya itu."Padahal aku sudah nunggu dari kemarin ajakan kamu, kalau seandainya gak niat untuk ngajak keluar. Gak usah memberi harapan palsu juga
Read more

Bab 89

"Aahh," jerit wanita yang hampir saya ditabrak oleh mobil yang sedang Dikendarai Dio.Ssssrrrrr!Tiba-tiba Dio menginjak rem begitu mendadak membuat dirinya dan Kania oleng, sebab hampir saja dia menyerempet wanita yang bertopi.Akibat Kania sering mengganggu Dio, hingga akhirnya Dio lalai dalam mengemudi. Pria itu kurang fokus melihat arah depan jalan, karena Kania yang selalu saja ingin bermesraan.Dio menghela nafas ketika wanita bertopi itu tidak apa-apa."Aw sakit," ringis Kania ketika kepalanya terbentur pinggir mobil."Mas, kok kamu gak hati-hati sih, gimana kalau aku kenapa-napa," gerutu Kania sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.Dio hanya menoleh ke arah Tasya yang ternyata memang baik-baik saja. Lalu Dio memperhatikan wanita yang hampir saja disundul oleh mobilnya.Untung saja Dio pintar dalam mengerem mobil, jadi tidak ada kejadian apapun."Kenapa aku seperti mengenali wanita itu," gumam Dio sambil memperhatikan wanita yang hampir saja di tabraknya.Dio turun dari mo
Read more

Bab 90

Teguran pelayan tersebut alangkah mengejutkan Bila yang sedang mengintip putrinya.Bila menoleh tenang saat yang dilihat ternyata tak lain adalah pelayan restoran.Bila menghembuskan nafasnya dengan begitu lega.Namun, tiba-tiba Dio tersadar dengan pembicaraan antara Bila dan pelayan restoran di balik tembok.Dio pun sepertinya kenal dengan wanita yang sedang mengobrol dengan pelayan restoran itu."Sa-saya sedang … Sedang mencari teman saya Mbak." ungkap Bila sambil gugup kebingungan.Dio semakin penasaran dan langsung melangkah untuk menghampiri wanita tersebut."Mbak? Bukannya Mbak yang tadi hampir saja saya tabrak?" tanya Dio mengejutkan Bila. Beruntung Dio datang dari belakang coba saja kalau dari depan, pasti dia akan tau siapa wanita yang membuatnya penasaran itu."Mbak?" sapa Dio ketika wanita itu tidak menjawab sama sekali pertanyaannya.Akhirnya Dio mengayunkan kaki semakin mendekati kediaman Bila. Membuat mata Bila membelalak sambil jantungnya berdetak kencang tak karuan.
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status