Home / Urban / SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of SUAMI MELARATKU TERNYATA KONGLOMERAT: Chapter 101 - Chapter 110

114 Chapters

Bab 101

Aditya kembali sambil membawa 2 mangkuk bakso yang masih panas, pria itu mencari keberadaan Marisa yang tadi masih terdiam dan duduk disini."Kemana dia? Apa sudah pulang?" pikiran menebak sambil mencari Marisa yang entah kemana."Bu, apakah Ibu melihat wanita yang tadi sedang duduk disini?" tanya Aditya pada tukang warung, tangan pria itu menyangga 2 mangkuk bakso yang masih hangat itu."Tadi kalau gak salah ada laki-laki yang menjemputnya," jawab ibu-ibu tukang warung itu.Jawabannya sudah yakin lagi bahwa Dio yang menjemput Marisa.Terpaksa pria lajang itu harus menghabiskan 2 makngkuk bakso sendirian, ketika orang lain semangkok berdua tapi Aditya memakannya 2 makngkuk sekaligus sendiri. Rasanya pasti sedih untung pria yang tidak rakus seperti Aditya.Walaupun baksonya tidak habis semua, kini Adit harus pulang dengan rasa kecewa yang menyeruak dalam perasaan.Bagaimana tidak, mencintai istri orang begitu menyakitkan, apalagi yang yang kita Laguna sama sekali tak mencintai Adit kem
Read more

Bab 102

"Kalau Lo gak ngaku juga, gue Pastikan gue akan panggil Mas Dio kesini," ancamku agar Kania mau mengakui perbuatannya yang telah mengambil tes kehamilanku."Panggil saja sana!," ungkap Kania menantang ku."Okay, gue gak main-main sama ancaman gue, setelah semuanya terungkap bawa Lo hanya pura-pura hamil, gue yakin Mas Dio pasti akan menceraikan Lo Kania. Tau rasa!""Ada apa ini? Apa yang telah terjadi?!" tanya Dio tiba-tiba datang ketika aku baru saja membicarakannya."Mas, ternyata Kania mengambil tespackku yang ku simpan di dalam laci," tegasku menjelaskan."Apa?! Kok bisa Kania? Jadi kamu hanya pura-pura hamil gitu?""Nggak Mas, ini semua fitnah Marisa, mana mungkin aku pura-pura hamil, ya kalau tes kehamilan kamu hilang. Itu berarti kamu yang gak becus nyimpen. Jangan cari gara-gara gini dong Lo!" imbuhnya seakan aku yang salah.Di saat aku dan Kania saling beradu mulut dan bercekcok, Dio berusaha mendiamkannya."Begini saja besok kalian di periksa ke dokter kandungan, biar sama-s
Read more

Bab 103

"Iya benar kata Marisa Bu, Kania. Kemarin Aja Marisa yang hanya di tes dengan test pack tapi kalian tidak percaya. Maka dari itu biar adil Kania kamu harus ikut kita, lagi pula kalau memang benar kamu sedang hamil, apa salahnya tinggal ikut, ya kecuali kalau kamu …" Dio menghentikan bicaranya sambil meletakkan tangan di dada dan jari telunjuk menyentuh dagunya."Kecuali apa Dio?" sergah Bu Sonia."Kalau memang benar hamil kenapa juga harus takut Kania. Lagi pula kan kamu hamil beneran bukan bohongan 'kan?" sindirku"Jadi Lo gak percaya kalau gue hamil, oke gue ikut! Sekarang gue ganti dulu baju," sahut Kania dengan begitu kesal. Wanita itu telah terpengaruh dengan omongan ku hingga dia terpaksa ikut juga akhirnya. Aneh sekali, padahal kalau memang benar sedang hamil kenapa harus takut juga, tinggal di periksa ke dokter apa susahnya sih. "Ayo Mar, kita tunggu saja di mobil, lagi pula lama kalau harus nunggu disini."Aku dan suamiku lebih dulu melenggang, Mas Dio mengemudi mobil sedan
Read more

Bab 104

Tubuh Kania gemetar tak tenang, diiringi dengan perasaannya yang gelisah, raut wajahnya pun mulai tak tenang."Tenang ya Mbak, jangan gelisah seperti itu, sekarang Mbak Tatik nafas lalu hembuskan," ujar Dokter Andri pada Kania.Dokter Andi meletakan alat USG pada arah perut Kania.Degh! Jantung Kania berpacu hebat. Wanita itu memejamkan mata, karena tidak ada lagi harapan untuknya berbohong pada sang suami. Bahkan dia akan merasa malu sebab sudah berpura-pura hamil pada Dio dan keluarga Dio."Wah yang ini beda 1 bulan dengan wanita yang tadi," ucap Dokter Andri sambil mematikan dengan jelas ke arah gambar hasil USG perut Kania."Apa Dok?! Beda satu bulan gimana?" tanya Dio yang terkejut dengan ucapan sang Dokter."Sudah Bu," sahut Dokter Andri pada Kania. Dokter itu kembali duduk di kursinya."Selamat ya Pak, istri Bapak sedang hamil 4 Minggu, itu artinya baru 1 bulan. Jaga diri baik-baik jangan terlalu lelah dan banyak makan sayuran ya Bu," ujar Dokter Andri sambil meresepkan vitam
Read more

Bab 105

"Sayang Ibu bawakan mangga muda untuk kamu," sapa Bu Sonia ketika ia baru saja pulang dari pasar.Kania nampak sumringah akhirnya yang di dambakan sejak kemarin terlaksana."Terimakasih ya Bu, ini buat aku aja Bu?""Buat kamu saja Kania, lalu buat siapa lagi?!" kata Ibu sewot tak menggubris diriku yang sedang mengepel lantai yang tidak jauh dari kediamannya.Aku fokus saja ngepel lantai sambil pura-pura tidak mendengar ucapan mereka. "Marisa, sini!" seru Kania.Awalnya aku masih fokus mengepel lantai dan tidak menggubris seruannya sama sekali."Heh Marisa sini, Lo budek atau gimana sih, gue panggil-panggil juga. Malah diam begitu," pekik Kania."Apa sih Lo berisik banget jadi orang, Lo gak liat apa gue lagi ngepel begini," hardikku melawan."Lo sekarang bikinin gue rujak, pokoknya yang pedas banget, gue mau sekarang secepatnya," titah Kania."Enak aja Lo nyuruh-nyuruh gue, kenapa gak Lo saja Sana sendiri. Manja banget," kataku tidak mau."Marisa pokoknya gue maunya sama Lo, Bu Marisa
Read more

Bab 106

"Tapi Bu, aku tidak tau apa-apa. Bahkan Bi Euis juga tahu aku tidak kemasukan bangkai cicak itu pada dalam rujak, mungkin bisa saja bangkai cicak itu terjatuh ketika aku dan Bi Euis sedang sibuk mengerjakan hal lainnya," elakku, semoga saja mertuaku tidak terlalu menyalahkan diri ini. Kalau saja dia tau bahwa aku sengaja, bisa-bisa aku lebih dibenci olehnya."Bohong! Jangan banyak ngelak kamu Marisa! Mana mungkin cicak ini jatuh sendiri tanpa dibantu oleh tangan seseorang. Saya tidak mau tau kamu harus dihukum seberat-beratnya. Hukuman yang pantas untukmu kamu lebih baik minggat dari rumah ini!" Telunjuk mertuaku mengarah jelas padaku.Sungguh aku terbelenggu tatkala mendengar ancaman itu, baru kali ini mertuaku semarah ini."Bu, tidak segampang itu. Aku tidak setuju kalau ibu mengusir Marisa dari sini, dan jika saja ibu mengusir istri pertamaku, maka aku sebagai suaminya akan ikut kemanapun Marisa pergi." Suara pria itu terdengar lantang. Mas Dio tak setuju jika aku pergi dari rumah
Read more

Bab 107

"Ada apa Mas?""Bila mengapa kamu selalu muncul dimanapun aku berada," ungkap Dio."Mas bolehkah aku jujur padamu, sebenarnya aku mencarimu di setiap waktu. Aku mencari Tasya juga, karena bagaimanapun dia adalah anakku Mas, aku yang melahirkannya." Tatapan Bila begitu tulus.Aku dikejutkan dengan hal itu, ternyata Salsa mantan istri Mas Dio adalah Bila sahabat aku sendiri."Mas, jadi kalian…" ungkapku begitu terkejut tatkala melihat semua itu.Dio dan Salsa menoleh ke arahku bersamaan. Tak ada satu patah kata pun yang menjawab ungkapanku.Aku memberanikan diri untuk menghampiri kediaman Mas Dio dan Salsa, tangan mereka masih saling berpegangan."Mas Bila ini mantan istri kamu yang kamu bilang sudah mati itu?!" tanyaku membuat Bila seketika tercengang."Apa Mas, jadi selama ini kamu anggap aku ini sudah mati," kata Salsa menunjuk dirinya sendiri."Bil, jadi yang kamu maksud suami kamu yang entah dimana itu adalah Mas Dio suamiku juga?" Tebakku tercengang.Kami semua menjadi bimbang dan
Read more

Bab 108

Ting nong!Suara bel rumah berbunyi, aku yang sedang mengepel lantai melenggang untuk membuka pintu tersebut, Kania yang saat ini sedang berasama mertuaku ikut serta akan membuka pintu, namun segera ku tahan. "Biar aku saja Kania," cegahku pada Kania yang hendak akan melenggang juga."Ya sudah sana Lo buka!" titah Kania sambil mendelikan mata.Kania serta Bu Sonia duduk kembali sambil melanjutkan perbincangannya. Aku segera melenggang untuk membuka pintu."Siapa ya?" gumamku seraya membuka pintu.Pada saat itu aku di kejutkan dengan kedatangan Salsabila, wanita itu berdiri di ambang pintu."Siang Mar? Tasya ada di rumah?" tanyanya."Ada kok, ada Bil. Kamu masuk saja kerumah, aku antarkan ke kamarnya," kataku sambil mempersilahkan wanita itu masuk kedalam rumah.Kami berjalan di depan serta Salsa mengikuti dari belakang. Ketika melihat Salsa Bu Sonia serta Kania terperangah. Reaksi mereka begitu susah diartikan. Mereka sepertinya amat kesal ketika melihat Salsa menginjakan kaki di ruma
Read more

Bab 109

Ting! Benda pipih yang yang tergeletak di atas meja terus saja berbunyi, namun tak ada satupun orang yang mengangkatnya. Entah ponsel siapa? Ku hampiri ponsel yang tersimpan di atas meja itu, memastikan. Dan ternyata adalah ponsel maduku sendiri.Awalnya aku tak ingin mengambilnya, apalagi harus diantarkan pada Kania, rasanya malas sekali. Namun suara deringan ponsel itu tak berhenti membuat berisik.Tak ada pilihan lain, tak ada salahnya kalau aku berikan ponsel miliknya Kania itu. Siapa itu memang telepon penting."Kania, Kania," seruku di balik pintu, namun tak ada sahutan sama sekali. Entah di mana keberadaan wanita itu. Kebetulan pintu kamarnya tidak tertutup rapat, apakah mungkin di dalam kamar mandi. Lalu ku memberanikan diri masuk ke dalam bilik kamarnya."Kalau ku angkat, takutnya penting. Apalagi nomornya dari nomor baru, tapi kalau dibiarkan suara dering nya cukup mengganggu," gumamku seraya mencari keberadaan maduku.Saat mata ini tak sengaja melihat ke halaman belakang
Read more

Bab 110

"Mana sih tuh orang jam segini masih belum datang juga! Katanya butuh duit! Malah gue yang harus nunggu!" gerutu Kania pada Hendri. Pria yang di tunggunya belum kunjung datang juga.Wanita itu terus saja celingukan sambil sesekali melirik ponsel untuk melihat jam.Salsa tak sengaja lewat melihat Kania sedang gelisah menunggu seseorang. Akhirnya Salsa berniat menemui Kania yang berada di restoran tersebut."Panik bener wajahnya," sindir Salsa ketika menghampiri Kania yang telah duduk di kursi dalam restoran tersebut.Kania menyimpan ponsel yang baru saja ia ambil. Kania menoleh ke arah Salsa. Wanita itu nampak kesal saat yang di tunggu Hendra yang datang malah musuh bebuyutannya."Heh ngapai Lo disini? Kasihan banget gak diakui sama anak sendiri emangnya enak. Makannya Lo jagain anak Lo dari bayi, biar gak di gondok sama si Marisa. Lo tu insaf jangan mesum mulu. Jadinya begini anak sendiri aja gak mau mengakui kalau Lo adalah ibu kandung yang udah ngelahirin dia. Kasihan, kasihan, kasi
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status