Semua Bab Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti : Bab 1 - Bab 10

107 Bab

Perjodohan Yang Menyakitkan

“Aku tidak mau menikah sama lelaki yang tidak aku cintai!!!” teriak seorang Wanita cantik yang sedang menangis.“Miranda, kamu seharusnya senang direstui sama kedua orang tuanya. Kamu tahu? Mereka sudah sangat berjasa pada kita! Ibu yang bekerja disana sebagai pembantu dan majikan Ibu sangat menghormati Ibu. Jadi, apa salahnya kita membalas kebaikan mereka dengan menyerahkan kamu sebagai menantunya?” Ibu Miranda Terlihat begitu sedih saat Miranda menolak tawaran tersebut.“Tapi kenapa harus Miranda yang Ibu korbankan? Lagian Aku juga sudah memiliki pasangan yang sangat aku cintai hiks” Isak tangis Miranda semakin menjadi-jadi ia tidak bisa membayangkan jika harus berpisah kepada Cleo kekasih hatinya.“Ibu mohon... Tolong terima permintaan Ibu. Kamu juga harus melihat Ayah kamu yang terbaring lemah di rumah sakit! kamu lihat? Orang miskin seperti kita tidak mungkin bisa berada di rumah sakit selama berhari-hari! Biaya nya sangat mahal! Untung saja majikan Ibu mau membayarkan biaya rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Malam Pertama

“Ngapain kamu duduk di tempat tidur saya?!” suara Kelvin meledak, tajam seperti belati yang menusuk udara.Miranda tersentak, tubuhnya menegang. “Ma... Maaf, aku tidak tahu kalau tempat tidur ini tidak boleh aku duduki,” suaranya bergetar, kepalanya menunduk dalam-dalam.Kelvin mendengus kasar. Matanya memerah, wajahnya mengeras penuh amarah. “Ah! Mimpi apa aku semalam? Bisa-bisanya mendapatkan kesialan seperti ini!” gerutunya dengan geram, menatap Miranda seakan ia adalah sesuatu yang menjijikkan.Miranda merasa nyalinya ciut. Tatapan Kelvin begitu menakutkan, membuat dadanya sesak. Ia takut jika lelaki itu benar-benar akan menuntut haknya sebagai suami. Namun, ketakutannya sedikit mereda ketika Kelvin justru mengayunkan tangannya, menunjuk lantai dengan jijik.“Minggir! Tidur di bawah! Aku tidak mau ranjangku diinjak perempuan sepertimu!”Tanpa berani membantah, Miranda segera turun dan duduk di atas karpet dingin. Kelvin berjalan menuju pintu, menutupnya dengan keras, lalu mengunci
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Mabuk-mabukan

Kelvin datang ke tempat yang selalu ia kunjungi dikala gabut. Beberapa kenalannya menyapa Kelvin dan mereka mengajak Kelvin untuk menikmati minuman keras sambil mendengarkan musik dugem. Yah, di tempat diskotik adalah pilihan yang tepat bagi beberapa kaum muda dan dewasa.“Bro... Aku dengar kamu sudah menikah?” tanya Alex.“Ah, persetan dengan pernikahan!” seru Kelvin dengan sinis. “Lalu bagaimana dengan si Yunita? Apa dia sudah mengetahui kalau kamu sudah menikah?” tanya Alex kembali.“Sudahlah... Lupakan soal wanita! Aku kesini mau bersenang-senang dengan minum dan berjoget bukan membahas percintaan!!!!” seru Kelvin dengan nada keras, seakan ia tidak ingin membahas itu.Disisi lain, Desi yang kini sudah selesai menjadi pembantu di rumah Mira memutuskan untuk berjualan sembako. Modal sembako itu pun ia dapatkan dari sang majikannya. Desi benar-benar merasa diuntungkan ketika Miranda sudah menjadi bagian dari mereka. Beberapa tetangganya merasa penasaran dengan kehidupan Mira yang ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Kesalahpahaman

Hari ini, Kelvin mengajak Miranda pergi ke sebuah supermarket. Miranda merasa senang karena menganggap ini sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan suaminya. Namun, alasan sebenarnya Kelvin mengajak Miranda berbelanja adalah untuk mencari muka di depan kedua orang tuanya."Ayah, Ibu, aku dan Kelvin mau ke supermarket dulu," ujar Miranda pada mertuanya. Mereka terlihat sangat menyayanginya, tetapi berbeda dengan Kelvin yang justru merasa terancam oleh kehadiran Miranda."Kalau bukan karena ingin mengambil hati orang tuaku, aku tidak akan sudi satu mobil dengannya!" gumam Kelvin dalam hati.Sesampainya di supermarket, Kelvin tiba-tiba ingin ke toilet dan menyuruh Miranda menunggunya di parkiran. Miranda mengangguk sementara Kelvin pergi. Saat menunggu, Miranda tak menyangka akan bertemu dengan seseorang dari masa lalunya—Cleo.Cleo yang lebih dulu melihat Miranda segera menyapanya dengan penuh kerinduan. Ada sorot mata yang menyiratkan luka di antara keduanya. Namun, Miranda berusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Kecelakaan

Bily datang ke rumah dengan tergesa-gesa. Ia memanggil istrinya berulang kali. Mira, yang tengah memasak bersama Miranda, segera menghampiri suaminya."Ada apa, Sayang? Kok kelihatannya gawat sekali?" tanya Mira kepada Bily."Bu, ayo kita segera menuju ke kantor. Ada hal yang ingin Ayah tunjukkan pada Ibu," ujar Bily."Iya, tapi aku ganti pakaian dulu," jawab Mira."Tidak perlu... Ayo sekarang juga ikut aku!" desak Bily.Miranda, yang baru saja selesai memasak, mencoba menawarkan masakannya kepada kedua mertuanya. Namun, saat keluar dari dapur, Miranda tidak lagi melihat mereka. Hanya terdengar suara mobil yang melaju kencang."Ada apa ya? Kok buru-buru seperti itu? Padahal aku baru saja selesai memasak sop..." gumam Miranda heran.Di perjalanan, kondisi jalan ramai oleh pengendara mobil maupun motor. Ditambah lagi, ayah mertua Miranda mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mira merasa gelisah dan berulang kali meminta suaminya memperlambat laju kendaraan. Namun, di tengah perja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Bawa Mantan

Di bagian sebelumnya, Miranda dan Kelvin berada di pemakaman. Di sana, Kelvin menuduh Miranda sebagai penyebab kematian kedua orang tuanya. Miranda hanya bisa menangis, sementara Kelvin pergi meninggalkannya dalam keterpurukan. Sambil menatap punggung Kelvin yang semakin menjauh, Miranda bergumam, "Mengapa aku yang disalahkan... hiks..." Dalam kondisi emosi yang kacau, Kelvin mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya, namun amarah dalam dadanya jauh lebih membakar. Tangannya mencengkeram erat setang motor, matanya dipenuhi kemarahan dan luka yang tak kasat mata. Kelvin semakin menambah kecepatan, memacu motornya menembus jalanan sepi. Lampu-lampu kota hanya terlihat seperti kilatan cahaya yang berlalu cepat. Ia tak peduli dengan kendaraan lain, tak peduli dengan bahaya yang mengintai di setiap tikungan. Di persimpangan, sebuah truk besar melaju dari arah berlawanan. Klaksonnya meraung keras, memperingatkan Kelvin yang hampir menab
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

Permainan Licik Yunita

Hari yang cerah seakan menambah semangat baru. Tak terkecuali bagi Miranda. Ia mencoba mengikhlaskan segala masalah yang belakangan ini menyesaki pikirannya. Senyum tulus kini menghiasi wajahnya, memancarkan kecantikan alami yang selama ini tersembunyi. Sambil mencuci sayur-sayuran yang baru dibelinya di pasar, ia berusaha menikmati pagi yang damai.Dari ambang pintu, Yunita berdiri dengan kedua tangan bersilang, memperhatikan Miranda dalam diam. Tatapannya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, ia melangkah mendekat, memasang senyum tipis yang samar di bibir mungilnya."Hai, kamu lagi apa?" tanyanya dengan suara lembut.Miranda menoleh sekilas dan membalas dengan senyum kecil. "Lagi mencuci sayuran."Yunita mengangguk, tapi sorot matanya tetap menyimpan misteri. Tanpa banyak bicara, ia berpura-pura tak ingin mengganggu dan berbalik pergi. Namun, bukannya benar-benar menjauh, ia justru berhenti di balik pintu, mengintip Miranda dengan ekspresi penuh perhitungan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-04
Baca selengkapnya

Meminta Modal Dagangan

Desi menghitung penjualan dagangannya dengan sangat hati-hati. Uang yang ia hitung kurang lebih jumlahnya mencapai jutaan. Seperti biasa, sebagian uangnya ia simpan ke dalam celengan ayam yang ia simpan di bawa meja dagangan. Dirasa ingin semakin makmur, Desi pun berniat untuk mengunjungi putrinya yang beberapa hari hilang kontak dengan dirinya. Disaat tengah sibuk menghitung uang, datanglah ibu Ima selaku ibu RT di desa tempat Desi tinggal. Melihat kedatangan ibu Ima, Desi pun dengan ramah menyapanya. “Eh... Ada Bu RT” sapa Desi. Dia menuntun Ima untuk duduk di kursi plastik yang baru saja ia ambil di bawah meja dan ditaruh dekat dengan tempat duduknya.“Mau beli apa ya Bu RT?” tanya Desi. ia sangat yakin Ima akan membeli dagangannya.“Begini, Bu Desi. Suami saya ingin mengadakan rapat. Yah... Ibu Desi tahu sendiri kan bahwa sebentar lagi jabatan suami saya akan berakhir” ujar Ima.Desi semakin kegirangan ketika ia diberikan sebuah amplop entah berisi apa. Kata Ima, amplop itu untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya

Bu RT Kena Fitnah

Sesuai dengan janjinya, Desi telah mengumpulkan beberapa warga ke rumah Ima. Sampai disana, Ima dan suaminya keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Desi, dkk dengan ramah. Ima menuntun mereka untuk duduk di teras rumah dengan halaman yang cukup menampung mereka. Ima juga meminta pembantunya untuk membagikan beberapa bingkisan kepada para warga yang sudah datang di tempat.“Kalau urusan bingkisan, paling aku suka!” gumam Desi dengan kegirangan.Tepat pada gilirannya, bingkisan dua kali lipat diberikan pada desi. Dengan alasan bahwa Desi telah menjadi pendorong para warga untuk datang ke rumah pak RT dan Bu RT. Satu bungkus bingkisan berisi beberapa kebutuhan lauk seperti beberapa mie sedap goreng, beras lima kilogram, minyak goreng dua puluh liter, telur, tepung terigu hingga beberapa kebutuhan lainnya.“Untuk pencoblosannya tanggal berapa ya Bu RT?” tanya Desi.“Pertanyaan yang bagus sekali! Baik, untuk tanggal pencoblosannya akan dilaksanakan dua minggu lagi dan saya berhar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-06
Baca selengkapnya

Bukannya Peduli Malah Nyakitin

Miranda duduk di teras rumah dengan seorang diri. Saat ini juga sudah hari sudah malam, namun suaminya belum kunjung pulang. Berhubung Miranda duduk di teras, dengan mudah dirinya bisa melihat tamu yang hendak ingin mampir ke rumah. Seperti hari ini, Desi datang dengan naik ojek online. Miranda yang melihat ibunya, dengan cepat membukakan pintu gerbang rumahnya.“Ibu, syukurlah Ibu kesini” ujar Miranda penuh haru. Baginya, kedatangan ibunya adalah sosok pelindung yang tiada duanya.Berbeda halnya dengan Miranda yang terlihat begitu sumringah, Desi malah menunjukkan wajah masam seperti sedang memikirkan sesuatu.“Ibu kenapa?” tanya Miranda.“Apa kita akan berdiam diri disini? Ibu kegigit nyamuk!” teriak Desi sembari menggaruk-garuk tangannya secara bergantian kiri dan kanan.“iya, Bu” ujar Miranda lembut.Miranda mempersilahkan Desi untuk masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di sana, Desi sudah dimanjakan dengan beraneka hidangan enak-enak hingga Desi merasa kekenyangan. Melihat ibunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status