Share

Kesalahpahaman

Author: Piki
last update Last Updated: 2023-08-02 03:46:46

Hari ini, Kelvin mengajak Miranda pergi ke sebuah supermarket. Miranda merasa senang karena menganggap ini sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan suaminya. Namun, alasan sebenarnya Kelvin mengajak Miranda berbelanja adalah untuk mencari muka di depan kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, aku dan Kelvin mau ke supermarket dulu," ujar Miranda pada mertuanya. Mereka terlihat sangat menyayanginya, tetapi berbeda dengan Kelvin yang justru merasa terancam oleh kehadiran Miranda.

"Kalau bukan karena ingin mengambil hati orang tuaku, aku tidak akan sudi satu mobil dengannya!" gumam Kelvin dalam hati.

Sesampainya di supermarket, Kelvin tiba-tiba ingin ke toilet dan menyuruh Miranda menunggunya di parkiran. Miranda mengangguk sementara Kelvin pergi. Saat menunggu, Miranda tak menyangka akan bertemu dengan seseorang dari masa lalunya—Cleo.

Cleo yang lebih dulu melihat Miranda segera menyapanya dengan penuh kerinduan. Ada sorot mata yang menyiratkan luka di antara keduanya. Namun, Miranda berusaha mengendalikan perasaannya karena sadar dirinya kini adalah istri orang lain.

"Miranda... akhirnya kita bertemu lagi," ujar Cleo, suaranya bergetar sebelum ia tak mampu menahan tangisnya.

Miranda terkejut. Ia ingin menjauh, tapi hatinya tak bisa membohongi diri sendiri.

"Aku... aku juga merindukanmu, Cleo," ucapnya lirih, menunduk untuk menyembunyikan air matanya.

Cleo menatapnya lekat. "Miranda, ini kesempatan kita! Kita harus pergi bersama! Kita harus kawin lari sebelum semuanya terlambat! Aku tidak ingin kehilanganmu lagi!"

Miranda menggeleng, air mata jatuh tanpa bisa dicegah. "Aku sudah menikah, Cleo... Aku tidak bisa."

Cleo tidak terima. "Tapi kita sudah tinggal serumah! Apakah suamimu akan menerima itu? Apakah dia akan tetap mencintaimu setelah mengetahui semua ini?" Cleo menarik Miranda ke dalam pelukannya, dan kali ini Miranda tidak sempat menghindar.

Pelukan itu terasa hangat, penuh kerinduan yang terpendam. Miranda merasakan dada Cleo naik turun dengan cepat, napasnya terasa berat dan putus-putus. Ia seharusnya mendorong Cleo, tetapi tangannya justru semakin erat menggenggam punggung lelaki itu.

"Aku tak pernah bisa melupakanmu, Miranda..." bisik Cleo di telinganya. "Beri aku satu kesempatan lagi. Kita bisa pergi dari sini, memulai semuanya dari awal. Aku tidak peduli dengan statusmu sekarang, yang aku peduli hanya perasaan kita."

Miranda menangis dalam diam. Hatinya berteriak ingin mengikuti Cleo, tetapi pikirannya menahan. Ia telah terikat pernikahan dengan Kelvin, seburuk apa pun kehidupan rumah tangga mereka.

Tepat saat itu—

PLOK! PLOK! PLOK!

Suara tepukan tangan menggema, membuat Miranda terkejut. Ia menoleh dan menemukan Kelvin berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin.

"Menarik," ujar Kelvin sinis. "Jadi ini yang kamu lakukan di belakangku?"

"Bukan seperti itu, Kelvin!" Miranda mencoba menjelaskan, tapi Cleo malah menyela.

"Aku memang mantannya, Kelvin. Tapi kami pernah tinggal serumah! Kau pikir istrimu ini sepolos yang kau bayangkan?"

Mata Kelvin membelalak. Rahangnya mengeras sebelum emosi menguasainya. Dengan cepat, ia melayangkan pukulan ke wajah Cleo. Cleo terhuyung ke belakang, tetapi berhasil menahan dirinya agar tidak jatuh.

"Kau pikir bisa merebut istriku dariku?!" bentak Kelvin, kembali melayangkan tinjunya.

Namun, kali ini Cleo bersiap. Ia menangkap tangan Kelvin dan mendorongnya ke belakang. "Aku tidak merebutnya! Miranda tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kau yang merusak hidupnya!"

Perkelahian sengit antara keduanya pun terjadi. Miranda menangis, berusaha melerai, tetapi Kelvin yang lebih kuat berhasil menjatuhkan Cleo hingga tak berdaya.

"Masuk mobil! Sekarang!" bentak Kelvin pada Miranda.

Miranda masih terisak, tapi ia menurut. Cleo yang terluka mencoba bangkit, tetapi Kelvin menendangnya sekali lagi hingga ia pingsan. Setelah itu, Kelvin masuk ke dalam mobil dan menancapkan gasnya, meninggalkan kerumunan orang yang berusaha menolong Cleo.

Sesampainya di rumah, Kelvin menarik tangan Miranda dengan kasar hingga mereka masuk ke kamar. Miranda terjatuh, menangis tersedu-sedu.

"Aku tidak seperti yang kau bayangkan!" teriak Miranda, mencoba membela diri.

Kelvin mendengus, matanya penuh amarah. "Kau pikir aku akan percaya? Ternyata kau lebih murahan dari yang kukira! Penampilan kalem, tapi sudah tinggal satu atap dengan lain!"

"Aku bersumpah, Kelvin! Aku menjaga diriku hanya untuk suamiku kelak!" Miranda bersimpuh, memohon.

Kelvin hanya tertawa dingin. "Sekali lonte, tetap lonte!"

Suara teriakan Kelvin membuat Mira, ibunya, datang dengan panik. "Apa yang terjadi di sini?!"

Melihat Miranda menangis tersedu di lantai, Mira mendekatinya. "Kelvin, apa yang kau lakukan pada istrimu?!"

"Ibu tanyakan saja padanya! Menantu kebanggaan Ibu ternyata sudah menipu kita semua! Dia bukan perempuan suci seperti yang Ibu pikirkan! Aku tidak sudi menerima bekasnya!" Kelvin melangkah pergi dengan penuh amarah.

Miranda menangis semakin keras. Mira mendekapnya dengan penuh kasih sayang, membiarkannya menumpahkan segala kesedihan. "Sini, Sayang. Ceritakan semuanya pada Ibu."

Miranda akhirnya mengungkapkan segalanya. Mira yang mendengarnya merasa bersalah. Air mata jatuh dari matanya. "Miranda, maafkan Ibu. Seandainya Ibu tahu kau sudah memiliki seseorang, Ibu tidak akan memaksamu menikah dengan Kelvin..."

Miranda menggeleng, mencoba tersenyum di tengah isakannya. "Aku sudah mengikhlaskan segalanya, Bu... Aku hanya takut Kelvin akan salah paham selamanya."

Sementara itu, Kelvin melampiaskan emosinya dengan menemui mantan kekasihnya, Yunita. Mereka bertemu di sebuah restoran.

"Kelvin, kamu sudah menikah?" Yunita terkejut.

"Iya. Dan itu adalah pernikahan terkutuk! Aku dipaksa menikahi anak pembantu! Dan sekarang aku tahu bahwa dia tidak lebih dari seorang wanita murahan!"

Yunita menahan senyum liciknya. Dalam hati, ia merasa lega karena Kelvin masih membencinya. Bagus, berarti masih ada kesempatan untukku...

"Sudahlah, Kelvin. Jangan terlalu dipikirkan. Yang penting, aku masih di sini untukmu," ujar Yunita dengan nada manja, memeluk Kelvin.

Kelvin menghela napas. "Aku bersyukur masih punya kamu, Yunita."

Yunita tersenyum penuh kemenangan. Dalam hati, ia bertekad untuk merebut Kelvin kembali—bukan karena cinta, melainkan karena ia masih mengincar hartanya.

"Ayo kita makan, Sayang. Aku lapar," ujar Yunita menggoda.

Kelvin hanya mengangguk, tanpa menyadari bahwa di balik senyum Yunita, ada niat tersembunyi yang bisa menghancurkan semuanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Kecelakaan

    Bily datang ke rumah dengan tergesa-gesa. Ia memanggil istrinya berulang kali. Mira, yang tengah memasak bersama Miranda, segera menghampiri suaminya."Ada apa, Sayang? Kok kelihatannya gawat sekali?" tanya Mira kepada Bily."Bu, ayo kita segera menuju ke kantor. Ada hal yang ingin Ayah tunjukkan pada Ibu," ujar Bily."Iya, tapi aku ganti pakaian dulu," jawab Mira."Tidak perlu... Ayo sekarang juga ikut aku!" desak Bily.Miranda, yang baru saja selesai memasak, mencoba menawarkan masakannya kepada kedua mertuanya. Namun, saat keluar dari dapur, Miranda tidak lagi melihat mereka. Hanya terdengar suara mobil yang melaju kencang."Ada apa ya? Kok buru-buru seperti itu? Padahal aku baru saja selesai memasak sop..." gumam Miranda heran.Di perjalanan, kondisi jalan ramai oleh pengendara mobil maupun motor. Ditambah lagi, ayah mertua Miranda mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mira merasa gelisah dan berulang kali meminta suaminya memperlambat laju kendaraan. Namun, di tengah perja

    Last Updated : 2023-08-02
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bawa Mantan

    Di bagian sebelumnya, Miranda dan Kelvin berada di pemakaman. Di sana, Kelvin menuduh Miranda sebagai penyebab kematian kedua orang tuanya. Miranda hanya bisa menangis, sementara Kelvin pergi meninggalkannya dalam keterpurukan. Sambil menatap punggung Kelvin yang semakin menjauh, Miranda bergumam, "Mengapa aku yang disalahkan... hiks..." Dalam kondisi emosi yang kacau, Kelvin mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya, namun amarah dalam dadanya jauh lebih membakar. Tangannya mencengkeram erat setang motor, matanya dipenuhi kemarahan dan luka yang tak kasat mata. Kelvin semakin menambah kecepatan, memacu motornya menembus jalanan sepi. Lampu-lampu kota hanya terlihat seperti kilatan cahaya yang berlalu cepat. Ia tak peduli dengan kendaraan lain, tak peduli dengan bahaya yang mengintai di setiap tikungan. Di persimpangan, sebuah truk besar melaju dari arah berlawanan. Klaksonnya meraung keras, memperingatkan Kelvin yang hampir menab

    Last Updated : 2023-08-06
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Permainan Licik Yunita

    Hari yang cerah seakan menambah semangat baru. Tak terkecuali bagi Miranda. Ia mencoba mengikhlaskan segala masalah yang belakangan ini menyesaki pikirannya. Senyum tulus kini menghiasi wajahnya, memancarkan kecantikan alami yang selama ini tersembunyi. Sambil mencuci sayur-sayuran yang baru dibelinya di pasar, ia berusaha menikmati pagi yang damai.Dari ambang pintu, Yunita berdiri dengan kedua tangan bersilang, memperhatikan Miranda dalam diam. Tatapannya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, ia melangkah mendekat, memasang senyum tipis yang samar di bibir mungilnya."Hai, kamu lagi apa?" tanyanya dengan suara lembut.Miranda menoleh sekilas dan membalas dengan senyum kecil. "Lagi mencuci sayuran."Yunita mengangguk, tapi sorot matanya tetap menyimpan misteri. Tanpa banyak bicara, ia berpura-pura tak ingin mengganggu dan berbalik pergi. Namun, bukannya benar-benar menjauh, ia justru berhenti di balik pintu, mengintip Miranda dengan ekspresi penuh perhitungan.

    Last Updated : 2023-09-04
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Meminta Modal Dagangan

    Desi menghitung penjualan dagangannya dengan sangat hati-hati. Uang yang ia hitung kurang lebih jumlahnya mencapai jutaan. Seperti biasa, sebagian uangnya ia simpan ke dalam celengan ayam yang ia simpan di bawa meja dagangan. Dirasa ingin semakin makmur, Desi pun berniat untuk mengunjungi putrinya yang beberapa hari hilang kontak dengan dirinya. Disaat tengah sibuk menghitung uang, datanglah ibu Ima selaku ibu RT di desa tempat Desi tinggal. Melihat kedatangan ibu Ima, Desi pun dengan ramah menyapanya. “Eh... Ada Bu RT” sapa Desi. Dia menuntun Ima untuk duduk di kursi plastik yang baru saja ia ambil di bawah meja dan ditaruh dekat dengan tempat duduknya.“Mau beli apa ya Bu RT?” tanya Desi. ia sangat yakin Ima akan membeli dagangannya.“Begini, Bu Desi. Suami saya ingin mengadakan rapat. Yah... Ibu Desi tahu sendiri kan bahwa sebentar lagi jabatan suami saya akan berakhir” ujar Ima.Desi semakin kegirangan ketika ia diberikan sebuah amplop entah berisi apa. Kata Ima, amplop itu untuk

    Last Updated : 2023-09-05
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bu RT Kena Fitnah

    Sesuai dengan janjinya, Desi telah mengumpulkan beberapa warga ke rumah Ima. Sampai disana, Ima dan suaminya keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Desi, dkk dengan ramah. Ima menuntun mereka untuk duduk di teras rumah dengan halaman yang cukup menampung mereka. Ima juga meminta pembantunya untuk membagikan beberapa bingkisan kepada para warga yang sudah datang di tempat.“Kalau urusan bingkisan, paling aku suka!” gumam Desi dengan kegirangan.Tepat pada gilirannya, bingkisan dua kali lipat diberikan pada desi. Dengan alasan bahwa Desi telah menjadi pendorong para warga untuk datang ke rumah pak RT dan Bu RT. Satu bungkus bingkisan berisi beberapa kebutuhan lauk seperti beberapa mie sedap goreng, beras lima kilogram, minyak goreng dua puluh liter, telur, tepung terigu hingga beberapa kebutuhan lainnya.“Untuk pencoblosannya tanggal berapa ya Bu RT?” tanya Desi.“Pertanyaan yang bagus sekali! Baik, untuk tanggal pencoblosannya akan dilaksanakan dua minggu lagi dan saya berhar

    Last Updated : 2023-09-06
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bukannya Peduli Malah Nyakitin

    Miranda duduk di teras rumah dengan seorang diri. Saat ini juga sudah hari sudah malam, namun suaminya belum kunjung pulang. Berhubung Miranda duduk di teras, dengan mudah dirinya bisa melihat tamu yang hendak ingin mampir ke rumah. Seperti hari ini, Desi datang dengan naik ojek online. Miranda yang melihat ibunya, dengan cepat membukakan pintu gerbang rumahnya.“Ibu, syukurlah Ibu kesini” ujar Miranda penuh haru. Baginya, kedatangan ibunya adalah sosok pelindung yang tiada duanya.Berbeda halnya dengan Miranda yang terlihat begitu sumringah, Desi malah menunjukkan wajah masam seperti sedang memikirkan sesuatu.“Ibu kenapa?” tanya Miranda.“Apa kita akan berdiam diri disini? Ibu kegigit nyamuk!” teriak Desi sembari menggaruk-garuk tangannya secara bergantian kiri dan kanan.“iya, Bu” ujar Miranda lembut.Miranda mempersilahkan Desi untuk masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di sana, Desi sudah dimanjakan dengan beraneka hidangan enak-enak hingga Desi merasa kekenyangan. Melihat ibunya

    Last Updated : 2023-09-14
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Apa Yang Akan Dia Lakukan?

    Miranda telah selesai memasak makanan dan menaruhnya ke atas meja makan. Terlihat, Desi sudah tidak sabar ingin melahap masakan enak tersebut. Miranda tersenyum dan mempersilahkan ibunya untuk makan. Desi begitu lahap memakan masakannya putrinya dan membuat Miranda senang.“Kalau mau nambah lagi bisa kasih tahu ke aku Bu” ujar Miranda.“Kalau sering kayak gini Ibu pasti bakalan sering main ke mari!” seru Desi.Disaat mereka tengah berada di ruang makan, datanglah Kelvin dari arah barat. Dia tidak bisa masuk ke dalam halaman rumah karena pintu pagar masih terkunci. Sesekali Kelvin membunyikan klakson mobilnya agar Miranda segera membukakan pintu untuknya. Di ruang tamu, Miranda mendengar bunyi klakson dan dia pun meminta izin kepada Desi untuk keluar sebentar.“Ibu, aku keluar dulu. Kayaknya suamiku sudah pulang” ujar Miranda.“Ya, sana ladenin suami kamu biar makin banyak kamu bawa uang!” seru Desi.Miranda tidak membalasnya dan hanya tersenyum manis. Lalu dia pun keluar dari ruang ma

    Last Updated : 2023-09-21
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Desi Membandingkan Anak Sendiri

    Kelvin duduk di kursi dan melihat keadaan Yunita yang masih tertidur pulas. Kelvin meraih tangan Yunita dan merasakan keringat dingin ditangan wanita itu. Disaat Kelvin tengah fokus melihatnya, Yunita pun terbangun dan langsung berlari menuju ke arah kamar mandi. Kelvin tidak mengejar dan memilih untuk menunggu di kamar tidur. Terdengar suara Yunita yang tengah memuntahkan sesuatu. Setelah selesai, Yunita kembali dengan raut wajah yang sudah lumayan segar.“Apa aku mabuk berat!” tanya Yunita pada Kelvin, sambil kembali merebahkan tubuhnya sendiri ke kasur.“Iya. Untung aku datang tepat pada waktunya” ujar Kelvin.“Kamu memperdulikan aku?” tanya Yunita kembali.Kelvin tersenyum sekilas lalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan. Mereka pun asyik mengobrol dan membuat Yunita semakin senang ketika ia sadar bahwa Kelvin tengah berada di dalam kamar tidur. Dengan sengaja Yunita meraih tangan Kelvin dan memintanya untuk menemaninya malam ini. Kelvin masih menganggap Yunita dalam k

    Last Updated : 2023-09-22

Latest chapter

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Akan Dikenang Sepanjang masa

    Olivia nekat menemui mantan pembantu yang pernah bekerja di rumah Jessika. Dengan berharap ia akan menemukan jawaban yang bisa membebaskan Andra dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Hanya saja, rumah yang dituju cukup jauh dari perkotaan tempat Olivia tinggal dan gak inilah yang menyebabkan Olivia tidak bisa mendampingi Andra selama proses persidangan berlangsung. Selama perjalanan yang berliku-liku itu akhirnya membuahkan hasil. Pembantu tersebut mengaku siap menjadi saksi mata tanpa dibayar sepeserpun. Pembantu itu pun bahkan mengaku telah menyimpan bukti rekaman cctv yang menangkap rekaman saat Olivia dan Andra terjebak dan di sekap di rumah Jessika. “Kalau begitu kita harus ke kota sekarang Bik. Kita harus tunjukkan bukti cctv ini” ujar Olivia dengan penuh harap. “Mohon maaf Non, bukannya saya tidak mau membantu tapi untuk saat ini saya belum bisa ke kota Non. Kemarin Mama saya meninggal dunia dan saya masih dalam suasana berduka” ujar si mantan pembantu Jessika. “Lalu ka

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Masuk Penjara

    “Aku tidak bisa menceritakan ini sama kamu karena waktu kita tidaklah banyak! Olivia, aku telah berkorban untuk kamu dan sekarang kamu harus menuruti apa yang aku katakan. Sekarang, kamu harus pergi sejauh mungkin dan minta pertolongan pada orang lain. Lupakan aku, aku pasti akan kembali” ujar Andra sambil memegang jari tangan Olivia dengan erat. Seakan ia tak ingin dipisahkan dengan wanita yang sangat dicintai. “Tapi kamu berjanji akan menyusul aku Ndra?” tanya Olivia.“Aku berjanji” Andra menunjukkan jari kelingkingnya agar Olivia mempercayainya. Sembari menitikkan air mata, Olivia mencoba membalas dengan menunjukkan jari kelingkingnya dan kemudian Andra menghapus air mata yang telah membengkak kan mata Olivia. "Kamu tidak pantas menangis, kamu harus bisa melawan tangisan itu demi aku" pinta Adra.Olivia dengan berat hati meninggalkan Andre seorang diri. Hatinya sakit namun ini juga demi Andra. Andra memerintahkannya untuk pergi tanpa tahu alasan yang sebenarnya mengapa Andra tidak

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Menjadi Buronan

    Setelah berusaha keras untuk membuka gembok pintu akhirnya gembok itu pun terbuka. Miranda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk kabur dan menjauh sejauh mungkin. Bahkan ia belum sempat memakai sendal karena terburu-buru.Hujan badai turun membuat tubuhnya basah dan kedinginan. Tiada lagi tempat yang akan ia berteduh. Hingga seorang ojek online datang menghampirinya. Awalnya Miranda mengira orang itu adalah mata-mata dari Cleo namun setelah berkomunikasi, Miranda yakin bahwa orang itu adalah orang baik.“Tolong saya, antarkan saya ke kantor polisi” pinta Miranda.“Baik Bu, ayo duduk Bu” ujar ojek tersebut ketika sudah memberikan helm pada Miranda.Setelah Miranda duduk membonceng, ia pun bisa bernafas dengan lega. Ia telah ditolong oleh tuhan untuk bisa meloloskan diri. Tidak henti-hentinya ia berdoa agar bisa sampai di kantor polisi.“Bu, sudah sampai ini” ujar si ojek online. Miranda memberikan uang pada si tukang ojek lalu ia masuk ke dalam kantor polisi untuk melap

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Dapatkah Terbebas?

    “Andra bangun!!!” teriak Jessika. Beberapa orang menyarankan Andra harus dibawa ke rumah sakit namun Jessika menolak. Ia yakin bahwa Andra pasti akan sadar sendiri.Selama beberapa detik Andra pingsan Andra pun sadar. Salah satu orang memberikan air putih kepadanya. Merasa lebih baik Andra meminta maaf karena ia mengaku tidak enak badan. Para tamu undangan pun telah pulang dan kini menyisakan kedua belah pihak yakni orang tua Andra maupun orang tua Jessika.“Jeng Siska, nanti putri Jeng Siska pasti akan saya jaga dengan kasih sayang di rumah saya” ujar Yunita yang kini telah resmi menjadi mertua Jessika.“Loh... Tidak perlu susah-susah seperti itu Jeng. Anak saya akan tetap tinggal di rumah ini yang ada si Andra sendiri yang pindah rumah dan tinggal di rumah ini” ujar Siska.Yunita tersentak kaget karena ia tidak diberitahu sebelumnya oleh Andra. Sementara ia sendiri tidak dapat protes karena tahu diri sama siapa ia berhadapan. “Andra, apa benar yang dikatakan Jeng Siska itu?” tanya Y

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Pernikahan Yang Tidak Diinginkan

    “Aku tidak bisa menikah sama kamu Jes. Kamu tahu sendiri bahwa aku tidak pernah memiliki perasaan lebih ke kamu” ujar Andra menegaskan.“Kamu tinggal pilih menikah dengan aku atau kamu harus melihat cewek ini akan merasakan kelaparan? Kalau memang kamu mencintai pacar kamu ini maka sebaiknya kamu harus tunjukkan itu dengan cara menikahlah denganku Sayang” ujar Jessika.Andra tertunduk ia tidak bisa menjawab. Jessika tersenyum lalu berkata, “Kamu tenang saja Andra, aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memilih hanya malam ini saja kalian bisa merenungkan itu. Untuk besok pagi, aku akan ke sini lagi dan menerima jawaban kamu. Setelah itu aku tidak akan lagi kesini untuk memberikan kamu peluang untuk hidup”“Kamu sudah gila Jessika!!!” teriak Olivia.Jessika tidak menghiraukan teriakan Olivia karena sejujurnya Jessika sudah muak melihat wajah Olivia. Jessika pun keluar dari sana dan meninggalkan Olivia maupun Andra.“Andra, apa keputusan kamu? Aku yakin, kita bisa bebas tanpa harus k

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Terkurung Di Satu Ruangan

    “Apa maksud kamu Jessika?” tanya Olivia.Jessika tersenyum sumringah dan menyentuh rambut Olivia. Tindakan Jessika yang menyentuh rambut Olivia dengan cepat Olivia menghempaskan tangan Jessika dari rambutnya yang lurus.Jessika tidak marah namun ia semakin sumringah hingga tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Andra, Jessika sudah tidak normal. Jessika pun memberhentikan tawaanya lalu menatap wajah Olivia dan Andra secara bergantian.“Apa kalian ingin aku menceritakan semuanya?” tanya Jessika dengan santai.Andra mengangguk sementara Olivia sudah hampir tersulut emosi. Syukurlah Andra berhasil menenangkan Olivia agar Olivia bisa lebih sabar lagi menghadapi sikap Jessika yang sudah tidak waras ini. Kini, raut wajah Jessika sudah tidak lagi sumringah karena kini raut wajahnya telah berubah menjadi sedih.“Aku benci sama kalian! Terutama kamu Olivia!!!” teriak Jessika.“Kamu... Sama Papa kamu sama saja! Kalian telah menyakiti hati aku yang rapuh ini khiks. Aku hanya ingin merasa dicintai,

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia (2)

    Olivia terbangun dari tidurnya dan menoleh ke arah Andra. Ia terkejut ketika Andra sudah tidak ada di dalam mobil. Sontak Olivia khawatir dan mencoba menghubungi nomor handphone Andra. Lagi-lagi ponsel Andra ketinggalan di dalam mobil tersebut.“Astaga... Dimana kamu Andra?” air mata Olivia tidak sengaja keluar begitu saja. Ia tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi untuk kesekian kalinya.Olivia berinisiatif untuk datang ke alamat rumah dan berharap Andra sudah lebih dahulu ada di sana. Olivia yang masih merasa lelah dan mengantuk tetap ia coba untuk fokus mengemudi.“Tuhan, tolong bantu aku untuk menyelesaikan masalah ini” gumamnya.Tidak ada satupun orang yang sudah terbangun jam segini. Ada perasaan takut namun rasa takutnya dikalahkan dengan rasa kekhawatirannya pada Andra. Ia ingin cepat ke lokasi dan membantu Andra yang mungkin sedang membutuhkan bantuannya. Secara logika, bekerjasama akan lebih optimal ketimbang berpencar-pencar seperti ini.Olivia akhirnya sam

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia

    “Apa! Ada yang memata-matai saya? Dasar sialan! Cepat bawa dia ke hadapan saya!!!” perintah seorang gadis yang terlihat cantik namun tidak dengan hatinya.Beberapa anak buah Jessika menarik paksa tubuh seorang lelaki dalam keadaan babak belur. Dia adalah mata-mata yang baru saja melaporkan informasi kepada Olivia. Berjalan dengan tegak ke arah dirinya yang bersimpuh tidak bertenaga.“Woi Om... Lo mau nyari apa di rumah gw!” bentak Jessika.“S... Saya ti... Tidak nyari apa-apa” ujarnya berbohong.“Ohhh begitu? Dasar pembohong!” seru Jessika yang kini tidak segan menendang pria itu hingga menjerit kesakitan.“Ampuuun tolong berhenti!” teriak pria tersebut.“Kalau Lo mau gw bebaskanlah maka kasih tahu ke gw, Lo itu mau ngapain!” bentak Jessika kembali.Pria itu menelan ludahnya dengan hati deg-degan. Dengan terpaksa ia pun menceritakan hal yang sebenarnya pada Jessika. Sontak Jessika marah besar karena Andra dan Olivia sudah lancar mencari keberadaannya. Jessika yang rupanya sudah menget

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    12 Rumah Jessika

    Sesampainya di rumah sakit Andra dan Olivia berlari menuju ke salah satu kamar rawat inap. Andra membuka pintu dan melihat mamanya sudah terbujur kaku. Andra menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat tubuh mama tercinta.“Mama... Jangan tinggalkan Andra hiks” Andra terus menangis. Olivia yang sudah lebih dulu melihat pemandangan yang menyakitkan ini saat Papanya sudah tiada. Ingin rasanya Olivia menyentuh bahu Andra namun ia masih kecewa dengan pemuda itu. Dengan menahan rasa rindu ia tidak menyentuh bahu Andra.“Mama kamu sudah tenang di alam sana. Kita hanya bisa ikhlas dan mendoakan yang terbaik” ujar Olivia.Andra tidak bisa memeluk mamanya terlalu lama karena pihak rumah sakit akan membawa mamanya ke kamar jenazah. Andra pasrah ketika selang infus yang terpasang di pergelangan tangan kiri mamanya sudah mulai di cabut oleh perawat. “Olivia, aku sudah sendirian. Mama meninggal dan Papa juga meninggal. Saat ini aku bingung harus mengasuh kedua adikku yang masih kecil, aku belum s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status