Share

Permainan Licik Yunita

Author: Piki
last update Last Updated: 2023-09-04 22:53:55

Hari yang cerah seakan menambah semangat baru. Tak terkecuali bagi Miranda. Ia mencoba mengikhlaskan segala masalah yang belakangan ini menyesaki pikirannya. Senyum tulus kini menghiasi wajahnya, memancarkan kecantikan alami yang selama ini tersembunyi. Sambil mencuci sayur-sayuran yang baru dibelinya di pasar, ia berusaha menikmati pagi yang damai.

Dari ambang pintu, Yunita berdiri dengan kedua tangan bersilang, memperhatikan Miranda dalam diam. Tatapannya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, ia melangkah mendekat, memasang senyum tipis yang samar di bibir mungilnya.

"Hai, kamu lagi apa?" tanyanya dengan suara lembut.

Miranda menoleh sekilas dan membalas dengan senyum kecil. "Lagi mencuci sayuran."

Yunita mengangguk, tapi sorot matanya tetap menyimpan misteri. Tanpa banyak bicara, ia berpura-pura tak ingin mengganggu dan berbalik pergi. Namun, bukannya benar-benar menjauh, ia justru berhenti di balik pintu, mengintip Miranda dengan ekspresi penuh perhitungan.

"Aku akan membuatmu semakin dibenci olehnya," gumamnya pelan sebelum berlalu.

Di teras rumah, Kelvin duduk termenung. Pikirannya masih dipenuhi bayang-bayang kepergian kedua orang tuanya, meninggalkan luka yang belum juga sembuh. Di tengah kesedihannya, kobaran dendam mulai merayapi hatinya.

Yunita melangkah mendekatinya tanpa ragu. Tanpa banyak basa-basi, ia duduk di samping Kelvin dan menatapnya penuh pengertian. "Aku yakin, kedua orang tuamu sudah tenang di surga," ucapnya lirih.

Kelvin menarik napas panjang, seolah berharap beban di dadanya ikut luruh bersama hembusannya. Yunita meraih pergelangan tangannya, memberi sentuhan lembut yang menenangkan. Kelvin menatapnya, matanya sedikit melembut.

"Terima kasih, Yunita. Kamu memang sahabat terbaikku."

Sementara itu, Miranda mulai menggoreng bayam yang telah dibumbui. Aroma khas masakan mulai memenuhi udara, merayap hingga ke teras rumah. Kelvin yang masih duduk di sana mengernyit saat mencium aroma menggugah selera itu.

"Yunita, siapa yang masak di dalam?" tanyanya penasaran.

Yunita tersenyum tipis. "Istrimu."

Mendengar jawaban itu, ekspresi Kelvin berubah. Wajahnya yang semula tenang mendadak mengeras, seolah kehilangan selera makan. Yunita menatapnya penuh arti.

"Ayo, masuk. Makan bersama," ajaknya.

Kelvin menggeleng. "Aku tidak mau makan masakan Miranda."

Yunita berpura-pura membujuknya hingga akhirnya Kelvin luluh. "Aku cek dulu, ya," katanya sebelum masuk ke dapur.

Saat tiba di meja makan, ia melihat Miranda telah menyusun hidangan dengan rapi. "Wah, sudah selesai memasak?" tanyanya ceria.

Miranda meneguk ludah, merasa gugup. Sejak dulu, hanya Cleo yang mencicipi masakannya. Kini, ia harus menyajikannya di hadapan Kelvin dan Yunita, sesuatu yang membuatnya ragu.

"Coba kamu panggil Kelvin," pinta Yunita tiba-tiba.

Miranda tersentak. Ia menggeleng, merasa belum siap. Namun, Yunita hanya tersenyum penuh arti. "Aku tidak punya hak untuk itu, Miranda. Kamu istrinya, bukan aku."

Akhirnya, Miranda mengumpulkan keberanian dan melangkah ke teras. Begitu ia pergi, Yunita beraksi. Ia merogoh kantong celananya, mengeluarkan bubuk halus, lalu menaburkannya ke atas hidangan dengan gerakan cepat dan penuh kepuasan. Setelah itu, ia pura-pura masuk ke kamar tidur.

Tak berselang lama, Miranda datang kembali bersama Kelvin. Yunita menyambut mereka dengan senyum lebar. "Wah, kalian akhirnya makan bersama. Ini kemajuan besar!" candanya.

Miranda tersipu malu, sementara Kelvin tetap dingin. "Ayo, mulai makan," ujar Miranda, mencoba mencairkan suasana.

"Aku tidak mau makan tanpa kamu," sahut Kelvin tanpa ekspresi.

Yunita tersenyum, tapi Miranda merasa ada sesuatu yang janggal. Ia menepis perasaan itu dan mulai makan. Masakannya ternyata begitu lezat, hingga Kelvin pun melahapnya dengan lahap. Yunita pun mengakui kelezatannya, meski dalam hati ia menahan diri.

Beberapa saat kemudian, Kelvin tiba-tiba merasakan sakit di perutnya. Wajahnya menegang, dan ia buru-buru berdiri. Hal yang sama terjadi pada Yunita dan Miranda. Ketiganya bergegas ke kamar mandi terpisah, bergantian keluar masuk dengan wajah pucat.

Setelah berkali-kali bolak-balik, Yunita menghubungi seorang teman. Tak lama kemudian, seorang perempuan bernama Mulan datang, membawa obat diare.

"Ini obatnya," ucapnya sambil menyerahkan kepada Yunita.

Kelvin hendak membayar, tetapi Mulan menolaknya dengan halus. Setelah meminum obat, perlahan mereka merasa lebih baik. Namun, Kelvin masih diliputi kecurigaan. Ia menatap Miranda dengan tajam, lalu tiba-tiba mencengkeram lehernya.

"Ini pasti ulahmu! Kamu sengaja meracuni kami!" bentaknya penuh amarah.

Miranda tercekik, wajahnya memucat. Yunita dengan sigap berusaha melepaskan tangan Kelvin. Setelah berhasil, Miranda terbatuk-batuk, matanya berkaca-kaca.

Kelvin tidak meminta maaf. Tanpa berkata apa pun, ia melangkah pergi, meninggalkan Miranda yang masih terguncang.

Saat itu juga, raut wajah Yunita berubah. Dari penuh kepedulian menjadi penuh kepuasan. Bibirnya menyunggingkan senyum menyeringai. Aktingnya berjalan sempurna. Tidak ada seorang pun yang mencurigai dirinya.

"Terima kasih, Yunita," lirih Miranda, suaranya lemah.

"Kamu baik-baik saja? Perlu aku antar ke rumah sakit?" tanya Yunita, pura-pura khawatir.

Miranda menggeleng. "Aku hanya butuh istirahat. Dan... aku benar-benar minta maaf. Aku tidak pernah berniat meracuni kalian."

Yunita tersenyum lembut, menepuk pundaknya dengan ringan. "Istirahatlah, Miranda. Aku yakin ini semua hanya kesalahpahaman."

Begitu Miranda masuk ke kamar, Yunita menatap pintu yang tertutup. Matanya menyipit, bibirnya berbisik, "Dasar bodoh... begitu mudahnya aku menipumu."

Saat hendak ke kolam renang, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk. Yunita membaca isinya dan tersenyum puas sebelum membalasnya cepat.

"Kamu tidak akan mendapatkan harta secuil pun, meskipun aku sudah berjanji," gumamnya.

Rupanya, baik Yunita maupun Mulan, mereka sama-sama terlibat dalam rencana licik. Segala sesuatu sudah diatur, termasuk obat diare yang dijual oleh Mulan sendiri. Namun, Yunita tak pernah benar-benar berniat membagi hartanya dengan Mulan.

"Kamu hanya membantuku sekarang, tapi maaf, aku sudah merencanakan akhir yang berbeda untukmu," bisiknya seraya melangkah pergi, meninggalkan bayangan rencana jahat yang semakin matang di kepalanya.

Related chapters

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Meminta Modal Dagangan

    Desi menghitung penjualan dagangannya dengan sangat hati-hati. Uang yang ia hitung kurang lebih jumlahnya mencapai jutaan. Seperti biasa, sebagian uangnya ia simpan ke dalam celengan ayam yang ia simpan di bawa meja dagangan. Dirasa ingin semakin makmur, Desi pun berniat untuk mengunjungi putrinya yang beberapa hari hilang kontak dengan dirinya. Disaat tengah sibuk menghitung uang, datanglah ibu Ima selaku ibu RT di desa tempat Desi tinggal. Melihat kedatangan ibu Ima, Desi pun dengan ramah menyapanya. “Eh... Ada Bu RT” sapa Desi. Dia menuntun Ima untuk duduk di kursi plastik yang baru saja ia ambil di bawah meja dan ditaruh dekat dengan tempat duduknya.“Mau beli apa ya Bu RT?” tanya Desi. ia sangat yakin Ima akan membeli dagangannya.“Begini, Bu Desi. Suami saya ingin mengadakan rapat. Yah... Ibu Desi tahu sendiri kan bahwa sebentar lagi jabatan suami saya akan berakhir” ujar Ima.Desi semakin kegirangan ketika ia diberikan sebuah amplop entah berisi apa. Kata Ima, amplop itu untuk

    Last Updated : 2023-09-05
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bu RT Kena Fitnah

    Sesuai dengan janjinya, Desi telah mengumpulkan beberapa warga ke rumah Ima. Sampai disana, Ima dan suaminya keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Desi, dkk dengan ramah. Ima menuntun mereka untuk duduk di teras rumah dengan halaman yang cukup menampung mereka. Ima juga meminta pembantunya untuk membagikan beberapa bingkisan kepada para warga yang sudah datang di tempat.“Kalau urusan bingkisan, paling aku suka!” gumam Desi dengan kegirangan.Tepat pada gilirannya, bingkisan dua kali lipat diberikan pada desi. Dengan alasan bahwa Desi telah menjadi pendorong para warga untuk datang ke rumah pak RT dan Bu RT. Satu bungkus bingkisan berisi beberapa kebutuhan lauk seperti beberapa mie sedap goreng, beras lima kilogram, minyak goreng dua puluh liter, telur, tepung terigu hingga beberapa kebutuhan lainnya.“Untuk pencoblosannya tanggal berapa ya Bu RT?” tanya Desi.“Pertanyaan yang bagus sekali! Baik, untuk tanggal pencoblosannya akan dilaksanakan dua minggu lagi dan saya berhar

    Last Updated : 2023-09-06
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bukannya Peduli Malah Nyakitin

    Miranda duduk di teras rumah dengan seorang diri. Saat ini juga sudah hari sudah malam, namun suaminya belum kunjung pulang. Berhubung Miranda duduk di teras, dengan mudah dirinya bisa melihat tamu yang hendak ingin mampir ke rumah. Seperti hari ini, Desi datang dengan naik ojek online. Miranda yang melihat ibunya, dengan cepat membukakan pintu gerbang rumahnya.“Ibu, syukurlah Ibu kesini” ujar Miranda penuh haru. Baginya, kedatangan ibunya adalah sosok pelindung yang tiada duanya.Berbeda halnya dengan Miranda yang terlihat begitu sumringah, Desi malah menunjukkan wajah masam seperti sedang memikirkan sesuatu.“Ibu kenapa?” tanya Miranda.“Apa kita akan berdiam diri disini? Ibu kegigit nyamuk!” teriak Desi sembari menggaruk-garuk tangannya secara bergantian kiri dan kanan.“iya, Bu” ujar Miranda lembut.Miranda mempersilahkan Desi untuk masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di sana, Desi sudah dimanjakan dengan beraneka hidangan enak-enak hingga Desi merasa kekenyangan. Melihat ibunya

    Last Updated : 2023-09-14
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Apa Yang Akan Dia Lakukan?

    Miranda telah selesai memasak makanan dan menaruhnya ke atas meja makan. Terlihat, Desi sudah tidak sabar ingin melahap masakan enak tersebut. Miranda tersenyum dan mempersilahkan ibunya untuk makan. Desi begitu lahap memakan masakannya putrinya dan membuat Miranda senang.“Kalau mau nambah lagi bisa kasih tahu ke aku Bu” ujar Miranda.“Kalau sering kayak gini Ibu pasti bakalan sering main ke mari!” seru Desi.Disaat mereka tengah berada di ruang makan, datanglah Kelvin dari arah barat. Dia tidak bisa masuk ke dalam halaman rumah karena pintu pagar masih terkunci. Sesekali Kelvin membunyikan klakson mobilnya agar Miranda segera membukakan pintu untuknya. Di ruang tamu, Miranda mendengar bunyi klakson dan dia pun meminta izin kepada Desi untuk keluar sebentar.“Ibu, aku keluar dulu. Kayaknya suamiku sudah pulang” ujar Miranda.“Ya, sana ladenin suami kamu biar makin banyak kamu bawa uang!” seru Desi.Miranda tidak membalasnya dan hanya tersenyum manis. Lalu dia pun keluar dari ruang ma

    Last Updated : 2023-09-21
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Desi Membandingkan Anak Sendiri

    Kelvin duduk di kursi dan melihat keadaan Yunita yang masih tertidur pulas. Kelvin meraih tangan Yunita dan merasakan keringat dingin ditangan wanita itu. Disaat Kelvin tengah fokus melihatnya, Yunita pun terbangun dan langsung berlari menuju ke arah kamar mandi. Kelvin tidak mengejar dan memilih untuk menunggu di kamar tidur. Terdengar suara Yunita yang tengah memuntahkan sesuatu. Setelah selesai, Yunita kembali dengan raut wajah yang sudah lumayan segar.“Apa aku mabuk berat!” tanya Yunita pada Kelvin, sambil kembali merebahkan tubuhnya sendiri ke kasur.“Iya. Untung aku datang tepat pada waktunya” ujar Kelvin.“Kamu memperdulikan aku?” tanya Yunita kembali.Kelvin tersenyum sekilas lalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan. Mereka pun asyik mengobrol dan membuat Yunita semakin senang ketika ia sadar bahwa Kelvin tengah berada di dalam kamar tidur. Dengan sengaja Yunita meraih tangan Kelvin dan memintanya untuk menemaninya malam ini. Kelvin masih menganggap Yunita dalam k

    Last Updated : 2023-09-22
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Di Hampir di lecehkan Oleh Tiga Pria Suruhan

    “Ayo kita turun!” seru Yunita bersemangat.Terlihat, mereka tengah memakirkan mobil di parkiran gedung yang super besar. Miranda sampai melongo melihat gedung itu. Dengan pasrah Miranda pun turun dari mobil mengikuti Yunita yang lebih dahulu turun dari mobilnya. Mereka berjalan menuju ke pintu kaca besar dan setiap kali Yunita berjalan, orang-orang pasti akan menyapanya dan dengan ramah dibalas oleh Yunita.Kini, mereka sudah berada di lantai empat dengan gedung yang tinggi membuat jantung Miranda berdebar kencang. Ia takut dengan ketinggian dan bila tidak sengaja melihat ke arah jendela, bisa dibayangkan bagaimana reaksi Miranda ketika melihatnya. Yunita tidak terlalu fokus melihat Miranda karena dirinya memilih untuk fokus dengan rencananya tersebut.Tepat saat di ruangan, Yunita pun terlihat berbincang dengan seorang wanita tinggi semampai. Mereka kelihatan begitu dekat seperti sudah mengenal sejak lama. Hingga Yunita mulai memperkenalkan wanita itu kepada Miranda. Terlihat Miranda

    Last Updated : 2023-09-22
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Awal Kehampaan

    Hujan badai tiba-tiba saja turun di tengah malam. Miranda kembali berjalan sempoyongan dengan kondisi yang sudah acak-acakan. Berharap ada orang lain yang melihatnya dan membantunya untuk sekedar berteduh saja. Matanya mulai meremang-remang dan akhirnya tubuhnya ambruk di pinggir jalan. Malam telah berlalu dan kini pagi telah menyapa. Beberapa orang tengah berkerumunan melihat seseorang yang tengah pingsan dijalan. Beberapa dari mereka juga turut menolong wanita itu. Dia adalah Miranda, wanita malang yang kini tengah ditolong warga setempat.“Apa kita bawa ke rumah sakit?” tanya salah satu warga.“Kita lihat dulu kondisinya apakah dia bisa sadarkan diri atau tidak” ujar warga lainnya.Miranda dapat mendengar percakapan mereka dan samar-samar penglihatannya pun mulai pulih dan kini Miranda telah sadar dari pingsannya. Mereka terlihat bersyukur ketika melihat Miranda sudah sadarkan diri.“Akhirnya sudah sadar”“Minum dulu air putihnya dik”Begitulah kalimat yang dapat Miranda dengar. De

    Last Updated : 2023-09-22
  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Mantan Terindah

    Setelah beberapa menit berkeliling, Miranda pun memutuskan untuk mencari warung. Sudah sedari tadi dirinya belum sempat memakan nasi sehingga perutnya pun sudah mulai memberontak. “Aku harus makan” gumam Miranda dalam hatinya.Tepat disamping toko Indomaret, terlihat ada warung kecil. Dalam hati Miranda, dirinya akan membeli makanan di warung tersebut. Tanpa basa-basi, Miranda pun mengarahkan mobilnya ke arah parkiran Indomaret karena tidak mungkin dirinya memarkir mobilnya di depan warung itu karena terlalu sempit. Mungkin, halaman warung tersebut hanya cukup memuat beberapa sepeda motor.Miranda yang sudah sampai langsung memesan makanan kepada pemilik warung dan diapun memilih tempat duduk yang sekiranya pas untuk suasana hatinya. Disaat menunggu itulah, Miranda kembali bertemu dengan Cleo. Ada perasaan sedih, kangen yang masih tersimpan pada hati kecilnya. Dulu, Miranda tidak pernah serumit ini ketika bersama Cleo, hari-hari selalu mereka habiskan dengan kebahagiaan. Miranda sanga

    Last Updated : 2023-09-22

Latest chapter

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Akan Dikenang Sepanjang masa

    Olivia nekat menemui mantan pembantu yang pernah bekerja di rumah Jessika. Dengan berharap ia akan menemukan jawaban yang bisa membebaskan Andra dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Hanya saja, rumah yang dituju cukup jauh dari perkotaan tempat Olivia tinggal dan gak inilah yang menyebabkan Olivia tidak bisa mendampingi Andra selama proses persidangan berlangsung. Selama perjalanan yang berliku-liku itu akhirnya membuahkan hasil. Pembantu tersebut mengaku siap menjadi saksi mata tanpa dibayar sepeserpun. Pembantu itu pun bahkan mengaku telah menyimpan bukti rekaman cctv yang menangkap rekaman saat Olivia dan Andra terjebak dan di sekap di rumah Jessika. “Kalau begitu kita harus ke kota sekarang Bik. Kita harus tunjukkan bukti cctv ini” ujar Olivia dengan penuh harap. “Mohon maaf Non, bukannya saya tidak mau membantu tapi untuk saat ini saya belum bisa ke kota Non. Kemarin Mama saya meninggal dunia dan saya masih dalam suasana berduka” ujar si mantan pembantu Jessika. “Lalu ka

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Masuk Penjara

    “Aku tidak bisa menceritakan ini sama kamu karena waktu kita tidaklah banyak! Olivia, aku telah berkorban untuk kamu dan sekarang kamu harus menuruti apa yang aku katakan. Sekarang, kamu harus pergi sejauh mungkin dan minta pertolongan pada orang lain. Lupakan aku, aku pasti akan kembali” ujar Andra sambil memegang jari tangan Olivia dengan erat. Seakan ia tak ingin dipisahkan dengan wanita yang sangat dicintai. “Tapi kamu berjanji akan menyusul aku Ndra?” tanya Olivia.“Aku berjanji” Andra menunjukkan jari kelingkingnya agar Olivia mempercayainya. Sembari menitikkan air mata, Olivia mencoba membalas dengan menunjukkan jari kelingkingnya dan kemudian Andra menghapus air mata yang telah membengkak kan mata Olivia. "Kamu tidak pantas menangis, kamu harus bisa melawan tangisan itu demi aku" pinta Adra.Olivia dengan berat hati meninggalkan Andre seorang diri. Hatinya sakit namun ini juga demi Andra. Andra memerintahkannya untuk pergi tanpa tahu alasan yang sebenarnya mengapa Andra tidak

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Menjadi Buronan

    Setelah berusaha keras untuk membuka gembok pintu akhirnya gembok itu pun terbuka. Miranda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk kabur dan menjauh sejauh mungkin. Bahkan ia belum sempat memakai sendal karena terburu-buru.Hujan badai turun membuat tubuhnya basah dan kedinginan. Tiada lagi tempat yang akan ia berteduh. Hingga seorang ojek online datang menghampirinya. Awalnya Miranda mengira orang itu adalah mata-mata dari Cleo namun setelah berkomunikasi, Miranda yakin bahwa orang itu adalah orang baik.“Tolong saya, antarkan saya ke kantor polisi” pinta Miranda.“Baik Bu, ayo duduk Bu” ujar ojek tersebut ketika sudah memberikan helm pada Miranda.Setelah Miranda duduk membonceng, ia pun bisa bernafas dengan lega. Ia telah ditolong oleh tuhan untuk bisa meloloskan diri. Tidak henti-hentinya ia berdoa agar bisa sampai di kantor polisi.“Bu, sudah sampai ini” ujar si ojek online. Miranda memberikan uang pada si tukang ojek lalu ia masuk ke dalam kantor polisi untuk melap

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Dapatkah Terbebas?

    “Andra bangun!!!” teriak Jessika. Beberapa orang menyarankan Andra harus dibawa ke rumah sakit namun Jessika menolak. Ia yakin bahwa Andra pasti akan sadar sendiri.Selama beberapa detik Andra pingsan Andra pun sadar. Salah satu orang memberikan air putih kepadanya. Merasa lebih baik Andra meminta maaf karena ia mengaku tidak enak badan. Para tamu undangan pun telah pulang dan kini menyisakan kedua belah pihak yakni orang tua Andra maupun orang tua Jessika.“Jeng Siska, nanti putri Jeng Siska pasti akan saya jaga dengan kasih sayang di rumah saya” ujar Yunita yang kini telah resmi menjadi mertua Jessika.“Loh... Tidak perlu susah-susah seperti itu Jeng. Anak saya akan tetap tinggal di rumah ini yang ada si Andra sendiri yang pindah rumah dan tinggal di rumah ini” ujar Siska.Yunita tersentak kaget karena ia tidak diberitahu sebelumnya oleh Andra. Sementara ia sendiri tidak dapat protes karena tahu diri sama siapa ia berhadapan. “Andra, apa benar yang dikatakan Jeng Siska itu?” tanya Y

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Pernikahan Yang Tidak Diinginkan

    “Aku tidak bisa menikah sama kamu Jes. Kamu tahu sendiri bahwa aku tidak pernah memiliki perasaan lebih ke kamu” ujar Andra menegaskan.“Kamu tinggal pilih menikah dengan aku atau kamu harus melihat cewek ini akan merasakan kelaparan? Kalau memang kamu mencintai pacar kamu ini maka sebaiknya kamu harus tunjukkan itu dengan cara menikahlah denganku Sayang” ujar Jessika.Andra tertunduk ia tidak bisa menjawab. Jessika tersenyum lalu berkata, “Kamu tenang saja Andra, aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memilih hanya malam ini saja kalian bisa merenungkan itu. Untuk besok pagi, aku akan ke sini lagi dan menerima jawaban kamu. Setelah itu aku tidak akan lagi kesini untuk memberikan kamu peluang untuk hidup”“Kamu sudah gila Jessika!!!” teriak Olivia.Jessika tidak menghiraukan teriakan Olivia karena sejujurnya Jessika sudah muak melihat wajah Olivia. Jessika pun keluar dari sana dan meninggalkan Olivia maupun Andra.“Andra, apa keputusan kamu? Aku yakin, kita bisa bebas tanpa harus k

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Terkurung Di Satu Ruangan

    “Apa maksud kamu Jessika?” tanya Olivia.Jessika tersenyum sumringah dan menyentuh rambut Olivia. Tindakan Jessika yang menyentuh rambut Olivia dengan cepat Olivia menghempaskan tangan Jessika dari rambutnya yang lurus.Jessika tidak marah namun ia semakin sumringah hingga tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Andra, Jessika sudah tidak normal. Jessika pun memberhentikan tawaanya lalu menatap wajah Olivia dan Andra secara bergantian.“Apa kalian ingin aku menceritakan semuanya?” tanya Jessika dengan santai.Andra mengangguk sementara Olivia sudah hampir tersulut emosi. Syukurlah Andra berhasil menenangkan Olivia agar Olivia bisa lebih sabar lagi menghadapi sikap Jessika yang sudah tidak waras ini. Kini, raut wajah Jessika sudah tidak lagi sumringah karena kini raut wajahnya telah berubah menjadi sedih.“Aku benci sama kalian! Terutama kamu Olivia!!!” teriak Jessika.“Kamu... Sama Papa kamu sama saja! Kalian telah menyakiti hati aku yang rapuh ini khiks. Aku hanya ingin merasa dicintai,

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia (2)

    Olivia terbangun dari tidurnya dan menoleh ke arah Andra. Ia terkejut ketika Andra sudah tidak ada di dalam mobil. Sontak Olivia khawatir dan mencoba menghubungi nomor handphone Andra. Lagi-lagi ponsel Andra ketinggalan di dalam mobil tersebut.“Astaga... Dimana kamu Andra?” air mata Olivia tidak sengaja keluar begitu saja. Ia tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi untuk kesekian kalinya.Olivia berinisiatif untuk datang ke alamat rumah dan berharap Andra sudah lebih dahulu ada di sana. Olivia yang masih merasa lelah dan mengantuk tetap ia coba untuk fokus mengemudi.“Tuhan, tolong bantu aku untuk menyelesaikan masalah ini” gumamnya.Tidak ada satupun orang yang sudah terbangun jam segini. Ada perasaan takut namun rasa takutnya dikalahkan dengan rasa kekhawatirannya pada Andra. Ia ingin cepat ke lokasi dan membantu Andra yang mungkin sedang membutuhkan bantuannya. Secara logika, bekerjasama akan lebih optimal ketimbang berpencar-pencar seperti ini.Olivia akhirnya sam

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia

    “Apa! Ada yang memata-matai saya? Dasar sialan! Cepat bawa dia ke hadapan saya!!!” perintah seorang gadis yang terlihat cantik namun tidak dengan hatinya.Beberapa anak buah Jessika menarik paksa tubuh seorang lelaki dalam keadaan babak belur. Dia adalah mata-mata yang baru saja melaporkan informasi kepada Olivia. Berjalan dengan tegak ke arah dirinya yang bersimpuh tidak bertenaga.“Woi Om... Lo mau nyari apa di rumah gw!” bentak Jessika.“S... Saya ti... Tidak nyari apa-apa” ujarnya berbohong.“Ohhh begitu? Dasar pembohong!” seru Jessika yang kini tidak segan menendang pria itu hingga menjerit kesakitan.“Ampuuun tolong berhenti!” teriak pria tersebut.“Kalau Lo mau gw bebaskanlah maka kasih tahu ke gw, Lo itu mau ngapain!” bentak Jessika kembali.Pria itu menelan ludahnya dengan hati deg-degan. Dengan terpaksa ia pun menceritakan hal yang sebenarnya pada Jessika. Sontak Jessika marah besar karena Andra dan Olivia sudah lancar mencari keberadaannya. Jessika yang rupanya sudah menget

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    12 Rumah Jessika

    Sesampainya di rumah sakit Andra dan Olivia berlari menuju ke salah satu kamar rawat inap. Andra membuka pintu dan melihat mamanya sudah terbujur kaku. Andra menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat tubuh mama tercinta.“Mama... Jangan tinggalkan Andra hiks” Andra terus menangis. Olivia yang sudah lebih dulu melihat pemandangan yang menyakitkan ini saat Papanya sudah tiada. Ingin rasanya Olivia menyentuh bahu Andra namun ia masih kecewa dengan pemuda itu. Dengan menahan rasa rindu ia tidak menyentuh bahu Andra.“Mama kamu sudah tenang di alam sana. Kita hanya bisa ikhlas dan mendoakan yang terbaik” ujar Olivia.Andra tidak bisa memeluk mamanya terlalu lama karena pihak rumah sakit akan membawa mamanya ke kamar jenazah. Andra pasrah ketika selang infus yang terpasang di pergelangan tangan kiri mamanya sudah mulai di cabut oleh perawat. “Olivia, aku sudah sendirian. Mama meninggal dan Papa juga meninggal. Saat ini aku bingung harus mengasuh kedua adikku yang masih kecil, aku belum s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status