Share

Kecelakaan

Author: Piki
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suami Mira datang ke rumah dengan tergesa-gesa. Ia memanggil istrinya secara berulang kali. Mira yang tengah memasak bersama Miranda mencoba menghampiri suaminya. “ada apa Sayang kok kelihatannya gawat sekali?” tanya Mira kepada Bily.

“Bu, ayo kita segera menuju ke kantor. Ada hal yang ingin Ayah tunjukkan pada Ibu” ujar Bily.

“Iya. Tapi aku mengganti pakaian dulu” ujar Mira.

“Tidak perlu... Ayo sekarang juga ikut aku” ujar Bily.

Miranda yang baru saja selesai memasak mencoba menawarkan masakannya tersebut kepada kedua mertuanya. Namun, saat keluar dari dapur Miranda sudah tidak melihat kedua mertuanya. Hanya terdengar suara mobil yang berasal dari mobil ayah mertuanya.

“Ada apa ya... Kok buru-buru seperti itu? Padahal aku baru saja selesai memasak SOP” ujar Miranda heran.

Kondisi jalan raya yang banyak pengendara baik mobil maupun sepeda motor ditambah ayah mertua Miranda mengendarai mobilnya dengan kecepatan kencang. Membuat hati Mira gelisah tidak karuan. Sesekali Mira mewanti-wanti suaminya dan menyuruhnya agar memelankan kecepatan mobil yang saat ini di kemudian Bily. Karena angin yang kencang ditambah mengebut mereka tidak sengaja melihat seekor kucing yang sedang menyebrang tepat di depan mobil mereka.

Hal itu membuat Bily mengerem secara mendadak hanya untuk mengindari kucing tersebut dan membelokkan mobilnya ke arah kiri yang ternyata tanpa mereka ketahui di sebelah kiri merupakan arah jurang dengan kedalaman mencapai beberapa meter. Mobil mereka pun menabrak pagar pelindung hingga merobohkannya sehingga mobil maupun mereka ikut terjatuh ke bawah jurang dan dalam hitungan detik mobil tersebut pun meledak dengan keras hingga membuat pengemudi lain yang ada disekitar sana terkejut.

Berita kecelakaan tersebut sudah cepat menyebar hingga beberapa polisi sudah berada di rumah korban. Miranda yang tengah mencuci perabotan merasa ada yang sedang mengetuk pintu pagar rumahnya. Dengan cepat Miranda menuju ke arah pintu depan dan mulai membukakan pintunya. Sampainya membuka pintu ia pun terkejut saat melihat beberapa polisi dengan tegap ada dihadapannya.

“Permisi, apa benar ini alamat rumah bapak Bily?” tanya salah satu polisi.

Miranda mengangguk pelan, hatinya merasa deg-degan. Ditengah kegelisahan itu, Miranda pun bertanya, “Maaf. Ada apa bapak polisi mencari mertua saja?”

Salah satu diantara polisi tersebut mulai menjelaskan kedatangan mereka. bahwa telah terjadi kecelakaan yang menewaskan dua sepasang suami istri paruh baya yang bernama Bily dan Mira. Hal itu mereka ketahui saat mereka menemukan dompet sekaligus indentitas yang terjadi di jalan raya tepat di samping jurang.

“Tidak... Tidak mungkin!” seru Miranda tidak percaya dengan penjelasan polisi.

“Kalau tidak percaya, ini dompet dan identitas korban. Apa ini benar milik mertua anda?” tanya polisi pada Miranda.

Miranda mengeceknya dan ia tidak dapat berkata-kata apa-apa lagi. Rasa syok pada dirinya sampai membuat Miranda jatuh pingsan. Beberapa tetangga ikut membopong tubuh Miranda dan membawanya ke ruang tamu lalu menidurkan Miranda ke sofa.

Mereka sangat kasihan melihat Miranda maupun keluarga korban yang harus kehilangan kedua orang sekaligus. Miranda berhasil disadarkan oleh minyak zaitun. Beberapa tetangga membantu Miranda untuk duduk. Miranda kembali mengingat kedua mertuanya dan Ia menanyakan keadaan mertuanya kepada polisi yang masih berada di rumahnya.

“Pak Polisi, bagaimana keadaan kedua mertua saya? Mereka baik-baik saja?”

Salah satu polisi mengatakan bahwa keduanya tewas ditempat. Jantung Miranda seakan sedang tertusuk duri. Terasa sangat Menyakitkan.... Bagaimana tidak? Mereka sangat menyayangi Miranda dan kini Miranda harus kehilangan mereka dengan begitu cepat!

“Tidak mungkin! Tidak mungkin mertuaku meninggal dunia hiks!” Isak tangis Miranda pun pecah.

Sementara itu, Kelvin yang sudah mengantar Yunita pulang kini giliran dirinya untuk pulang. Selama diperjalanan, entah perasaan Kelvin seakan gelisah. Seperti ia sedang merasakan sesuatu hal yang buruk. Hingga firasatnya pun telah menjadi nyata. Ketika sampai di rumah, Kelvin terkejut melihat ada banyak orang yang keluar masuk kedalam rumahnya.

Kelvin turun dari mobil dan berjalan hingga ke depan pintu. Miranda menengok dan melihat Kelvin. lalu ia berlari menghampiri Kelvin. Tiba-tiba saja Miranda memeluk Kelvin tanpa ia sadari. Sementara Kelvin terbelalak karena saking kagetnya.

“Kelvin... Ibu sama Ayah telah meninggal!”

Kelvin semakin terkejut mendengar perkataan Miranda. Ia tidak percaya namun apa daya, banyak orang telah menatapnya seakan mereka membenarkan perkataan Miranda. Kedua mayat mertua Miranda pun sudah tiba di rumah dan akan segera dimakamkan. Kelvin diam namun dibalik kerasnya hati tetap ia merasakan kehilangan yang amat menyakitkan. Tidak ada yang mengetahui seberapa sakit dan kehilangan kedua orang tua tidak bisa diprediksi oleh kasat mata.

Semua tetangga berbondong-bondong datang melayat dan hampir memenuhi ruangan Yeng luas tersebut. “Aku tidak menyangka Ayah sama Ibu harus pergi secepat ini” ujar Miranda yang duduk disamping kanan Kelvin.

Desi juga mendengar kabar kematian mertua Miranda. Namun ia memutuskan untuk tidak melayat karena sibuk berjualan. Beberapa tetangga menegurnya dan menanyakan mengapa Desi tidak datang melayat? Dengan enteng Desi mengatakan bahwa ia lebih fokus berjualan ketimbang hal apapun termasuk melayat.

Mereka menggelengkan kepalanya karena merasa Desi telah menjadi kacang lupa kulitnya. Desi tidak menghiraukan perkataan mereka dan sibuk menghitung uang yang begitu banyak. Setiap hari barang dagangannya selalu laris dan membuatnya semakin lupa diri. Salah satu tetangganya datang dengan berpakaian kucel ke warungnya. Desi juga sudah menduga maksud dan niat dari tetangga itu.

“Desi, saya boleh beli satu bungkus mie instan namun saya belum ada uang” ujarnya dengan lemas.

“Eh... Eh! Kalau merasa Kagak punya uang jangan kesini dong!” bentak Desi dengan galaknya.

“Saya dan anak-anak saya sudah seminggu lebih belum makan. Kami hanya makan sayur-sayuran rebus tanpa nasi itupun dapat sayuran kangkung di sekitar kuburan” ujarnya sembari menahan tangis.

“Eh... Kamu pikir saya bank apa apa harus memberikan keperluan? Cepat sana pergi!” teriak Desi.

“Saya mohon, satu mie instan saja” pintanya.

“Eh!!! Dasar rakyat jelata... Kamu bikin warung saya tidak enak dilihat orang!” bentak Desi sekali lagi.

“Kamu tega sekali Desi, Padahal dulu kamu juga sama merasakan hidup susah seperti saya. Dulu saya ingat, saya pernah melihatmu kelaparan di jalanan dan saya tidak tega melihatmu. Lalu saya dengan ikhlas membagi makanan nasi bungkus kepada kamu padahal saat itu anak-anak saya masih kelaparan. Tapi sekarang, kamu sudah sukses namun tidak ada sedikitpun rasa belas kasihan kepada saya?”

Desi tertawa terbahak-bahak seakan apa yang dikatakan tetangganya itu hanyalah lelucon. Lalu, Desi menyodorkan beberapa uang ke wajah tetangganya dan mengusirnya sambil berkata, “Ambil uang itu dan cepat pergi dari warung saya!”

Di kain sisi, saat sudah di pemakaman, Kelvin mulai menangis dan berteriak dengan sangat kencang saat melihat orang tuanya sudah dimasukan ke liang lahat yang berbeda. Miranda juga menangis dan tidak tega melihat proses pemakan Tersebut. Miranda mencoba untuk menenangkan suaminya walaupun dirinya juga ikut menangis.

“Mas, kamu harus ikhlas. Ini semua cobaan dari tuhan” ujar Miranda.

Sesekali Kelvin menghela nafasnya agar bisa mengikhlaskan kepergian dari kedua orang tuanya. Setelah proses pemakaman sudah selesai, orang-orang yang melayat mulai turut mendoakan. Hingga semuanya pun telah selesai dan satu persatu dari mereka mulai pergi hingga tinggalah hanya ada Kelvin dan Miranda.

Kelvin bersimpuh di batu nisan lalu berkata dengan suara keras, “Mengapa tuhan tega mengambil nyawa kedua orang tuaku!!!”

“Sabar Mas... Ini semua sudah takdir dari tuhan yang kuasa. Kita hanya bisa ikhlas menerima takdir” ujar Miranda.

Kelvin kembali mengingat kedatangan Miranda ke rumahnya. Kelvin mulai berpikiran bahwa penyebab kematian kedua orang tuanya adalah kesalahan Miranda. Baginya, kedatangan Miranda hanya membawa sial! Kelvin menatap wajah Miranda dengan tatapan mematikan. Miranda merasa Kelvin sedang kerasukan dan ia memilih untuk mundur beberapa langkah.

“Kamu... Kamulah yang menyebabkan kedua orang tuaku meninggal!!!”

Related chapters

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Kesedihan Miranda

    Di part sebelumnya Miranda dan Kelvin tengah berada di pemakaman. Disana Kelvin mengatakan bahwa Miranda yang menyebabkan kematian pada kedua orang tuanya tersebut. Miranda sedih dan hanya bisa menangis semetara Kelvin pergi meninggalkan Miranda yang sangat terpukul.Sambil menatap Kelvin yang kian menjauh, Miranda pun bergumam, “Mengapa aku yang disalahkan hiks” Dalam kondisi kacau Kelvin pun mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi hingga hampir saja mencelakakan dirinya sendiri. Untungnya takdir berkata lain dan Kelvin pun selamat. Beberapa orang menolong Kelvin dan membawanya ke pinggir jalan. Walaupun ia merasa perih di pergelangan tangannya karena luka. Namun demikian, luka seperti itu tidak sebanding dengan kekesalannya pada Miranda yang luar biasa. “Maaf Bang, saya tidak melihat Abang” ujar pria yang menyebabkan Kelvin terjatuh dari sepeda motor.“Santai saja, saya tidak apa-apa” ujar Kelvin yang mulai naik ke atas sepeda motornya.“Sekali lagi saya minta maaf Bang

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Kepolosan Miranda

    Hari yang cerah seakan menambah semangat baru. Tak terkecuali bagi Miranda, ia mencoba untuk mengikhlaskan masalah yang terjadi belakangan ini. Senyuman tulus kini memancarkan kecantikan alaminya. Sambil mencuci sayur-sayuran yang baru saja ia beli di pasar. Padahal, kini ia telah menjadi nyonya namun kesederhanaan Miranda memang jarang ditemui oleh wanita-wanita pada umumnya.Dari arah pintu, Yunita menyilangkan kedua tangannya dan memandangi Miranda dari arah belakang. Yunita berjalan mendekat kearahnya dan menyapa Miranda. “Hai, kamu lagi ngapain?” tanya Yunita. Miranda tersenyum dan berkata, “Aku lagi nyuci sayuran” Terlihat, Yunita tersenyum namun seakan ada hal yang ia pikirkan dibalik senyuman itu. Yunita pun mengatakan bahwa ia tidak ingin mengganggu Miranda dan memutuskan pergi ke luar dapur. Sementara Miranda tetap melanjutkan aktivitasnya. Sebenarnya, Yunita tidak benar-benar pergi menjauh. Ia malah mengintip dibalik pintu dengan memikirkan rencana yang terlintas di pikiran

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Meminta Modal Dagangan

    Desi menghitung penjualan dagangannya dengan sangat hati-hati. Uang yang ia hitung kurang lebih jumlahnya mencapai jutaan. Seperti biasa, sebagian uangnya ia simpan ke dalam celengan ayam yang ia simpan di bawa meja dagangan. Dirasa ingin semakin makmur, Desi pun berniat untuk mengunjungi putrinya yang beberapa hari hilang kontak dengan dirinya. Disaat tengah sibuk menghitung uang, datanglah ibu Ima selaku ibu RT di desa tempat Desi tinggal. Melihat kedatangan ibu Ima, Desi pun dengan ramah menyapanya. “Eh... Ada Bu RT” sapa Desi. Dia menuntun Ima untuk duduk di kursi plastik yang baru saja ia ambil di bawah meja dan ditaruh dekat dengan tempat duduknya.“Mau beli apa ya Bu RT?” tanya Desi. ia sangat yakin Ima akan membeli dagangannya.“Begini, Bu Desi. Suami saya ingin mengadakan rapat. Yah... Ibu Desi tahu sendiri kan bahwa sebentar lagi jabatan suami saya akan berakhir” ujar Ima.Desi semakin kegirangan ketika ia diberikan sebuah amplop entah berisi apa. Kata Ima, amplop itu untuk

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bu RT Kena Fitnah

    Sesuai dengan janjinya, Desi telah mengumpulkan beberapa warga ke rumah Ima. Sampai disana, Ima dan suaminya keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Desi, dkk dengan ramah. Ima menuntun mereka untuk duduk di teras rumah dengan halaman yang cukup menampung mereka. Ima juga meminta pembantunya untuk membagikan beberapa bingkisan kepada para warga yang sudah datang di tempat.“Kalau urusan bingkisan, paling aku suka!” gumam Desi dengan kegirangan.Tepat pada gilirannya, bingkisan dua kali lipat diberikan pada desi. Dengan alasan bahwa Desi telah menjadi pendorong para warga untuk datang ke rumah pak RT dan Bu RT. Satu bungkus bingkisan berisi beberapa kebutuhan lauk seperti beberapa mie sedap goreng, beras lima kilogram, minyak goreng dua puluh liter, telur, tepung terigu hingga beberapa kebutuhan lainnya.“Untuk pencoblosannya tanggal berapa ya Bu RT?” tanya Desi.“Pertanyaan yang bagus sekali! Baik, untuk tanggal pencoblosannya akan dilaksanakan dua minggu lagi dan saya berhar

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Bukannya Peduli Malah Nyakitin

    Miranda duduk di teras rumah dengan seorang diri. Saat ini juga sudah hari sudah malam, namun suaminya belum kunjung pulang. Berhubung Miranda duduk di teras, dengan mudah dirinya bisa melihat tamu yang hendak ingin mampir ke rumah. Seperti hari ini, Desi datang dengan naik ojek online. Miranda yang melihat ibunya, dengan cepat membukakan pintu gerbang rumahnya.“Ibu, syukurlah Ibu kesini” ujar Miranda penuh haru. Baginya, kedatangan ibunya adalah sosok pelindung yang tiada duanya.Berbeda halnya dengan Miranda yang terlihat begitu sumringah, Desi malah menunjukkan wajah masam seperti sedang memikirkan sesuatu.“Ibu kenapa?” tanya Miranda.“Apa kita akan berdiam diri disini? Ibu kegigit nyamuk!” teriak Desi sembari menggaruk-garuk tangannya secara bergantian kiri dan kanan.“iya, Bu” ujar Miranda lembut.Miranda mempersilahkan Desi untuk masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di sana, Desi sudah dimanjakan dengan beraneka hidangan enak-enak hingga Desi merasa kekenyangan. Melihat ibunya

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Apa Yang Akan Dia Lakukan?

    Miranda telah selesai memasak makanan dan menaruhnya ke atas meja makan. Terlihat, Desi sudah tidak sabar ingin melahap masakan enak tersebut. Miranda tersenyum dan mempersilahkan ibunya untuk makan. Desi begitu lahap memakan masakannya putrinya dan membuat Miranda senang.“Kalau mau nambah lagi bisa kasih tahu ke aku Bu” ujar Miranda.“Kalau sering kayak gini Ibu pasti bakalan sering main ke mari!” seru Desi.Disaat mereka tengah berada di ruang makan, datanglah Kelvin dari arah barat. Dia tidak bisa masuk ke dalam halaman rumah karena pintu pagar masih terkunci. Sesekali Kelvin membunyikan klakson mobilnya agar Miranda segera membukakan pintu untuknya. Di ruang tamu, Miranda mendengar bunyi klakson dan dia pun meminta izin kepada Desi untuk keluar sebentar.“Ibu, aku keluar dulu. Kayaknya suamiku sudah pulang” ujar Miranda.“Ya, sana ladenin suami kamu biar makin banyak kamu bawa uang!” seru Desi.Miranda tidak membalasnya dan hanya tersenyum manis. Lalu dia pun keluar dari ruang ma

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Desi Membandingkan Anak Sendiri

    Kelvin duduk di kursi dan melihat keadaan Yunita yang masih tertidur pulas. Kelvin meraih tangan Yunita dan merasakan keringat dingin ditangan wanita itu. Disaat Kelvin tengah fokus melihatnya, Yunita pun terbangun dan langsung berlari menuju ke arah kamar mandi. Kelvin tidak mengejar dan memilih untuk menunggu di kamar tidur. Terdengar suara Yunita yang tengah memuntahkan sesuatu. Setelah selesai, Yunita kembali dengan raut wajah yang sudah lumayan segar.“Apa aku mabuk berat!” tanya Yunita pada Kelvin, sambil kembali merebahkan tubuhnya sendiri ke kasur.“Iya. Untung aku datang tepat pada waktunya” ujar Kelvin.“Kamu memperdulikan aku?” tanya Yunita kembali.Kelvin tersenyum sekilas lalu menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan. Mereka pun asyik mengobrol dan membuat Yunita semakin senang ketika ia sadar bahwa Kelvin tengah berada di dalam kamar tidur. Dengan sengaja Yunita meraih tangan Kelvin dan memintanya untuk menemaninya malam ini. Kelvin masih menganggap Yunita dalam k

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Di Hampir di lecehkan Oleh Tiga Pria Suruhan

    “Ayo kita turun!” seru Yunita bersemangat.Terlihat, mereka tengah memakirkan mobil di parkiran gedung yang super besar. Miranda sampai melongo melihat gedung itu. Dengan pasrah Miranda pun turun dari mobil mengikuti Yunita yang lebih dahulu turun dari mobilnya. Mereka berjalan menuju ke pintu kaca besar dan setiap kali Yunita berjalan, orang-orang pasti akan menyapanya dan dengan ramah dibalas oleh Yunita.Kini, mereka sudah berada di lantai empat dengan gedung yang tinggi membuat jantung Miranda berdebar kencang. Ia takut dengan ketinggian dan bila tidak sengaja melihat ke arah jendela, bisa dibayangkan bagaimana reaksi Miranda ketika melihatnya. Yunita tidak terlalu fokus melihat Miranda karena dirinya memilih untuk fokus dengan rencananya tersebut.Tepat saat di ruangan, Yunita pun terlihat berbincang dengan seorang wanita tinggi semampai. Mereka kelihatan begitu dekat seperti sudah mengenal sejak lama. Hingga Yunita mulai memperkenalkan wanita itu kepada Miranda. Terlihat Miranda

Latest chapter

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Akan Dikenang Sepanjang masa

    Olivia nekat menemui mantan pembantu yang pernah bekerja di rumah Jessika. Dengan berharap ia akan menemukan jawaban yang bisa membebaskan Andra dari tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Hanya saja, rumah yang dituju cukup jauh dari perkotaan tempat Olivia tinggal dan gak inilah yang menyebabkan Olivia tidak bisa mendampingi Andra selama proses persidangan berlangsung.Selama perjalanan yang berliku-liku itu akhirnya membuahkan hasil. Pembantu tersebut mengaku siap menjadi saksi mata tanpa dibayar sepeserpun. Pembantu itu pun bahkan mengaku telah menyimpan bukti rekaman cctv yang menangkap rekaman saat Olivia dan Andra terjebak dan di sekap di rumah Jessika.“Kalau begitu kita harus ke kota sekarang Bik. Kita harus tunjukkan bukti cctv ini” ujar Olivia dengan penuh harap.“Mohon maaf Non, bukannya saya tidak mau membantu tapi untuk saat ini saya belum bisa ke kota Non. Kemarin Mama saya meninggal dunia dan saya masih dalam suasana berduka” ujar si mantan pembantu Jessika.“Lalu kapan bisa

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Masuk Penjara

    “Aku tidak bisa menceritakan ini sama kamu karena waktu kita tidaklah banyak! Olivia, aku telah berkorban untuk kamu dan sekarang kamu harus menuruti apa yang aku katakan. Sekarang, kamu harus pergi sejauh mungkin dan minta pertolongan pada orang lain. Lupakan aku, aku pasti akan kembali” ujar Andra sambil memegang jari tangan Olivia dengan erat. Seakan ia tak ingin dipisahkan dengan wanita yang sangat dicintai. “Tapi kamu berjanji akan menyusul aku Ndra?” tanya Olivia.“Aku berjanji” Andra menunjukkan jari kelingkingnya agar Olivia mempercayainya. Sembari menitikkan air mata, Olivia mencoba membalas dengan menunjukkan jari kelingkingnya dan kemudian Andra menghapus air mata yang telah membengkak kan mata Olivia. "Kamu tidak pantas menangis, kamu harus bisa melawan tangisan itu demi aku" pinta Adra.Olivia dengan berat hati meninggalkan Andre seorang diri. Hatinya sakit namun ini juga demi Andra. Andra memerintahkannya untuk pergi tanpa tahu alasan yang sebenarnya mengapa Andra tidak

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Menjadi Buronan

    Setelah berusaha keras untuk membuka gembok pintu akhirnya gembok itu pun terbuka. Miranda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk kabur dan menjauh sejauh mungkin. Bahkan ia belum sempat memakai sendal karena terburu-buru.Hujan badai turun membuat tubuhnya basah dan kedinginan. Tiada lagi tempat yang akan ia berteduh. Hingga seorang ojek online datang menghampirinya. Awalnya Miranda mengira orang itu adalah mata-mata dari Cleo namun setelah berkomunikasi, Miranda yakin bahwa orang itu adalah orang baik.“Tolong saya, antarkan saya ke kantor polisi” pinta Miranda.“Baik Bu, ayo duduk Bu” ujar ojek tersebut ketika sudah memberikan helm pada Miranda.Setelah Miranda duduk membonceng, ia pun bisa bernafas dengan lega. Ia telah ditolong oleh tuhan untuk bisa meloloskan diri. Tidak henti-hentinya ia berdoa agar bisa sampai di kantor polisi.“Bu, sudah sampai ini” ujar si ojek online. Miranda memberikan uang pada si tukang ojek lalu ia masuk ke dalam kantor polisi untuk melap

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Dapatkah Terbebas?

    “Andra bangun!!!” teriak Jessika. Beberapa orang menyarankan Andra harus dibawa ke rumah sakit namun Jessika menolak. Ia yakin bahwa Andra pasti akan sadar sendiri.Selama beberapa detik Andra pingsan Andra pun sadar. Salah satu orang memberikan air putih kepadanya. Merasa lebih baik Andra meminta maaf karena ia mengaku tidak enak badan. Para tamu undangan pun telah pulang dan kini menyisakan kedua belah pihak yakni orang tua Andra maupun orang tua Jessika.“Jeng Siska, nanti putri Jeng Siska pasti akan saya jaga dengan kasih sayang di rumah saya” ujar Yunita yang kini telah resmi menjadi mertua Jessika.“Loh... Tidak perlu susah-susah seperti itu Jeng. Anak saya akan tetap tinggal di rumah ini yang ada si Andra sendiri yang pindah rumah dan tinggal di rumah ini” ujar Siska.Yunita tersentak kaget karena ia tidak diberitahu sebelumnya oleh Andra. Sementara ia sendiri tidak dapat protes karena tahu diri sama siapa ia berhadapan. “Andra, apa benar yang dikatakan Jeng Siska itu?” tanya Y

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Pernikahan Yang Tidak Diinginkan

    “Aku tidak bisa menikah sama kamu Jes. Kamu tahu sendiri bahwa aku tidak pernah memiliki perasaan lebih ke kamu” ujar Andra menegaskan.“Kamu tinggal pilih menikah dengan aku atau kamu harus melihat cewek ini akan merasakan kelaparan? Kalau memang kamu mencintai pacar kamu ini maka sebaiknya kamu harus tunjukkan itu dengan cara menikahlah denganku Sayang” ujar Jessika.Andra tertunduk ia tidak bisa menjawab. Jessika tersenyum lalu berkata, “Kamu tenang saja Andra, aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memilih hanya malam ini saja kalian bisa merenungkan itu. Untuk besok pagi, aku akan ke sini lagi dan menerima jawaban kamu. Setelah itu aku tidak akan lagi kesini untuk memberikan kamu peluang untuk hidup”“Kamu sudah gila Jessika!!!” teriak Olivia.Jessika tidak menghiraukan teriakan Olivia karena sejujurnya Jessika sudah muak melihat wajah Olivia. Jessika pun keluar dari sana dan meninggalkan Olivia maupun Andra.“Andra, apa keputusan kamu? Aku yakin, kita bisa bebas tanpa harus k

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Terkurung Di Satu Ruangan

    “Apa maksud kamu Jessika?” tanya Olivia.Jessika tersenyum sumringah dan menyentuh rambut Olivia. Tindakan Jessika yang menyentuh rambut Olivia dengan cepat Olivia menghempaskan tangan Jessika dari rambutnya yang lurus.Jessika tidak marah namun ia semakin sumringah hingga tertawa terbahak-bahak. Dalam hati Andra, Jessika sudah tidak normal. Jessika pun memberhentikan tawaanya lalu menatap wajah Olivia dan Andra secara bergantian.“Apa kalian ingin aku menceritakan semuanya?” tanya Jessika dengan santai.Andra mengangguk sementara Olivia sudah hampir tersulut emosi. Syukurlah Andra berhasil menenangkan Olivia agar Olivia bisa lebih sabar lagi menghadapi sikap Jessika yang sudah tidak waras ini. Kini, raut wajah Jessika sudah tidak lagi sumringah karena kini raut wajahnya telah berubah menjadi sedih.“Aku benci sama kalian! Terutama kamu Olivia!!!” teriak Jessika.“Kamu... Sama Papa kamu sama saja! Kalian telah menyakiti hati aku yang rapuh ini khiks. Aku hanya ingin merasa dicintai,

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia (2)

    Olivia terbangun dari tidurnya dan menoleh ke arah Andra. Ia terkejut ketika Andra sudah tidak ada di dalam mobil. Sontak Olivia khawatir dan mencoba menghubungi nomor handphone Andra. Lagi-lagi ponsel Andra ketinggalan di dalam mobil tersebut.“Astaga... Dimana kamu Andra?” air mata Olivia tidak sengaja keluar begitu saja. Ia tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi untuk kesekian kalinya.Olivia berinisiatif untuk datang ke alamat rumah dan berharap Andra sudah lebih dahulu ada di sana. Olivia yang masih merasa lelah dan mengantuk tetap ia coba untuk fokus mengemudi.“Tuhan, tolong bantu aku untuk menyelesaikan masalah ini” gumamnya.Tidak ada satupun orang yang sudah terbangun jam segini. Ada perasaan takut namun rasa takutnya dikalahkan dengan rasa kekhawatirannya pada Andra. Ia ingin cepat ke lokasi dan membantu Andra yang mungkin sedang membutuhkan bantuannya. Secara logika, bekerjasama akan lebih optimal ketimbang berpencar-pencar seperti ini.Olivia akhirnya sam

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    Uang Memang Racun Dunia

    “Apa! Ada yang memata-matai saya? Dasar sialan! Cepat bawa dia ke hadapan saya!!!” perintah seorang gadis yang terlihat cantik namun tidak dengan hatinya.Beberapa anak buah Jessika menarik paksa tubuh seorang lelaki dalam keadaan babak belur. Dia adalah mata-mata yang baru saja melaporkan informasi kepada Olivia. Berjalan dengan tegak ke arah dirinya yang bersimpuh tidak bertenaga.“Woi Om... Lo mau nyari apa di rumah gw!” bentak Jessika.“S... Saya ti... Tidak nyari apa-apa” ujarnya berbohong.“Ohhh begitu? Dasar pembohong!” seru Jessika yang kini tidak segan menendang pria itu hingga menjerit kesakitan.“Ampuuun tolong berhenti!” teriak pria tersebut.“Kalau Lo mau gw bebaskanlah maka kasih tahu ke gw, Lo itu mau ngapain!” bentak Jessika kembali.Pria itu menelan ludahnya dengan hati deg-degan. Dengan terpaksa ia pun menceritakan hal yang sebenarnya pada Jessika. Sontak Jessika marah besar karena Andra dan Olivia sudah lancar mencari keberadaannya. Jessika yang rupanya sudah menget

  • Ketulusan Hati Istri Yang Tersakiti    12 Rumah Jessika

    Sesampainya di rumah sakit Andra dan Olivia berlari menuju ke salah satu kamar rawat inap. Andra membuka pintu dan melihat mamanya sudah terbujur kaku. Andra menangis sejadi-jadinya sambil memeluk erat tubuh mama tercinta.“Mama... Jangan tinggalkan Andra hiks” Andra terus menangis. Olivia yang sudah lebih dulu melihat pemandangan yang menyakitkan ini saat Papanya sudah tiada. Ingin rasanya Olivia menyentuh bahu Andra namun ia masih kecewa dengan pemuda itu. Dengan menahan rasa rindu ia tidak menyentuh bahu Andra.“Mama kamu sudah tenang di alam sana. Kita hanya bisa ikhlas dan mendoakan yang terbaik” ujar Olivia.Andra tidak bisa memeluk mamanya terlalu lama karena pihak rumah sakit akan membawa mamanya ke kamar jenazah. Andra pasrah ketika selang infus yang terpasang di pergelangan tangan kiri mamanya sudah mulai di cabut oleh perawat. “Olivia, aku sudah sendirian. Mama meninggal dan Papa juga meninggal. Saat ini aku bingung harus mengasuh kedua adikku yang masih kecil, aku belum s

DMCA.com Protection Status