All Chapters of Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Chapter 71 - Chapter 80

319 Chapters

71. Melapor pada Bram

Part 71Setelah bertemu Dhea, Burliyan langsung menuju ruangan bosnya. Lelaki tua puluh dua tahun itu sudah tujuh tahun bekerja di perusahaan ini, dia tahu betul konflik yang terjadi pada perusahaan. Sehingga dia percaya dengan perkataan Dhea.Burliyan mengetuk pintu ruangan Bram, terdengar sahutan masuk dari dalam. Lelaki itu langsung memutar handle pintu dan masuk. Bram tengah berkutat di depan laptopnya, sementara di hadapannya Adelia tengah memengang buku dan pena."Permisi, Pak ...," sapa Iyan."Iyan? Masuk!"Iyan melangkah mendekati Bram yang kembali menatap layar laptopnya."Permisi, Pak. Ada yang akan saya bicarakan dengan bapak. Ini sangat penting!" ujar Burliyan."Terus, kapan Mas mau memecat pengkhianat itu?" tanya Adelia dengan menatap lurus ke arah Bram."Tidak semudah itu, nanti diinvestigasi dulu."Burliyan hanya melongo mendengar perkataan Adelia, terus terang dia juga ketinggalan info tentang issue yang baru beredar di kantor ini."Apa yang akan kau bicarakan, Yan?""
Read more

72. Menyesal tidak menanyakan nama karyawati itu

Part 72"Karyawati itu segan mau menghadap bapak langsung, jadi dia hanya bisa mempercayai saya. Lagipula saya sudah kenal dengan baik dan dekat dengannya. Tenang saja, Pak. Orangnya bisa dipercaya, kok.""Oh, gitu? Sekarang kamu cari file proyek tahun sebelum perusahaan ini saya akuisisi. Saya akan membandingkan, suruh Fikri dan Adi menghadap saya, besok pagi, kamu kumpulkan semua manajer divisi dan staf, saya akan mengadakan rapat terbuka. Masalah ini harus di kupas dengan jelas, saya tidak ingin memelihara ular di perusahaan saya sendiri!" perintah Bram dengan mata nyalang."Baik, Pak. Akan segera saya kerjakan."Burliyan segera keluar dari ruangan Bram, mengerjakan apa yang diminta oleh lelaki itu, sedang Bram tengah serius mempelajari proposal itu kembali.Tak berapa lama terdengar suara panggilan di ponselnya, di sana Adi yang menelpon."Iya, Di?""Pak, maaf ... Apa Bapak memerintahkan untuk menangkap karyawan yang membawa lari proposal?" tanya Adi di seberang telepon."Siapa ya
Read more

73. Dilabrak

Part 73Dhea menghempaskan tubuhnya ke sofa di butik Intan, dia sengaja pulang duluan mengingat kejadian yang menimpanya beberapa saat yang lalu. Hari masih jam setengah tiga sore, tetapi dia langsung pulang tanpa memberitahu siapapun, apalagi Faisal atasannya. Biarlah, dia juga tidak peduli, saat ini di kantor semua orang tengah menjudge dia sebagai pengkhianat, entah apa yang dipikirkan orang-orang itu.Sialan perempuan itu, apa haknya menuduhnya pengkhianat! Tidak tahu saja dia siapa wanita yang tengah dia tuduh itu. Dhea yang baru tiba setelah bertemu dengan Burliyan tiba-tiba didatangi perempuan yang itu, perempuan yang otomatis sangat tidak dia sukai karena hubungannya dengan suaminya. "Oh? Jadi ini si pengkhianat itu? Malu, dong sama jilbab yang kamu kenakan itu, kelakuan gak sebanding sama penampilan!" Dhea yang tengah serius menatap komputernya mendongak menatap dengan tajam perempuan yang tengah tersenyum sinis terlihat sangat mencemooh dirinya."Hei, sekarang cepat serah
Read more

74. Agen47

Part 74Ketika Dhea pulang, suasana rumah masih sepi. Bram belum pulang. Mungkin saja lelaki itu masih kerja, tentu mendapati kasus yang bukan sepele itu akan menyita pikirannya. Merasa penasaran, Dhea langsung mengirim pesan pada Burliyan.[Assalamualaikum, Pak. Bagaimana reaksi Pak bos tadi?]Baru saja mengirim pesan, reaksi Burliyan sangat cepat, pesan itu langsung centang biru dan lelaki itu langsung mengetik balasannya.[Walaikumsalam, Dhea ... Tentu saja reaksinya sangat terkejut, dia tercenung cukup lama mungkin menyadari kebodohannya] Dhea tersenyum membaca pesan itu, bahkan diakhir kalimat Burliyan tambahkan emoji tertawa.[Wah, tentu anda sibuk sekali sekarang, ya?] balas Dhea.[Bagaimana tidak sibuk? Sejak dia mendapatkan proposal darimu itu, kami disuruh investigasi menyeluruh, sepertinya kami akan lembur pulangnya hingga larut malam, karena besok pagi akan diadakan rapat darurat management atas.][Maaf ya, Pak. Jadi membuat anda sibuk][Kenapa kamu minta maaf? Justru kam
Read more

75. Tak tahan mendiamkanmu

Part 75Bram pulang ke rumah sudah jam dua belas malam, dengan hati-hati dia membuka pintu rumah, tubuhnya rasanya sangat lengket, tetapi untuk mandi tengah malam begini tentu dia memikirkan kesehatannya, dia tidak muda lagi. Dulu ketika usianya masih dua puluhan, tentu saja mandi malam, berenang tengah malam tidak terlalu berdampak pada kondisi tubuhnya, dia harus lebih menjaga kondisi tubuhnya agar selalu fit, ada istrinya yang masih sangat muda itu yang harus diimbangi staminanya. Rasanya kerongkongannya terasa sangat kering, lelaki itu menyempatkan diri mampir ke dapur mengambil segelas air minum, tanpa disadari ternyata perutnya berbunyi, dia baru merasakan lapar, saking seriusnya bekerja sampai lupa makan malam.Rasanya dia ingin meminta istrinya untuk memasak mie instan, pasti rasa kuah hangatnya itu bisa membuatnya senang, atau minum teh hangat agar rasa capek itu berkurang. Tetapi, dia juga kasihan pada istrinya, pasti sekarang sedang tidur lelap, lampu di kamarnya sudah tid
Read more

76. Memangnya Abang memprioritaskan Dhea?

Bram langsung membuka matanya, menatap lekat manik mata istrinya yang terlihat berbinar indah di sana."Eum, habis subuh, Abang mau, dong?" ujar Bram sambil mengerling nakal."Ih, Abang! Mau apa memangnya." Dhea mencubit pelan pinggang suaminya, membuat tubuh Bram menegang."Mau makan kamu," bisik Bram."Ya udah, salat dulu sana! Jangan lupa gosok gigi.""Ha?" Bram terlonjak, dengan semangat dia bangun dari tidur menuju kamar mandi, Dhea hanya tertawa melihat kelakuan suaminya yang kayak bocah mau dikasih mainan, girang banget.Selagi suaminya salat, Dhea sempatkan ke dapur, melihat stok makanan apa yang ada di kulkas. Nasi yang dia masak tadi masih ada separuh, berarti tadi malam Bram makan, ikan nila juga sudah lenyap di atas meja. Dhea meracik bumbu untuk membuat nasi goreng, semua bumbu sudah siap tinggal di eksekusi, dia menuangkan minyak ke wajan akan menggoreng telur mata sapi, sebelum kompor dinyalakan tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang."Hmmm, kok malah masak? Jadi
Read more

77. Nyai Annisa

"Yang penting Dhea happy, jangan terlalu diforsir, agar nggak kecapean, ada Abang yang harus Dhea prioritaskan." "Ih, maunya diprioritaskan, memangnya Abang memprioritaskan Dhea?" "Iya, dong. Bagi Abang Dhea diurutan nomor satu." Dhea hanya tersenyum simpul mendengar suaminya berkata dengan percaya diri. Semoga saja apa yang dikatakan suaminya itu benar, sehingga Dhea akan berjuang sepenuh hatinya mempertahankan suaminya ini. "Ayo, Abang antar ke butik Intan." Dhea tersenyum menyambut ajakan suaminya, hari masih terlalu pagi, tidak ada salahnya Dhea menyempatkan diri mampir ke butik dulu baru ke kantor. Bram mengendarai Maybach-nya dengan santai, tangan kanan memegang stir sementara tangan kiri memegang dan meremas telapak tangan istrinya dengan lembut, senyuman dan tatapan mata penuh cinta menghiasi suasana yang mereka rasakan. "Nanti Abang pulang jam berapa?" tanya Dhea "Belum pasti, soalnya di kantor ada masalah serius. Nanti Abang kabari, ya? Sebisa mungkin Abang akan je
Read more

78. Menyusahkan diri sendiri

Part 77Baru beberapa langkah menginjak lobi kantor, sebuah suara menghentikan langkahnya."Nyai! Nyai Annisa! Ya, ampun. Sudah tobat kamu, Nyai?"Dhea menatap pemuda itu dengan mata membola, jelas dia terkejut melihat anak tengil itu berada di kantornya."Ketua?" sapa Dhea Melihat mimik dhea yang terlihat terkejut itu membuat anak itu terkekeh, sungguh ini surprise yang tak terduga bagi pemuda itu, sudah setahun dia tidak pernah bertemu gadis ini, gadis yang membuatnya bertekuk lutut secara lahir maupun batin. Sejak gadis ini tamat kuliah, dia sangat kesulitan menemukannya, itu karena gadis ini telah pindah rumah beberapa kali."Ternyata kamu bekerja di sini, Nyai? Aku mencarimu sudah seperti orang gila, ternyata kamu begitu dekat letaknya."Dhea hanya tertawa mendengar lelaki itu bicara, terlalu lebay."Buat apa kamu mencariku, ketua? Jangan berlebihan, kamu dari dulu memang sudah seperti orang gila.""Dulu aku baru seperti, tetapi sekarang aku benar-benar sudah gila, aku tergila-g
Read more

79. Pengakuan Aryan

Part 79Dhea melangkah ke ruangannya dengan sikap tenang, di lorong kantornya dia bertemu dengan Faisal yang tampak berjalan terburu-buru dengan membawa berbagai berkas di tangannya. "Selamat pagi, Pak?" sapa Dhea."Pagi. Eh, Dhea ...."Faisal menghentikan langkahnya, mungkin ada sesuatu yang akan disampaikan lelaki itu pada Dhea, namun beberapa saat ditunggu, tidak ada satu kata yang keluar dari mulutnya, lelaki itu bahkan mengibaskan tangannya dan kembali melangkah, memberi isyarat agar Dhea mengabaikan panggilannya.Dhea cukup memaklumi, mungkin lelaki itu tengah sibuk, cemas dan gelisah saat ini, hal itu sangat wajar karena Faisal manajer keuangan, tempat paling krusial untuk memainkan intrik penggelapan uang.Pagi itu semua jajaran managerial mendapat kejutan telak dari Bram, bukti-bukti transaksi selama ini terlihat begitu jelas, tidak perlu melakukan audit menyeluruh dari tim audit sudah terlihat jelas kecurangan yang terjadi. Bram yang sudah memperlihatkan ke-arogansiannya
Read more

80. Menolak reward

Part 80Perdebatan kecil Aryan dan Dhea itu memantik perasaan kesal di hati Ilham, namun juga membuka peluang di dalam hati laki-laki itu."Benar, Dhea. Saya juga tidak percaya jika kamu sudah menikah, bahkan Afkar sendiri bilang suamimu itu lelaki tua. Rasanya saya tidak percaya, Sebaiknya nanti kamu suruh suamimu menjemputmu, aku tahu kamu tadi berangkat naik taksi," ujar Ilham dengan tatapan menghakimi."Kalian ini, kenapa harus memaksaku seperti itu. Suamiku itu sekarang sedang sibuk di luar kota," elak Dhea."Kalau dia cinta pada istrinya, pasti dia tidak keberatan untuk datang, kan?" kejar Aryan lagi."Terserah, kalian! Aku bilang sudah menikah! Kalian akan bertemu dengan suamiku suatu saat nanti."Dhea beranjak untuk pergi, dia sudah malas duduk di dekat lelaki yang masih mengejarnya itu walaupun sudah punya istri. "Dhea, dengan ijin kamu atau tidak, aku akan terus mengejarmu," tekad Ilham."Ilham!" bentak Aryan dengan tak senang."Kenapa sih, Pak? Dia hanya mantan Bapak?" sun
Read more
PREV
1
...
678910
...
32
DMCA.com Protection Status