All Chapters of Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Chapter 91 - Chapter 100

322 Chapters

91. Sulit menolakmu

Part 91"Segampang itu kamu mau minta cerai, Dhe? Apa itu hanya alasan kamu saja? Padahal yang sebenarnya kamu mau kembali pada pacarmu itu, Aryan! Pantas saja kamu tidak mau Abang ajak ke Batam dulu, ternyata kamu tidak mau ketahuan kalau ada mantan pacar yang ikut pergi juga. Iya, kan?"Bram bertanya dengan nada sinis, bukan karena dia marah sebenarnya, tetapi karena rasa cemburu yang sudah membakar hatinya sejak tadi, bisa-bisanya dia tidak tahu jika istrinya ini banyak sekali penggemarnya."Kenapa Abang malah memutar balikkan fakta seperti itu? Memang aku dengan Bang Aryan itu memiliki hubungan di masa lalu, tetapi kami sudah selesai, dia bahkan sudah menikah dan memiliki istri yang sangat cantik, begitu juga denganku, aku sudah menikah dengan Abang, kan? Aku pantang mengkhianati seseorang, apalagi suamiku sendiri. Aku memang tidak ingin ikut ke Batam karena Bang Aryan juga ikut, bukan apa-apa, aku hanya ingin menjaga perasaan Abang, tetapi malah Abang yang nggak menjaga perasaank
Read more

92. Terserah Abang!

Part 92"Pak Arjuna, mari kita tunggu di ruang tunggu sebentar, sepertinya yang akan dibahas pak Bram dan Bu Dhea sangat penting," bujuk Adi.Arjuna bisa apa? Dia hanya bisa menuruti perkataan Adi dengan kesal.Dhea yang mendengar ribut-ribut di luar langsung mendorong tubuh suaminya yang tengah memeluknya dengan erat, membuat Bram menatapnya dengan pandangan kecewa. Wanita itu langsung merapikan penampilannya, jilbabnya bahkan sudah tidak terpasang lagi, kancing blouse nya sudah terbuka bagian atasnya."Bang, sudah, ya? Kita lanjutkan saja nanti di rumah, ini masih jam kerja, gak enak dilihat sama karyawan, setidaknya Abang harus memberi contoh sebagai atasan yang profesional," ujar Dhea selagi merapikan pakaiannya.Bram yang tadinya diam saja, hanya mengamati aktivitas Dhea yang sedang rapi-rapi, hanya mengeluh dalam hati, sialan Arjuna! Mengganggu kesenangan orang saja! Buyar sudah gairah yang melingkupi tubuhnya, kini lelaki itu hanya tertunduk lesu dan lemas."Bang, bukankah Ka
Read more

93. Ape lu?

Part 93 Dengan sedikit menyentak pintu ruangan Bram, Dhea keluar. Memang jengkel sekali mendengar suaminya perhatian dengan wanita lain sampai segitunya, tentu saja sentakan pintu uang cukup keras itu juga membuat Bram gusar. Apalagi ini? Wanita memang sudah untuk dimengerti, dia mengatakan terserah pada hakekatnya dia mengatakan jangan, stop it! Hanya saja Bram yang tidak peka dengan kode alam seperti itu. Ketika Dhea dengan kesal berjalan ke lorong yang memisahkan ruangan Bram dan ruang administrasi kantor, wanita itu seketika menghentikan langkahnya. Di depan sana, beberapa laki-laki tengah menunggunya keluar dari ruangan Bram. Adi dan Fikri tentu saja wajahnya biasa saja karena mereka mengetahui hubungan antara Bram dan Dhea, tetapi wajah gusar dan cemas jelas tersirat di raut wajah Arjuna, Mario dan Burliyan. "Dhea? Syukurlah kamu segera keluar dari ruangannya, apa yang dia lakukan padamu, Dek?" Arjuna langsung menyongsong ke arah kedatangan Dhea. Mario dan Burliyan hanya sa
Read more

94. Kenapa Bos marah, Dhe?

Part 94Arjuna jelas saja shock mendengar dari mulut Bram kalau Dhea Annisa Putri adalah wanita yang sudah dinikahinya. Wajah Bram tampak tersenyum puas melihat reaksi dari Arjuna. "Sekarang sadarlah, dia itu wanitaku, wanita yang sudah kunikahi. Jangan menjadi bajingan dengan merebutnya dan merusak ikatan suci yang sudah kami ikat di hadapan Tuhan kalau kamu gak mau kena karma," ujar Bram dengan senyum miring.Sungguh menyebalkan raut wajah kakak lelaki yang tidak pernah dia harapkan itu, selama ini Arjuna selalu menjadi penghalang kebahagiaan lelaki yang sembilan tahun lebih tua darinya itu. Bagaimana dia tidak iri? Gelar putra mahkota memang sudah tersemat dari lahir ada pada diri lelaki itu, tetapi ternyata dia belum puas dengan semua itu, sehingga dia merebut semua perhatian dan kasih sayang kakek dan neneknya, juga kasih sayang ayahnya bahkan ibu kandungnya.Capek rasanya selalu dibandingkan dengan Mr Perfect itu, sudah itu ayahnya selalu saja menyuruhnya mencontoh seorang Satr
Read more

95. Biar kau merasakan rasanya diabaikan

Part 95 Dhea jelas belum siap menadapat pertanyaan seperti itu, mengakui Arjuna sebagai kakaknya saja secara spontan tadi, dia harus jawab apa? Terpaksa jujur saja soal kedekatannya dengan Arjuna. "Oh itu ... Anu, sebenarnya Arjuna itu bukan kakakku, apalagi kakak kandungku," jawab Dhea dengan geragapan. "Terus siapa, dong?" kejar Gracia. "Aku memanggil Arjuna dengan sebutan Kak Juna itu hanya lantaran usia Arjuna yang enam tahun lebih tua dariku, sebenarnya Arjuna itu adik dari suamiku, alias adik iparku," jawab Dhea. "Ha? Serius kamu, Dhea? Arjuna itu adik iparmu?" tanya Gracia Semua orang juga merespon sama, sama-sama terkejut dengan pernyataan Dhea. "Sumpah demi apa lu, Dhea? Kenapa kamu gak nikah saja sama Arjuna? Dia lebih cocok gak sih sama kamu dari pada kakaknya yang katanya sudah tua?" Respon Nilam dengan berapi-api. "Ya nggak bisa begitu, jodohku itu kakaknya kok, lagipula Abang itu gak tua-tua amat kurasa," jawab Dhea "Hm, Abang? Kamu manggil suamimu Abang? Kel
Read more

96. Mau bersembunyi di mana kamu, Sayang?

Part 96 Ponsel Dhea kembali berdering, wanita itu melangkah kembali ke arah meja, menjawab panggilan dari suaminya. "Dhea, Abang sudah sampai mushola. Kamu di mana?" Suara Bram terdengar buru-buru napasnya bahkan terdengar tersengal, apa lelaki itu berlari ke sana? "Sebaiknya Abang salat Zuhur dulu, mumpung sudah di mushola. Abang belum salat Zuhur, kan?" jawab Dhea dengan kalem. Hening sesaat, Bram mempertimbangkan beberapa hal dan melihat ke arah arlojinya, dia memang belum salat Zuhur, tadi rencananya dia akan salat di restauran favoritnya. "Oke, setelah itu kita lunch bareng, ya?" Tanpa menjawab ucapan suaminya, Dhea memutus panggilan tersebut, bukan hanya memutuskan panggilan, wanita itu bahkan menonaktifkan ponselnya. Dhea kembali ke balkon, kini dia membawa serta tas yang berisi ponsel dan dompet yang biasa dia bawa ke mana-mana. Di balkon, dia kembali makan nasi box yang sudah dia siapkan dari rumah tersebut dengan santai, dia tidak ingin buru-buru. Dhea hanya sendiria
Read more

97. Kenapa jadi backstreet?

97 Ketika Bram sampai ruangan Dhea, karyawan di bagian keuangan juga baru saja selesai istirahat. Mereka baru saja masuk ruangan dan belum sempat duduk, sebagian dari mereka tengah mengobrol dengan candaan dan tawa yang menggema diantara mereka. Ketika menyadari Bram masuk ke ruangan mereka, spontan saja suasana menjadi hening dan tengah. Sedangkan Bram mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari sosok yang tengah dia cari-cari dari tadi. "Eh, Pak Bram? Selamat siang, Pak? Ada yang bisa kami bantu?" Gracia berinisiatif menyapa orang nomor satu di kantor ini. "Kalian melihat Dhea?" tanya Bram dengan suara bariton yang benar penuh wibawa. Semua orang saling memandang mencari tahu info dari bahasa kode dan isyarat yang terlihat dengan jelas di wajah-wajah mereka. Bram berjalan dengan cepat sebelum ada yang menjawab pertanyaannya, dia sendiri yakin kalau rekan kerja Dhea itu juga tidak mengetahui keberadaan wanita itu. Semua mata terkesiap melihat bos mereka berjalan dengan
Read more

98. Penganiayaan di depan mata

Part 98Setalah makan siang itu, Bram langsung menggandeng Dhea menuju lantai tiga hotel bintang empat tersebut. Dhea hanya pasrah saja, melihat mata Bram yang berbinar dan wajahnya yang berseri-seri itu membuatnya tidak tega mematahkan hati lelaki itu."Siap-siap, Sayang. Hari ini kamu harus menerima hukuman dariku," bisik lelaki itu di telinga Dhea."Hukuman? Memang aku salah apa?" tanya Dhea dengan perasaan sedikit takut."Masih juga bertanya? Kamu itu selalu tidak menurut apa yang suamimu katakan, sudah kubilang jangan mengacuhkan panggilan teleponku, tetapi apa yang kau lakukan? Kau selalu saja mengabaikan perkataan Abang," ujar Bram dengan geram.Lelaki itu sudah menjelajahi leher mulut Dhea, sehingga wanita itu terpaksa memiringkan kepalanya."Kita akan main sampai puas," ujar Bram sambil mendorong tubuh Dhea ke atas kasur, membuat wanita itu memekik karena terkejut dengan gerakan tiba-tiba suaminya tersebut.Suara pekikan Dhea justru membuat libido Bram semakin membara, tanpa
Read more

99. Menyelamatkan musuh suami

Part 99Aish, sial! Semua mata itu kini tertuju pada Dhea, mata liar mereka bahkan memandang Dhea seperti santapan lezat yang siap dilahap. "Wow, mimpi apa kita? Ada bidadari datang tanpa diundang," ujar salah satu dari mereka.Dhea menghitung dalam hati jumlah mereka, ada empat orang yang memegang sebilah kayu dan dua orang tangan kosong. Mereka lelaki dewasa dengan wajah seringai mengerikan, tetapi bukan Dhea namanya kalau takut dengan mereka ini, lawan yang lebih tangguh bahkan sudah pernah dia ladeni."Lepaskan orang itu," ujar Dhea menunjuk lelaki yang kini terjatuh dengan wajah menghadap tanah."Apapun permintaanmu, Cantik. Asalkan kamu juga mengikuti kemauan kami," ujar salah seorang dari mereka yang terlihat seperti pemimpinnya.Semua orang tertawa senang mendengar perkataan ketua mereka, salah satu dari mereka bahkan menjilat bibirnya dengan tatapan mesum."Abang mau gaya apa? Ayo maju satu-satu," ujar Dhea dengan tatapan membunuh.Seorang diantara mereka tertawa senang, bah
Read more

100. Membiarkan gosip berkembang

Part 100Pagi itu Dhea bangun dengan malas, setalah salat subuh, dia tidur kembali. Wanita itu beralasan bahwa dia sangat capek kemarin, tentu saja capek, setelah bertempur dengan suaminya di atas ranjang malamnya dia juga bertempur dalam arti yang sesungguhnya dengan para preman.Bram juga tidak masalah dengan itu, justru lelaki itu tidak menginginkan istrinya sakit karena kecapekan, ketika istrinya tidur, Bram melanjutkan pekerjaan memeriksa detail kontrak yang dikirim Fikri lewat email untuk kerjasama dengan perusahaan Wicaksono.Setelah jam tujuh pagi, Dhea belum juga bangun, Bram harus pergi cepat karena ada pertemuan lanjutan dengan pihak Wicaksono sebelum pria itu terbang kembali ke Batam siang ini. Bram hanya memesan sarapan lewat delivery order, selama menikah, baru kali ini lelaki itu sarapan sendiri, ketika melihat Dhea tertidur dengan pulas, dia juga tidak tega membangunkannya.[Sayang, Abang berangkat ke kantor dulu, di meja makan sudah tersedia sarapan. Bangun tidur lek
Read more
PREV
1
...
89101112
...
33
DMCA.com Protection Status